Bab 4.
Ellena berteriak, meronta-ronta berharap bisa melepaskan diri.
“Diamlah, ini aku Aaron!” Suara itu membuat Ellena tersadar.
“Aaron?”
“Iya ini aku, jadi diamlah Ell.” Aaron Clark mencoba meyakinkan sang istri dan kemudian perlahan melepaskan cengkraman kuatnya.
Akan tetapi, saat itu juga tendangan pun melayang dari arah samping menghantam tubuh Aaron Clark.
Jack Dixon tampak tak menyia-nyiakan kesempatan itu dan langsung memukul Aaron Clark dengan cara membabi buta, sehingga Ellena pun berteriak histeris.
Aaron Clark tersungkur, saat Jack Dixon menerjangnya tanpa ampun.
“Brengsek, apa kau sudah gila, hah!” maki Aaron Clark saat tubuhnya terpelanting membentur sebuah tong sampah.
“Benar, aku memang sudah gila mencari keberadaanmu, sialan! Hari ini kau akan mati di tanganku, Aaron!!” Jack Dixon menarik kerah Aaron Clark kemudian melayangkan tinjunya berulang kali tepat mengenai pipi kanan pria tersebut, hingga kucuran darah segar keluar begitu saja dari lubang hidungnya.
Pukulan bertubi-tubi itu pun tak terhenti, Ellena Clark hanya bisa menangis melihat kengerian amarah dari seorang pria bernama Jack Dixon.
“Cukup Tuan! Kau bisa membunuhnya.” Ellena meraih tangan Jack Dixon dan mencoba untuk melerainya, namun, keputusan Ellena malah dimanfaatkan oleh Aaron Clark untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
Pria bedebah itu mendorong Ellena ke arah Jack Dixon, sehingga tubuh Ellena dan Jack terdorong beberapa langkah ke belakang.
Hal itu menjadi sebuah kesempatan untuk seorang Aaron Clark melarikan diri dan menghilang di kegelapan malam tanpa memperdulikan nasib Ellena di tangan Jack Dixon.
“Minggir kau.” Jack Dixon menghempaskan tubuh Ellena dan mengejar Aaron Clark, namun, usahanya tak membuahkan hasil dikarenakan medan gelap dan tempat yang memiliki beberapa gang lain membuat Jack Dixon sulit untuk menangkap Aaron Clark.
“Bajingan! Jika nanti kau tertangkap olehku percayalah kau tak akan pernah bisa melihat dunia ini lagi Aaron!” teriak Jack pada sosok yang sudah tak terlihat itu, Jack amat sangat murka dengan emosi yang menggebu-gebu.
“Brengsek!!” Jack Dixon begitu geram, sorot matanya terlihat menakutkan seakan bisa melenyapkan siapapun dari jarak pandangnya.
“Ini semua karena wanita itu, sudah kuduga dia pasti bersekongkol dengan Aaron,” ucap Jack Dixon seakan menyalahkan Ellena Clark atas kehilangan jejak si pembunuh putrinya.
Pria itu kembali menghampiri Ellena yang sedang berusaha bangkit setelah tadi ia hempaskan ke atas tanah.
Kemudian tanpa ampun menyeret tubuh mungil Ellena Clark untuk mengikutinya.
“Kau mau apa, Tuan? Hentikan! Kau menyakitiku!” Rintih Ellena ketika tangan kekar itu memegang puncak kepala Ellena dengan sangat kasar, sehingga ia terseok-seok mengimbangi langkah si pria untuk sekedar mengurangi rasa sakit di kulit kepalanya.
Jeritan serta rintihan Ellena sama sekali tak membuat Jack Dixon bergeming, bahkan terlihat seperti sudah mati rasa akan kemanusiaannya terhadap seorang perempuan yang tak jauh berbeda dengan usia mendiang putrinya itu.
Di penghujung jalan, tepatnya di sebuah gang sempit terlihat dua bodyguard tampak tergesa-gesa menghampiri tuannya.
“Bawa wanita itu ke mansionku dan kurung dia, jika sampai wanita ini kabur, kalian akan kubunuh saat itu juga,” ucap Jack Dixon sambil menyerahkan Ellena Clark pada kedua bawahnya.
“Baik Tuan.”
Ellena Clark pun kembali meronta sekuat tenaga dan berteriak meminta pertolongan, namun, naas baginya tak ada siapapun di lokasi tersebut.
