Bab 1
“Katakan di mana kau sembunyikan Aaron Clark!?”
Ellena yang sedang merangkai bunga sampai kaget melihat dan mendengar pertanyaan dari seorang pria yang tiba-tiba saja masuk ke dalam toko bunganya.
“Si-siapa?”
“Jangan pura-pura bodoh! Dan jangan berpikir untuk menyembunyikan pembunuh itu dariku!”
“Pem-pembunuh!” Ellena mengernyitkan kening seakan mencerna ucapan dari laki-laki tersebut.
“Tunggu-tunggu, siapa maksudnya dengan pembunuh? Aaron pembunuh?! ... ” ulangnya lagi untuk memastikan apa yang baru saja ia dengar.
“Yah, itu benar! Dia membunuh putriku dan aku tidak akan pernah melepasnya! Sekarang katakan di mana pembunuh itu!”
Ellena terdiam ia sampai tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Ia bahkan sampai berfikir jika dirinya sedang di kerjai oleh seseorang. Namun sepertinya tidak karena sorot mata itu benar-benar mengekspresikan kemarahan.
“Dengar, Nona! Aku tak ingin berbasa-basi denganmu, katakan di mana kau sembunyikan Aaron Clark?” ucapan si pria terdengar ketus namun juga tegas hingga bisa mengintimidasi siapapun yang mendengarnya.
“Maaf Tuan, apa maksudmu menyembunyikan Aaron? Aku bahkan tak tahu keberadaan suamiku di mana.”
“Pembohong! Kau pikir aku akan percaya dengan ucapanmu?” tiba-tiba pria itu berbicara keras seakan menghardik Ellena Clark, sehingga wanita muda itu tampak tersentak dan pucat.
“Rupanya kau sama saja dengan suamimu, penuh kebohongan dan juga intrik, sedikit pun aku tak bisa mempercayaimu!” timpalnya lagi tanpa menghiraukan perasaan Ellena Clark yang terlihat begitu bingung atas pertanyaan bertubi-tubi yang ditujukan untuknya.
Ellena pun terhentak, wanita itu yakin sang suami pasti telah membuat masalah lagi sama seperti sebelumnya. Namun, kali ini sangat berbeda dan juga terlihat fatal.
“Sungguh aku tak mengerti apa yang anda ucapkan, Tuan! Dari tadi anda menuduhku menyembunyikan Aaron, bahkan kau berani menilaiku buruk! Kau pikir dirimu siapa? Aku bahkan tak tahu akar permasalahan kalian dengan suamiku itu seperti apa dan bagaimana! Jika karena hutang, aku bisa melunasinya saat ini juga. Namun membunuh? Apa itu masuk akal?” ucap Ellena dengan memiliki sedikit keberanian namun juga dengan rasa takut yang begitu besar pada saat yang bersamaan.
Pria itu tertawa, kemudian berjalan mendekati Ellena Clark.
“Kau tak akan sanggup membayarku jika hanya dengan uangmu, Nona! Yang aku inginkan hanyalah nyawa Aaron, kau dengar?”
Ancaman dari sang pria membuat Ellena Clark bergidik ngeri, benarkah yang dilakukan Aaron hingga pria tegap di depannya begitu berambisi untuk mencari keberadaan Aaron Clark.
“Dengar Nona! Kau hanya memiliki dua pilihan, memberitahu keberadaan Aaron atau nyawa keluargamu.”
Berdesir darah Ellena merasakan takut, bahkan tak bisa bernafas seakan tercekik oleh ucapan pria tersebut. Bayangan ayah serta ibu angkatnya dan orang-orang terdekatnya yang juga harus ikut terseret dengan masalah ini membuat lututnya bergetar lemas.
“Aku mohon jangan libatkan keluargaku, Tuan! Percayalah, aku tak menyembunyikan keberadaan Aaron dimanapun, mungkin kau tak percaya, meski kami berstatus sebagai pasangan suami istri, aku dan Aaron sama-sama tak memperdulikan satu sama lain, Tuan.”
