"Arash, maafkan keponakan paman!! Ia masih belum berpikir secara matang!!" Ketua Wan Bingwen datang secara langsung meminta maaf di depan Arash, bahkan ia membuat kepala Wan Yunan menunduk malu saat ini di depan Arash. Tentu saja itu karena Fatta sudah melapor kepada Wan Bingwen.
"Paman, aku sudah memaafkannya..." sahut Arash, ia bahkan terlihat tidak nyaman karena membuat Wan Yunan harus menundukkan kepala kepadanya. Wan Yunan jelas marah dan ingin memberontak, tapi Wan Bingwen pamannya mengancam kalau Wan Yunan akan dikeluarkan kalau selalu membully Arash. "Minta maaf kepada Arash, Wan Yunan!!" perintah Wan Bingwen. Wan Yunan mengepalkan tangannya, hatinya benar-benar dipenuhi dendam dan amarah, ia pasti akan membuat Arash membayarnya lain kali. Wan Yunan berbalik dan langsung berlari. "Wan Yunan!!" panggil Wan Bingwen. "Aku nggak akan pernah meminta maaf kepada yatim terkutuk!!" teriak Wan Yunan ketika berada tepat di pintu rumah Arash dan Fatta. Fatta jelas marah, ia merasa Wan Yunan sungguh tidak sopan. Kalau tidak mengingat bagaimana Wan Bingwen bersikap sangat baik kepada mereka, Fatta akan menyumpal mulut Wan Yunan saat itu juga. "Fatta maafkan aku, aku nggak bisa mendidik keponakanku dengan benar!!" kata Wan Bingwen, ia dengan jelas melihat kilat amarah di mata Fatta, Wan Bingwen juga merasa amat bersalah mendengar perkataan Wan Yunan yang mengatai Arash yatim. Bahkan Wan Bingwen bisa melihat kesedihan dari mata Arash yang masih kecil. "Arash, paman membawakanmu baju seragam. Bukankah sebentar lagi kamu akan berumur 8 tahun, kamu bisa mendaftar di perguruan." Wan Bingwen rupanya telah merencanakan rencana lain untuk menghibur Arash, membuat Fatta mau tak mau menjadi lebih tenang dan terharu. Mata Arash berbinar cerah, ia mengambil seragam yang Wan Bingwen serahkan. Seragam itu berwarna putih dengan les biru muda. Ikat pinggang biru dengan juntaian yang indah. Sangat cocok dipakai oleh murid lelaki maupun wanita. "Paman, terima kasih!!" Arash lalu memeluk Wan Bingwen dengan riang."Aku boleh mencoba seragam ini?" tanya Arash lagi. Wan Bingwen tentu segera mengangguk, tak ingin membuat Arash kembali bersedih. "Wan Bingwen, keponakanmu sungguh keterlaluan, ia tak hanya melukai fisik Arash, tapi juga melukai mentalnya." kata Fatta setelah Arash masuk ke kamar. "Maaf Fatta, Wan Yunan sangat dimanja karena ia anak satu-satunya dari adik perempuanku. Kuharap kamu bisa maklum, jika ia kembali membully Arash, aku akan menghukumnya agar jera!!" jamin Wan Bingwen. Fatta menghela napas berat, "Aku tak suka melihat Arash dibully, keluarganya banyak melakukan pengorbanan hanya untuk keselamatan alam manusia, aku ingin setidaknya Arash menemukan kasih sayang yang tidak ia dapatkan dari kedua orangtuanya..." jelas Fatta, tentu Wan Bingwen mengerti, ia mengenal baik seperti apa Rama, ayah Arash. "Fatta, aku berjanji akan memberikan kasih sayang itu juga, makanya aku memintamu untuk segera mendaftarkan Arash ke perguruan, kita tidak bisa terus-menerus melindungi Arash, Arash harus bisa melindungi dirinya sendiri!! Itu adalah bentuk kasih sayang paling bijak!!" Fatta termenung, "aku tidak menjamin Arash bisa menjalani pelatihan seperti muridmu yang lain, tubuh Arash berbeda!!" "Fatta, apa ada hal lainnya yang belum kamu ceritakan?" desak Wan Bingwen. Biasanya anak seumuran Arash sudah bisa menciptakan Mana, mengubahnya menjadi sumber energi tenaga dalam. Namun Arash tidak