"Yang Mulia kamu mau kemana sebenarnya?" tanya Badara dengan nada yang ramah. "Benar, kalau mau kembali ke kota bukan lewat situ jalannya Yang Mulia." kali ini Cacao ikut menimpali. Arash tidak menyahut ia hanya berjalan ke tempat yang ia tuju, sebenarnya Arash juga tidak tau tujuan pastinya. Arash sedang mencari kristal Mana, ia pernah mendengar rumor kalau di hutan larangan ada kristal Mana. Meski Arash tidak tau pasti dimana tempat kristal Mana tersebut. "Apa kalian pernah melihat kristal Mana di dalam hutan ini?" tanya Arash akhirnya, mereka telah berjalan sangat jauh, tapi belum jua menemukan tanda-tanda keberadaan kristal Mana. Mumpung sudah ada di sini makanya Arash menggunakan kesempatan mencari kristal Mana, meskipun berbahaya namun Badara dan Cacao membuatnya merasa aman. Tidak ada tanda-tanda mereka akan menyakitinya. "Kristal Mana? Kristal untuk meningkatkan energi sihir?" tanya Cacao. "Benar, aku memerlukan kristal itu." sahut Arash. Cacao dan Badara lalu
Arash menatap 2 buah kristal Mana yang kini berada di tangannya, "apa kamu membunuh kedua siluman ular tadi?" tanya Arash. Badara tak menjawab, ia hanya menatap Arash dengan tatapan datar. Melihat itu Arash tau jawabannya, meski ia masih kecil Arash sudah mulai paham mengenai kekuasaan. Karena itulah ia ingin beranjak menjadi kuat. Arash tak mau dirinya menjadi rantai kehidupan yang berada paling bawah! "Bagaimana caraku menyerap Mana?" tanya Arash lagi, ia belajar menciptakan Mana. Namun belum belajar cara menyerap Mana, terlebih Mana milik orang lain. Cacao dan Badara kembali bertatapan, mereka juga tidak tau cara menyerap Mana. "Yang Mulia, kami nggak tau cara menyerap Mana dari kristal Mana orang lain. Jadi maaf jika jawabanku membuatmu kecewa!" sahut Cacao. "Begitu pula aku Yang Mulia, aku nggak tau apa-apa soal kristal Mana." sahut Badara memberi penjelasan. Arash menghela napas, ia menatap lagi kristal Mana itu kemudian menyimpannya di dalam kantong celana. Mereka ke
7 tahun Kemudian... "Fatta!! Arash kembali berbuat onar!! Lihatlah apa yang anak itu lakukan!! Padahal besok adalah hari latih tanding dengan perguruan Dragon" seru Tetua Yuen Yi, sedari awal ia sudah tidak menyukai Arash, terlebih karena anak itu memiliki Raja Iblies di dalam tubuhnya, semakin hari citra perguruan Wunan semakin menurun di mata masyarakat. Pendaftaran Murid cilik mulai berkurang karena rumor tersebut. Latih tanding dengan perguruan Dragon adalah upaya untuk kembali meningkatkan nama perguruan Wunan, tapi Arash malah menggambar semua dinding dengan bentuk "kotoran" dan berbagai gambar lainnya. "Maaf Tetua Yuen Yi, aku akan membersihkannya nanti dan aku akan menghukum Arash!! Anak itu bukannya berlatih malah mencoret-coret dinding!!" Fatta terlihat geram dan segera mengambil sapunya untuk mencari Arash. "Baiklah, kuserahkan kepadamu! Jangan sampai orang lain yang menghukumnya!!" "Wushhh!!" Fatta sengaja memutar sapunya dan hampir mengenai kepala Tetua Yuen
Hari latih tanding sekaligus pemberkahan... Beberapa murid dari perguruan Dragon tiba. Mereka mengenakan seragam dengan tanda Naga di bagian belakang. "Siapa anak itu?" tanya Wu Xubang menatap Arash yang sedang membersihkan bagian dinding yang ia coret, bersama Fatta. Lebih tepatnya Fatta sedang mengomeli Arash karena gambar itu sulit dibersihkan. "Abaikan saja, kamu nggak tau anak itu adalah sampah di perguruan Wunan! Tidak bisa mengendalikan Mana, menciptakan Mana bahkan menyerap Mana!! Anak itu benar-benar bukan ahli beladiri!" ejek Park Jina, salah satu murid senior dari perguruan Dragons. Memiliki tempramen yang cukup tinggi. "Bagaimana bisa sampah seperti itu masih bertahan di perguruan ini? Bukankah mempertahankan sampah seperti itu akan merusak citra perguruan?" sahut Jang Sera, gadis itu bertubuh kecil namun memiliki kekuatan sihir yang besar. "Haish!! Citra perguruan Wunan memang sudah rusak, kalian nggak lihat?" Park Jina memberi kode pada gambar kotoran yang di
