Share

Permintaan Dimas

last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-09 11:07:27

"Aku tahu, aku tidak pantas mengatakan ini. Tetapi karena mungkin ini pertemuan kita yang terakhir kali di dunia. Maukah kau mengabulkannya?"

"Mas Dim …."

"Umur tidak ada yang tahu, Nin. Aku benar-benar akan pergi jauh. Bahkan Ibu Rita, Mama dan Papa juga akan ikut dengan kami. Aku telah mengambil keputusan kami akan meninggalkan semua, Nin."

Hanin urung membuka pintu mobil. Matanya hanya mengawasi warungnya yang semakin ramai. Tidak apa. Ada Salma dan Lina yang bisa menjaga dan melayani pembeli.

"Semua ini terjadi karena salahku. Andai. Ya, andai saja aku bisa tegas bersikap, mungkin semua tidak akan sesakit ini. Aku tidak boleh lari lagi. Aku harus bertanggungjawab dengan semua hal yang telah kulakukan." Dimas mengusap tengkuk. Lelaki itu menggigit bibir kencang hingga terasa sedikit asin karena tergores oleh giginya.

"Mas minta apa?" Hanin bertanya sambil menunduk.

"Boleh aku berkata kurang ajar padamu, Nin?"

Hanin mengerutkan kening. Apa maksud lelaki di sampingnya?

"Ini tentang D
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
baca part yg ini sedih banget Dimas begitu baik hati dn sangat sayang sama Sita sampe Sita setres aja dia masi mau ngerawat nya dn meninggal kan anak laki satu2 nya penerus klga nya ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Maaf Untuk Semua

    "Maaf, karena aku sering menyakitimu."Hampir saja air mata Hanin terjatuh kembali. Tetapi wanita itu cepat mengalihkan pandangan. Bergegas dia keluar dari mobil.Sementara Dimas menatap kepergian Hanin dengan mata berembun. Dia sangat menyadari, terlalu dalam luka itu menusuk sanubari Hanin.Setelah berhasil menata hati, lelaki itu keluar dari mobil. Bagaimanapun, dia ingin menatap dan menyentuh wajah Dipta sebelum dia pergi."Assalamualaikum, loh? Ramai ternyata?" Dimas terkejut saat melihat Papa Roy dan Mama Desi sedang bermain dengan Dipta. "Waalaikumussalam, Dim. Bareng Hanin?" Papa Roy bertanya heran.Dimas mengangguk."Dipta. Sini, Nak." Dimas memanggil Dipta.Anak laki-laki itu tertawa senang. Segera berlari menyambut pelukan ayahnya. Dimas memeluk dan mengangkat Dipta tinggi-tinggi, membuat anak itu tertawa riang. Dia merasa seperti sedang terbang. "Jadi, kapan berangkatnya Bu?" Mbok Ti bertanya pada Mama Desi."Penerbangan besok pagi, Bu." Mama Desi mengusap tangan Mbok Ti

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Sita Hilang

    Saldi menunduk. Bagaimanapun Dimas adalah kakak ipar yang baik baginya, sebelum lelaki itu terjerumus pada cinta buta sehingga membuat hubungan mereka menjadi renggang dan sedikit tegang."Aku masih ingat, bagaimana dulu dengan yakinnya dirimu mengangguk, saat diminta menjadi wali nikah. Sampai saat ini aku masih bisa merasakan jabat tangan yang sangat bertenaga darimu, saat ikrar ijab kabul diucapkan."Saldi tersenyum tipis mengingat kejadian itu. Saat usianya masih tiga belas tahun."Aku juga masih mengingat dengan jelas tatapan matamu yang sangat berani karena ingin melindungi kakakmu. Di pengadilan, tegas kau mengucapkan kata agar aku dan Sita tidak semena-mena."Saldi mengangguk. Dulu yang ada di pikirannya hanya satu. Dia tidak mau melihat kakaknya semakin terluka karena orang yang sama."Mas. Pergilah dengan tenang. Semoga semuanya sesuai dengan yang diharapkan." Hanin akhirnya bersuara setelah ruangan itu hanya diisi isak tangis selama hampir lima menit."Aku sudah memaafkanmu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Aku Baik-baik Saja

