Share

Gunjingan

last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-07 11:05:47

Entah kenapa dia tidak rela, saat melihat wanita yang pernah dia sia-siakan cintanya, kini justru mendapat tatapan mendamba dari lelaki selain dirinya.

"Ayo, sekalian sama Mbok Ti, Saldi dan Dipta." Hadyan tertawa saat anak laki-laki itu tersenyum lebar menampakkan gigi padanya. Mereka kemudian saling tos.

"Boleh saya ajak Dipta sebentar, Mas Dimas?" Hadyan meminta izin pada Dimas yang sedang berpura-pura sibuk memperhatikan sekitar.

"Eh? Oh? Boleh." Dimas menjawab kikuk.

Hadyan berjalan di depan sambil menggandeng Dipta. Sementara Hanin, Mbok Ti dan Saldi mengiringi dari belakang.

Dimas menatap kepergian mereka dengan perasaan yang entahlah. Lelaki itu hanya termangu memperhatikan punggung Hanin yang semakin mengecil. Dia tidak mempedulikan percakapan antara orangtua dan mantan mertuanya.

"Dim." Tepukan halus di bahu sebelah kanan Dimas membuat lelaki itu mengalihkan pandangan dari Hanin yang sudah menghilang di tengah keramaian pengunjung.

"Eh, Ran?" Dimas tersenyum ramah pada saha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
wah Sita blum bisa jln normal nah klo gitu sdh dh minta maaf k Hanin dn bertobat lah kmu Sita .masi kurang karma mu ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Rissa?

    Arni, levy dan Reni mengangguk menimpali omongan Bella.Mereka tidak menyadari, dua pasang telinga dari tadi ikut mendengarkan percakapan. Dimas dan Rani saling berpandangan. Kedua orang itu menarik napas berbarengan.Mereka pun menyadari, memang seburuk itulah Sita dalam pandangan banyak orang saat ini. Bahkan tidak sedikit tetangga dan kenalan yang terang-terangan mengatakan apa yang menimpa Sita adalah karma, dan sudah sepantasnya wanita itu mendapat balasan seperti itu.Mereka bisa apa? Baik Dimas maupun Rani sudah berusaha membuat Sita berubah. Namun, semua sia-sia. Wanita itu terlalu keras kepala. Bahkan setelah ditalak Dimas dan mendapat musibah besar, Sita tetap saja menyalahkan Hanin atas semua yang terjadi padanya.Sementara di sudut lain resto, suasana berlangsung hangat. Mama Rinda, orangtua Hadyan menyambut baik kehadiran Hanin dan keluarga. Wanita itu bahkan bisa langsung cocok berbicara banyak hal dengan Mbok Ti, walau mereka terpisah status sosial yang lumayan jauh."M

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Panggilan Dari Direksi

    "S*alan!" Sita melemparkan surat panggilan dari manajemen ke sembarang arah.Ini hari pertamanya masuk kantor setelah lima bulan pemulihan. Kondisinya belum terlalu bagus, dia masih belum bisa berjalan lama. Hanya maksimal dua puluh langkah, setelah itu dia harus istirahat agar tungkainya tidak terasa lemas.Sebenarnya Sita tidak sepenuhnya lepas dari kewajiban pekerjaan kantor, wanita itu secara profesional tetap mengerjakan tanggung jawab yang bisa dia lakukan dari rumah. Sementara untuk pertemuan dengan rekan bisnis dan rapat mingguan, ada karyawan lain yang menjadi pengganti. "Argh!" Sita menghembuskan napas kasar sambil berteriak. Wanita itu sedang sangat kesal. Hari pertama dia bekerja kembali, bukan disambut dengan ucapan selamat datang tetapi disambut dengan surat panggilan.Sebenarnya apa mau manajemen? Bukankah dia tetap menjalankan kewajiban walau tidak masuk kantor? Semua pekerjaan bawahan juga bisa dia kontrol dengan baik."Masuk!" Sita segera merapikan penampilannya sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Awal Kehancuran Sita

