Bab 7. MENYETUJUI PERJANJIAN
“Seharusnya kau tak boleh melakukan ini, Jack! Ya, aku tahu kau sangat terpukul oleh kematian putrimu, akupun merasakan demikian. Namun, aku merasa jika apa yang kita lakukan pada wanita ini tidak dapat dibenarkan, ingat Jack, target kita hanya Aaron Clark bukan istri si bedebah itu.” Shaun berdiri membelakangi Jack, tangannya sibuk mengangkat tubuh Ellena dan segera membaringkannya di atas kasur.
Selain menjadi asisten pribadi Jack, Shaun juga seorang dokter yang sudah memiliki lisensi. Maka sudah jelas jika dia paham tentang kondisi tubuh Ellena yang begitu sangat memprihatinkan.
“Kau lihat wanita ini Jack, dia hampir saja terkena malnutrisi jika tidak segera ditangani.” Lanjut Shaun memperjelas keadaan Ellena pada pria batu di belakangnya.
“Apakah itu salahku? Bukankah sudah jelas dia sendiri yang menolak makanan pemberianku! Aku hanya mengikuti keinginannya saja untuk cepat mati, Shaun!” Jack menampik semua tuduhan Shaun Kendrick, pria itu sama sekali tak merasa bersalah pada Ellena. Justru mati akan lebih baik untuk wanita itu sebagai ganti nyawa yang sudah dirampas oleh suaminya.
Shaun memijat pelipisnya, rasanya sia-sia saja jika berbicara pada Jack karena semua ucapannya sudah pasti dapat dipatahkan dengan sangat mudah, selain penampilan Jack yang rupawan minusnya pria itu tidak memiliki kepekaan terhadap orang lain jika itu bukan mengenai pekerjaannya.
“Begini saja, bagaimana jika kau berikan wanita ini kesempatan, Jack! Dia berhak untuk membuktikan dirinya tidak bersalah atas kematian Devine.”
Jack melipat kedua tangannya di depan dada, wajahnya berubah serius ketika Shaun Kendrick membicarakan perjanjian yang dibicarakan oleh Ellena sesaat sebelum wanita itu tidak sadarkan diri.
“Itu bukan urusanmu Shaun, kau hanya perlu bertindak jika aku menginstruksikan, selain itu kau tak perlu ikut campur atas keputusanku.”
Benar, seperti itulah Jack Dixon, dia tidak akan goyah meski sahabatnya sendiri yang berbicara. Bukankah lebih cocok jika manusia satu ini disebut pria batu berhati dingin, dibandingkan casanova berwajah tampan seperti malaikat, shit bukankah itu omong kosong untuk menggambarkan bagaimana ketampanan pria tersebut.
“Oh, ayolah Jack! Setidaknya kau masih memiliki hati nurani sebagai manusia. Firasatku mengatakan jika dia tidak bersalah dalam kasus penghilangan nyawa Devine.
Shaun berusaha meyakinkan Jack, sebagai teman tentu dirinya tidak ingin melihat sang sahabat terjerumus kedalam dendam yang terlalu dalam. Memang benar, begitu sakit ketika seseorang kehilangan orang tercintanya terlebih kematian tragis yang menimpa putrinya. Namun, juga tidak dibenarkan atas tindakan Jack yang mengurung dan menyiksa Ellena padahal wanita itu tidak bersalah.
“Shaun, apakah kau menyukai wanita itu?” tanya Jack.
Shaun membalikkan tubuhnya kemudian menatap Jack.
“Kau benar-benar sudah gila, Jack! Mana mungkin aku menyukai wanita ini. Aku hanya merasa kasihan padanya, terlebih dia memiliki wajah yang sedikit mirip Christie jika diperhatikan lebih jelas.”
“Omong kosong! Bagaimana bisa kau sebut wanita ini mirip dengan mendiang istriku, Shaun!!” mata Jack membelalak, wajahnya tampak terkejut saat Shaun menyinggung soal Christie wanita yang sangat ia cintai.
Shaun tampak acuh, pria dengan tinggi badan yang hampir sama dengan sahabatnya itu kembali membelakangi pria tersebut tanpa merasa bersalah atas ucapannya. Shaun bahkan sempat menyunggingkan senyum saat Jack terkejut.
“Konyol!!” ujar Jack sembari pergi meninggalkan sang sahabat.
“Kau mau kemana Jack?”