menunjukkan kemampuan itu. Karena tubuhnya menjadi tempat segel Raja Iblies, membuat Arash tidak bisa menciptakan Mana. "Fatta, katakan!! Apa yang membuat Arash tidak bisa seperti muridku yang lain, agar aku bisa membantunya..." Fatta mendekat dan melihat ke arah kamar, memastikan agar Arash tidak mendengar percakapan ini. "Tuan Muda menyegel jiwa Raja Iblies ke dalam tubuh Arash, sewaktu Arash masih di dalam kandungan." kata Fatta. Wang Bingwen tercekat, kini ia paham mengapa Fatta begitu melindungi Arash. Bukan hanya karena Arash adalah anak Rama, tapi karena ia menjadi tempat Raja Iblies tersegel? Wan Bingwen tentunya tau seperti apa kekuatan Rama, tapi ia tak pernah menyangka Rama akan mengambil keputusan untuk menyegel Raja Iblies di dalam tubuh anaknya, bahkan masih di dalam kandungan? "Bagaimana bisa?" Wan Bingwen tak menyangka, hanya kata-kata itu yang dapat ia tanyakan. "Aku mohon Wan Bingwen, jangan sampai ada yang tau soal ini, karena keberadaan Arash akan terancam." kata Fatta lagi. "Paman, lihatlah!! Apakah seragam ini cocok?" tanya Arash dengan binar ceria. Meski kesulitan memakainya, akhirnya Arash berhasil melakukannya. Fatta dan Wang Bingwen hampir saja tidak bernapas karena Arash keluar secara tiba-tiba, mereka berharap Arash tidak mendengar apapun. Tapi dari sikap yang Arash tunjukkan jelas ia tidak mendengar apapun. "Sangat cocok!!" sahut Wan Bingwen, sedangkan Fatta langsung mengacungkan kedua jempolnya. Arash tersenyum riang, ia sangat bersemangat. "Paman, ayo membeli kertas, kertasku habis!!" Arash sangat suka menggambar, seperti apapun situasi hatinya, Arash akan menuangkannya ke dalam gambar. Karena bagi Arash, ia lebih suka bercakap lewat gambar ketimbang bicara lewat kata. Terkadang bibir bisa berkata bohong namun gambar tak bisa berbohong. "Tentu saja!!" sahut Fatta juga bersemangat. "Arash, mintalah yang paling mahal!! bukankah paman Fatta banyak uang!!" kata Wan Bingwen memprovokasi, Fatta langsung mendelik, sedangkan Arash menatap Fatta dengan binar harapan. "Baiklah, paman akan belikan yang mahal!!" sahut Fatta, Arash dan Wan Bingwen tertawa mendengar itu. Tanpa mereka sadari, di sudut rumah, sedari tadi Wan Yunan tidak pergi dari sana, ia mencoba mencari tau mengapa pamannya itu sangat membela Arash, kini ia sudah paham akan satu hal yang tidak Arash ketahui. Tangan Wan Yunan bahkan mengepal dan bibirnya tersenyum licik.Arash memasuki asrama untuk para murid cilik, ada 3 asrama di perguruan Wunan. -Asrama murid cilik diisi oleh murid dasar yang masih muda, berumur sekitar 8-10 tahun. Jika berhasil maka mereka akan naik ke tingkat murid junior. -Asrama murid Junior diisi oleh murid yang lolos ujian secara praktek, mampu mengubah Mana menjadi aliran energi, umur mereka tidak terbatas, jika mampu sejak usia murid cilik maka ia akan loncat tingkat. Jika berhasil di tingkat murid junior maka akan naik ke tingkat murid senior. -Asrama murid senior jarang terisi, karena beberapa dari mereka akan melakukan pertualangan untuk mencari hewan spiritual yang bisa terkontrak. Bahkan terkadang ada yang menjadi murid pertukaran dengan perguruan lain jika ia mampu, sebagian lainnya akan melakukan pertualangan dan kembali jika sudah memiliki ilmu baru. Bahkan jika berhasil dalam meningkatkan ilmunya, murid senior bisa menjadi seorang guru muda. Saat ini Arash memasuki asrama murid cilik, semua anak baru berju
