Beranda / Rumah Tangga / KAU RUJUK AKU MERAJUK / Keributan Saat Mediasi

Share

Keributan Saat Mediasi

last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-06 11:15:40

"Saya tidak tahu apa masalahnya. Tiba-tiba Sita datang dan langsung menyerang saya. Wa …."

"Pendusta, cih!" Sita meludah ke lantai ruang tamu Hanin. Membuat yang lain langsung menggelengkan kepala.

"Astaghfirullah, Mbak Sita, biarkan Mbak Hanin menyelesaikan penjelasannya dulu." Pak RT mengingatkan.

"Kelakuan GM di salah satu perusahaan besar kok ya koyok ngono. Tidak punya adab. Bahkan anak kecil pun tahu dimana tempat membuang ludah." Bu Rati mencebik. Dia benci sekali dengan Sita. Entah kenapa jika berhubungan dengan pelakor, tidak ada ampun baginya, semua langsung dianggap musuh.

"Mbak Sita tenang dulu! Ayo Mbak Hanin silahkan dilanjut." Pak RT menatap Sita tajam saat dilihatnya wanita itu akan kembali bersuara.

"Tidak ada yang bisa saya jelaskan lebih jauh, Pak. Sita datang kemudian langsung menyerang saya." Hanin menghela napas panjang.

"Satu hal yang harus segera saya luruskan. Saya tidak berzina! Mas Hadyan kemari karena ada keperluan. Ada pekerjaan yang harus kami selesaikan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Quina Alesha
dikit banget isi per bab nya thor ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Kecelakaan

    "Jadi bagaimana, Mbak Hanin? Kasus penyerangan malam ini akan ditindak bagaimana?""Saya memilih berdamai saja, Pak. Biarlah sekali ini kami selesaikan secara Kekeluargaan. Ada banyak hal yang harus saya kerjakan, dibanding dengan mengurusi masalah tidak penting seperti ini.""Alaaaah, bilang saja kamu takut kalah telak kalau membawa masalah ini ke pengadilan!" Sita langsung berdiri, melangkah keluar tanpa berpamitan. "Oalaaaaaah, ada ya ternyata di dunia ini wanita modelan seperti itu." Bu Rati menggelengkan kepala.Dimas langsung mengejar Sita saat wanita itu pergi tanpa permisi. Bagaimanapun, wanita itu adalah Ibu dari anaknya. Dia tidak mau sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "S*alan! Hanin!" Sita memaki sambil menendang ban mobilnya.Dimas langsung menahan tubuh Sita saat wanita itu hendak berbalik masuk kembali ke rumah Hanin."Cukup, Ta!""Wanita bod*h itu sengaja membuat ban mobilku kempes!" Sita berteriak di depan wajah Dimas."Kapan dia melakukannya? Bukankah dar

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-06
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Terluka Parah

    Bunyi roda brankar beradu dengan lantai terdengar nyaring. Suara derap langkah setengah berlari dan deru napas memburu memenuhi lorong rumah sakit."Kabari dokter jaga segera, ada dua pasien darurat menunggu di IGD." Satu suara terdengar di sela napasnya yang memburu."Dokter sedang dalam perjalanan ke ruang IGD." Suara lain menjawab, napasnya juga terdengar sangat kencang karena berlarian mendorong brankar sepanjang lorong. Ruang IGD yang tadinya hening langsung sibuk saat dua brankar beriringan memasuki ruangan."Pendarahan! Pasang infus, berikan obat tran****i* acid yang **l**x untuk menghentikan pendarahan. Pasang oksigen!"Para perawat cekatan melakukan instruksi dokter. Dua orang perawat terlihat ada yang membersihkan darah yang membeku di beberapa bagian tubuh korban kecelakaan."Sudah ada yang menghubungi keluarga korban?""Sudah, Dok. Sedang dalam perjalanan. Pasien ini suami istri.""Suami istri?" Dokter memastikan sambil mengangguk. "Jadi yang sedang dalam perjalanan kema

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-06
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Darah Hanin untuk Sita