“Mendinginkan kepalaku agar tidak membuat lubang di belakang kepalamu, Shaun!!” saut Jack. Shaun menggeleng heran, meski demikian ia yakin jika ucapannya membuat Jack memikirkan kembali tentang kesepakatan yang diajukan oleh Ellena.
—////////—
Kembali pada saat Ellena menggores tinta pada selembar kertas perjanjian di tangannya.
Ellena menuju pintu, kemudian memanggil penjaga yang berjaga di balik pintu lalu memberikan kertas itu untuk diberikan pada Jack Dixon.
Untuk pertama kalinya pria tersebut tampak senyum ketika menerima kertas yang terlihat sudah tak rapi itu, bibirnya berkedut seakan heran dengan kelakuan Ellena pada selembar kertas yang ia berikan.
“Wanita itu cukup keras kepala juga ternyata!” gumam pria tersebut.
Tiba saatnya Ellena terbebas dari kediaman Jack Dixon, ia berharap tidak bertemu si pria dalam waktu lama. Namun, saat ingin pergi sebuah mobil BMW hitam berhenti di depannya.
“Masuk!” titah seorang pria yang tak lain adalah Jack Dixon.
Ellena sempat ragu, jelas tak menyukai keadaan ini karena seharusnya ia tidak bertemu dengan Jack untuk beberapa hari sebelum hari di mana Ellena harus melaporkan tentang pencariannya.
Kesal pun datang, Ellena menutup pintu mobil dengan sangat keras hingga membuat Jack Dixon mengernyitkan keningnya.
“Apa lagi? Bukankah sudah jelas jika kita tidak akan saling bertemu untuk beberapa waktu, Tuan Dixon!” protes Ellena.
“Kuakui tentang keberanianmu, Nona! Tapi apakah kau juga lupa? Di surat perjanjian itu tertulis jika aku menyiapkan hunian baru untuk kau tempati! Ingatlah, aku tidak main-main dengan keputusanku, semuanya sudah diatur dan kau hanya harus mengikuti instruksiku saja.”
Ellena sempat tercengang, bagaimana bisa ia lupa dengan poin yang sama saja membuat hidupnya seperti dalam jeruji besi jika semua hal harus diketahui oleh pria tersebut.
“Ta-tapi, Tuan Dixon. Bagaimana dengan barang-barangku, lalu nasib toko bunga… !” ucapan Ellena terhenti, seketika raut sedih terpancar dari wajah cantiknya. Ellena bahkan tak berani meminta lebih untuk mengunjungi toko bunganya yang ia pikir sudah dihancurkan oleh Jack.
“Kau masih aku izinkan untuk bekerja di toko bunga itu. Namun, aku harap kau tidak melupakan perjanjian kita. Tepati janjimu dan mungkin aku bisa pertimbangkan kembali untuk melepasmu, Nona!”
Tidak ada kabar gembira lagi selain mendengar kata bebas, Ellena mendapat harapan besar setelah Jack memberikan keringanan. Persepsi Ellena terhadap Jack kini mulai berubah, wanita itu tidak menyadari bahwa apa yang Jack Dixon katakan hanyalah untuk menguji kejujuran Ellena.
Apakah dia benar-benar membantu mencari keberadaan Aaron atau hanya memanfaatkan keadaan agar bisa terbebas dari dirinya.
“Terima kasih, Tuan Dixon. Semoga putrimu cepat mendapatkan keadilan.” Ellena sungguh-sungguh mendoakannya meski ucapannya mendapat respon datar dari Jack Dixon. Ya, itu tidak jadi masalah karena sebentar lagi Ellena bisa bertemu dengan keluarga serta Grace yang mungkin sedang khawatir padanya.
Cukup lama Ellena dan Jack berada di dalam mobil yang sama akhirnya mobil itu pun mulai memasuki area apartemen.
Jack menyodorkan sebuah benda pipih berwarna hitam pada Ellena. “404, kau bisa tinggal di sana sampai perjanjian kita selesai.”
Ellena meraih benda itu mengamatinya sejenak lalu pergi mengikut instruksi Jack Dixon tanpa protes sedikitpun.
Setelah memastikan Ellena sudah berada di dalam lobby Jack Dixon pun kembali memacu mobilnya meninggalkan area tersebut.
Namun, sebelum itu ia nampak berbicara pada seseorang lewat panggilan smartphonenya.
