Bab 17. (Flashback sebelum Ellena di serang oleh pria tak dikenal.)
Setelah melihat pesan singkat yang dikirimkan oleh Ellena Jack tampak bingung. Dia tak serta merta mempercayainya begitu saja maka dari itu ia memutuskan untuk mengintai Ellena dengan mata kepalanya sendiri.
Saat itu pun Jack mendapat kabar jika bukan anak buahnya saja yang mengawasi Ellena, melainkan ada pihak tertentu yang juga mengintai Ellena dari kejauhan.
Belum diketahui siapa yang menyuruh pria itu. Namun, dipastikan bukan hanya dia yang menginginkan Ellena. Melainkan ada pihak tertentu yang juga menginginkan Ellena tapi belum jelas untuk apa dan mengapa.
Jack pun mengendarai mobil BMW-nya, mengikuti navigasi tempat lokasi di mana Ellena berada. Jack terus mengikuti petunjuk tersebut hingga sampailah dia tidak jauh dari rumah kecil milik Ellena.
Saat itu sudah menjelang malam. Namun, dengan adanya lampu fe
Bab 18 KONDISI ELLENA YANG STABILTampak Ellena terbaring di atas ranjang dengan selang infus masih terpasang di tanganya. Ada pun Shaun dan asisten dokter tengah sibuk memastikan kondisi Ellena setelah Jack membawa wanita itu ke rumahnya saat operasinya sudah dinyatakan selesai.Kini kernyit mata Ellena mulai bergerak menandakan jika kesadarannya sedikit demi sedikit mulai kembali.Ellena melenguh kala ia meraba perutnya yang terasa sakit akibat tusukan benda tajam malam itu.“Ugh … .” Ellena menelan salivanya, tenggorokannya terasa kering setelah ia tersadar dari biusnya.“Berikan aku air,” pintanya saat ia mengedarkan pandangannya dan melihat ada seseorang di ruangan yang sama dengannya.Pria itu mendekat, kemudian langsung memeriksa kondisi Ellena secara intensif.“Syukurlah kondi
Bab 19.Jack bersama anak buahnya menyebar untuk mencari keberadaan Aaron Clark seperti yang diinformasikan oleh sang informan. Dengan sangat berhati-hati Jack Dixon mulai memasuki setiap ruangan untuk memastikan ada tidaknya pria yang sudah satu bulan ini dia cari-cari.Di dalam pencariannya, Jack Dixon mencurigai jika terdapat dugaan sarang perjudian ilegal yang mengoperasikan permainan poker dan mesin judi lainnya.Jack Dixon mendekati salah satu pengunjung dan duduk disampingnya seolah mereka berteman. Ia berpura-pura menikmati perjudian itu sambil netranya terus mengamati setiap orang yang datang dan pergi dari ruangan tersebut.Cukup lama ia menunggu hingga akhirnya terlihat seorang pria yang cukup mencurigakan dengan jaket dan topi menutupi sebagian wajahnya duduk tidak jauh dari kursi anak buah Jack yang sedang membaur dengan tamu lainnya juga.Jack memberikan isyarat pada salah satu anak buahnya un
Bab 20.Tidak jauh dari sana tampak Aaron Clark mengamati Jack dari balik dinding sambil memaki keadaan. “SIAL! Andai saja aku tahu lebih awal jika gadis itu putri Jack Dixon aku pasti menolak pekerjaan itu!” Aaron merapatkan jaketnya, membalikkan tubuhnya dan pergi menjauh ke arah yang berlawanan.____Kini semakin larut, gelapnya malam seakan membentang di sepanjang jalan. Jack pulang dengan rasa kecewa yang begitu besar karena ketidak becusan-nya menangkap Aaron Clark padahal pria itu sudah ada di depan mata.Jack mengambil sebuah botol wine, kemudian meminumnya langsung sambil berdiri di depan jendela ruang kerjanya. Telinganya terus mendengarkan suara tawa Christie dan Devine kecil dari video yang diputar berulang-ulang olehnya.Kesedihan dan juga penyesalan itu tiba-tiba saja datang. Andai ia tidak sibuk oleh pekerjaannya, andai ia mau meluangkan waktu untuk istri dan anaknya
Bab 21. SERANGAN ANJING DOBERMANDi sebuah ruangan Jack mengambil amplop coklat dan menyodorkannya ke arah Shaun Kendrick. Shaun pun langsung menerima amplop tersebut dan mengeluarkan isinya tanpa bersuara.Lembar demi lembar Shaun memperhatikan beberapa foto seseorang dengan luka tembak di kepala. Mereka adalah orang-orang yang sebelumnya dihabisi oleh Jack ketika dia berada di rumah Ellena.Jack menghisap rokoknya sambil menunggu Shaun selesai mengamati foto yang ia berikan.“Kemarin aku mendapatkan petunjuk itu dari orangku, Shaun! Kau tahu, sekilas itu hanya foto orang mati. Tapi, jika kau lihat tubuh mereka dengan teliti, orang-orang itu masing-masing memiliki tato yang serupa,” jelas Jack sambil sesekali menghembuskan asap rokoknya ke udara.Hal itu menjadi sebuah misteri untuk keduanya, bukan tak mungkin jika akan ada hal yang besar di balik kematian Devine dan j