    "Sita." Bu Rita berkata lemah. "Sabar, Bu. Sita akan baik-baik saja." Mama Desi menguatkan besannya. Fokus wanita itu terbagi, dia ingin menemani Bu Rita menunggu operasi Sita. Namun di sisi lain, dia juga ingin menemani Dimas di ruang rawat inap.Mama Desi mengangkat kepala saat mendengar langkah kaki mendekat."Dimas sudah sadar, Nin?" Mama Desi langsung bertanya.Hanin menggeleng. Tadi dia langsung bergegas ke rumah sakit saat mendengar ayah Dipta mengalami kecelakaan. Bagaimanapun, Dimas adalah ayah yang baik untuk Dipta. Tidak pernah sekalipun dia melalaikan kewajibannya. Sehingga saat mendengar kondisinya sedikit parah, sudut hati Hanin berkedut. Entah kenapa, tiba-tiba dia merasa sangat takut tadi adalah pertemuan terakhirnya dengan Dimas."Dipta mana?" Mama Desi kembali bertanya."Menunggui ayahnya di ruangan, ada Saldi yang menemani." Hanin ikut duduk di samping Bu Rita."Nin, terima kasih." Bu Rita memegang tangan Hanin."Sama-sama, Bu. Sudah sewajarnya kalau kita saling m

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-06
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Peresmian Resto

    Tepuk tangan langsung membahana dari para tamu saat pita peresmian restaurant terpotong dua.Hanin malu-malu tersenyum, meletakkan kembali gunting dengan pita warna merah muda ke nampan yang dibawa salah satu pelayan resto. Wanita itu menggunakan setelan gamis dan jilbab senada, warna merah muda lembut. Dia mengangguk sopan pada tamu-tamu yang memberikan ucapan selamat."Selamat, Nin. Semoga kerjasama kita berjalan lancar ke depannya, dan resto ini ramai dikunjungi pembeli." Hadyan tersenyum pada Hanin yang berdiri di sampingnya."Aamiin. Terima kasih untuk kesempatannya, Mas. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya saya bisa mendapat kesempatan seperti ini." Suara Hanin terdengar serak menahan haru. Setetes air matanya mengalir tanpa bisa ditahan.Hadyan mengangguk. Hidungnya terasa sedikit kedat. Dia memang memberikan kesempatan pada Hanin untuk memotong pita peresmian tadi. Awalnya Hanin menolak, merasa tidak pantas. Tetapi Hadyan berhasil meyakinkannya, bahwa saat ini Hanin adalah p

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Tidak Tahu Terima Kasih

    Hanin mendesah. Wajah Sita terpahat sempurna di wajah Rindu. Dalam hati dia melantunkan doa yang tulus, semoga kelak mantan anak sambungnya itu tumbuh menjadi pribadi yang baik."Loh? Mama sama Papa datang juga?" Wajah Hanin langsung sumringah melihat kehadiran Papa Roy dan Mama Desi. Hanin bahkan langsung berpelukan erat dengan Mama Desi."Datang dong, Sayang." Mama Desi tersenyum."Kenapa Mas Dimas memaksakan hadir? Kan sudah ada Papa Roy dan Mama Desi yang datang." Hanin sedikit keberatan melihat kondisi Dimas yang masih menggunakan kursi roda."Tidak apa-apa, Nin. Kakiku sudah jauh membaik. Mungkin tiga kali terapi lagi aku sudah bisa berjalan seperti sedia kala. Retak tulang kemarin memang agak parah, sehingga membutuhkan waktu hampir lima bulan untuk pemulihan." Hadyan menjelaskan. Hanin mengangguk mendengar perkataan Dimas."Kamu hebat sekali, Nin. Sekarang sudah punya resto sendiri. Bagus pula tempatnya," ucap Mama Desi sambil menatap kagum sekitar."Bukan punya Hanin, Ma. In

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Hutang Nyawa

    "Kesalahan terbesarmu adalah hadir dalam kehidupan Dimas." Sita berkata dingin. "Apa aku bisa melawan takdir?"Sita menatap Hanin bingung."Pertemuanku dengan Mas Dimas sudah ditulis dalam Lauhul Mahfudz. Semua yang terjadi sudah atas ketetapan Ilahi, Ta."Sita mendengus."Kalau tahu akhirnya akan seperti ini, tentu aku akan menolak sedari awal saat Mas Dimas mengajukan pinangan. Apa kau pikir sebuah kebanggaan bagiku ditinggalkan dalam keadaan hamil besar?" Mata Hanin mengembun. Setiap mengingat hal itu, rasa sakit di hatinya masih tetap sama."Sudahlah, Ta. Mari kita berdamai. Aku sudah berusaha menghadirkan ikhlas di hatiku atas semua luka yang kalian hujamkan. Bertahun-tahun aku berusaha mengobati luka sendiri. Sampai akhirnya kesadaran itu datang menghampiri. Tidak ada untungnya hidup dalam dendam. Aku hanya ingin kita semua pada akhirnya bisa hidup tentram." Hanin menghapus ujung matanya yang basah.Hening.Hanya terdengar suara bunyi mesin pendingin ruangan dan sesekali isak p