"Bam!!" Sebuah pedang dengan dua mata pisau, sangat jarang ditemukan. Tidak! Pedang dengan dua mata pisau hanya satu-satunya ada. Pedang itu menyala terang, sesuai Mana pemiliknya. Wan Yunan memegang pedang itu dengan bangga dan mengangkatnya keatas, semua orang lalu bersorak dengan penuh semangat. Bukan hal yang aneh jika Wan Yunan mendapatkan pedang tersebut, Wan Yunan lalu mencoba mengalirkan kekuatan Mana kedalam pedangnya, pedang itu mempunyai kekuatan petir api yang memercik. Bertambahlah kepuasan di dalam hati Wan Yunan, bahkan Wan Bingwen juga bangga ketika melihat keponakannya mendapatkan berkah kekuatan yang langka. "Nah sekarang majulah yatim, siapa tau kamu mendapatkan kekuatan karena berkahku!" ejek Wan Yunan kemudian turun menghampiri teman-temannya. Arash hanya bisa merengut, ia merasa gugup. Seperti apa kekuatan yang akan ia dapatkan! Jangan sampai ia tidak mendapatkan kekuatan apapun, ia akan semakin di tertawakan. Sedangkan Wu Xubang mulai fokus menatap Wan Yun
Hari pemberkahan selesai, semua murid senior terpilih diminta untuk mempersiapkan diri melawan 10 orang murid perguruan Dragons. Sementara mereka bersiap dan beristirahat, para murid cilik mulai mengejar Arash. Arash bukan bagian dari murid senior terpilih yang akan melawan para murid senior dari perguruan Dragons. Karena itulah Wu Xubang mulai terlihat kesal, jika ingin mencuri kuas ajaib Arash, ia harus mengendap ke rumah Arash! "Senior Wu, apakah kamu yakin dengan benda itu?" Jang Sera adalah patnertnya kali ini, mereka diperintahkan untuk mengambil artefak kuno yang Wu Subang duga adalah kuas ajaibnya Arash. "Aku yakin benda itulah artefak kuno yang para Tetua maksud, kalau bukan benda itu, menurutmu ada lagi yang lebih kuat? Kamu nggak lihat kalau ia bahkan bisa melindungi pemiliknya sendiri." jelas Wu Xubang, saat ini mereka ada di kamar tamu untuk beristirahat. Setelah makan siang, semua murid akan ditentukan melawan siapa sesuai tingkatan sihir mereka. "Kalau benda
Bai Jigai mengerahkan energi Mana kedalam tombaknya, tombaknya ini memiliki batangan yang kuat dan lentur. Ujung tombak juga tajam dan kokoh. Energi Mana yang disalurkan kedalam tombak membuat tombak tidak mudah hancur ketika mengenai tameng Mana lawan. Tergantung jika tameng itu kuat maka Mana yang menyerang bisa terjungkal. Jika Bai Jigai memiliki Mana dengan berkah api, maka Park Jina mengalirkan energi Mananya ke dalam pedang dengan pendar berwarna biru terang. Seperti api tapi bukan api. Perguruan Dragons terkenal dengan keberlimpahan Mana mereka. Sehingga Mana yang dikeluarkan juga sangat besar. "Jangan banyak omong kosong Park Jina, buktikan kekuatanmu seperti yang tadi aku katakan!" tantang Bai Jigai. Park Jina menyunggingkan senyum mengejek, Ia juga mulai mengayunkan pedangnya ke depan dengan pondasi siap menyerang. "Kamu yang jangan banyak omong Bai Jigai, kalau kalah jangan menangis!" "Hiat!!" Park Jina dan Bai Jigai langsung melayangkan beberapa jurus dari p
Sementara para murid senior sedang latih tanding... Para warga mulai mengetahui tentang kekuatan kuas ajaib Arash, namun beruntung Fatta sudah menyembunyikan keberadaan Arash. "Fatta, kudengar ada murid yang memiliki kekuatan luar biasa, bisa menyembuhkan dan menciptakan pil bunga putih? Kumohon, berapapun akan kubayar untuk membelinya!" salah seorang warga, Johan Kang. Seorang ketua toko obat herbal di Xianwen. Ia sangat terobsesi dengan pil obat yang langka. Begitu mendengar kemampuan salah satu murid di Wunan bisa menciptakan pil binga putih, ia segera datang bersama 2 pelayannya. "Tidak ada, hanya sebuah rumor!" sahut Fatta. "Jangan begitu Fatta, bukankah kita harus saling tolong, jika pil bunga putih dijual di tempatku, maka aku akan memberikan kalian harga terbaik!" rayu Johan Kang lagi. Fatta menghela napas berat, "tidak ada! Sudah kubilang tidak ada... hanya rumor belaka! darimana kekuatan seperti itu? menciptakan pil bunga putih?mimpi!!" sahut Fatta lagi dengan s