Bab 5.
“Coba saja jika kau berani melakukan itu Shaun! Aku tak akan segan melubangi kepalamu dengan satu peluru ini,” saut Jack sambil menempelkan senjata api tepat di belakang kepala pria tersebut.
Oh, shit. Shaun tampak terkejut, sosok Jack benar-benar seperti hantu yang menampakkan diri tanpa menimbulkan suara, padahal Shaun yakin jika sang teman baru saja pergi meninggalkan dirinya.
Jack masih menatap Shaun tanpa berniat menurunkan senjata api jenis Revolver di tangannya, tampaknya ia tak sedang bermain-main dengan semua ucapannya meski itu terhadap Shaun teman sekaligus asisten pribadinya sendiri.
“Oh, ayolah Jack. Aku hanya bercanda saja, mana mungkin aku berani mengkhianatimu seperti itu.” Shaun mengernyitkan keningnya, mencoba menjelaskan, namun Jack Dixon terlihat mengacuhkannya.
Semakin diacuhkan keringat dingin dan rasa tak nyaman dirasakan oleh Shaun. Gusar, tentu saja ia terlihat begitu karena yang sedang dihadapinya sekarang bukan lagi manusia normal pada umumnya.
Karena jika Jack manusia normal ia tak mungkin menculik seorang wanita dan menahannya di dalam basement miliknya.
“Dengar Shaun, aku tak sedang berbaik hati pada istri pembunuh putriku, jika kau menolong wanita itu kabur, itu sama saja kau menentang keinginanku!” Jack melangkah mundur, kemudian menarik senjata api tersebut dan menyimpannya kembali.
Ucapan itu sebagai bentuk ancaman, agar Shaun tak lagi memikirkan ide bodoh yang akan merugikan dirinya sendiri.
“Baiklah, baiklah, kau menang! Namun, apakah ini yang diinginkan Devine, Jack? Asal kau tahu saja, Devine pun sudah kuanggap sebagai ponakanku sendiri, kematiannya juga menorehkan luka yang begitu dalam di hatiku.”
Jack dan Shaun tampak bersedih, kematian Devine membuat keduanya begitu terpukul, hingga apapun akan mereka lakukan meski harus bertentangan dengan hukum.
Salah satu upaya yang dapat mereka lakukan adalah menahan Ellena Clark, selain itu juga mengerahkan seluruh bawahannya untuk mencari keberadaan Aaron dan menangkap siapapun yang terlibat atas kematian Devine Dixon.
“Diinginkan atau tidak, dendam itu pasti akan aku balaskan Shaun.”
Setelah berkata demikian Jack Dixon pun pergi meninggalkan sang teman yang terlihat mematung setelah mendengar jawabannya.
Shaun Kendrick menghela napas, meski ia tak setuju dengan jalan extrim yang diambil Jack Dixon, dirinya pun tak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti keinginannya.
'Terserah kau saja, Jack. Aku hanya mengikuti keinginanmu dan berharap para pelaku bisa cepat tertangkap agar wanita ini bisa terbebas dan kembali ke kehidupannya seperti semula' Shaun Kendrick tampak iba melihat keadaan Ellena, ia pun tak segan membawa tubuh Ellena Clark dan secepatnya mengobati lukanya.
Waktu terus berjalan, keadaan Ellena setelah mendapat pengobatan dari Shaun Kendrick pun terlihat membaik.
Meski demikian, Ellena Clark menolak semua makanan yang diberikan oleh pengurus rumah termasuk makanan yang diberikan Jack untuknya.
“Katakan pada bosmu, aku lebih baik mati daripada harus memakan makanan itu.” Ellena melemparkan mangkuk berisi oatmeal yang disajikan untuknya.
“Tapi Nona, makanan ini baik untuk membantu masa pemulihan anda.”
“Aku tidak peduli.” Ellena terus menolak, hingga ia pun terdiam ketika Jack Dixon menyahut ucapannya.
“Kalau begitu biarkan saja dia mati kelaparan jika itu yang diinginkannya, mulai hari ini aku perintahkan pada siapapun untuk tidak memberikan makanan ke dalam ruangan ini sampai mendapat izinku kembali.”
Jack Dixon mendekati Ellena, kemudian berdiri di sampingnya.
“Kita lihat saja, akan bertahan sampai kapan kau hidup tanpa asupan makanan yang masuk ke dalam tubuhmu, satu hari? Dua hari? Hmm, rasanya akan sangat menyenangkan jika bisa melihatmu mati dalam keadaan kelaparan dengan sendirinya.”