Tanpa sadar air mata Ellena merembas keluar. Namun, ucapan dan air matanya tak bisa begitu saja membuat amarah pria itu meredam.
Pria itu malah semakin tersulut emosi tatkala tangan Ellena Clark menyentuh lengannya seakan memohon untuk dapat mempercayai ucapannya.
Sang pria menatap Ellena Clark dengan pandangan penuh penghinaan, bahkan tak segan menghempaskan tangan Ellena Clark seolah merasa jijik karena sentuhan tangan wanita muda tersebut.
“Tangismu tak akan membuatku iba Nona, kau malah semakin membuatku muak dengan segala kepura-puraanmu itu.”
Ellena terdiam, pandangannya begitu kabur tertutup air mata yang terus saja mengalir keluar dari dalam bagian ujung matanya.
Beberapa pemuda di sana hanya bisa melihatnya, mereka semua tampak terpaku menyaksikan seperti sedang menonton sebuah drama di balik layar ketika boss mereka menindas seorang wanita muda tanpa memiliki keberanian untuk bisa menghentikannya.
“Tolong katakan jika apa yang kau ucapkan itu hanya kebohongan, Tuan! Aaron tidak mungkin melakukan hal seperti itu.”
“Cih, jika memang demikian aku tidak akan buang-buang waktu untuk bertemu dengan manusia rendahan seperti kalian, kau paham!”
“Akan kuberikan waktu sampai besok pagi, Nona. Jika kau tetap saja tak mau memberi tahu keberadaan Aaron. Percayalah, akan kubuat kau dan suamimu menyesal karena sudah melenyapkan nyawa putriku!” ancam pria tersebut sambil melangkah pergi meninggalkan Ellena Clark.
Jantung Ellena berdetak kencang, ini mengenai penghilangan nyawa seseorang. Meski tahu Aaron memiliki sifat tempramental, dia tidak mungkin melakukan hal keji pada orang lain sebelum ia melihat sendiri buktinya.
Ellena menghapus air matanya kemudian berusaha berdiri untuk meyakinkan jika ucapan pria tersebut tidaklah benar dan hanya kesalahpahaman saja
“Kau salah paham, Tuan! Aaron tidak mungkin melakukan hal seperti itu.” Ellena berusaha mengejar si pria. Namun, langkahnya dihentikan oleh kedua pemuda yang sejak tadi hanya berdiam diri melihatnya.
“Hentikan Nona, kau tak akan bisa mendekati beliau, lebih baik kau beritahu keberadaan Aaron Clark, jika kau dan toko bunga ini tak ingin hancur di tangan bos kami!” ancam salah satu dari pemuda yang terus saja memegangi lengan Ellena.
Ellena meronta, wanita muda itu berusaha untuk melepas diri dari genggaman pemuda-pemuda tersebut yang ingin menghalangi jalannya.
Dua pemuda yang tampak seperti bodyguard itu menghempaskan tubuh Ellena, hingga sang wanita terjatuh di atas pot-pot bunga yang sudah tersusun rapi.
Semua itu tak luput dari mata pria tadi yang sudah duduk di dalam mobil mewahnya.
“Kau amati wanita itu, jika perlu hancurkan toko bunganya, agar dia mau memberitahu keberadaan Aaron Clark, aku rasa dengan begitu Aaron Clark akan keluar dengan sendirinya.”
Sang asisten pun menganggukkan kepalanya seakan sudah memahami perintah bosnya.
“Baik, Jack.”
Setelah melihat pemandangan tersebut, pria yang di panggil dengan nama Jack itu pun meninggalkan Birmingham dengan perasaan puas.
Meskipun begitu, matanya masih menyimpan kesedihan serta amarah yang begitu dalam, saat tahu putri kesayangannya terbunuh oleh seseorang.
