Share

Maaf

Pagi hari yang cerah dikota yang indah, tapi tidak dengan sosok wanita cantik yang sedang termenung dikasur nya yaitu Lia, Li semalaman tidak bisa tertidur dengan nyenyak karna terus memikirkan kejadian yang ia baru saja alami bersama Kaka ipar nya tersebut.

“Gabisa nih kalo gini terus, gue harus aktifitas.” Gumam Lia. Lalu dengan segera ia berjalan kekamar mandi melakukan aktivitasnya dan setelah ia merasa segar dengan segera berjalan menuju dapur.

Saat menuju dapur Lia tidak melihat siapapun disana. Lia pikir kakanya itu sudah berada didapur untuk menyiapkan sarapan namun jauh diluar ekspetasi Lia.

Lia sedari dulu sudah diajari masak oleh ibunya, walaupun Lia sedikit nakal dibanding sang Kaka namun keahlian masak Lia sedikit lebih dibanding Fia.

Lia dengan segera menguncir rambutnya dengan asal lalu dia membuka kulkas tanpa berfikir lamapun Lia sudah tau akan masak apa, Lia mulai bergulat dengan alat alat masak tersebut.

Disisi lain Arsen terbangun dari tidur nyenyak nya. Dia melihat ke sisi kanan nya dan menemukan bahwa istrinya itu masi tertidur nyenyak. Tanpa menunggu waktu lama dengan segera Arsen berjalan menuju kamar mandi untuk membilas wajah nya.

Selepas keluar dari kamar mandi, Arsen berniat untuk membangunkan anaknya karna kamar anaknya dan Arsen berbeda. Namun saat baru saja membuka pintu kamar tiba tiba aroma harum masakan tercium oleh Arsen membuat Arsen lapar.

“Siapa yang memasak? Bukankah Fia tadi masi terlelap?” Tanya Arsen pada dirinya sendiri dengan kebingungan.

Karna rasa penasaran Arsen menggebu gebu akhirnya Arsen memutuskan untuk tidak jadi melangkahkan kakinya kekamar anaknya namun menjadi ke dapur.

Setelah sampai didapur, Arsen tidak lgsg mendekati seseorang wanita yang tengah sibuk masak. ia mengamati dari beberpa meter jarak Lia.

“Aku kira dia tidak serajin ini. Ternyata dia mempunyai kemampuan yang bagus dalam bidang rumah tangga.” Ucap Arsen didalam hati.

Arsen melihat kagum Lia sedari tadi tanpa menyadari bahwa yang sedang Arsen perhatikan menyadari kehadiran Arsen.

“Mas Arsen?” Tanya Lia namun tidak ada sapaan dari Arsen, Lia melihat Arsen melamun dengan sendirinya.

“Mas? Halo? Mas Arsen kenapa?” Tanya Lia berkali kali dan mencoba melangkahkan kakinya untuk mendekati Arsen. Karna perkataan Lia cukup keras akhirnya Arsen tersadar dari lamunannya itu.

“Ahh Iyah astaga maafkan aku, aku Gapapa tadi hanya masi ngantuk saja jadi terdiam mengumpulkan nyawa.” Ujar Arsen dengan alibi kebohongan nya.

Lia hanya mengangguk dengan paham lalu membalikan badan nya untuk menghidangkan makanan yang telah ia buat karna masakan yang ia buat tadi sudah matang.

Namun sebelum Lia berjalan lebih jauh. Arsen memanggil Lia dengan penuh keberanian nya “Lia aku mau bicara tentang semalam,” ucap Arsen.

Deg

Jantung Lia berdebar tidak karuan, padahal dengan aktifitas masaknya tadi Lia bisa mulai melupakan kejadian semalam namun Arsen datang dan membahas hal itu lagi.

“Mas Arsen, aku sudah melupakan kejadian kemarin. Tolong jangan dibahas lagi,” ujar Li sembari menuangkan nasi goreng tersebut kedalam wadah hidangan.

“Lia tapi kamu tidak bisa menghindar dari kejadian kemarin,” jawab Arsen.

“Terus aku harus apa mas? Mas mau bilang ke mbak Fia kalau mas semalam hampir menyetubuhi aku dan kita terlihat sama sama menikmati?” Tanya Lia dengan sedikit emosi.