Meskipun ada mereka memilih bungkam dan enggan untuk ikut campur dengan masalah orang lain, mengingat distrik di wilayah itu memang rentan akan kejahatan seperti yang dialami oleh Ellena Clark sekarang.
“Lepaskan! Tolong lepaskan aku, Tuan!” teriak Ellena tak mau diam, ia terus meronta yang membuat salah satu dari pemuda tersebut geram lalu memukul Ellena hingga membuatnya tak sadarkan diri.
“Apa yang kau lakukan, bodoh!” bentak salah satu dari mereka ketika melihat Ellena terkulai lemas saat satu pukulan keras mengenai tengkuk lehernya.
“Aku hanya membuatnya diam agar kita mudah membawa wanita ini pergi, lagi pula Tuan Jack juga terlihat membencinya, kau tenang saja, tak akan ada masalah meski kita menyakiti wanita ini, kau paham?” ucap pemuda yang terlihat lebih tua sedikit dengan usia Ellena.
“Terserah kau saja, tapi jika Tuan Jack marah aku tak ikut campur atas perbuatanmu.”
Mereka pun segera meninggalkan tempat itu dengan memasukan Ellena Clark ke dalam mobil.
////—////
Keesokan paginya Ellena Clark terbangun di dalam ruangan yang begitu sunyi dalam kondisi sebelah kakinya terikat rantai.
Meski masih merasakan sakit dibagian tengkuk lehernya ia berusaha untuk melepaskan ikatannya. Akan tetapi, ikatan rantai itu sama sekali tak bisa ia lepaskan hanya dengan menggunakan tangan kosong.
Frustasi juga takut menghantui Ellena, tak ada yang bisa dilakukan kecuali menangis. Entah sudah berapa lama ia menangis meminta pertolongan, hingga samar terdengar langkah kaki mendekat dari balik pintu.
“Halo siapa di sana? Jika ada orang, aku mohon tolong aku.” Ellena Clark berusaha berdiri, kemudian berjalan ke arah pintu, namun terhenti ketika rantai di kakinya tak cukup panjang untuk sampai ke depan pintu tersebut.
Ellena hanya menunggu dan berharap seseorang itu bisa mengetahui keberadaannya dan menolong dirinya untuk bisa keluar.
Tak lama terdengar suara pintu terbuka, namun, harapan Ellena sirna ketika pria bernama Jack Dixon yang malah memasuki ruangan tersebut.
Ellena pun seketika memundurkan langkahnya ke belakang, ia mengingat kembali ketika diseret dan dijambak oleh Jack Dixon sehingga membuatnya merasakan trauma yang begitu mendalam.
“Apa yang kau inginkan dariku, Tuan? Kenapa kau menyekapku di tempat seperti ini, biarkan aku keluar, aku mohon.” Meski takut Ellena Clark memberanikan diri untuk berbicara pada Jack.
“Nyawamu! Kau pantas mendapatkan itu karena sudah membantu Aaron melarikan diri, ya tentu saja aku tak akan semudah itu membunuhmu, tidak sebelum suamimu tertangkap dan mati di tanganku!” ucap Jack Dixon.
Ucapan dari Jack Dixon membuat Ellena Clark tak bisa berkata-kata dan semakin menciut takut, sebab ia tahu bahwa sekarang nyawanya dalam bahaya besar.
Kematian Devine membuat Jack Dixon kehilangan akal sehatnya, dendam yang seharusnya hanya ditujukan untuk Aaron Clark kini berimbas pada Ellena yang tak tahu menahu tentang penghilangan nyawa yang dilakukan oleh suaminya.
“Tapi aku tak ada hubungannya dengan kematian putrimu, aku bahkan tak tahu apa yang dilakukan Aaron di luar sana, dan demi Tuhan aku berkata jujur, Tuan,” ujar Ellena Clark meyakinkan Jack Dixon berulang kali.
Jack Dixon pun tertawa hingga ruangan itu dipenuhi oleh suaranya yang menambah suasana menjadi sangat mengerikan.
“Jangan berbohong! Kau pikir aku akan percaya pada wanita sepertimu? Kau juga pasti tahu jika suami sialanmu itu sudah menghabisi nyawa putriku? Maka tunggu saja waktumu yang akan langsung aku eksekusi setelah kematian Aaron.” Ucapan Jack Dixon terdengar tak main-main hal itu membuat Ellena Clark seketika berteriak meminta pertolongan.
“Berteriaklah sesuka hatimu, karena di sini tak akan ada seorangpun yang dapat mendengar teriakkanmu.”