Pria itu tampak hancur seakan menyalahkan dirinya sendiri karena tak becus menjaga sang putri.
“Lihat saja, nyawa akan kubalas dengan nyawa, kau sudah salah mengusik orang, Aaron Clark!” Jack mengeluarkan sebuah benda berbentuk liontin yang berisi foto Aaron Clark dan Ellena sewaktu mereka masih remaja.
Hal itu membuat Jack yakin jika bukti yang ia dapatkan mengarah pada sosok pria bernama Aaron Clark.
Tuhan begitu baik karena meninggalkan bukti sesaat sebelum jenazah sang putri dibawa pergi oleh para petugas medis dari tempat kejadian perkara.
Sejak penemuan itulah balas dendam kepada Aaron Clark dijalankan oleh Jack Dixon dan di mulai dari Ellena Clark sebagai target pertama pembalasan dendamnya.
Bab 2.Ellena berjalan kembali memasuki toko bunganya, cairan merah yang mengalir dari lutut dan telapak tangannya tak lagi ia hiraukan. Matanya hanya tertuju pada benda pipih berwarna hitam yang tergeletak di atas meja.Seluruh tubuhnya bergetar. Namun ia masih berusaha untuk tetap tenang dalam kondisinya sekarang.“Angkatlah teleponku Aaron! Kenapa kau selalu saja memberiku masalah seperti ini.” Ellena Clark tampak bergumam saat panggilan teleponnya tak ada respon dari sang suami.Beberapa kali ia mencoba tetap saja tak ada jawaban selain dari operator yang mengatakan jika nomor tidak dapat dihubungi.Ellena Clark menghela nafas, tak dipungkiri bahwa sekarang ini pikirannya begitu kacau.Ditambah sebuah notifikasi berita dengan artikel serta foto yang tampak familiar di layar ponselnya membuat Ellena gusar, di mana foto tersebut menampilkan seorang pria yang baru saja mengintimidasi dirinya.Ellena menutup mulutnya dengan perasaan yang teramat takut, ketika ia tahu artikel yang baru
Bab 3.Jantung Ellena berdetak kencang, bukti di depan matanya benar-benar mengarah pada sang suami, namun Ellena tak serta merta mempercayai bukti itu dan menampik semua tuduhan tersebut.Ellena berdiri kemudian berjalan menghampiri Jack Dixon.“Ini tidak mungkin Tuan, Aaron tidak mungkin melakukan hal sekeji itu pada putrimu.” Ellena Clark memegang kerah Jack Dixon dan mengguncangnya tanpa ada rasa takut.“Menjauhlah dariku, Nona! Kau begitu menjijikkan,” ucap Jack Dixon seakan sentuhan tangan Ellena Clark begitu kotor dan hina.Rasa syok dan kenyataan yang baru saja Ellena dengar membuat wanita itu tak mampu lagi menahan tangisnya, sehingga tubuh yang tak lagi memiliki tenaga tersebut terkulai lemas dan hampir terjatuh andai tubuhnya tak segera ditopang oleh Grace _ temannya.“Ellena, kau baik-baik saja?” Grace begitu khawatir melihat kondisi Ellena Clark yang tampak memprihatinkan. Namun, Grace sendiri tak bisa berbuat apa-apa dalam situasi di mana dirinya tak tahu masalah yang se