“Atau ingin mengatakan bahwa aku adalah wanita tidak benar.” Lanjut Lia.

Walaupun Lia adalah anak yang keras namun dia memiliki ketakutan jika Arsen mengatakan hal semalam kepada Fia apa hai kedua orang tua nya itu. Dia tidak mau kehilangan keluarganya walaupun keluarganya itu adalah luka pertama didalam hidupnya.

Arsen terdiam dengan ucapan yang dilontarkan oleh Lia, padahal Arsen hanya ingin meminta maaf dan mencoba dekat dengan adik iparnya tersebut “Bukan begitu, dengarkan aku Lia.” Sahut Arsen.

“Aku tidak mengerti dengan semalam mengapa aku tidak sesegera mungkin menolakmu, jangan membuat aku menyesal pindah kekota ini mas.”

Arsen mendekati Lia lalu membalikan badan Lia agar menghadap Arsen lalu Arsen memeluk Lia tanpa izin kepada Lia. “Saya hanya ingin meminta maaf kepada kamu, kamu bole menilai saya sebagai Kaka ipar yang menjijikkan ataupun apa itu yang terpenting saya tidak akan menganggap kamu wanita tidak benar.”

Perasaan Lia yang sangat gundah gulana karna perlakuan dan perkataan Arsen yang membuat Lia sedikit kaget. Lia merasakan jantung Arsen yang berdebar debar ditambah lagi pelukan yang sangat nyaman.

Tak berapa lama Arsen melepaskan pelukannya dari Lia, dia menyadari bahwa ini adalah area yang rawan jika Arsen tak segera melepaskan pelukan nya maka akan ada peperangan rumah tangga yang akan terjadi.

“Terimakasi kalau begitu, aku juga tidak-“ ujar Lia terpotong karna tiba tiba suara seseorang membuat mereka berdua tergejolak kaget.

“Lia, mas Arsen? Kalian ngapain?” Tanya Fia dengan suara seraknya.

Seraya kaget, Arsen sedikit memundurkan langkahnya dan berbalik menghadap Fia karna jarak antara Arsen dan Lia tadi terlalu intens.

“Eh sayang, kamu udh bangun?” Tanya Arsen basa basi.

“Udah, selepas aku bangun aku cari kamu dikamar tapi tidak ada terus aku ke dapur ternyata kamu disini bersama Fia,” ujar Fia dengan polos tanpa menyadari apa yang telah mereka lakui.

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Fia. Lia dan Arsen sama sama bungkam karna mereka bingung ingin menjawab apa namun Fia kembali berkata “jadi kalian ngapain disini?”

“O-oh Iyah kak, aku tadi sedang memasak nasi goreng untuk sarapan kita lalu mas Arsen datang karna haus jadi kami tak sengaja mengobrol karna kemarin kami belum sempat bertemu,” ujar Lia dengan alibi kebohongannya.

Fiapun hanya mengangguk dan ber oh oh ria. “Yasudah kalau begitu ayo sarapan,” ajak Arsen dengan pengalihan perhatian Fia. Fiapun membantu Lia untuk memindahkan makanan nya kemeja makan.

Saat di meja makan sama sekali tidak ada yang membuka obrolan diantara ketiganya, mereka sama sama si uk dengan pikiran mereka masing masing. Begitupun dengan Lia yang masi menetralkan degup jantungnya karna dia merasakan rasa salting.

Arsen mencoba untuk terlihat biasa saja namun kenyataan nya dia tidak mengerti mengapa dia tadi seberani itu untuk tiba tiba memeluk adik iparnya tersebut.

“Ohiyah Lia, kamu berniat untuk mencari kerja dimana?” Tanya Fia membuka obrolan.

“Masi belum tau kak,” ujar Lia.

“kamu ini gimanasi, bukan nya cari cari info,” omel Fia membuat Lia malas mendengarnya. Tidak tahu saja bahkan Lia sudah mengulik semua media sosial tapi masi belum menemukan lowongan pekerjaan yang cocok dihati.

Arsen yang sedari tadi menyimak tiba tiba bertanya keluar alur, “kamu udah punya pacar Lia?” Tanya Arsen membuat Lia dan Fia tercengang dengan pertanyaan Arsen.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status