    "Nin. Mama sama Papa akan ikut Dimas. Bukan bermaksud meninggalkan tanggung jawab mengasuh Dipta padamu. Tetapi Mama dan Papa tidak punya pilihan. Dia anak kami satu-satunya. Begitupun dengan Bu Rita, Sita adalah anak satu-satunya. Jadi, kami memutuskan akan ikut kemanapun mereka akan pergi." Mama Desi memeluk Hanin.Wanita berjilbab warna peach itu mengangguk. Dia tidak merasa keberatan sama sekali mengurus Dipta sendiri. Dia tahu dia mampu membesarkan anaknya dengan baik. Hanin hanya merasa sedih karena memikirkan Dipta akan kehilangan kehadiran sosok seorang ayah.Bagaimanalah dia akan menjelaskan pada anak laki-lakinya itu bahwa ayahnya tidak akan bisa datang lagi dalam waktu dekat ini?Sungguh. Hanin sangat tahu bagaimana rasanya patah hati. Dia paham seperti apa sakitnya ditinggalkan oleh orang yang sangat disayangi. Dulu dia terluka oleh Dimas, tak dinyana lelaki itu akan kembali menorehkan rasa yang sama pada anak semata wayang mereka."Nin." Mama Desi menggoyangkan bahu Hanin

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Kursi 13 Tahun yang Lalu

    "Ya kalau ada jodohnya kenapa tidak, Bu. Selama ini Hanin ragu untuk memulai karena khawatir Dipta bingung dengan kehadiran ayah kandung dan ayah sambungnya nanti.""Aamiin. Kau akan mendapatkan jodoh yang baik, Nin. Obat dari rasa sakit atas kehilangan adalah membiarkan yang baru mengisi ruang kosong itu." Mbok Ti tersenyum lembut.Hanin mengangguk. Dia sangat paham maksud dari ucapan ibunya.Sementara di bagian bumi yang lain. Dimas baru saja sampai di rumah Bu Rita. Wanita yang sudah menjelang usia senja itu langsung berlari melihat mobil Dimas memasuki pekarangan rumahnya. Dia memang menunggu kedatangan Dimas."Ibu tidak bisa menemukannya dimana-mana. Ibu bahkan sudah keliling komplek perumahan dua kali." Bu Rita langsung menjelaskan begitu Dimas keluar dari mobil."Ibu takut Sita kabur, Dim. Tas tangan yang biasa dia gunakan ke kantor hilang satu. Jangan-jangan dia pergi menggunakan taksi."Dimas menggigit bibir. Kepalanya terasa pening. Lelaki itu terlihat berpikir.Secara tiba-

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Tentang Hanin (1)

    "Mas Yan." Satu sapaan mengagetkan Hadyan yang sedang sibuk dengan laptopnya.Lelaki itu mengangkat kepala untuk melihat siapa yang datang."Rissa." Hadyan tersenyum. Adik iparnya itu memang dekat dengannya. Jadi dia sudah tidak heran lagi, kalau Rissa tiba-tiba datang dan masuk ke ruangannya tanpa mengetuk pintu."Mas Yan lagi sibuk?" Rissa duduk di sofa tamu. Melepaskan sepatu berhak tinggi yang dia kenakan, kemudian menaikkan kaki ke sofa. Selonjoran. Sambil punggungnya menyender ke sandaran sofa. Santai. Wanita itu terlihat sangat nyaman dengan posisinya. "Lumayan. Besok awal bulan, jadi aku sedang merekap pemasukan dan pengeluaran bulan ini." Hadyan menatap Rissa sekilas, kemudian kembali sibuk dengan laptopnya."Masuk." Hadyan mempersilakan saat mendengar ketukan di pintu. Pramusaji masuk sambil membawa makanan dan minuman dalam sebuah nampan. Hadyan mengerutkan kening. Dia tidak merasa meminta apapun."Silahkan, Mbak." Pramusaji meletakkan di meja dekat Rissa. Wanita itu sedi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Tentang Hanin (2)