    "Tindakan seperti apa, Pak? Benar saya yang ada di video itu, jika hal tersebut yang ingin bapak tanyakan." Sita menanggapi ucapan Pak Wildan, setelah lama menunggu namun tidak ada satupun lagi perkataan yang keluar dr mulut atasannya itu. "Yang kedua, apa benar kau bertindak semena-mena pada karyawan yang tidak kau suka? Dalam artian, kau bertindak sesukamu dalam memberikan pekerjaan hanya karena ada masalah pribadi." Pak Hadi ikut memberi pertanyaan. Sita menduga ketiga petinggi itu memang sudah menyiapkan apa-apa saja yang harus disampaikan."Apa Bapak pernah mendengar ada kekacauan dalam setiap laporan kinerja? Bukankah setiap target yang diberikan, selalu mampu saya selesaikan bahkan sebelum tenggat waktu berakhir?" Sita tersenyum menanggapi perkataan Pak Hadi."Bawahan saya berada pada kuasa dan kontrol saya. Tentu saya mengetahui dengan jelas, kemampuan setiap karyawan yang ada di bawah saya. Buktinya, setiap pekerjaan yang kami lakukan, hasilnya selalu baik bukan?"Ketiga pet

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Pamit Pada Hanin

    "Loh? Mas?" Hanin yang baru saja akan pulang dari resto terkejut melihat kehadiran Dimas.Setiap pagi, dari jam delapan Hanin sudah sampai di resto. Memantau persiapan bahan dan bumbu masakan hari itu. Walaupun sudah ada koki khusus, Hanin selalu membuat dan meracikkan bumbu-bumbu, sehingga koki hanya tinggal memasukkannya sesuai takaran."Mau pulang?" Dimas mengerutkan kening melihat Hanin keluar dari resto membawa tas. Lelaki itu bergegas melirik jam tangannya. "Iya. Aku harus menjaga warung, Mas. Di resto hanya sampai jam sepuluh, membantu persiapan bahan masakan saja. Nanti sebentar lagi Mas Hadyan datang menggantikan aku memastikan resto berjalan sesuai operasionalnya." Hanin tersenyum."Mas tidak kerja?""Cuti, Nin."Hanin mengangguk. Sedikit bingung harus pamit atau bertanya ada perlu apa pada Dimas. Dia takut dikira ke GR an, siapa tahu mantan suaminya itu ternyata mau makan di sana, bukan mau menemuinya. "Emm, naik apa tadi ke sini, Nin?" Dimas kembali bersuara setelah ada

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Maukah Kau Mengabulkannya?

    Hanin menyimak omongan Dimas dalam diam. Matanya bergerak-gerak mengikuti langkah anak kecil penjual minuman dingin yang berpindah dari satu mobil ke mobil lainnya. Anak lelaki itu berbaju biru, warnanya sudah lusuh. Wajahnya terlihat sumringah setiap ada pengendara yang membeli dagangannya."Aku. Aku mungkin akan rujuk lagi dengan Sita, Nin."Hanin menggigit bibir mendengar ucapan Dimas. Ingin sekali dia berteriak dan memaki lelaki di sampingnya. Semudah itu dia mengucapkan talak dan rujuk sesukanya?"Dia sangat terpukul dengan keadaannya saat ini, Nin. Gerakannya terbatas, kemampuannya berjalan tidak seperti dulu lagi. Sita juga merasa tertekan, karena setiap keluar dari rumah orang-orang yang mengenalinya dari video yang viral itu memberikan tatapan mengerikan. Bahkan pernah ada yang memakinya secara terang-terangan saat sedang jalan-jalan santai pagi hari."Hanin mendengarkan cerita Dimas dalam diam. Sejujurnya, dia merasa kasihan dengan keadaan Sita saat ini. Ada keinginannya unt

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Permintaan Dimas

    "Aku tahu, aku tidak pantas mengatakan ini. Tetapi karena mungkin ini pertemuan kita yang terakhir kali di dunia. Maukah kau mengabulkannya?""Mas Dim ….""Umur tidak ada yang tahu, Nin. Aku benar-benar akan pergi jauh. Bahkan Ibu Rita, Mama dan Papa juga akan ikut dengan kami. Aku telah mengambil keputusan kami akan meninggalkan semua, Nin."Hanin urung membuka pintu mobil. Matanya hanya mengawasi warungnya yang semakin ramai. Tidak apa. Ada Salma dan Lina yang bisa menjaga dan melayani pembeli."Semua ini terjadi karena salahku. Andai. Ya, andai saja aku bisa tegas bersikap, mungkin semua tidak akan sesakit ini. Aku tidak boleh lari lagi. Aku harus bertanggungjawab dengan semua hal yang telah kulakukan." Dimas mengusap tengkuk. Lelaki itu menggigit bibir kencang hingga terasa sedikit asin karena tergores oleh giginya."Mas minta apa?" Hanin bertanya sambil menunduk."Boleh aku berkata kurang ajar padamu, Nin?"Hanin mengerutkan kening. Apa maksud lelaki di sampingnya?"Ini tentang D