(Cepat hajar mereka!!) (Buat mulut yang tidak sopan itu bungkam!!) (Cepat!!) (Pukul mereka!!) (Habisi mereka!!) (Jangan diam saja, anak bodoh!!) Suara itu hanya satu, namun terdengar begitu ramai, membuat Arash merasa pusing. Seingatnya ini bukanlah hari bulan darah, bahkan masih terlampau terang untuk mengatakan kalau sekarang sudah malam. "Brukh!!" Arash menjatuhkan diri, kepalanya terasa sangat pusing hingga membuatnya mual. "Lihatlah manusia yatim terkutuk ini sangat lemah, membuatku muak melihatnya!!" kata Wan Yunan lagi, semua murid cilik yang membela Wan Yunan tentunya ikut mentertawakan kelemahan Arash. "Bie Xulai, urus dia kalau kamu mau jadi temannya!! Kurasa kalian akan sangat cocok!!" ejek Wan Yunan lagi. Dia lalu pergi dengan tawa yang menggelegar bersama kedua temannya. Sementara Arash akan muntah, ia harus segera pergi dari ruang asrama. Jadi Arash berlari keluar dari ruang asrama murid cilik, ia pergi ke taman untuk memenangkan diri. Mengh
"Priiiiittt!!" Sebuah peluit dibunyikan, para murid cilik terbangun dengan sigap. Beberapa murid cilik yang masih baru seperti Arash masih mengusap matanya. Sementara murid cilik lainnya mulai bersiap memakai seragam mereka. "Cepat bersiap!! Dalam hitungan 1 menit kalian semua harus sudah ada di lapangan!!" guru Yao membangunkan semua murid cilik dengan suara yang menggema. Membuat semua murid cilik segera tersadar dari rasa kantuk yang mendera. "Dimana seragamku?" Arash terlihat bingung karena ia tidak menemukan seragamnya, sementara Wan Yunan tersenyum senang dengan wajah panik yang Arash tunjukkan. "Apa yang kamu lakukan? Kenapa belum memakai seragam? Nggak dengar tadi guru Yao sudah memberi perintah?" tanya Bie Xulai sembari mengenakan seragam miliknya. "Aku nggak menemukan seragamku!!" kata Arash lagi, ia benar-benar panik. "Dimana kamu meletakannya?" tanya Bie Xulai lagi. "Di sini, tapi sekarang nggak ada!!" sahut Arash terlihat mulai frustasi. "Kamu yakin?"
"Paman!!" "Arash, bukankah seharusnya kamu sedang berlatih saat ini?" tanya Fatta, ia terkejut saat Arash mendobrak pintu rumah dengan kasar. "Paman, katakan yang sejujurnya kepadaku..." Arash terlihat menjeda perkataannya. Arash takut apa yang akan ia dengar kemudian akan merubah segala pandangannya terhadap Rama, ayahnya. "Ada apa Arash?" tanya Fatta khawatir. "Apa benar ayah menyegel Raja Iblies di dalam tubuhku, bahkan sebelum aku lahir?" Begitu mendengar pertanyaan yang Arash tanyakan, Fatta tercekat! Ia bahkan tak berdaya untuk menjawab, ia bingung apakah harus jujur atau bagaimana? Karena menurut Fatta, Arash masih terlalu muda untuk memahami mengapa ayahnya melakukan itu. "Paman jawablah... Kalau kamu diam, itu hanya akan membenarkan pertanyaanku!!" Arash terlihat marah, ia bahkan mulai membentak. "Arash, ayahmu punya alasan!! Saat itu Tuan Muda tidak punya pilihan, ia harus secepatnya menyegel Raja Iblies yang akan bangkit ke dalam tubuh suci, kebetulan saat itu h
Arash berdiri dalam satu kali hentakan. Udara di sekitarnya berubah. Tatapan Arash yang polos berubah menjadi sangat kejam. "Yatim sial*n!! Akan kubuat kau menyesal!!" Wan Yunan maju, ia juga mengerahkan Mananya dalam bentuk pedang cahaya. "Hiaaatt!!" "Wush!!""Wush!!"Wan Yunan mengerahkan senjata cahaya yang telah ia buat dari Mana untuk menyerang Arash, Arash menatap Wan Yunan dengan senyum yang mengerikan, ia kemudian mengelak dari setiap serangan yang Wan Yunan kerahkan. "Kurang ajar!!"Wan Yunan terlihat frustasi, ia bahkan belum bisa menyentuh Arash, anak itu terlihat bergerak dengan cepat tidak seperti biasanya. "Panggil guru Yao!! Yatim busuk itu kerasukan Raja Iblies!!" teriak Halim Chao. Arash berbalik menatapnya, kemudian melompat ke arah Halim Chao dan langsung memukulnya dengan bringas. Beberapa murid cilik lainnya berusaha menghalangi Arash. Namun Arash malah memukuli murid cilik yang mencoba menahannya. "Akh!!""Brakh!!""Brukh!!"Beberapa murid cilik mulai ket