Lagi- lagi wajah angkuh itu membuat Ellena Clark bertekad untuk tidak menyentuh makanan apapun yang diberikan untuknya, baginya lebih baik mati daripada harus terkurung dan mendapatkan perlakuan tak menyenangkan oleh pria tersebut.
Bukankah sama saja, cepat atau lambat Jack Dixon akan menghabisinya ketika Aaron Clark ditemukan, hanya saja caranya sangatlah berbeda dan itupun atas keinginan Ellena sendiri.
Sejak saat itu hari demi hari terkurung tanpa air dan makanan membuat Ellena Clark seperti di ambang kematian.
Sekarat dalam rasa lapar dan dahaga membuatnya berhalusinasi tentang masa depannya, kehidupan indah, toko bunga yang ramai, teman serta memiliki keluarga bahagia terlintas dalam benaknya begitu saja, impian sederhana namun hal itu yang selalu menjadi mimpinya sejak dulu.
Ellena Clark terus saja menatap langit-langit ruangan tersebut tanpa memiliki keinginan yang kuat untuk hidup, ia sudah pasrah dan redup tentang harapannya untuk bisa keluar dari sekapan Jack Dixon.
Akan tetapi, saat harapan itu mulai sirna, tetesan air mata dari sudut matanya mengingatkan Ellena pada seorang gadis kecil yang sering ditemuinya, sebuah janji adopsi untuk menolong anak tersebut dari seorang ayah pemabuk memberikan kekuatan dan keberanian pada diri Ellena Clark.
Ellena terbangun, ia mulai berjalan ke arah pintu sambil terhuyung-huyung untuk memastikan jika di balik pintu tersebut ada seseorang yang selalu mengawasi kamarnya.
“Aku tahu kalian di luar, tolong panggilkan bosmu, aku tahu di mana keberadaan Aaron.”
Ellena menggedor pintu, berteriak agar ucapannya dapat di dengar dan berharap Jack Dixon mau menemuinya.
Beberapa saat ruangan itu tetap hening, Ellena menganggap apa yang direncanakannya hanyalah sia-sia, karena orang yang mau ia temui tak kunjung datang.
Hingga saat Ellena ingin berbalik, sebuah pintu terbuka dan Jack Dixon datang dengan cara tergesa-gesa.
“Cepat katakan di mana tempat persembunyian suamimu?!” Jack Dixon meremas pundak Ellena, tatapannya menanti jawaban yang selama ini ia nantikan.
“Akhirnya kau datang juga, Tuan!” Ellena mengukir senyum, tampak tersirat di matanya jika ucapannya mengenai persembunyian Aaron hanya sebuah kebohongannya saja.
Hal itu dapat mudah ditangkap oleh seorang Jack Dixon.
“Apakah kau hanya membual dan mempermainkanku saja, hah?!” Jack Dixon mendorong tubuh Ellena Clark, tampaknya amarahnya akan meledak, namun terhenti saat mendengar penjelasan Ellena.
“Tidak! Ma-mari kita membuat kesepakatan, Tuan! Aku akan membantumu menemukan Aaron.”
Jack Dixon terdiam, ucapan Ellena terdengar seperti lelucon yang tak memiliki arti. Namun, hal itu tak di sia-siakan oleh Ellena Clark untuk meyakinkan pria tersebut.
“Seperti yang kau ketahui, aku istri dari si pembunuh putrimu, meski aku tidak tahu persembunyian suamiku, aku yakin aku bisa berguna untukmu dalam mencari keberadaannya, Tuan Dixon.”
Jack Dixon pun tampak tertarik dengan pembahasan Ellena, meski terlihat sinis, pria itu tetap mendengarkan sampai Ellena menyelesaikan ucapannya.
“Keuntungan apa yang kudapatkan jika aku menyetujui keinginanmu?”
“Tentu saja akan semakin cepat anda menemukan Aaron. Karena aku yakin sampai detik ini jejak keberadaan Aaron belum juga dapat kalian temukan, bukan?”
'Aku mohon percayalah padaku, hanya ini jalan satu-satunya agar aku bisa bertahan hidup'
Ellena terus berdoa dan berharap agar Jack Dixon mau menerima tawarannya meski kemungkinan kecil pria angkuh tersebut mau mengiyakannya.