    "Hanin. Perempuan itu istimewa." Hadyan kembali bersuara setelah terdiam cukup lama."Istimewa?" Rissa bertanya.Hadyan mengangguk yakin."Apa istimewanya?""Penampilannya biasa-biasa saja, tetapi sikapnya luar biasa. Dibalik kelemah lembutan sikapnya, dia wanita yang sangat kuat. Ditinggalkan saat kehamilannya tinggal menunggu waktu persalinan, pasti sangat menyakitkan. Tetapi dia dengan berbesar hati tetap menerima mantan suaminya dengan baik. Dengan sikap dewasa, dia mengizinkan lelaki yang telah mencampakkannya itu tetap menemui anaknya." Hadyan menarik napas dalam."Dibutuhkan tameng perasaan sekuat baja, untuk bisa melakukan hal seperti itu. Aku sangat yakin, banyak wanita diluar sana jika mengalami seperti Hanin, pasti akan menjauhkan anak tersebut dari ayahnya. Tetapi Hanin tidak, dia menerima dengan rela demi kebaikan Dipta. Itulah yang membuat wanita itu berbeda." Senyum Hadyan kembali mengembang."Fisiknya memang kalah jauh dibandingkan dengan Sita, namun hatinya jauh lebih

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Lelah

    "Ndu," sapaan Dimas membuat gadis kecil berambut panjang itu menoleh."Lihat apa, Sayang?" Dimas tersenyum sambil mengelus rambut putrinya yang dikepang dua.Rindu tersenyum manis. Sedari tadi dia menatap rinai air hujan yang jatuh dari atap rumah mereka dari balik jendela. Pukul 01.30 waktu Amsterdam.Tadi Rindu terbangun dari tidur. Suara angin terdengar jelas. Saat melihat ke jendela kamar, ternyata hujan sedang turun.Gadis itu akhirnya ke dapur. Mengambil minum. Sebelum tidur tadi dia lupa mengisi botol yang biasa dia letakkan di meja samping kasur.Langkah gadis itu terhenti saat akan menuju kamar. Matanya menatap air hujan yang jatuh dari balik jendela di ruang tengah. Dia memutuskan berhenti sebentar. Menikmati rinai air hujan."Ayah mau ambil minum juga?" Rindu mengangkat botol minumnya.Dimas tertawa. Dia memang merasa haus. Saat melewati ruang tengah tadi, lelaki itu melihat Rindu yang sedang melamun di bingkai jendela. Mata gadis kecil itu menyimpan kesedihan saat menatap

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Ikutlah denganku

    "Rindu juga kangen sama masakan Tante Hanin. Masakan Oma Desi dan Eyang Rita tidak seenak masakan Tante Hanin." Rindu menghembuskan napas kencang."Kapan kita pulang, Yah?"Dimas tergugu. Tangis lelaki itu akhirnya pecah. Dia sangat lelah. Jiwa dan raganya terasa sangat penat.Hampir satu tahun mereka di sini. Sita hanya mengalami sedikit sekali kemajuan. Wanita itu sudah bisa mengingat Rindu. Tetapi ingatannya hanya sebatas tentang keluarga kecil mereka.Sita benar-benar menghapus semua hal yang membuatnya trauma. Namun semua kenangan itu masih tersimpan rapi dalam alam bawah sadarnya. Sehingga hampir setiap pagi saat bangun tidur, Sita selalu histeris meneriakkan nama Hanin.Bahkan dalam keadaan keadaan tidak sadar pun, rasa benci itu masih tersimpan rapi dalam sanubari.Dimas tidak tahu kapan Sita akan pulih. Psikolog yang menangani Sita mengatakan selalu ada harapan. Tetapi kapan?Lelaki itu benar-benar sudah merasa sangat kelelahan. Dia hanya berusaha terlihat tetap tegar di hada