Bab 22. SERANGAN SANG ANJING PENJAGA________________________________________________Beruntung Jack Dixon dengan sigap menarik tubuh Ellena dan membiarkan anjing itu menggigit tangannya, hingga darah segar pun mengalir dari sobekan kulit yang terkena gigitan anjing Doberman miliknya.Ellena tersentak kaget, tapi tidak dengan Jack yang langsung bisa menguasai keadaan.“Rocky, stop! Sit down,” titah Jack pada anjing yang masih menancapkan gigi-giginya di permukaan kulitnya.Entah apa yang terjadi pada anjing tersebut yang tampak berbeda dari biasanya, hingga ucapan Jack pun tak mampu membuat sang anjing melepaskan gigitannya. Bahkan semakin beringas mengoyak tangan Jack.Jack tak kehilangan akal, dia meraih tubuh anjing itu dan memiting-nya hingga tak bergerak.“Aa-apa kau membunuh anjing itu, Tuan?” tanya Ellena keti
Bab 23.Keduanya terlibat dalam pembicaraan serius hingga tak sadar jika di balik pintu ada telinga yang sedang mendengarkan percakapan mereka._____________________________________Setelah insiden itu Jack tengah menyusun rencana untuk menjebak siapa dalang di balik lepasnya Rocky, si anjing penjaga miliknya. Sekaligus ingin tahu apakah dia atau Ellena yang menjadi target si pelaku.“Shaun, kau lihat itu?” bisik Jack ketika netra hazelnya melihat sedikit bayangan yang mencurigakan di balik pintu.“Ya, aku melihatnya, Jack! Dalam hitungan ketiga kau buka pintu dan aku yang akan menyergapnya,” jelas Shaun sambil mengendap-endap menuju pintu, Jack pun mengangguk setuju.Baik Jack dan Shaun tampak mengambil ancang-ancang untuk penyergapan, ketika dirasa sudah pas keduanya pun bekerja sama dalam melakukan hal yang sudah direncanakan.
Bab 1“Katakan di mana kau sembunyikan Aaron Clark!?”Ellena yang sedang merangkai bunga sampai kaget melihat dan mendengar pertanyaan dari seorang pria yang tiba-tiba saja masuk ke dalam toko bunganya.“Si-siapa?”“Jangan pura-pura bodoh! Dan jangan berpikir untuk menyembunyikan pembunuh itu dariku!”“Pem-pembunuh!” Ellena mengernyitkan kening seakan mencerna ucapan dari laki-laki tersebut.“Tunggu-tunggu, siapa maksudnya dengan pembunuh? Aaron pembunuh?! ... ” ulangnya lagi untuk memastikan apa yang baru saja ia dengar.“Yah, itu benar! Dia membunuh putriku dan aku tidak akan pernah melepasnya! Sekarang katakan di mana pembunuh itu!”Ellena terdiam ia sampai tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Ia bahkan sampai berfikir jika dirinya sedang di kerjai oleh seseorang. Namun sepertinya tidak karena sorot mata itu benar-benar mengekspresikan kemarahan.“Dengar, Nona! Aku tak ingin berbasa-basi denganmu, katakan di mana kau sembunyikan Aaron Clark?” ucapan si pria terdengar ketus namun ju
Bab 2.Ellena berjalan kembali memasuki toko bunganya, cairan merah yang mengalir dari lutut dan telapak tangannya tak lagi ia hiraukan. Matanya hanya tertuju pada benda pipih berwarna hitam yang tergeletak di atas meja.Seluruh tubuhnya bergetar. Namun ia masih berusaha untuk tetap tenang dalam kondisinya sekarang.“Angkatlah teleponku Aaron! Kenapa kau selalu saja memberiku masalah seperti ini.” Ellena Clark tampak bergumam saat panggilan teleponnya tak ada respon dari sang suami.Beberapa kali ia mencoba tetap saja tak ada jawaban selain dari operator yang mengatakan jika nomor tidak dapat dihubungi.Ellena Clark menghela nafas, tak dipungkiri bahwa sekarang ini pikirannya begitu kacau.Ditambah sebuah notifikasi berita dengan artikel serta foto yang tampak familiar di layar ponselnya membuat Ellena gusar, di mana foto tersebut menampilkan seorang pria yang baru saja mengintimidasi dirinya.Ellena menutup mulutnya dengan perasaan yang teramat takut, ketika ia tahu artikel yang baru