Share

Tidak Tahu Terima Kasih

Hanin mendesah. Wajah Sita terpahat sempurna di wajah Rindu. Dalam hati dia melantunkan doa yang tulus, semoga kelak mantan anak sambungnya itu tumbuh menjadi pribadi yang baik.

"Loh? Mama sama Papa datang juga?" Wajah Hanin langsung sumringah melihat kehadiran Papa Roy dan Mama Desi. Hanin bahkan langsung berpelukan erat dengan Mama Desi.

"Datang dong, Sayang." Mama Desi tersenyum.

"Kenapa Mas Dimas memaksakan hadir? Kan sudah ada Papa Roy dan Mama Desi yang datang." Hanin sedikit keberatan melihat kondisi Dimas yang masih menggunakan kursi roda.

"Tidak apa-apa, Nin. Kakiku sudah jauh membaik. Mungkin tiga kali terapi lagi aku sudah bisa berjalan seperti sedia kala. Retak tulang kemarin memang agak parah, sehingga membutuhkan waktu hampir lima bulan untuk pemulihan." Hadyan menjelaskan.

Hanin mengangguk mendengar perkataan Dimas.

"Kamu hebat sekali, Nin. Sekarang sudah punya resto sendiri. Bagus pula tempatnya," ucap Mama Desi sambil menatap kagum sekitar.

"Bukan punya Hanin, Ma. In
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ariny arni
Benar Sita sakit jiwa. Cuman pp nya yg bisa mengendalikan kegilaan Sita.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status