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Gunjingan

    Entah kenapa dia tidak rela, saat melihat wanita yang pernah dia sia-siakan cintanya, kini justru mendapat tatapan mendamba dari lelaki selain dirinya."Ayo, sekalian sama Mbok Ti, Saldi dan Dipta." Hadyan tertawa saat anak laki-laki itu tersenyum lebar menampakkan gigi padanya. Mereka kemudian saling tos."Boleh saya ajak Dipta sebentar, Mas Dimas?" Hadyan meminta izin pada Dimas yang sedang berpura-pura sibuk memperhatikan sekitar."Eh? Oh? Boleh." Dimas menjawab kikuk.Hadyan berjalan di depan sambil menggandeng Dipta. Sementara Hanin, Mbok Ti dan Saldi mengiringi dari belakang.Dimas menatap kepergian mereka dengan perasaan yang entahlah. Lelaki itu hanya termangu memperhatikan punggung Hanin yang semakin mengecil. Dia tidak mempedulikan percakapan antara orangtua dan mantan mertuanya."Dim." Tepukan halus di bahu sebelah kanan Dimas membuat lelaki itu mengalihkan pandangan dari Hanin yang sudah menghilang di tengah keramaian pengunjung. "Eh, Ran?" Dimas tersenyum ramah pada saha

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07
  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Rissa?

    Arni, levy dan Reni mengangguk menimpali omongan Bella.Mereka tidak menyadari, dua pasang telinga dari tadi ikut mendengarkan percakapan. Dimas dan Rani saling berpandangan. Kedua orang itu menarik napas berbarengan.Mereka pun menyadari, memang seburuk itulah Sita dalam pandangan banyak orang saat ini. Bahkan tidak sedikit tetangga dan kenalan yang terang-terangan mengatakan apa yang menimpa Sita adalah karma, dan sudah sepantasnya wanita itu mendapat balasan seperti itu.Mereka bisa apa? Baik Dimas maupun Rani sudah berusaha membuat Sita berubah. Namun, semua sia-sia. Wanita itu terlalu keras kepala. Bahkan setelah ditalak Dimas dan mendapat musibah besar, Sita tetap saja menyalahkan Hanin atas semua yang terjadi padanya.Sementara di sudut lain resto, suasana berlangsung hangat. Mama Rinda, orangtua Hadyan menyambut baik kehadiran Hanin dan keluarga. Wanita itu bahkan bisa langsung cocok berbicara banyak hal dengan Mbok Ti, walau mereka terpisah status sosial yang lumayan jauh."M

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07

Bab terbaru

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   TAMAT

    "Lagi mikirin apa, Yang?" Suara lembut Hadyan membuat Hanin mengalihkan pandangan dari bunga sakura yang sedang mekar.Musim Semi.Sepanjang jalan dan taman-taman dipenuhi oleh bunga sakura yang sedang mekar. Bermacam warna menyemarakkan suasana. Merah muda pudar, putih, kuning muda, merah menyala dan masih banyak lagi.Indah.Mata Hanin tidak lepas dari hamparan bunga di depannya. Ini pengalaman pertamanya melihat bunga sakura dan merasakan musim semi di Jepang."Jangan terlalu serius. Nanti dedek di perut ikutan pusing, loh."Hanin tertawa mendengar ucapan Hadyan. Wanita itu mengelus kepala Hadyan yang sedang menciumi perutnya yang masih rata. Kehamilannya baru menginjak usia lima belas minggu."Kamu mau kuliah, Yang?" Hadyan menatap mata Hanin setelah puas "bercengkrama" dengan calon bayi di dalam perut Hanin."Kuliah? Apa aku bisa mendapatkan beasiswa seperti mas?" Hanin mengernyitkan keningnya."Biaya tidak masalah. Toh bisnis resto kita di Indonesia sebentar lagi akan peresmian

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Akhir yang Tragis

    Hujan gerimis mengiringi pemakaman Dimas. Payung-payung hitam bertebaran memenuhi area pemakaman. Tepat sebelum papan penutup kuburan diletakkan, rekaman suara Dimas telah terkirim ke nomor telepon Hanin di Jepang.Saldi dan Mbok Ti ikut mengantar Dimas ke peristirahatan terakhirnya. Saldi akhirnya bersedia mengirimkan rekaman suara yang berisi permintaan maaf Dimas kepada kakaknya.Isak tangis terus terdengar dari Mama Desi. Wanita itu beberapa kali pingsan saat proses pemakaman Dimas. Pun dengan Rindu. Mata gadis remaja itu terlihat sembab. Dia berusaha keras agar terlihat tabah. Semua demi ibunya, Sita.Perlahan Rindu mulai mengerti apa yang terjadi pada ibunya. Meski begitu, dia tidak membenci Sita. Walau bagaimana pun, dia pernah merasakan Sita sangat menyayanginya. Rasa sayang pada ibunya tidak berkurang sedikit pun, walau dia tahu kadang Sita tak bisa mengenalinya."Mas Dimas." Sita berbisik lirih.Rindu memeluk ibunya. Ini pertama kali Sita bersuara sejak mengetahui Dimas tela