“Kau memang sudah gila! Sebaiknya kau pergi saja ke rumah sakit jiwa dan obati kejiwaanmu, bedebah! Pantas saja kau kehilangan putrimu, kau pantas mendapatkan itu, brengsek!” ucap Ellena Clark.
Mendengar makian Ellena, Jack Dixon pun bertambah emosi dan tanpa sadar membenturkan kepala Ellena Clark berulang kali ke atas meja, sehingga darah segar keluar begitu saja dari kening Ellena yang terlihat sudah tak berdaya akibat benturan keras tersebut.
“Jack hentikan! Kau bisa membunuh wanita itu!”
Beruntung ada seseorang yang menghentikan aksi dari Jack Dixon sehingga nyawa Ellena Clark dapat diselamatkan dari ambang kematian.
“Ah, sial!” Jack Dixon berteriak kemudian menjauh dari tubuh Ellena Clark yang sudah terkulai lemas.
Jack Dixon melangkah pergi, namun terhenti dan berbalik melihat Ellena yang terhalangi tubuh temannya.
“Obati dia dan pastikan agar wanita itu tetap bernafas.” Setelah memberi perintah, Jack Dixon pun meninggalkan Ellena bersama Shaun di dalam ruang basement tersebut.
“Kau kasihan sekali, Nona. Tapi mau bagaimana lagi, itu semua salah suamimu, andai kau berkata jujur, kejadian ini mungkin tak akan menimpamu.”
Pria bernama Shaun itu pun berdiri, kemudian berpikir cukup lama ketika melihat keadaan Ellena yang tengah pingsan di depan matanya.
“Aku bisa saja membawamu meninggalkan tempat ini, dan sepertinya akan sangat lucu jika Jack tak bisa menemukanmu.” Shaun menahan tawa, senyumnya begitu licik ketika ia membuat ide dan merencanakan pelarian Ellena.
Namun, siapa sangka jika di belakang Shaun Kendrick tampak Jack Dixon tengah berdiri sambil menodongkan senjata api yang mengarah tepat di belakang kepala pria tersebut.
Bab 5.“Coba saja jika kau berani melakukan itu Shaun! Aku tak akan segan melubangi kepalamu dengan satu peluru ini,” saut Jack sambil menempelkan senjata api tepat di belakang kepala pria tersebut.Oh, shit. Shaun tampak terkejut, sosok Jack benar-benar seperti hantu yang menampakkan diri tanpa menimbulkan suara, padahal Shaun yakin jika sang teman baru saja pergi meninggalkan dirinya.Jack masih menatap Shaun tanpa berniat menurunkan senjata api jenis Revolver di tangannya, tampaknya ia tak sedang bermain-main dengan semua ucapannya meski itu terhadap Shaun teman sekaligus asisten pribadinya sendiri.“Oh, ayolah Jack. Aku hanya bercanda saja, mana mungkin aku berani mengkhianatimu seperti itu.” Shaun mengernyitkan keningnya, mencoba menjelaskan, namun Jack Dixon terlihat mengacuhkannya.Semakin diacuhkan keringat dingin dan rasa tak nyaman dirasakan oleh Shaun. Gusar, tentu saja ia terlihat begitu karena yang sedang dihadapinya sekarang bukan lagi manusia normal pada umumnya.Karena
Bab 6. SELEMBAR KERTAS PERJANJIAN.Jack Dixon menyilangkan tangannya di depan dada, ia tampak berpikir setelah mendengar ucapan Ellena. Hal itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh Ellena untuk terus meyakinkannya meski ia harus berhati-hati dalam menyampaikan keinginannya.Ellena terus memperhatikan Jack Dixon, bukan untuk apa-apa, ia hanya mengamati bagaimana kepribadian Jack Dixon dengan segala gerak-geriknya ketika sedang berbicara pada seseorang.Hal itulah yang kemudian membuat Ellena yakin jika pria tersebut memiliki sifat yang selalu berpikir logis serta rasional dan juga mempunyai intelegensi tinggi yang teratur, itu artinya pria tersebut sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan.“Bagaimana Tuan Dixon? Apakah kau tertarik dengan kesepakatan yang baru saja aku katakan?”“Tak ada jaminan bagiku untuk bisa mempercayaimu, Nona! Aku tidak ingin mengambil