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11

Bab terbaru

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   TAMAT

    "Lagi mikirin apa, Yang?" Suara lembut Hadyan membuat Hanin mengalihkan pandangan dari bunga sakura yang sedang mekar.Musim Semi.Sepanjang jalan dan taman-taman dipenuhi oleh bunga sakura yang sedang mekar. Bermacam warna menyemarakkan suasana. Merah muda pudar, putih, kuning muda, merah menyala dan masih banyak lagi.Indah.Mata Hanin tidak lepas dari hamparan bunga di depannya. Ini pengalaman pertamanya melihat bunga sakura dan merasakan musim semi di Jepang."Jangan terlalu serius. Nanti dedek di perut ikutan pusing, loh."Hanin tertawa mendengar ucapan Hadyan. Wanita itu mengelus kepala Hadyan yang sedang menciumi perutnya yang masih rata. Kehamilannya baru menginjak usia lima belas minggu."Kamu mau kuliah, Yang?" Hadyan menatap mata Hanin setelah puas "bercengkrama" dengan calon bayi di dalam perut Hanin."Kuliah? Apa aku bisa mendapatkan beasiswa seperti mas?" Hanin mengernyitkan keningnya."Biaya tidak masalah. Toh bisnis resto kita di Indonesia sebentar lagi akan peresmian

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Akhir yang Tragis

    Hujan gerimis mengiringi pemakaman Dimas. Payung-payung hitam bertebaran memenuhi area pemakaman. Tepat sebelum papan penutup kuburan diletakkan, rekaman suara Dimas telah terkirim ke nomor telepon Hanin di Jepang.Saldi dan Mbok Ti ikut mengantar Dimas ke peristirahatan terakhirnya. Saldi akhirnya bersedia mengirimkan rekaman suara yang berisi permintaan maaf Dimas kepada kakaknya.Isak tangis terus terdengar dari Mama Desi. Wanita itu beberapa kali pingsan saat proses pemakaman Dimas. Pun dengan Rindu. Mata gadis remaja itu terlihat sembab. Dia berusaha keras agar terlihat tabah. Semua demi ibunya, Sita.Perlahan Rindu mulai mengerti apa yang terjadi pada ibunya. Meski begitu, dia tidak membenci Sita. Walau bagaimana pun, dia pernah merasakan Sita sangat menyayanginya. Rasa sayang pada ibunya tidak berkurang sedikit pun, walau dia tahu kadang Sita tak bisa mengenalinya."Mas Dimas." Sita berbisik lirih.Rindu memeluk ibunya. Ini pertama kali Sita bersuara sejak mengetahui Dimas tela

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Wafat

    "Pakai hatimu, Sal. Apakah masih pantas disaat seperti ini kau membahas kesalahan Dimas? Dimas sekarat! Dimana hati kalian hingga tega menghukum orang yang sudah tidak berdaya?" Papa Roy akhirnya bersuara. Telinganya panas mendengar anaknya terus menjadi bulan-bulanan Saldi sejak tadi."Jangan bicara masalah hati, Pak Roy. Perlu saya ambil kaca agar kalian tahu siapa yang lebih tega? Dimana hati kalian saat melihat anakku dicampakkan dalam keadaan hamil besar? Susah payah dia hadir di persidangan, berharap hati Dimas terketuk melihat perutnya yang membuncit!" Mbok Ti mengusap air matanya yang mengalir."Itu masa lalu! Dimas dan Hanin bahkan sudah berdamai. Tidak perlu diungkit lagi! Apa susahnya hanya berbicara melalui telepon?" Papa Roy mengepalkan tangan."Ini bukan perkara susah atau mudah, Om." Saldi menggeleng tidak percaya."Saya kira anda bisa berpikir lebih dewasa. Ternyata sikap kekanakan Mas Dimas menurun dari anda." Saldi tertawa kecil."Ini masalah perasaan. Apakah kalian

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Dimana Hati Kalian?

