Hari pemberkahan selesai, semua murid senior terpilih diminta untuk mempersiapkan diri melawan 10 orang murid perguruan Dragons. Sementara mereka bersiap dan beristirahat, para murid cilik mulai mengejar Arash. Arash bukan bagian dari murid senior terpilih yang akan melawan para murid senior dari perguruan Dragons. Karena itulah Wu Xubang mulai terlihat kesal, jika ingin mencuri kuas ajaib Arash, ia harus mengendap ke rumah Arash! "Senior Wu, apakah kamu yakin dengan benda itu?" Jang Sera adalah patnertnya kali ini, mereka diperintahkan untuk mengambil artefak kuno yang Wu Subang duga adalah kuas ajaibnya Arash. "Aku yakin benda itulah artefak kuno yang para Tetua maksud, kalau bukan benda itu, menurutmu ada lagi yang lebih kuat? Kamu nggak lihat kalau ia bahkan bisa melindungi pemiliknya sendiri." jelas Wu Xubang, saat ini mereka ada di kamar tamu untuk beristirahat. Setelah makan siang, semua murid akan ditentukan melawan siapa sesuai tingkatan sihir mereka. "Kalau benda
Bai Jigai mengerahkan energi Mana kedalam tombaknya, tombaknya ini memiliki batangan yang kuat dan lentur. Ujung tombak juga tajam dan kokoh. Energi Mana yang disalurkan kedalam tombak membuat tombak tidak mudah hancur ketika mengenai tameng Mana lawan. Tergantung jika tameng itu kuat maka Mana yang menyerang bisa terjungkal. Jika Bai Jigai memiliki Mana dengan berkah api, maka Park Jina mengalirkan energi Mananya ke dalam pedang dengan pendar berwarna biru terang. Seperti api tapi bukan api. Perguruan Dragons terkenal dengan keberlimpahan Mana mereka. Sehingga Mana yang dikeluarkan juga sangat besar. "Jangan banyak omong kosong Park Jina, buktikan kekuatanmu seperti yang tadi aku katakan!" tantang Bai Jigai. Park Jina menyunggingkan senyum mengejek, Ia juga mulai mengayunkan pedangnya ke depan dengan pondasi siap menyerang. "Kamu yang jangan banyak omong Bai Jigai, kalau kalah jangan menangis!" "Hiat!!" Park Jina dan Bai Jigai langsung melayangkan beberapa jurus dari p
Sementara para murid senior sedang latih tanding... Para warga mulai mengetahui tentang kekuatan kuas ajaib Arash, namun beruntung Fatta sudah menyembunyikan keberadaan Arash. "Fatta, kudengar ada murid yang memiliki kekuatan luar biasa, bisa menyembuhkan dan menciptakan pil bunga putih? Kumohon, berapapun akan kubayar untuk membelinya!" salah seorang warga, Johan Kang. Seorang ketua toko obat herbal di Xianwen. Ia sangat terobsesi dengan pil obat yang langka. Begitu mendengar kemampuan salah satu murid di Wunan bisa menciptakan pil binga putih, ia segera datang bersama 2 pelayannya. "Tidak ada, hanya sebuah rumor!" sahut Fatta. "Jangan begitu Fatta, bukankah kita harus saling tolong, jika pil bunga putih dijual di tempatku, maka aku akan memberikan kalian harga terbaik!" rayu Johan Kang lagi. Fatta menghela napas berat, "tidak ada! Sudah kubilang tidak ada... hanya rumor belaka! darimana kekuatan seperti itu? menciptakan pil bunga putih?mimpi!!" sahut Fatta lagi dengan s
"Berhenti!! Wu Xubang, jangan begini! Aku tau kalau kamu salah satu senior di perguruan Dragons, tapi mohon ikuti peraturan di dalam perguruan Wunan!" kata Bie Xulai melerai. "Apa kalian takut aku seorang mengalahkan kalian semua?" kata-kata Wu Xubang jelas memprovokasi semua murid senior perguruan Wunan. "Wu Xubang, jangan sombong!! Hadapi aku dulu!!" Halim Chao naik tanpa pertimbangan yang matang, hanya karena emosi sesaat ia dengan ceroboh menyerang Wu Xubang. Arash bahkan mengerti kalau Wu Xubang memang berniat membuat para murid senior perguruan Wunan emosi. "Haish!! Si bodoh itu selalu mudah emosi!" gumam Arash dengan gelengan pelan. Namun sangat asyik melihat pertarungan di depannya, cukup untuk membuat Arash merasa tidak bosan. (Yang Mulia, kamu nggak mau coba juga bertarung dengannya? Seperti yang aku bilang kuas ajaib merupakan senjata Raja Iblies, jadi kamu harus melihat kehebatannya!) suara Bdara berada di dekatnya dengan jurus menghilangkan diri selama waktu y