Bab 7. MENYETUJUI PERJANJIAN“Seharusnya kau tak boleh melakukan ini, Jack! Ya, aku tahu kau sangat terpukul oleh kematian putrimu, akupun merasakan demikian. Namun, aku merasa jika apa yang kita lakukan pada wanita ini tidak dapat dibenarkan, ingat Jack, target kita hanya Aaron Clark bukan istri si bedebah itu.” Shaun berdiri membelakangi Jack, tangannya sibuk mengangkat tubuh Ellena dan segera membaringkannya di atas kasur.Selain menjadi asisten pribadi Jack, Shaun juga seorang dokter yang sudah memiliki lisensi. Maka sudah jelas jika dia paham tentang kondisi tubuh Ellena yang begitu sangat memprihatinkan.“Kau lihat wanita ini Jack, dia hampir saja terkena malnutrisi jika tidak segera ditangani.” Lanjut Shaun memperjelas keadaan Ellena pada pria batu di belakangnya.“Apakah itu salahku? Bukankah sudah jelas dia sendiri yang menolak makanan pemberianku! Aku hanya men
Bab 8. HUNIAN BARUEllena merebahkan tubuhnya dengan posisi tidur terlentang dengan kedua tangan di sisi kanan dan kiri. Matanya mendayu seakan terhipnotis dalam suasana sepi ketika merasakan ketenangan yang beberapa hari ini tidak pernah ia dapatkan.Benar-benar sunyi hingga membuat Ellena tertidur dengan perlahan. Semua itu tidak luput dari mata seorang Jack Dixon yang akan selalu memantau aktivitas Ellena kecuali dirinya berada di dalam toilet.Waktu terus berlalu 2 jam sudah Ellena terlelap di tempat hunian baru. Hingga samar suara mendayu-dayu membuat wanita berparas cantik itu terbangun dari mimpi singkatnya.Ellena mengedarkan pandangannya, kemudian berhenti di sebuah benda bulat yang tergeletak di atas meja, ia pandangi cukup lama hingga suara ketukan kecil di luar jendela mengalihkan pandanganya.Hati kecil Ellena kian menggebu ketika keingintahuannya membimbing dirinya berjalan ke ar
Bab 9. HARAPAN UNTUK MENEMUKANNYAEllena bergeming saat Aaron Clark menerima panggilan teleponnya. Ia terperanjat dan tak tahu harus bagaimana karena orang yang selama ini di cari-cari oleh Jack Dixon tiba-tiba saja berbicara padanya.‘Tenang Ell, cobalah mengulur waktu sampai kau tahu di mana dia berada’ ucapnya dalam hati.“Aa-aaron, kaukah itu?” Ellena berusaha untuk tetap berbicara santai agar Aaron tidak merasa curiga meski ia harus sekuat tenaga menekan rasa gugupnya.(“Iya, ini aku! Kau baik-baik saja’kan?”)“Iya aku baik-baik saja, kau di mana, Aaron? Aku … aku akan menjemputmu sekarang juga,” ucap Ellena terbata-bata, dirinya mempercepat langkahnya untuk segera memesan taksi dan berharap bisa menemukan Aaron meskipun kecil kemungkinan bisa bertemu dengan sang suami.(&ld
Bab 10. KATA-KATA YANG MENYAKITI HATIEllena terdiam ia tidak tahu harus memberikan reaksi seperti apa ketika Sharon mengatakan hal demikian kepadanya. Dari cara bicaranya pun Ellena menyimpulkan jika sang ibu angkat pasti tahu di mana Aaron saat ini, tetapi mana mungkin wanita tua tersebut mau memberitahu tempat persembunyian Aaron sedangkan dia mati-matian menutupi kesalahan anaknya.“Bu, apakah Ibu tahu apa yang kualami beberapa waktu lalu? Aku di sekap, Bu! Aku hampir mati pada saat Ibu sibuk menyembunyikan, Aaron!” Keluh Ellena. Ia merasa semua ini tidaklah adil setelah penyiksaan dan rasa takut yang dialami justru itu semua tidaklah berarti di mata sang ibu angkatnya.“Itu tanggung jawabmu sebagai seorang istri, Ellena! Kau harus bisa berkorban untuk suamimu dalam kondisi apapun.”“IBU!! Ini tidak adil untukku, Bu! Aku tidak ingin melakukan apa yang Ibu katakan kar
Bab 11. MENUJU KE KEHIDUPAN NORMALSetelah memastikan jika Sharon mengetahui keberadaan Aaron Clark, Ellena pun berusaha menuruti keinginan wanita itu. Namun, tidak benar-benar menurutinya. Ia hanya ingin terlihat baik demi mendapatkan sebuah petunjuk mengenai keberadaan sang suami.Dengan begitu rencananya untuk menemukan Aaron akan berhasil, dan dia si pria jahat itu akan berhenti untuk mengganggu hidupnya.Ellena tersenyum senang sekaligus juga merasakan keanehan ketika ponselnya tiba-tiba saja kehabisan baterai padahal ia sangat yakin jika daya pada ponselnya masih terisi penuh.Wanita muda itu menggaruk tengkuknya kemudian mengamati ponselnya sambil terheran.“Aku yang lupa atau ponsel ini yang bermasalah?!” Gumam Ellena ketika tidak mendapati keanehan sedikitpun pada gawai yang ia pegang selain batu baterai pada ponselnya yang cepat sekali berkurang.