Bab 4.Ellena berteriak, meronta-ronta berharap bisa melepaskan diri.“Diamlah, ini aku Aaron!” Suara itu membuat Ellena tersadar.“Aaron?”“Iya ini aku, jadi diamlah Ell.” Aaron Clark mencoba meyakinkan sang istri dan kemudian perlahan melepaskan cengkraman kuatnya.Akan tetapi, saat itu juga tendangan pun melayang dari arah samping menghantam tubuh Aaron Clark.Jack Dixon tampak tak menyia-nyiakan kesempatan itu dan langsung memukul Aaron Clark dengan cara membabi buta, sehingga Ellena pun berteriak histeris.Aaron Clark tersungkur, saat Jack Dixon menerjangnya tanpa ampun.“Brengsek, apa kau sudah gila, hah!” maki Aaron Clark saat tubuhnya terpelanting membentur sebuah tong sampah.“Benar, aku memang sudah gila mencari keberadaanmu, sialan! Hari ini kau akan mati di tanganku, Aaron!!” Jack Dixon menarik kerah Aaron Clark kemudian melayangkan tinjunya berulang kali tepat mengenai pipi kanan pria tersebut, hingga kucuran darah segar keluar begitu saja dari lubang hidungnya.Pukulan b
Bab 5.“Coba saja jika kau berani melakukan itu Shaun! Aku tak akan segan melubangi kepalamu dengan satu peluru ini,” saut Jack sambil menempelkan senjata api tepat di belakang kepala pria tersebut.Oh, shit. Shaun tampak terkejut, sosok Jack benar-benar seperti hantu yang menampakkan diri tanpa menimbulkan suara, padahal Shaun yakin jika sang teman baru saja pergi meninggalkan dirinya.Jack masih menatap Shaun tanpa berniat menurunkan senjata api jenis Revolver di tangannya, tampaknya ia tak sedang bermain-main dengan semua ucapannya meski itu terhadap Shaun teman sekaligus asisten pribadinya sendiri.“Oh, ayolah Jack. Aku hanya bercanda saja, mana mungkin aku berani mengkhianatimu seperti itu.” Shaun mengernyitkan keningnya, mencoba menjelaskan, namun Jack Dixon terlihat mengacuhkannya.Semakin diacuhkan keringat dingin dan rasa tak nyaman dirasakan oleh Shaun. Gusar, tentu saja ia terlihat begitu karena yang sedang dihadapinya sekarang bukan lagi manusia normal pada umumnya.Karena
Bab 6. SELEMBAR KERTAS PERJANJIAN.Jack Dixon menyilangkan tangannya di depan dada, ia tampak berpikir setelah mendengar ucapan Ellena. Hal itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh Ellena untuk terus meyakinkannya meski ia harus berhati-hati dalam menyampaikan keinginannya.Ellena terus memperhatikan Jack Dixon, bukan untuk apa-apa, ia hanya mengamati bagaimana kepribadian Jack Dixon dengan segala gerak-geriknya ketika sedang berbicara pada seseorang.Hal itulah yang kemudian membuat Ellena yakin jika pria tersebut memiliki sifat yang selalu berpikir logis serta rasional dan juga mempunyai intelegensi tinggi yang teratur, itu artinya pria tersebut sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan.“Bagaimana Tuan Dixon? Apakah kau tertarik dengan kesepakatan yang baru saja aku katakan?”“Tak ada jaminan bagiku untuk bisa mempercayaimu, Nona! Aku tidak ingin mengambil