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Maaf Untuk Semua

    "Maaf, karena aku sering menyakitimu."Hampir saja air mata Hanin terjatuh kembali. Tetapi wanita itu cepat mengalihkan pandangan. Bergegas dia keluar dari mobil.Sementara Dimas menatap kepergian Hanin dengan mata berembun. Dia sangat menyadari, terlalu dalam luka itu menusuk sanubari Hanin.Setelah berhasil menata hati, lelaki itu keluar dari mobil. Bagaimanapun, dia ingin menatap dan menyentuh wajah Dipta sebelum dia pergi."Assalamualaikum, loh? Ramai ternyata?" Dimas terkejut saat melihat Papa Roy dan Mama Desi sedang bermain dengan Dipta. "Waalaikumussalam, Dim. Bareng Hanin?" Papa Roy bertanya heran.Dimas mengangguk."Dipta. Sini, Nak." Dimas memanggil Dipta.Anak laki-laki itu tertawa senang. Segera berlari menyambut pelukan ayahnya. Dimas memeluk dan mengangkat Dipta tinggi-tinggi, membuat anak itu tertawa riang. Dia merasa seperti sedang terbang. "Jadi, kapan berangkatnya Bu?" Mbok Ti bertanya pada Mama Desi."Penerbangan besok pagi, Bu." Mama Desi mengusap tangan Mbok Ti

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Sita Hilang

    Saldi menunduk. Bagaimanapun Dimas adalah kakak ipar yang baik baginya, sebelum lelaki itu terjerumus pada cinta buta sehingga membuat hubungan mereka menjadi renggang dan sedikit tegang."Aku masih ingat, bagaimana dulu dengan yakinnya dirimu mengangguk, saat diminta menjadi wali nikah. Sampai saat ini aku masih bisa merasakan jabat tangan yang sangat bertenaga darimu, saat ikrar ijab kabul diucapkan."Saldi tersenyum tipis mengingat kejadian itu. Saat usianya masih tiga belas tahun."Aku juga masih mengingat dengan jelas tatapan matamu yang sangat berani karena ingin melindungi kakakmu. Di pengadilan, tegas kau mengucapkan kata agar aku dan Sita tidak semena-mena."Saldi mengangguk. Dulu yang ada di pikirannya hanya satu. Dia tidak mau melihat kakaknya semakin terluka karena orang yang sama."Mas. Pergilah dengan tenang. Semoga semuanya sesuai dengan yang diharapkan." Hanin akhirnya bersuara setelah ruangan itu hanya diisi isak tangis selama hampir lima menit."Aku sudah memaafkanmu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09

Bab terbaru

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   TAMAT

    "Lagi mikirin apa, Yang?" Suara lembut Hadyan membuat Hanin mengalihkan pandangan dari bunga sakura yang sedang mekar.Musim Semi.Sepanjang jalan dan taman-taman dipenuhi oleh bunga sakura yang sedang mekar. Bermacam warna menyemarakkan suasana. Merah muda pudar, putih, kuning muda, merah menyala dan masih banyak lagi.Indah.Mata Hanin tidak lepas dari hamparan bunga di depannya. Ini pengalaman pertamanya melihat bunga sakura dan merasakan musim semi di Jepang."Jangan terlalu serius. Nanti dedek di perut ikutan pusing, loh."Hanin tertawa mendengar ucapan Hadyan. Wanita itu mengelus kepala Hadyan yang sedang menciumi perutnya yang masih rata. Kehamilannya baru menginjak usia lima belas minggu."Kamu mau kuliah, Yang?" Hadyan menatap mata Hanin setelah puas "bercengkrama" dengan calon bayi di dalam perut Hanin."Kuliah? Apa aku bisa mendapatkan beasiswa seperti mas?" Hanin mengernyitkan keningnya."Biaya tidak masalah. Toh bisnis resto kita di Indonesia sebentar lagi akan peresmian

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Akhir yang Tragis

    Hujan gerimis mengiringi pemakaman Dimas. Payung-payung hitam bertebaran memenuhi area pemakaman. Tepat sebelum papan penutup kuburan diletakkan, rekaman suara Dimas telah terkirim ke nomor telepon Hanin di Jepang.Saldi dan Mbok Ti ikut mengantar Dimas ke peristirahatan terakhirnya. Saldi akhirnya bersedia mengirimkan rekaman suara yang berisi permintaan maaf Dimas kepada kakaknya.Isak tangis terus terdengar dari Mama Desi. Wanita itu beberapa kali pingsan saat proses pemakaman Dimas. Pun dengan Rindu. Mata gadis remaja itu terlihat sembab. Dia berusaha keras agar terlihat tabah. Semua demi ibunya, Sita.Perlahan Rindu mulai mengerti apa yang terjadi pada ibunya. Meski begitu, dia tidak membenci Sita. Walau bagaimana pun, dia pernah merasakan Sita sangat menyayanginya. Rasa sayang pada ibunya tidak berkurang sedikit pun, walau dia tahu kadang Sita tak bisa mengenalinya."Mas Dimas." Sita berbisik lirih.Rindu memeluk ibunya. Ini pertama kali Sita bersuara sejak mengetahui Dimas tela