“Jangan sampai wanita itu tahu, cukup amati dia dari kejauhan saja, kau mengerti!” setelah mengatakan demikian Jack beralih melihat ponselnya yang terhubung dengan kamera tersembunyi di ruang 404. Camera tersebut dipasang oleh orang suruhan Jack ketika mereka masih berada di perjalanan.
Bab 8. HUNIAN BARUEllena merebahkan tubuhnya dengan posisi tidur terlentang dengan kedua tangan di sisi kanan dan kiri. Matanya mendayu seakan terhipnotis dalam suasana sepi ketika merasakan ketenangan yang beberapa hari ini tidak pernah ia dapatkan.Benar-benar sunyi hingga membuat Ellena tertidur dengan perlahan. Semua itu tidak luput dari mata seorang Jack Dixon yang akan selalu memantau aktivitas Ellena kecuali dirinya berada di dalam toilet.Waktu terus berlalu 2 jam sudah Ellena terlelap di tempat hunian baru. Hingga samar suara mendayu-dayu membuat wanita berparas cantik itu terbangun dari mimpi singkatnya.Ellena mengedarkan pandangannya, kemudian berhenti di sebuah benda bulat yang tergeletak di atas meja, ia pandangi cukup lama hingga suara ketukan kecil di luar jendela mengalihkan pandanganya.Hati kecil Ellena kian menggebu ketika keingintahuannya membimbing dirinya berjalan ke ar
Bab 9. HARAPAN UNTUK MENEMUKANNYAEllena bergeming saat Aaron Clark menerima panggilan teleponnya. Ia terperanjat dan tak tahu harus bagaimana karena orang yang selama ini di cari-cari oleh Jack Dixon tiba-tiba saja berbicara padanya.‘Tenang Ell, cobalah mengulur waktu sampai kau tahu di mana dia berada’ ucapnya dalam hati.“Aa-aaron, kaukah itu?” Ellena berusaha untuk tetap berbicara santai agar Aaron tidak merasa curiga meski ia harus sekuat tenaga menekan rasa gugupnya.(“Iya, ini aku! Kau baik-baik saja’kan?”)“Iya aku baik-baik saja, kau di mana, Aaron? Aku … aku akan menjemputmu sekarang juga,” ucap Ellena terbata-bata, dirinya mempercepat langkahnya untuk segera memesan taksi dan berharap bisa menemukan Aaron meskipun kecil kemungkinan bisa bertemu dengan sang suami.(&ld
Bab 10. KATA-KATA YANG MENYAKITI HATIEllena terdiam ia tidak tahu harus memberikan reaksi seperti apa ketika Sharon mengatakan hal demikian kepadanya. Dari cara bicaranya pun Ellena menyimpulkan jika sang ibu angkat pasti tahu di mana Aaron saat ini, tetapi mana mungkin wanita tua tersebut mau memberitahu tempat persembunyian Aaron sedangkan dia mati-matian menutupi kesalahan anaknya.“Bu, apakah Ibu tahu apa yang kualami beberapa waktu lalu? Aku di sekap, Bu! Aku hampir mati pada saat Ibu sibuk menyembunyikan, Aaron!” Keluh Ellena. Ia merasa semua ini tidaklah adil setelah penyiksaan dan rasa takut yang dialami justru itu semua tidaklah berarti di mata sang ibu angkatnya.“Itu tanggung jawabmu sebagai seorang istri, Ellena! Kau harus bisa berkorban untuk suamimu dalam kondisi apapun.”“IBU!! Ini tidak adil untukku, Bu! Aku tidak ingin melakukan apa yang Ibu katakan kar
Bab 11. MENUJU KE KEHIDUPAN NORMALSetelah memastikan jika Sharon mengetahui keberadaan Aaron Clark, Ellena pun berusaha menuruti keinginan wanita itu. Namun, tidak benar-benar menurutinya. Ia hanya ingin terlihat baik demi mendapatkan sebuah petunjuk mengenai keberadaan sang suami.Dengan begitu rencananya untuk menemukan Aaron akan berhasil, dan dia si pria jahat itu akan berhenti untuk mengganggu hidupnya.Ellena tersenyum senang sekaligus juga merasakan keanehan ketika ponselnya tiba-tiba saja kehabisan baterai padahal ia sangat yakin jika daya pada ponselnya masih terisi penuh.Wanita muda itu menggaruk tengkuknya kemudian mengamati ponselnya sambil terheran.“Aku yang lupa atau ponsel ini yang bermasalah?!” Gumam Ellena ketika tidak mendapati keanehan sedikitpun pada gawai yang ia pegang selain batu baterai pada ponselnya yang cepat sekali berkurang.