    "Kecelakaan tunggal yang terjadi pada hari Selasa, sekitar jam setengah sembilan malam di Daan Mogot, menyebabkan pengemudinya koma dan masih belum sadarkan diri hingga saat ini.""Nasib tragis menimpa rumah tangga D Dan S. D yang saat ini koma, dulunya seorang karyawan di salah satu perusahaan ternama sebagai kepala divisi IT sebelum mengalami kecelakaan tunggal selasa lalu. Sementara istrinya, S, pernah menjabat sebagai General Manager di salah satu perusahaan sebelum kini mengalami gangguan jiwa.Pasangan yang seharusnya sangat ideal andai semua musibah tidak terjadi. Apakah ini karma karena mereka membangun rumah tangga di atas tangis seorang istri yang tengah membawa titipan di rahimnya?"Kecelakaan yang dialami Dimas menjadi pemberitaan nasional baik di televisi maupun media cetak. Bagaimana tidak, setelah video viral Sita melabrak Hanin beberapa tahun yang lalu mendapat reaksi yang sangat meledak di masyarakat.Kini, berita tentang kecelakaan yang dialami Dimas serta Sita yan

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Tragedi Menyakitkan

    "Siapa kamu, datang dan pergi sesukamu? Kakak dan keponakanku bukan mainan. Kau tinggalkan saat bosan, kemudian kau datangi lagi saat kau ingin memainkannya." Suara Saldi terdengar berat. Membuat Dimas mengerutkan keningnya. "Kau tahu? Dipta sakit berhari-hari karena kehilangan sosok yang sangat ingin diakui sebagai ayah. Apa kau benar-benar tidak ada waktu walau hanya sekedar melakukan panggilan video barang sejenak? Anak lelaki itu merindukan kehangatan pelukan dan senda gurau seorang ayah. Tetapi, kau dimana? Kau abai dengan hal itu. Entah lupa atau sengaja melupakan. Hanya Allah yang maha mengetahui rahasia hati.""Aku minta maaf untuk semua itu, Sal. Aku datang kemari berusaha untuk memperbaiki semua kesalahan yang pernah kulakukan pada kakakmu dan Dipta.""Apa yang ingin kau perbaiki? Semua sudah terlanjur rusak saat kau torehkan luka berkali-kali pada hati kakakku. Kau adalah gambaran seorang suami dan seorang ayah yang gagal. Tidak cukup kau sakiti ibunya saat hamil, kau tamb

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Mendatangi Rumah Hanin

    "Kalian boleh tutup mulut serapat mungkin. Tetapi kupastikan aku akan mengusut tuntas kasus ini! Tidak akan hidup tenang orang yang sudah membuat hidup istriku hancur!" Dimas menatap sekitar.Rani langsung menarik Dimas keluar dari ruangan. Dia tidak mau suami sahabatnya itu semakin berbicara yang tidak-tidak."Dim, lebih baik fokus saja pada pengobatan Sita. Sudahi semua hal yang membuat keributan ini. Hal ini bisa memperburuk kondisi Sita."Dimas berdecak sebal saat mendengar omongan Rani."Beri aku gambaran orang seperti apa Hadyan, Ran.""Hah?! Hadyan?" Rani bingung kenapa tiba-tiba Dimas membahas Hadyan."Ada kemungkinan dia terlibat dalam menyabotase Sita dengan menyebarkan video itu. Kata Levy, Hadyan mengetahui perihal video itu sebelum tersebar. Sebagai seorang atasan, seharusnya dia memerintahkan pada bawahannya untuk menghapus video itu. Anehnya lagi, lelaki itu memilih tutup mulut saat Sita mengamuk dan menuduh Hanin yang menyebarkankannya."Rani menggeleng sambil menarik

