Share

BAB 2 RAHASIA ARASH

"Arash, maafkan keponakan paman!! Ia masih belum berpikir secara matang!!" Ketua Wan Bingwen datang secara langsung meminta maaf di depan Arash, bahkan ia membuat kepala Wan Yunan menunduk malu saat ini di depan Arash. Tentu saja itu karena Fatta sudah melapor kepada Wan Bingwen.

"Paman, aku sudah memaafkannya..." sahut Arash, ia bahkan terlihat tidak nyaman karena membuat Wan Yunan harus menundukkan kepala kepadanya.

Wan Yunan jelas marah dan ingin memberontak, tapi Wan Bingwen pamannya mengancam kalau Wan Yunan akan dikeluarkan kalau selalu membully Arash.

"Minta maaf kepada Arash, Wan Yunan!!" perintah Wan Bingwen.

Wan Yunan mengepalkan tangannya, hatinya benar-benar dipenuhi dendam dan amarah, ia pasti akan membuat Arash membayarnya lain kali.

Wan Yunan berbalik dan langsung berlari.

"Wan Yunan!!" panggil Wan Bingwen.

"Aku nggak akan pernah meminta maaf kepada yatim terkutuk!!" teriak Wan Yunan ketika berada tepat di pintu rumah Arash dan Fatta.

Fatta jelas marah, ia merasa Wan Yunan sungguh tidak sopan. Kalau tidak mengingat bagaimana Wan Bingwen bersikap sangat baik kepada mereka, Fatta akan menyumpal mulut Wan Yunan saat itu juga.

"Fatta maafkan aku, aku nggak bisa mendidik keponakanku dengan benar!!" kata Wan Bingwen, ia dengan jelas melihat kilat amarah di mata Fatta, Wan Bingwen juga merasa amat bersalah mendengar perkataan Wan Yunan yang mengatai Arash yatim.

Bahkan Wan Bingwen bisa melihat kesedihan dari mata Arash yang masih kecil.

"Arash, paman membawakanmu baju seragam. Bukankah sebentar lagi kamu akan berumur 8 tahun, kamu bisa mendaftar di perguruan." Wan Bingwen rupanya telah merencanakan rencana lain untuk menghibur Arash, membuat Fatta mau tak mau menjadi lebih tenang dan terharu.

Mata Arash berbinar cerah, ia mengambil seragam yang Wan Bingwen serahkan. Seragam itu berwarna putih dengan les biru muda. Ikat pinggang biru dengan juntaian yang indah. Sangat cocok dipakai oleh murid lelaki maupun wanita.

"Paman, terima kasih!!" Arash lalu memeluk Wan Bingwen dengan riang."Aku boleh mencoba seragam ini?" tanya Arash lagi.

Wan Bingwen tentu segera mengangguk, tak ingin membuat Arash kembali bersedih.

"Wan Bingwen, keponakanmu sungguh keterlaluan, ia tak hanya melukai fisik Arash, tapi juga melukai mentalnya." kata Fatta setelah Arash masuk ke kamar.

"Maaf Fatta, Wan Yunan sangat dimanja karena ia anak satu-satunya dari adik perempuanku. Kuharap kamu bisa maklum, jika ia kembali membully Arash, aku akan menghukumnya agar jera!!" jamin Wan Bingwen.

Fatta menghela napas berat, "Aku tak suka melihat Arash dibully, keluarganya banyak melakukan pengorbanan hanya untuk keselamatan alam manusia, aku ingin setidaknya Arash menemukan kasih sayang yang tidak ia dapatkan dari kedua orangtuanya..." jelas Fatta, tentu Wan Bingwen mengerti, ia mengenal baik seperti apa Rama, ayah Arash.

"Fatta, aku berjanji akan memberikan kasih sayang itu juga, makanya aku memintamu untuk segera mendaftarkan Arash ke perguruan, kita tidak bisa terus-menerus melindungi Arash, Arash harus bisa melindungi dirinya sendiri!! Itu adalah bentuk kasih sayang paling bijak!!"

Fatta termenung, "aku tidak menjamin Arash bisa menjalani pelatihan seperti muridmu yang lain, tubuh Arash berbeda!!"

"Fatta, apa ada hal lainnya yang belum kamu ceritakan?" desak Wan Bingwen.

Biasanya anak seumuran Arash sudah bisa menciptakan Mana, mengubahnya menjadi sumber energi tenaga dalam. Namun Arash tidak menunjukkan kemampuan itu. Karena tubuhnya menjadi tempat segel Raja Iblies, membuat Arash tidak bisa menciptakan Mana.

"Fatta, katakan!! Apa yang membuat Arash tidak bisa seperti muridku yang lain, agar aku bisa membantunya..."

Fatta mendekat dan melihat ke arah kamar, memastikan agar Arash tidak mendengar percakapan ini. "Tuan Muda menyegel jiwa Raja Iblies ke dalam tubuh Arash, sewaktu Arash masih di dalam kandungan." kata Fatta.

Wang Bingwen tercekat, kini ia paham mengapa Fatta begitu melindungi Arash. Bukan hanya karena Arash adalah anak Rama, tapi karena ia menjadi tempat Raja Iblies tersegel? Wan Bingwen tentunya tau seperti apa kekuatan Rama, tapi ia tak pernah menyangka Rama akan mengambil keputusan untuk menyegel Raja Iblies di dalam tubuh anaknya, bahkan masih di dalam kandungan?

"Bagaimana bisa?" Wan Bingwen tak menyangka, hanya kata-kata itu yang dapat ia tanyakan.

"Aku mohon Wan Bingwen, jangan sampai ada yang tau soal ini, karena keberadaan Arash akan terancam." kata Fatta lagi.

"Paman, lihatlah!! Apakah seragam ini cocok?" tanya Arash dengan binar ceria. Meski kesulitan memakainya, akhirnya Arash berhasil melakukannya.

Fatta dan Wang Bingwen hampir saja tidak bernapas karena Arash keluar secara tiba-tiba, mereka berharap Arash tidak mendengar apapun. Tapi dari sikap yang Arash tunjukkan jelas ia tidak mendengar apapun.

"Sangat cocok!!" sahut Wan Bingwen, sedangkan Fatta langsung mengacungkan kedua jempolnya.

Arash tersenyum riang, ia sangat bersemangat. "Paman, ayo membeli kertas, kertasku habis!!" Arash sangat suka menggambar, seperti apapun situasi hatinya, Arash akan menuangkannya ke dalam gambar. Karena bagi Arash, ia lebih suka bercakap lewat gambar ketimbang bicara lewat kata. Terkadang bibir bisa berkata bohong namun gambar tak bisa berbohong.

"Tentu saja!!" sahut Fatta juga bersemangat.

"Arash, mintalah yang paling mahal!! bukankah paman Fatta banyak uang!!" kata Wan Bingwen memprovokasi, Fatta langsung mendelik, sedangkan Arash menatap Fatta dengan binar harapan.

"Baiklah, paman akan belikan yang mahal!!" sahut Fatta, Arash dan Wan Bingwen tertawa mendengar itu.

Tanpa mereka sadari, di sudut rumah, sedari tadi Wan Yunan tidak pergi dari sana, ia mencoba mencari tau mengapa pamannya itu sangat membela Arash, kini ia sudah paham akan satu hal yang tidak Arash ketahui. Tangan Wan Yunan bahkan mengepal dan bibirnya tersenyum licik.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status