Share

BAB 6 ARASH DAN RAJA IBLIES

"Paman!!"

"Arash, bukankah seharusnya kamu sedang berlatih saat ini?" tanya Fatta, ia terkejut saat Arash mendobrak pintu rumah dengan kasar.

"Paman, katakan yang sejujurnya kepadaku..." Arash terlihat menjeda perkataannya. Arash takut apa yang akan ia dengar kemudian akan merubah segala pandangannya terhadap Rama, ayahnya.

"Ada apa Arash?" tanya Fatta khawatir.

"Apa benar ayah menyegel Raja Iblies di dalam tubuhku, bahkan sebelum aku lahir?"

Begitu mendengar pertanyaan yang Arash tanyakan, Fatta tercekat! Ia bahkan tak berdaya untuk menjawab, ia bingung apakah harus jujur atau bagaimana? Karena menurut Fatta, Arash masih terlalu muda untuk memahami mengapa ayahnya melakukan itu.

"Paman jawablah... Kalau kamu diam, itu hanya akan membenarkan pertanyaanku!!" Arash terlihat marah, ia bahkan mulai membentak.

"Arash, ayahmu punya alasan!! Saat itu Tuan Muda tidak punya pilihan, ia harus secepatnya menyegel Raja Iblies yang akan bangkit ke dalam tubuh suci, kebetulan saat itu hanya kamu tempat paling tepat untuk menyegel Raja Iblies!! Ayahmu..."

"Hahaha.... Hahaha.... Hahaha...!!" Arash tertawa, namun tatapannya menyiratkan kesedihan yang teramat dalam.

"Jadi ia mengorbankan seluruh keluarganya untuk manusia-manusia diluar sana yang bahkan tidak pernah tau dan tidak pernah mengingat jasanya!!" Arash terlihat marah, Fatta akan memegang tangan Arash namun Arash menampiknya.

"Paman, ayah sangat egois!! Ia tidak pernah memikirkan bagaimana nasibku kelak!! Mungkinkah ibu juga meninggal karena Raja Iblies yang ada di dalam tubuhku?"

"Arash ayahmu bukan orang yang egois, ia tidak pernah memikirkan kebahagiaannya sendiri!!"

"Paman!! Jawab aku, ibu meninggal karena Raja Iblies yang tersegel di tubuhku bukan?!" bentak Arash, Fatta hanya bisa terdiam. Fatta tau saat ini percuma bicara dengan Arash, anak ini sedang tersulut emosi.

"Paman, sekarang kamu diam lagi!! Artinya ibuku meninggal karena aku? Karena di tubuhku tersegel Raja Iblies!! Kalau tau akan hidup seperti ini lebih baik aku tidak dilahirkan!!"

"Jegaaaarrr!!" Seketika langit mulai menggelap, petir mulai menyambar-nyambar. Seolah menggambarkan seperti apa isi hati Arash saat ini.

"Arash!!" panggil Fatta yang terlihat khawatir, karena Arash langsung berlari keluar dari rumah, disambut oleh guyuran air hujan.

Bagi Arash ia telah menemukan jawaban dengan apa yang membuatnya berbeda dari manusia lainnya. Arash memiliki rambut dan mata berwarna putih yang sangat mencolok. Arash juga tidak bisa menciptakan Mana sementara anak lainnya bisa. Semua ini karena ayahnya telah lancang menyegel Raja Iblies di tubuhnya! saat ini Arash sangat marah, dendam dan benci kepada ayahnya.

"Ayah!! Aku membencimu!!" teriak Arash dalam tangisnya.

***

"Arash!!" Bie Xulai langsung menghampiri Arash yang terlihat basah kuyub memasuki ruangan asrama. Namun bukan itu yang membuatnya sedih, tapi tatapan mata Arash terlihat kosong saat ini. Arash bahkan tidak menyahut ketika Bie Xulai memanggilnya, Arash berjalan gontai menuju tempat tidurnya.