Bab 7. MENYETUJUI PERJANJIAN“Seharusnya kau tak boleh melakukan ini, Jack! Ya, aku tahu kau sangat terpukul oleh kematian putrimu, akupun merasakan demikian. Namun, aku merasa jika apa yang kita lakukan pada wanita ini tidak dapat dibenarkan, ingat Jack, target kita hanya Aaron Clark bukan istri si bedebah itu.” Shaun berdiri membelakangi Jack, tangannya sibuk mengangkat tubuh Ellena dan segera membaringkannya di atas kasur.Selain menjadi asisten pribadi Jack, Shaun juga seorang dokter yang sudah memiliki lisensi. Maka sudah jelas jika dia paham tentang kondisi tubuh Ellena yang begitu sangat memprihatinkan.“Kau lihat wanita ini Jack, dia hampir saja terkena malnutrisi jika tidak segera ditangani.” Lanjut Shaun memperjelas keadaan Ellena pada pria batu di belakangnya.“Apakah itu salahku? Bukankah sudah jelas dia sendiri yang menolak makanan pemberianku! Aku hanya men
Bab 8. HUNIAN BARUEllena merebahkan tubuhnya dengan posisi tidur terlentang dengan kedua tangan di sisi kanan dan kiri. Matanya mendayu seakan terhipnotis dalam suasana sepi ketika merasakan ketenangan yang beberapa hari ini tidak pernah ia dapatkan.Benar-benar sunyi hingga membuat Ellena tertidur dengan perlahan. Semua itu tidak luput dari mata seorang Jack Dixon yang akan selalu memantau aktivitas Ellena kecuali dirinya berada di dalam toilet.Waktu terus berlalu 2 jam sudah Ellena terlelap di tempat hunian baru. Hingga samar suara mendayu-dayu membuat wanita berparas cantik itu terbangun dari mimpi singkatnya.Ellena mengedarkan pandangannya, kemudian berhenti di sebuah benda bulat yang tergeletak di atas meja, ia pandangi cukup lama hingga suara ketukan kecil di luar jendela mengalihkan pandanganya.Hati kecil Ellena kian menggebu ketika keingintahuannya membimbing dirinya berjalan ke ar
Bab 9. HARAPAN UNTUK MENEMUKANNYAEllena bergeming saat Aaron Clark menerima panggilan teleponnya. Ia terperanjat dan tak tahu harus bagaimana karena orang yang selama ini di cari-cari oleh Jack Dixon tiba-tiba saja berbicara padanya.‘Tenang Ell, cobalah mengulur waktu sampai kau tahu di mana dia berada’ ucapnya dalam hati.“Aa-aaron, kaukah itu?” Ellena berusaha untuk tetap berbicara santai agar Aaron tidak merasa curiga meski ia harus sekuat tenaga menekan rasa gugupnya.(“Iya, ini aku! Kau baik-baik saja’kan?”)“Iya aku baik-baik saja, kau di mana, Aaron? Aku … aku akan menjemputmu sekarang juga,” ucap Ellena terbata-bata, dirinya mempercepat langkahnya untuk segera memesan taksi dan berharap bisa menemukan Aaron meskipun kecil kemungkinan bisa bertemu dengan sang suami.(&ld
Bab 23.Keduanya terlibat dalam pembicaraan serius hingga tak sadar jika di balik pintu ada telinga yang sedang mendengarkan percakapan mereka._____________________________________Setelah insiden itu Jack tengah menyusun rencana untuk menjebak siapa dalang di balik lepasnya Rocky, si anjing penjaga miliknya. Sekaligus ingin tahu apakah dia atau Ellena yang menjadi target si pelaku.“Shaun, kau lihat itu?” bisik Jack ketika netra hazelnya melihat sedikit bayangan yang mencurigakan di balik pintu.“Ya, aku melihatnya, Jack! Dalam hitungan ketiga kau buka pintu dan aku yang akan menyergapnya,” jelas Shaun sambil mengendap-endap menuju pintu, Jack pun mengangguk setuju.Baik Jack dan Shaun tampak mengambil ancang-ancang untuk penyergapan, ketika dirasa sudah pas keduanya pun bekerja sama dalam melakukan hal yang sudah direncanakan.