Bab 12. YANG SEHARUSNYA TIDAK BOLEH DIKETAHUIItulah sosok ceria Ellena, wanita muda tersebut sebenarnya pandai bergaul dan selalu menebarkan hal positif pada siapapun.Termasuk pada sosok Jack yang notabenenya pria jahat yang sudah menuduh Ellena berkomplot dengan Aaron Clark. Namun, karena berpatokan dengan sebuah kata kebebasan yang dijanjikan oleh pria itu, ia pun menganggap Jack dan orang-orangnya hanya seorang partner dalam mencari keberadaan sang suami, tanpa dia sadari jika sebenarnya sedang berhadapan dengan seseorang yang begitu kejam.Ellena mendekati Jack, raut wajahnya tampak bingung juga penasaran ketika pria itu memanggilnya kembali padahal mereka berdua baru saja bertemu belum lama ini di tempat Sharon_ ibu angkat sekaligus mertua Ellena.“Sepertinya ada yang ingin kau sampaikan padaku, Nona Ellena?!” pancing Jack yang ingin menguji kejujuran Ellena.&nb
Bab 13. RASA TAKUT DAN TEMPAT PERSEMBUNYIANJack Dixon sangat mendominasi sehingga membuat Ellena tak berkutik ketika wanita itu mengetahui perbuatannya. Matanya bahkan rahangnya semua tampak menakutkan di mata Ellena Clark.Wanita itu tampak pucat tubuhnya bereaksi bahwa ada rasa takut yang muncul karena adanya sebuah ancaman dari sosok Jack Dixon.“SIAPA YANG MENYURUHMU MEMBUKA PENUTUP PRIA ITU, HAH!!” pekik Jack yang semakin menambah rasa ciut di hati Ellena.Ellena berdiri sambil tertatih. “A-aku tidak sengaja masuk, Tuan!” Terlihat alasan. Namun, itulah yang terjadi ketika ia mencari toilet tadi.Tapi tidak dengan Jack, pria itu malah mencurigai Ellena karena sosok yang terikat itu memiliki hubungan pertemanan dengan Aaron dan bahkan juga ikut dalam menghabisi putrinya_ Devine Dixon.Ellena melirik kembali pria itu, meski tubuhnya penuh luka ia
Bab 14. PETUNJUK YANG DI DAPATTubuh pria itu gemetar tatkala Shaun Kendrick mengarahkan sebuah penjepit yang siap menghancurkan tulang jemarinya tanpa ampun.Bukan sekedar ancaman. Shaun benar-benar melakukannya hingga tubuh yang tampak percaya diri itu gemetar merasakan sakit di setiap tulangnya. Sehingga lebih baik mati daripada harus merasakan siksaan yang begitu menyakitkan.Entah sudah berapa kali tak sadarkan diri ketika menahannya. Begitu terbangun Shaun melakukannya lagi secara berulang-ulang, hingga mulut itupun akhirnya menyerah dan mengatakan keterlibatannya.Meski samar pria itu akhirnya mau membuka mulutnya. “Percayalah, aku tidak terlibat banyak dengan kematian gadis itu. Aku dibayar oleh seseorang untuk menghilangkan jejaknya, hanya itu yang aku tahu!” Jelas Nicolas.“Siapa?! Kau dibayar oleh siapa, hah?!” Shaun terus mengintrogasi Ni
Bab 15. DI AMBANG KEMATIANEllena terduduk lemas, pundaknya naik turun setelah melihat hasil autopsi yang diberitakan oleh Jack. Betapa kejam dan tak terbayang rasa sakit yang dirasakan oleh gadis malang itu sebelum meregang nyawa.Mereka sungguh tak memiliki akal sehat sehingga begitu teganya melakukan hal tersebut pada seorang gadis muda. Kini rasa kecewanya bertambah besar jika Aaron benar-benar terlibat atas kematian Devine Dixon.Ellena terisak, meski tak mengalaminya secara langsung sebagai sesama perempuan ia dapat merasakan kesakitan itu. Bagaimana bisa seorang manusia bisa seperti binatang merampas nyawa orang lain dengan begitu kejamnya.Pantas saja jika Jack Dixon murka dan memburu Aaron untuk menuntut balas atas kematian putrinya. Jika itu dia, Ellena juga pasti akan melakukan hal yang sama seperti yang Jack Dixon lakukan. Tampaknya kini Ellena bisa memahami Jack.