"Brukh!!"

"Hahaha... Hahaha... bodoh!!'

Lagi-lagi salah seorang anak buah Wan Yunan mencekal kaki Arash, mereka kemudian tertawa ramai.

Arash menatap Lao Bao yang ternyata mencekal kakinya dengan tatapan yang tajam, sangat berbeda dengan tatapan Arash biasanya.

(Balas dia!!)

(Tendang!!)

Arash menurut dengan suara di dalam pikirannya, "Buakht!!" dalam sekejap Lao Bao langsung terpental beberapa meter karena tendangan Arash.

"Oh, anak yatim mulai berlagak sekarang!!" Wan Yunan Maju, ia lalu memberi kode kepada Halim Chao untuk maju memberi pelajaran kepada Arash.

Halim Chao maju dan sudah melayangkan tamparannya. "Tap!!" Tamparan itu dengan sigap ditangkap oleh Arash.

(Aku akan memberimu kekuatan!!)

(Hajar dia, patahkan tangannya!!)

"Krek!!" terdengar suara retakan tulang, Arash kembali menurut, ia mematahkan tangan Halim Chao dan membuatnya berteriak.

"Aaaarrrrgggghhh!!"

"Kurang ajar!! kau minta aku yang turun tangan rupanya!!" Wan Yunan marah besar, ia lalu menendang Arash yang belum sempat melihat ke arahnya.

Arash menatap Wan Yunan dengan tatapan marah, ia merasakan sakit pada bagian tubuh yang Wan Yunan tendang. Tentu sakit, bahkan dari ukuran tubuh Wan Yunan sangatlah besar di banding Arash yang masih kecil.

"Bagaimana, apa kamu sudah tanyakan kepada pamanmu? benar bukan kamu menyimpan Iblies di dalam tubuh terkutukmu itu!!"

Mendengar kata-kata itu Arash semakin marah,"Aaarrrgghh!!" Arash berteriak, bangkit dan langsung menyerang Wan Yunan tanpa persiapan apapun.

"Bruaakhh!!" Arash terjungkal jauh hingga membentur dinding. Wan Yunan mengerahkan Mana yang besar untuk menyerang Arash.

"Arash!" Bie Xulai sudah akan maju, namun beberapa murid cilik lainnya menahan Bie Xulai.

"Habisi dia Wan Yunan, balaskan dendamku!! patahkan tangannya!!" pinta Halim Chao yang masih merasa kesakitan karena tangannya patah.

Wan Yunan tersenyum, "kalian semua jadi saksi!! karena yatim ini membuat masalah, aku hanya bertindak sebagai pahlawan untuk menolong Halim Chao!!" kata Wan Yunan untuk membenarkan perbuatannya. Semua murid cilik langsung mengangguk setuju.

"Hahaha.... hahaha... pahlawan sepertimu? tidak pantas!!" sahut Arash.

"Kamu memang harus diberi pelajaran, dasar anak yatim terkutuk!!" Wan Yunan menghampiri Arash yang masih terduduk dan menendang dada Arash dengan keras.

"Aaarrrggghhh!!" Arash hanya bisa berusaha melindungi tubuh intinya dengan kedua tangan.

"Rasakan!! kalau perlu matilah, susul orangtuamu!! yatim!!"

(Biarkan aku yang melawan anak ini, aku akan membalaskan dendammu!)

(Berikan aku kuasa atas tubuhmu!!)

Bagaimana caranya?

(asalkan kamu mengiyakan, maka aku akan menguasai tubuhmu!)

baiklah!!

"Wuuuussshhh!!" sebuah ledakan tenaga dalam keluar dari tubuh Arash seperti angin yang tak terlihat, membuat Wan Yunan mundur beberapa langkah.

Arash lalu berdiri, mata yang tadinya putih kini berubah menjadi bewarna merah darah. Dengan kilat yang tajam seolah akan membunuh siapapun.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status