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Wafat

    "Pakai hatimu, Sal. Apakah masih pantas disaat seperti ini kau membahas kesalahan Dimas? Dimas sekarat! Dimana hati kalian hingga tega menghukum orang yang sudah tidak berdaya?" Papa Roy akhirnya bersuara. Telinganya panas mendengar anaknya terus menjadi bulan-bulanan Saldi sejak tadi."Jangan bicara masalah hati, Pak Roy. Perlu saya ambil kaca agar kalian tahu siapa yang lebih tega? Dimana hati kalian saat melihat anakku dicampakkan dalam keadaan hamil besar? Susah payah dia hadir di persidangan, berharap hati Dimas terketuk melihat perutnya yang membuncit!" Mbok Ti mengusap air matanya yang mengalir."Itu masa lalu! Dimas dan Hanin bahkan sudah berdamai. Tidak perlu diungkit lagi! Apa susahnya hanya berbicara melalui telepon?" Papa Roy mengepalkan tangan."Ini bukan perkara susah atau mudah, Om." Saldi menggeleng tidak percaya."Saya kira anda bisa berpikir lebih dewasa. Ternyata sikap kekanakan Mas Dimas menurun dari anda." Saldi tertawa kecil."Ini masalah perasaan. Apakah kalian

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Dimana Hati Kalian?

    "Kecelakaan tunggal yang terjadi pada hari Selasa, sekitar jam setengah sembilan malam di Daan Mogot, menyebabkan pengemudinya koma dan masih belum sadarkan diri hingga saat ini.""Nasib tragis menimpa rumah tangga D Dan S. D yang saat ini koma, dulunya seorang karyawan di salah satu perusahaan ternama sebagai kepala divisi IT sebelum mengalami kecelakaan tunggal selasa lalu. Sementara istrinya, S, pernah menjabat sebagai General Manager di salah satu perusahaan sebelum kini mengalami gangguan jiwa.Pasangan yang seharusnya sangat ideal andai semua musibah tidak terjadi. Apakah ini karma karena mereka membangun rumah tangga di atas tangis seorang istri yang tengah membawa titipan di rahimnya?"Kecelakaan yang dialami Dimas menjadi pemberitaan nasional baik di televisi maupun media cetak. Bagaimana tidak, setelah video viral Sita melabrak Hanin beberapa tahun yang lalu mendapat reaksi yang sangat meledak di masyarakat.Kini, berita tentang kecelakaan yang dialami Dimas serta Sita yan

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Tragedi Menyakitkan

    "Siapa kamu, datang dan pergi sesukamu? Kakak dan keponakanku bukan mainan. Kau tinggalkan saat bosan, kemudian kau datangi lagi saat kau ingin memainkannya." Suara Saldi terdengar berat. Membuat Dimas mengerutkan keningnya. "Kau tahu? Dipta sakit berhari-hari karena kehilangan sosok yang sangat ingin diakui sebagai ayah. Apa kau benar-benar tidak ada waktu walau hanya sekedar melakukan panggilan video barang sejenak? Anak lelaki itu merindukan kehangatan pelukan dan senda gurau seorang ayah. Tetapi, kau dimana? Kau abai dengan hal itu. Entah lupa atau sengaja melupakan. Hanya Allah yang maha mengetahui rahasia hati.""Aku minta maaf untuk semua itu, Sal. Aku datang kemari berusaha untuk memperbaiki semua kesalahan yang pernah kulakukan pada kakakmu dan Dipta.""Apa yang ingin kau perbaiki? Semua sudah terlanjur rusak saat kau torehkan luka berkali-kali pada hati kakakku. Kau adalah gambaran seorang suami dan seorang ayah yang gagal. Tidak cukup kau sakiti ibunya saat hamil, kau tamb