"Anak itu berbahaya ketua Wan, aku tau ia anak dari kenalanmu, tapi apa kamu akan membiarkan sesuatu yang berbahaya seperti itu berada di dalam perguruan kita? Bahkan banyak murid cilik yang terluka karenanya, kita sampai harus meliburkan beberapa dari mereka karena terluka!!" jelas Tetua Yuen Yie, beberapa tetua lainnya setuju. Tetua Wan menghela napas dengan berat, "kalian sudah tau apa yang ada di dalam diri anak muda itu, bayangkan jika diluar sana rumor ini menyebar, maka sekte golongan hitam akan mencoba memanfaatkan anak muda itu, apa kalian tidak berpikir sampai ke sana?" Kata-kata Tetua Wan barusan membuat Tetua Yuan Yue terdiam. Bahkan Tetua lainnya juga ikut terdiam, kemudian Tetua Bian Cha angkat bicara. "Apa yang Tetua Wan katakan ada benarnya, tapi aku ingin menyarankan ia dilatih secara terpisah oleh seorang guru, setidaknya ada yang harus mengawasinya bukan?" kata Tetua Bian Cha. "Lalu siapa yang mau kamu sarankan menjadi guru dari anak itu? Kamu lihat bukan,
"Petua Lei Quo, ini tehnya..." Fatta menyiapkan teh melati untuk Petua Lei Quo. Sementara Arash berada di balik tubuh Fatta dengan raut wajah takut, awalnya Arash senang karena Petua Lei Quo mengajaknya bicara dan bercanda. Tapi ketika Petua Lei Quo menawarkan akan menjadikan ia murid, di saat itulah Arash ingat pesan Fatta. Harus berhati-hati kepada orang yang menawarkan kebaikan secara tiba-tiba, karena banyak penipu di dunia ini! "Hahaha!! Hahaha!! Fatta, kau mengajarinya banyak hal, aku suka ketika dia terlihat waspada seperti itu." kata Petua Lei Quo lagi, ia kemudian menyesap teh yang Fatta siapkan dengan nikmat. Fatta telah menjelaskan kenapa Arash bersikap waspada, beruntung Petua Lei Quo tidak tersinggung. "Arash, Petua Lei Quo adalah guru besar dari Tetua Wan Bingwen. Kamu tidak boleh bersikap tidak sopan, beri penghormatan kepadanya." kata Fatta lagi. Arash kemudian menangkupkan tangannya dengan kepala menunduk hormat. "Maafkan aku Petua Lei, aku kira kamu pe
"Wan Sera, kakak nggak pernah mengajarimu menindas anak yang lemah. Rama, ayahnya Arash adalah orang yang sangat berjasa, sehingga membuatku bisa mengangkat derajat keluarga kita. Karena ialah aku bisa memiliki hewan spiritual Phoenix api. Karena ia juga aku mampu menduduki jabatan sebagai Tetua perguruan!! Selain itu apa kamu tau, Arash bukan sengaja memukul Wan Yunan, ia dalam pengaruh Raja Iblies yang berada di dalam tubuhnya!!" Wan Bingwen terlihat menghela napas yang berat, "kalau saja Raja Iblies nggak di segel di dalam tubuh Arash, kita semua yang ada di dunia ini sudah pasti mati!!" Wan Sera tertegun mengingat kata-kata Wan Bingwen, kakaknya. Wan Sera bahkan melamun dan menatap tangan yang ia gunakan memukul wajah Arash tanpa belas kasihan. Betapa ia telah dibutakan amarah hingga tidak berpikir saat menyakiti Arash. Bahkan lebam di pipi Arash karena pukulannya membuat Wan Sera merasa teramat bersalah. "Haaahh..." Wan Sera menghela napas, berusaha mengurangi rasa bersalah