Bab 22. SERANGAN SANG ANJING PENJAGA________________________________________________Beruntung Jack Dixon dengan sigap menarik tubuh Ellena dan membiarkan anjing itu menggigit tangannya, hingga darah segar pun mengalir dari sobekan kulit yang terkena gigitan anjing Doberman miliknya.Ellena tersentak kaget, tapi tidak dengan Jack yang langsung bisa menguasai keadaan.“Rocky, stop! Sit down,” titah Jack pada anjing yang masih menancapkan gigi-giginya di permukaan kulitnya.Entah apa yang terjadi pada anjing tersebut yang tampak berbeda dari biasanya, hingga ucapan Jack pun tak mampu membuat sang anjing melepaskan gigitannya. Bahkan semakin beringas mengoyak tangan Jack.Jack tak kehilangan akal, dia meraih tubuh anjing itu dan memiting-nya hingga tak bergerak.“Aa-apa kau membunuh anjing itu, Tuan?” tanya Ellena keti
Bab 21. SERANGAN ANJING DOBERMANDi sebuah ruangan Jack mengambil amplop coklat dan menyodorkannya ke arah Shaun Kendrick. Shaun pun langsung menerima amplop tersebut dan mengeluarkan isinya tanpa bersuara.Lembar demi lembar Shaun memperhatikan beberapa foto seseorang dengan luka tembak di kepala. Mereka adalah orang-orang yang sebelumnya dihabisi oleh Jack ketika dia berada di rumah Ellena.Jack menghisap rokoknya sambil menunggu Shaun selesai mengamati foto yang ia berikan.“Kemarin aku mendapatkan petunjuk itu dari orangku, Shaun! Kau tahu, sekilas itu hanya foto orang mati. Tapi, jika kau lihat tubuh mereka dengan teliti, orang-orang itu masing-masing memiliki tato yang serupa,” jelas Jack sambil sesekali menghembuskan asap rokoknya ke udara.Hal itu menjadi sebuah misteri untuk keduanya, bukan tak mungkin jika akan ada hal yang besar di balik kematian Devine dan j
Bab 20.Tidak jauh dari sana tampak Aaron Clark mengamati Jack dari balik dinding sambil memaki keadaan. “SIAL! Andai saja aku tahu lebih awal jika gadis itu putri Jack Dixon aku pasti menolak pekerjaan itu!” Aaron merapatkan jaketnya, membalikkan tubuhnya dan pergi menjauh ke arah yang berlawanan.____Kini semakin larut, gelapnya malam seakan membentang di sepanjang jalan. Jack pulang dengan rasa kecewa yang begitu besar karena ketidak becusan-nya menangkap Aaron Clark padahal pria itu sudah ada di depan mata.Jack mengambil sebuah botol wine, kemudian meminumnya langsung sambil berdiri di depan jendela ruang kerjanya. Telinganya terus mendengarkan suara tawa Christie dan Devine kecil dari video yang diputar berulang-ulang olehnya.Kesedihan dan juga penyesalan itu tiba-tiba saja datang. Andai ia tidak sibuk oleh pekerjaannya, andai ia mau meluangkan waktu untuk istri dan anaknya
Bab 19.Jack bersama anak buahnya menyebar untuk mencari keberadaan Aaron Clark seperti yang diinformasikan oleh sang informan. Dengan sangat berhati-hati Jack Dixon mulai memasuki setiap ruangan untuk memastikan ada tidaknya pria yang sudah satu bulan ini dia cari-cari.Di dalam pencariannya, Jack Dixon mencurigai jika terdapat dugaan sarang perjudian ilegal yang mengoperasikan permainan poker dan mesin judi lainnya.Jack Dixon mendekati salah satu pengunjung dan duduk disampingnya seolah mereka berteman. Ia berpura-pura menikmati perjudian itu sambil netranya terus mengamati setiap orang yang datang dan pergi dari ruangan tersebut.Cukup lama ia menunggu hingga akhirnya terlihat seorang pria yang cukup mencurigakan dengan jaket dan topi menutupi sebagian wajahnya duduk tidak jauh dari kursi anak buah Jack yang sedang membaur dengan tamu lainnya juga.Jack memberikan isyarat pada salah satu anak buahnya un