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Wafat

    "Pakai hatimu, Sal. Apakah masih pantas disaat seperti ini kau membahas kesalahan Dimas? Dimas sekarat! Dimana hati kalian hingga tega menghukum orang yang sudah tidak berdaya?" Papa Roy akhirnya bersuara. Telinganya panas mendengar anaknya terus menjadi bulan-bulanan Saldi sejak tadi."Jangan bicara masalah hati, Pak Roy. Perlu saya ambil kaca agar kalian tahu siapa yang lebih tega? Dimana hati kalian saat melihat anakku dicampakkan dalam keadaan hamil besar? Susah payah dia hadir di persidangan, berharap hati Dimas terketuk melihat perutnya yang membuncit!" Mbok Ti mengusap air matanya yang mengalir."Itu masa lalu! Dimas dan Hanin bahkan sudah berdamai. Tidak perlu diungkit lagi! Apa susahnya hanya berbicara melalui telepon?" Papa Roy mengepalkan tangan."Ini bukan perkara susah atau mudah, Om." Saldi menggeleng tidak percaya."Saya kira anda bisa berpikir lebih dewasa. Ternyata sikap kekanakan Mas Dimas menurun dari anda." Saldi tertawa kecil."Ini masalah perasaan. Apakah kalian

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Dimana Hati Kalian?

    "Kecelakaan tunggal yang terjadi pada hari Selasa, sekitar jam setengah sembilan malam di Daan Mogot, menyebabkan pengemudinya koma dan masih belum sadarkan diri hingga saat ini.""Nasib tragis menimpa rumah tangga D Dan S. D yang saat ini koma, dulunya seorang karyawan di salah satu perusahaan ternama sebagai kepala divisi IT sebelum mengalami kecelakaan tunggal selasa lalu. Sementara istrinya, S, pernah menjabat sebagai General Manager di salah satu perusahaan sebelum kini mengalami gangguan jiwa.Pasangan yang seharusnya sangat ideal andai semua musibah tidak terjadi. Apakah ini karma karena mereka membangun rumah tangga di atas tangis seorang istri yang tengah membawa titipan di rahimnya?"Kecelakaan yang dialami Dimas menjadi pemberitaan nasional baik di televisi maupun media cetak. Bagaimana tidak, setelah video viral Sita melabrak Hanin beberapa tahun yang lalu mendapat reaksi yang sangat meledak di masyarakat.Kini, berita tentang kecelakaan yang dialami Dimas serta Sita yan

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Tragedi Menyakitkan

    "Siapa kamu, datang dan pergi sesukamu? Kakak dan keponakanku bukan mainan. Kau tinggalkan saat bosan, kemudian kau datangi lagi saat kau ingin memainkannya." Suara Saldi terdengar berat. Membuat Dimas mengerutkan keningnya. "Kau tahu? Dipta sakit berhari-hari karena kehilangan sosok yang sangat ingin diakui sebagai ayah. Apa kau benar-benar tidak ada waktu walau hanya sekedar melakukan panggilan video barang sejenak? Anak lelaki itu merindukan kehangatan pelukan dan senda gurau seorang ayah. Tetapi, kau dimana? Kau abai dengan hal itu. Entah lupa atau sengaja melupakan. Hanya Allah yang maha mengetahui rahasia hati.""Aku minta maaf untuk semua itu, Sal. Aku datang kemari berusaha untuk memperbaiki semua kesalahan yang pernah kulakukan pada kakakmu dan Dipta.""Apa yang ingin kau perbaiki? Semua sudah terlanjur rusak saat kau torehkan luka berkali-kali pada hati kakakku. Kau adalah gambaran seorang suami dan seorang ayah yang gagal. Tidak cukup kau sakiti ibunya saat hamil, kau tamb