Bab 12. YANG SEHARUSNYA TIDAK BOLEH DIKETAHUIItulah sosok ceria Ellena, wanita muda tersebut sebenarnya pandai bergaul dan selalu menebarkan hal positif pada siapapun.Termasuk pada sosok Jack yang notabenenya pria jahat yang sudah menuduh Ellena berkomplot dengan Aaron Clark. Namun, karena berpatokan dengan sebuah kata kebebasan yang dijanjikan oleh pria itu, ia pun menganggap Jack dan orang-orangnya hanya seorang partner dalam mencari keberadaan sang suami, tanpa dia sadari jika sebenarnya sedang berhadapan dengan seseorang yang begitu kejam.Ellena mendekati Jack, raut wajahnya tampak bingung juga penasaran ketika pria itu memanggilnya kembali padahal mereka berdua baru saja bertemu belum lama ini di tempat Sharon_ ibu angkat sekaligus mertua Ellena.“Sepertinya ada yang ingin kau sampaikan padaku, Nona Ellena?!” pancing Jack yang ingin menguji kejujuran Ellena.&nb
Bab 23.Keduanya terlibat dalam pembicaraan serius hingga tak sadar jika di balik pintu ada telinga yang sedang mendengarkan percakapan mereka._____________________________________Setelah insiden itu Jack tengah menyusun rencana untuk menjebak siapa dalang di balik lepasnya Rocky, si anjing penjaga miliknya. Sekaligus ingin tahu apakah dia atau Ellena yang menjadi target si pelaku.“Shaun, kau lihat itu?” bisik Jack ketika netra hazelnya melihat sedikit bayangan yang mencurigakan di balik pintu.“Ya, aku melihatnya, Jack! Dalam hitungan ketiga kau buka pintu dan aku yang akan menyergapnya,” jelas Shaun sambil mengendap-endap menuju pintu, Jack pun mengangguk setuju.Baik Jack dan Shaun tampak mengambil ancang-ancang untuk penyergapan, ketika dirasa sudah pas keduanya pun bekerja sama dalam melakukan hal yang sudah direncanakan.
Bab 22. SERANGAN SANG ANJING PENJAGA________________________________________________Beruntung Jack Dixon dengan sigap menarik tubuh Ellena dan membiarkan anjing itu menggigit tangannya, hingga darah segar pun mengalir dari sobekan kulit yang terkena gigitan anjing Doberman miliknya.Ellena tersentak kaget, tapi tidak dengan Jack yang langsung bisa menguasai keadaan.“Rocky, stop! Sit down,” titah Jack pada anjing yang masih menancapkan gigi-giginya di permukaan kulitnya.Entah apa yang terjadi pada anjing tersebut yang tampak berbeda dari biasanya, hingga ucapan Jack pun tak mampu membuat sang anjing melepaskan gigitannya. Bahkan semakin beringas mengoyak tangan Jack.Jack tak kehilangan akal, dia meraih tubuh anjing itu dan memiting-nya hingga tak bergerak.“Aa-apa kau membunuh anjing itu, Tuan?” tanya Ellena keti
Bab 21. SERANGAN ANJING DOBERMANDi sebuah ruangan Jack mengambil amplop coklat dan menyodorkannya ke arah Shaun Kendrick. Shaun pun langsung menerima amplop tersebut dan mengeluarkan isinya tanpa bersuara.Lembar demi lembar Shaun memperhatikan beberapa foto seseorang dengan luka tembak di kepala. Mereka adalah orang-orang yang sebelumnya dihabisi oleh Jack ketika dia berada di rumah Ellena.Jack menghisap rokoknya sambil menunggu Shaun selesai mengamati foto yang ia berikan.“Kemarin aku mendapatkan petunjuk itu dari orangku, Shaun! Kau tahu, sekilas itu hanya foto orang mati. Tapi, jika kau lihat tubuh mereka dengan teliti, orang-orang itu masing-masing memiliki tato yang serupa,” jelas Jack sambil sesekali menghembuskan asap rokoknya ke udara.Hal itu menjadi sebuah misteri untuk keduanya, bukan tak mungkin jika akan ada hal yang besar di balik kematian Devine dan j