Angin bertiup kencang, energi kedua petarung sangatlah kuat. Wan Yunan memanggil hewan spiritualnya, sedangkan Wu Xubang hanya tersenyum melihat itu. "Sriiinng!" Seekor rubah berekor 9 dengan warna kemerahan muncul ketika Wu Xubang mengaktifkan senjatanya. Ternyata Wu Xubang adalah pemilik hewan spiritual rubah merah suci. "Pantas ia sulit diserang, ternyata ia juga memiliki hewan spiritual! Sial*n, aku gegabah menyerangnya, ia jelas melampaui kita semua!" kata Halim Chao begitu melihat hewan spiritual milik Wu Xubang. "Sesama pemilik hewan spiritual bertempur, kurasa kita akan melihat pertarungan luar biasa hari ini!" kata Lao Bao. "Aku berharap Wan Yunan bisa mengalahkan Wu Xubang si tengil yang sombong itu!" kata Bai Jigai kesal, lebih kesal lagi ketika melihat sorot tatapan mengejek dari murid senior perguruan Dragons yang menganggap mereka tidak berguna ketika melawan Wu Xubang. "Ini hanya latih tanding, menang kalah apa yang di dapat? Apakah dengan memperlihatkan
Bie Xulai tidak seperti murid senior lainnya, ia sudah memiliki status seorang guru Mana di perguruan Wunan. Sikap Bie Xulai juga bukan orang yang mudah terprovokasi, sikapnya tenang dan tidak ceroboh seperti Wan Yunan. Bie Xulai dengan tenang menggerakkan Mana seolah Mana adalah aliran angin yang mudah untuk dikendalikan. Aliran Mana itu tidak bisa dengan serta merta di serap oleh Wu Xubang, aliran Mana itu konsisten membentuk sebuah tenaga yang begitu besar seperti cambuk. "Aku akui, kamu cukup layak untuk melawanku Bie Xulai! Namun, aku akan perlihatkan kepadamu seperti apa kekuatan Mana yang sebenarnya!" Wu Xubang mulai membentuk sebuah lingkaran cahaya dari Mana, keduanya mulai saling serang dengan jurus perguruan masing-masing dikombinasikan dengan kekuatan Mana yang mereka miliki. Jika Bie Xulai memainkan jurus cambuk api, maka Wu Xubang menangkisnya dengan lingkaran dinding Mana. "Jegar!" Kilatan Mana yang beradu mengeluarkan suara yang begitu dahsyat, sehingga ud
"Wuuurrssh!" "Tap!" Satu lompatan ringan, Arash telah muncul di depan Wu Xubang. "Wu Xubang, kamu terlihat lelah apa nggak istirahat dulu?" tawar Arash. Wu Xubang tersenyum tipis, ia memang lelah tapi baginya mengalahkan Arash sangatlah mudah. Penampilan Arash memang tidak terlihat seperti ahli beladiri, apalagi dengan status pengacaunya. Wu Xubang jelas meremehkan Arash. "Nggak perlu, aku yakin cukup satu jurus untuk mengalahkanmu!" "Wuurrssshh!!" tanpa basa-basi lagi Wu Xubang mulai menciptakan serangan Mana untuk menyerang Arash, ia harus bergerak cepat untuk menyelesaikan pertandingan dan memiliki kuas ajaib Arash. "Bam!!" kuas ajaib bergerak dan langsung melindungi Arash, Arash kemudian memegang kuas ajaib seolah ia adalah senjata. Ia mengukir suatu goresan dan melayangkannya kepada Wu Xubang. Goresan-goresan itu membentuk energi Mana yang kuat, seperti lingkaran tanpa akhir menyerang dan tidak memberikan ruang untuk menghindar. "Akh!" Serangan itu mengenai
Wu Xubang menemui Arash yang sedang berlatih dengan pedang kayu, seperti biasa Arash akan melatih tebasannya pada boneka Mana. Kali ini Petua Lei Quo menambah kapasitas Mana di dalam boneka jerami. Melihat itu Wu Xubang menyadari kekuatan dari tebasan Arash, ia baru tau kalau Arash berlatih cukup keras. "Aku belum kalah Arash! kita harus tanding ulang" kata Wu Xubang ketika menghampirinya. Arash menoleh, tubuhnya sudah dipenuhi peluh karena sudah ada beberapa boneka jerami yang ia hancurkan. "Aku nggak bilang kalau kamu kalah, seharusnya saat itu kamu sudah sadar dengan kapasitas tubuhmu, sudah lelah masih memaksa bertarung!" sahut Arash. Arash mengambil kain dan mengelap tubuhnya. "Aku memerlukan kuas ajaib itu, kamu nggak bisa kasih kuas itu buatku?" tanya Wu Xubang akhirnya, awalnya Wu Xubang akan menyerahkan artefak kuno kepada para Tetua Dragons, tapi begitu mengetahui fungsi dari kuas ajaib Arash ia ingin menggunakannya untuk dirinya sendiri. "Set!" Kuas Ajaib yang be