Bab 18 KONDISI ELLENA YANG STABILTampak Ellena terbaring di atas ranjang dengan selang infus masih terpasang di tanganya. Ada pun Shaun dan asisten dokter tengah sibuk memastikan kondisi Ellena setelah Jack membawa wanita itu ke rumahnya saat operasinya sudah dinyatakan selesai.Kini kernyit mata Ellena mulai bergerak menandakan jika kesadarannya sedikit demi sedikit mulai kembali.Ellena melenguh kala ia meraba perutnya yang terasa sakit akibat tusukan benda tajam malam itu.“Ugh … .” Ellena menelan salivanya, tenggorokannya terasa kering setelah ia tersadar dari biusnya.“Berikan aku air,” pintanya saat ia mengedarkan pandangannya dan melihat ada seseorang di ruangan yang sama dengannya.Pria itu mendekat, kemudian langsung memeriksa kondisi Ellena secara intensif.“Syukurlah kondi
Bab 17. (Flashback sebelum Ellena di serang oleh pria tak dikenal.)Setelah melihat pesan singkat yang dikirimkan oleh Ellena Jack tampak bingung. Dia tak serta merta mempercayainya begitu saja maka dari itu ia memutuskan untuk mengintai Ellena dengan mata kepalanya sendiri.Saat itu pun Jack mendapat kabar jika bukan anak buahnya saja yang mengawasi Ellena, melainkan ada pihak tertentu yang juga mengintai Ellena dari kejauhan.Belum diketahui siapa yang menyuruh pria itu. Namun, dipastikan bukan hanya dia yang menginginkan Ellena. Melainkan ada pihak tertentu yang juga menginginkan Ellena tapi belum jelas untuk apa dan mengapa.Jack pun mengendarai mobil BMW-nya, mengikuti navigasi tempat lokasi di mana Ellena berada. Jack terus mengikuti petunjuk tersebut hingga sampailah dia tidak jauh dari rumah kecil milik Ellena.Saat itu sudah menjelang malam. Namun, dengan adanya lampu fe
Bab 16 D ITOLONG OLEH JACK DIXONCairan merah meresap keluar membasahi gaun putih milik Ellena. Tubuhnya kian melemah dengan tangan masih memegang perut yang terkena tusukan benda tajam.Masih sempat Ellena melihat pria itu berjalan ke arahnya, si pria berjongkok dan bersiap menusukkan benda tajam itu lagi. Namun, ketika pria tersebut menaikkan tangan dan hendak menghunuskan pisau itu ke arahnya. Tiba-tiba suara letusan senjata api membuat laki-laki itu tumbang hingga menimpa tubuh Ellena.Pria itu wafat seketika dengan selongsong peluru menembus kepalanya. Jack menyingkirkan tubuh itu dengan satu kakinya, kemudian memegang nadi Ellena untuk memastikan dia masih bisa bertahan atau tidak.Jack menghela nafas lega saat Ellena masih menunjukkan tanda-tanda kehidupannya meski denyut nadinya semakin melemah.“Syukurlah aku tidak terlambat,” gumam Jack yang langsung c
Bab 15. DI AMBANG KEMATIANEllena terduduk lemas, pundaknya naik turun setelah melihat hasil autopsi yang diberitakan oleh Jack. Betapa kejam dan tak terbayang rasa sakit yang dirasakan oleh gadis malang itu sebelum meregang nyawa.Mereka sungguh tak memiliki akal sehat sehingga begitu teganya melakukan hal tersebut pada seorang gadis muda. Kini rasa kecewanya bertambah besar jika Aaron benar-benar terlibat atas kematian Devine Dixon.Ellena terisak, meski tak mengalaminya secara langsung sebagai sesama perempuan ia dapat merasakan kesakitan itu. Bagaimana bisa seorang manusia bisa seperti binatang merampas nyawa orang lain dengan begitu kejamnya.Pantas saja jika Jack Dixon murka dan memburu Aaron untuk menuntut balas atas kematian putrinya. Jika itu dia, Ellena juga pasti akan melakukan hal yang sama seperti yang Jack Dixon lakukan. Tampaknya kini Ellena bisa memahami Jack.