Meskipun demikian itu satu-satunya cara agar Ellena bisa terbebas dari kekejaman Jack Dixon selama ini.
Bab 6. SELEMBAR KERTAS PERJANJIAN.Jack Dixon menyilangkan tangannya di depan dada, ia tampak berpikir setelah mendengar ucapan Ellena. Hal itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh Ellena untuk terus meyakinkannya meski ia harus berhati-hati dalam menyampaikan keinginannya.Ellena terus memperhatikan Jack Dixon, bukan untuk apa-apa, ia hanya mengamati bagaimana kepribadian Jack Dixon dengan segala gerak-geriknya ketika sedang berbicara pada seseorang.Hal itulah yang kemudian membuat Ellena yakin jika pria tersebut memiliki sifat yang selalu berpikir logis serta rasional dan juga mempunyai intelegensi tinggi yang teratur, itu artinya pria tersebut sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan.“Bagaimana Tuan Dixon? Apakah kau tertarik dengan kesepakatan yang baru saja aku katakan?”“Tak ada jaminan bagiku untuk bisa mempercayaimu, Nona! Aku tidak ingin mengambil
Bab 7. MENYETUJUI PERJANJIAN“Seharusnya kau tak boleh melakukan ini, Jack! Ya, aku tahu kau sangat terpukul oleh kematian putrimu, akupun merasakan demikian. Namun, aku merasa jika apa yang kita lakukan pada wanita ini tidak dapat dibenarkan, ingat Jack, target kita hanya Aaron Clark bukan istri si bedebah itu.” Shaun berdiri membelakangi Jack, tangannya sibuk mengangkat tubuh Ellena dan segera membaringkannya di atas kasur.Selain menjadi asisten pribadi Jack, Shaun juga seorang dokter yang sudah memiliki lisensi. Maka sudah jelas jika dia paham tentang kondisi tubuh Ellena yang begitu sangat memprihatinkan.“Kau lihat wanita ini Jack, dia hampir saja terkena malnutrisi jika tidak segera ditangani.” Lanjut Shaun memperjelas keadaan Ellena pada pria batu di belakangnya.“Apakah itu salahku? Bukankah sudah jelas dia sendiri yang menolak makanan pemberianku! Aku hanya men
Bab 8. HUNIAN BARUEllena merebahkan tubuhnya dengan posisi tidur terlentang dengan kedua tangan di sisi kanan dan kiri. Matanya mendayu seakan terhipnotis dalam suasana sepi ketika merasakan ketenangan yang beberapa hari ini tidak pernah ia dapatkan.Benar-benar sunyi hingga membuat Ellena tertidur dengan perlahan. Semua itu tidak luput dari mata seorang Jack Dixon yang akan selalu memantau aktivitas Ellena kecuali dirinya berada di dalam toilet.Waktu terus berlalu 2 jam sudah Ellena terlelap di tempat hunian baru. Hingga samar suara mendayu-dayu membuat wanita berparas cantik itu terbangun dari mimpi singkatnya.Ellena mengedarkan pandangannya, kemudian berhenti di sebuah benda bulat yang tergeletak di atas meja, ia pandangi cukup lama hingga suara ketukan kecil di luar jendela mengalihkan pandanganya.Hati kecil Ellena kian menggebu ketika keingintahuannya membimbing dirinya berjalan ke ar
Bab 9. HARAPAN UNTUK MENEMUKANNYAEllena bergeming saat Aaron Clark menerima panggilan teleponnya. Ia terperanjat dan tak tahu harus bagaimana karena orang yang selama ini di cari-cari oleh Jack Dixon tiba-tiba saja berbicara padanya.‘Tenang Ell, cobalah mengulur waktu sampai kau tahu di mana dia berada’ ucapnya dalam hati.“Aa-aaron, kaukah itu?” Ellena berusaha untuk tetap berbicara santai agar Aaron tidak merasa curiga meski ia harus sekuat tenaga menekan rasa gugupnya.(“Iya, ini aku! Kau baik-baik saja’kan?”)“Iya aku baik-baik saja, kau di mana, Aaron? Aku … aku akan menjemputmu sekarang juga,” ucap Ellena terbata-bata, dirinya mempercepat langkahnya untuk segera memesan taksi dan berharap bisa menemukan Aaron meskipun kecil kemungkinan bisa bertemu dengan sang suami.(&ld