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Mendatangi Rumah Hanin

    "Kalian boleh tutup mulut serapat mungkin. Tetapi kupastikan aku akan mengusut tuntas kasus ini! Tidak akan hidup tenang orang yang sudah membuat hidup istriku hancur!" Dimas menatap sekitar.Rani langsung menarik Dimas keluar dari ruangan. Dia tidak mau suami sahabatnya itu semakin berbicara yang tidak-tidak."Dim, lebih baik fokus saja pada pengobatan Sita. Sudahi semua hal yang membuat keributan ini. Hal ini bisa memperburuk kondisi Sita."Dimas berdecak sebal saat mendengar omongan Rani."Beri aku gambaran orang seperti apa Hadyan, Ran.""Hah?! Hadyan?" Rani bingung kenapa tiba-tiba Dimas membahas Hadyan."Ada kemungkinan dia terlibat dalam menyabotase Sita dengan menyebarkan video itu. Kata Levy, Hadyan mengetahui perihal video itu sebelum tersebar. Sebagai seorang atasan, seharusnya dia memerintahkan pada bawahannya untuk menghapus video itu. Anehnya lagi, lelaki itu memilih tutup mulut saat Sita mengamuk dan menuduh Hanin yang menyebarkankannya."Rani menggeleng sambil menarik

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Melabrak Hadyan

    "Bu Levy, ada tamu." Security memberitahu Levy yang sedang sibuk dengan setumpuk dokumen dan laptop di depannya."Tamu? Siapa, Pak?" Levy mengernyitkan kening sambil melirik jam di tangannya. Siapa yang bertamu sesore ini? Sepuluh menit lagi bahkan adzan maghrib akan berkumandang."Namanya Pak Dimas, katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan. Orangnya menunggu di ruang tunggu tamu." Security menjawab sambil pamit undur diri.Levy mengangguk pada security. Hatinya mendadak sedikit ciut. Ada apa gerangan Dimas kemari? Apa benar lelaki itu tahu dia yang pertama kali menyebarkan video Sita melabrak Hanin di warung?"Levy?"Levy terkejut saat mendengar ada yang menyebut namanya"Eh, Dim?" Sedikit tergagap dia mengangkat kepala, menatap Dimas yang tiba-tiba sudah berdiri di depan mejanya."Bisa bicara sebentar?" Dimas bertanya dengan tatapan tajam."Maaf. Masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan." Levy meletakkan tangan pada tumpukan dokumen di atas meja "Ini hal penting.""Maaf

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Amarah

    "Lebih baik Bu Sita untuk sementara dibawa ke RSJ, Pak. Selain karena kondisinya yang sangat tidak stabil dapat membahayakan dirinya dan orang lain, juga agar saya lebih mudah memonitor respons pasien terhadap pengobatan dan terapi."Setelah berembuk beberapa saat, mereka mengambil keputusan untuk sementara Sita akan dirawat di rumah saja. Mereka akan meningkatkan penjagaan agar wanita itu tidak melakukan hal-hal yang membahayakan."Awas saja kalah kau sampai kembali pada Hanin, Mas! AKU AKAN MENCINCANG WANITA MISKIN ITU DENGAN KEDUA TANGANKU!"Sontak semua yang ada di kamar terkejut. Sita yang tadinya diam dan terlihat sangat terkendali saat ada psikiater yang datang mendadak kumat lagi.Entah mengapa, sepertinya rumah ini menyayat kembali lukanya yang mulai sembuh beberapa waktu yang lalu. Trauma itu sempurna kembali. Menelikung dan mempengaruhi alam bawah sadar Sita.Wanita itu mengamuk membabi buta. Menyerang siapa saja yang mencoba menahan gerakannya. Dia bahkan mencakar tangan R

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Keributan

    "Ta." Bu Rita langsung maju dan memeluk Sita yang terlihat sangat kalap. Dia memberontak, berusaha melepaskan diri dari pelukan Bu Rita melemparkan bantal dan menghempas-hempaskan tubuhnya di ranjang.Dimas langsung menghubungi psikiater yang dulu merekomendasikan Sita agar menjalani pengobatan jauh dari tempat yang bisa membangkitkan traumanya. Sementara Mama Desi memeluk Rindu yang menangis sesenggukan melihat keadaan ibunya."Mohon maaf menyebabkan keributan ya, Pak, Bu." Mama Desi sekilas menangkap suara Papa Roy. Tadi memang terdengar ada yang mengucap salam. Mungkin tetangga yang merasa terganggu karena teriakan Sita."Pak Roy kapan pulang? Itu kenapa teriak-teriak?" Salah satu tetangga bertanya. Ada sekitar lima orang bapak-bapak dan ibu-ibu yang berkerumun di depan rumah. Mereka heran karena rumah yang setahu mereka kosong selama beberapa bulan ini, mendadak menjadi ramai karena suara teriakan."Baru saja sampai, Pak." Papa Roy menjawab sambil tersenyum."Sita masih gila ya?"

DMCA.com Protection Status