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Melabrak Hadyan

    "Bu Levy, ada tamu." Security memberitahu Levy yang sedang sibuk dengan setumpuk dokumen dan laptop di depannya."Tamu? Siapa, Pak?" Levy mengernyitkan kening sambil melirik jam di tangannya. Siapa yang bertamu sesore ini? Sepuluh menit lagi bahkan adzan maghrib akan berkumandang."Namanya Pak Dimas, katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan. Orangnya menunggu di ruang tunggu tamu." Security menjawab sambil pamit undur diri.Levy mengangguk pada security. Hatinya mendadak sedikit ciut. Ada apa gerangan Dimas kemari? Apa benar lelaki itu tahu dia yang pertama kali menyebarkan video Sita melabrak Hanin di warung?"Levy?"Levy terkejut saat mendengar ada yang menyebut namanya"Eh, Dim?" Sedikit tergagap dia mengangkat kepala, menatap Dimas yang tiba-tiba sudah berdiri di depan mejanya."Bisa bicara sebentar?" Dimas bertanya dengan tatapan tajam."Maaf. Masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan." Levy meletakkan tangan pada tumpukan dokumen di atas meja "Ini hal penting.""Maaf

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Amarah

    "Lebih baik Bu Sita untuk sementara dibawa ke RSJ, Pak. Selain karena kondisinya yang sangat tidak stabil dapat membahayakan dirinya dan orang lain, juga agar saya lebih mudah memonitor respons pasien terhadap pengobatan dan terapi."Setelah berembuk beberapa saat, mereka mengambil keputusan untuk sementara Sita akan dirawat di rumah saja. Mereka akan meningkatkan penjagaan agar wanita itu tidak melakukan hal-hal yang membahayakan."Awas saja kalah kau sampai kembali pada Hanin, Mas! AKU AKAN MENCINCANG WANITA MISKIN ITU DENGAN KEDUA TANGANKU!"Sontak semua yang ada di kamar terkejut. Sita yang tadinya diam dan terlihat sangat terkendali saat ada psikiater yang datang mendadak kumat lagi.Entah mengapa, sepertinya rumah ini menyayat kembali lukanya yang mulai sembuh beberapa waktu yang lalu. Trauma itu sempurna kembali. Menelikung dan mempengaruhi alam bawah sadar Sita.Wanita itu mengamuk membabi buta. Menyerang siapa saja yang mencoba menahan gerakannya. Dia bahkan mencakar tangan R

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Keributan

    "Ta." Bu Rita langsung maju dan memeluk Sita yang terlihat sangat kalap. Dia memberontak, berusaha melepaskan diri dari pelukan Bu Rita melemparkan bantal dan menghempas-hempaskan tubuhnya di ranjang.Dimas langsung menghubungi psikiater yang dulu merekomendasikan Sita agar menjalani pengobatan jauh dari tempat yang bisa membangkitkan traumanya. Sementara Mama Desi memeluk Rindu yang menangis sesenggukan melihat keadaan ibunya."Mohon maaf menyebabkan keributan ya, Pak, Bu." Mama Desi sekilas menangkap suara Papa Roy. Tadi memang terdengar ada yang mengucap salam. Mungkin tetangga yang merasa terganggu karena teriakan Sita."Pak Roy kapan pulang? Itu kenapa teriak-teriak?" Salah satu tetangga bertanya. Ada sekitar lima orang bapak-bapak dan ibu-ibu yang berkerumun di depan rumah. Mereka heran karena rumah yang setahu mereka kosong selama beberapa bulan ini, mendadak menjadi ramai karena suara teriakan."Baru saja sampai, Pak." Papa Roy menjawab sambil tersenyum."Sita masih gila ya?"

DMCA.com Protection Status