Bab 10. KATA-KATA YANG MENYAKITI HATIEllena terdiam ia tidak tahu harus memberikan reaksi seperti apa ketika Sharon mengatakan hal demikian kepadanya. Dari cara bicaranya pun Ellena menyimpulkan jika sang ibu angkat pasti tahu di mana Aaron saat ini, tetapi mana mungkin wanita tua tersebut mau memberitahu tempat persembunyian Aaron sedangkan dia mati-matian menutupi kesalahan anaknya.“Bu, apakah Ibu tahu apa yang kualami beberapa waktu lalu? Aku di sekap, Bu! Aku hampir mati pada saat Ibu sibuk menyembunyikan, Aaron!” Keluh Ellena. Ia merasa semua ini tidaklah adil setelah penyiksaan dan rasa takut yang dialami justru itu semua tidaklah berarti di mata sang ibu angkatnya.“Itu tanggung jawabmu sebagai seorang istri, Ellena! Kau harus bisa berkorban untuk suamimu dalam kondisi apapun.”“IBU!! Ini tidak adil untukku, Bu! Aku tidak ingin melakukan apa yang Ibu katakan kar
Bab 11. MENUJU KE KEHIDUPAN NORMALSetelah memastikan jika Sharon mengetahui keberadaan Aaron Clark, Ellena pun berusaha menuruti keinginan wanita itu. Namun, tidak benar-benar menurutinya. Ia hanya ingin terlihat baik demi mendapatkan sebuah petunjuk mengenai keberadaan sang suami.Dengan begitu rencananya untuk menemukan Aaron akan berhasil, dan dia si pria jahat itu akan berhenti untuk mengganggu hidupnya.Ellena tersenyum senang sekaligus juga merasakan keanehan ketika ponselnya tiba-tiba saja kehabisan baterai padahal ia sangat yakin jika daya pada ponselnya masih terisi penuh.Wanita muda itu menggaruk tengkuknya kemudian mengamati ponselnya sambil terheran.“Aku yang lupa atau ponsel ini yang bermasalah?!” Gumam Ellena ketika tidak mendapati keanehan sedikitpun pada gawai yang ia pegang selain batu baterai pada ponselnya yang cepat sekali berkurang.
Bab 12. YANG SEHARUSNYA TIDAK BOLEH DIKETAHUIItulah sosok ceria Ellena, wanita muda tersebut sebenarnya pandai bergaul dan selalu menebarkan hal positif pada siapapun.Termasuk pada sosok Jack yang notabenenya pria jahat yang sudah menuduh Ellena berkomplot dengan Aaron Clark. Namun, karena berpatokan dengan sebuah kata kebebasan yang dijanjikan oleh pria itu, ia pun menganggap Jack dan orang-orangnya hanya seorang partner dalam mencari keberadaan sang suami, tanpa dia sadari jika sebenarnya sedang berhadapan dengan seseorang yang begitu kejam.Ellena mendekati Jack, raut wajahnya tampak bingung juga penasaran ketika pria itu memanggilnya kembali padahal mereka berdua baru saja bertemu belum lama ini di tempat Sharon_ ibu angkat sekaligus mertua Ellena.“Sepertinya ada yang ingin kau sampaikan padaku, Nona Ellena?!” pancing Jack yang ingin menguji kejujuran Ellena.&nb
Bab 13. RASA TAKUT DAN TEMPAT PERSEMBUNYIANJack Dixon sangat mendominasi sehingga membuat Ellena tak berkutik ketika wanita itu mengetahui perbuatannya. Matanya bahkan rahangnya semua tampak menakutkan di mata Ellena Clark.Wanita itu tampak pucat tubuhnya bereaksi bahwa ada rasa takut yang muncul karena adanya sebuah ancaman dari sosok Jack Dixon.“SIAPA YANG MENYURUHMU MEMBUKA PENUTUP PRIA ITU, HAH!!” pekik Jack yang semakin menambah rasa ciut di hati Ellena.Ellena berdiri sambil tertatih. “A-aku tidak sengaja masuk, Tuan!” Terlihat alasan. Namun, itulah yang terjadi ketika ia mencari toilet tadi.Tapi tidak dengan Jack, pria itu malah mencurigai Ellena karena sosok yang terikat itu memiliki hubungan pertemanan dengan Aaron dan bahkan juga ikut dalam menghabisi putrinya_ Devine Dixon.Ellena melirik kembali pria itu, meski tubuhnya penuh luka ia