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Mendatangi Rumah Hanin

    "Kalian boleh tutup mulut serapat mungkin. Tetapi kupastikan aku akan mengusut tuntas kasus ini! Tidak akan hidup tenang orang yang sudah membuat hidup istriku hancur!" Dimas menatap sekitar.Rani langsung menarik Dimas keluar dari ruangan. Dia tidak mau suami sahabatnya itu semakin berbicara yang tidak-tidak."Dim, lebih baik fokus saja pada pengobatan Sita. Sudahi semua hal yang membuat keributan ini. Hal ini bisa memperburuk kondisi Sita."Dimas berdecak sebal saat mendengar omongan Rani."Beri aku gambaran orang seperti apa Hadyan, Ran.""Hah?! Hadyan?" Rani bingung kenapa tiba-tiba Dimas membahas Hadyan."Ada kemungkinan dia terlibat dalam menyabotase Sita dengan menyebarkan video itu. Kata Levy, Hadyan mengetahui perihal video itu sebelum tersebar. Sebagai seorang atasan, seharusnya dia memerintahkan pada bawahannya untuk menghapus video itu. Anehnya lagi, lelaki itu memilih tutup mulut saat Sita mengamuk dan menuduh Hanin yang menyebarkankannya."Rani menggeleng sambil menarik

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Melabrak Hadyan

    "Bu Levy, ada tamu." Security memberitahu Levy yang sedang sibuk dengan setumpuk dokumen dan laptop di depannya."Tamu? Siapa, Pak?" Levy mengernyitkan kening sambil melirik jam di tangannya. Siapa yang bertamu sesore ini? Sepuluh menit lagi bahkan adzan maghrib akan berkumandang."Namanya Pak Dimas, katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan. Orangnya menunggu di ruang tunggu tamu." Security menjawab sambil pamit undur diri.Levy mengangguk pada security. Hatinya mendadak sedikit ciut. Ada apa gerangan Dimas kemari? Apa benar lelaki itu tahu dia yang pertama kali menyebarkan video Sita melabrak Hanin di warung?"Levy?"Levy terkejut saat mendengar ada yang menyebut namanya"Eh, Dim?" Sedikit tergagap dia mengangkat kepala, menatap Dimas yang tiba-tiba sudah berdiri di depan mejanya."Bisa bicara sebentar?" Dimas bertanya dengan tatapan tajam."Maaf. Masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan." Levy meletakkan tangan pada tumpukan dokumen di atas meja "Ini hal penting.""Maaf

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Amarah

    "Lebih baik Bu Sita untuk sementara dibawa ke RSJ, Pak. Selain karena kondisinya yang sangat tidak stabil dapat membahayakan dirinya dan orang lain, juga agar saya lebih mudah memonitor respons pasien terhadap pengobatan dan terapi."Setelah berembuk beberapa saat, mereka mengambil keputusan untuk sementara Sita akan dirawat di rumah saja. Mereka akan meningkatkan penjagaan agar wanita itu tidak melakukan hal-hal yang membahayakan."Awas saja kalah kau sampai kembali pada Hanin, Mas! AKU AKAN MENCINCANG WANITA MISKIN ITU DENGAN KEDUA TANGANKU!"Sontak semua yang ada di kamar terkejut. Sita yang tadinya diam dan terlihat sangat terkendali saat ada psikiater yang datang mendadak kumat lagi.Entah mengapa, sepertinya rumah ini menyayat kembali lukanya yang mulai sembuh beberapa waktu yang lalu. Trauma itu sempurna kembali. Menelikung dan mempengaruhi alam bawah sadar Sita.Wanita itu mengamuk membabi buta. Menyerang siapa saja yang mencoba menahan gerakannya. Dia bahkan mencakar tangan R

  • KAU RUJUK AKU MERAJUK   Keributan

    "Ta." Bu Rita langsung maju dan memeluk Sita yang terlihat sangat kalap. Dia memberontak, berusaha melepaskan diri dari pelukan Bu Rita melemparkan bantal dan menghempas-hempaskan tubuhnya di ranjang.Dimas langsung menghubungi psikiater yang dulu merekomendasikan Sita agar menjalani pengobatan jauh dari tempat yang bisa membangkitkan traumanya. Sementara Mama Desi memeluk Rindu yang menangis sesenggukan melihat keadaan ibunya."Mohon maaf menyebabkan keributan ya, Pak, Bu." Mama Desi sekilas menangkap suara Papa Roy. Tadi memang terdengar ada yang mengucap salam. Mungkin tetangga yang merasa terganggu karena teriakan Sita."Pak Roy kapan pulang? Itu kenapa teriak-teriak?" Salah satu tetangga bertanya. Ada sekitar lima orang bapak-bapak dan ibu-ibu yang berkerumun di depan rumah. Mereka heran karena rumah yang setahu mereka kosong selama beberapa bulan ini, mendadak menjadi ramai karena suara teriakan."Baru saja sampai, Pak." Papa Roy menjawab sambil tersenyum."Sita masih gila ya?"

DMCA.com Protection Status