Bab 20.Tidak jauh dari sana tampak Aaron Clark mengamati Jack dari balik dinding sambil memaki keadaan. “SIAL! Andai saja aku tahu lebih awal jika gadis itu putri Jack Dixon aku pasti menolak pekerjaan itu!” Aaron merapatkan jaketnya, membalikkan tubuhnya dan pergi menjauh ke arah yang berlawanan.____Kini semakin larut, gelapnya malam seakan membentang di sepanjang jalan. Jack pulang dengan rasa kecewa yang begitu besar karena ketidak becusan-nya menangkap Aaron Clark padahal pria itu sudah ada di depan mata.Jack mengambil sebuah botol wine, kemudian meminumnya langsung sambil berdiri di depan jendela ruang kerjanya. Telinganya terus mendengarkan suara tawa Christie dan Devine kecil dari video yang diputar berulang-ulang olehnya.Kesedihan dan juga penyesalan itu tiba-tiba saja datang. Andai ia tidak sibuk oleh pekerjaannya, andai ia mau meluangkan waktu untuk istri dan anaknya
Bab 19.Jack bersama anak buahnya menyebar untuk mencari keberadaan Aaron Clark seperti yang diinformasikan oleh sang informan. Dengan sangat berhati-hati Jack Dixon mulai memasuki setiap ruangan untuk memastikan ada tidaknya pria yang sudah satu bulan ini dia cari-cari.Di dalam pencariannya, Jack Dixon mencurigai jika terdapat dugaan sarang perjudian ilegal yang mengoperasikan permainan poker dan mesin judi lainnya.Jack Dixon mendekati salah satu pengunjung dan duduk disampingnya seolah mereka berteman. Ia berpura-pura menikmati perjudian itu sambil netranya terus mengamati setiap orang yang datang dan pergi dari ruangan tersebut.Cukup lama ia menunggu hingga akhirnya terlihat seorang pria yang cukup mencurigakan dengan jaket dan topi menutupi sebagian wajahnya duduk tidak jauh dari kursi anak buah Jack yang sedang membaur dengan tamu lainnya juga.Jack memberikan isyarat pada salah satu anak buahnya un
Bab 18 KONDISI ELLENA YANG STABILTampak Ellena terbaring di atas ranjang dengan selang infus masih terpasang di tanganya. Ada pun Shaun dan asisten dokter tengah sibuk memastikan kondisi Ellena setelah Jack membawa wanita itu ke rumahnya saat operasinya sudah dinyatakan selesai.Kini kernyit mata Ellena mulai bergerak menandakan jika kesadarannya sedikit demi sedikit mulai kembali.Ellena melenguh kala ia meraba perutnya yang terasa sakit akibat tusukan benda tajam malam itu.“Ugh … .” Ellena menelan salivanya, tenggorokannya terasa kering setelah ia tersadar dari biusnya.“Berikan aku air,” pintanya saat ia mengedarkan pandangannya dan melihat ada seseorang di ruangan yang sama dengannya.Pria itu mendekat, kemudian langsung memeriksa kondisi Ellena secara intensif.“Syukurlah kondi
Bab 17. (Flashback sebelum Ellena di serang oleh pria tak dikenal.)Setelah melihat pesan singkat yang dikirimkan oleh Ellena Jack tampak bingung. Dia tak serta merta mempercayainya begitu saja maka dari itu ia memutuskan untuk mengintai Ellena dengan mata kepalanya sendiri.Saat itu pun Jack mendapat kabar jika bukan anak buahnya saja yang mengawasi Ellena, melainkan ada pihak tertentu yang juga mengintai Ellena dari kejauhan.Belum diketahui siapa yang menyuruh pria itu. Namun, dipastikan bukan hanya dia yang menginginkan Ellena. Melainkan ada pihak tertentu yang juga menginginkan Ellena tapi belum jelas untuk apa dan mengapa.Jack pun mengendarai mobil BMW-nya, mengikuti navigasi tempat lokasi di mana Ellena berada. Jack terus mengikuti petunjuk tersebut hingga sampailah dia tidak jauh dari rumah kecil milik Ellena.Saat itu sudah menjelang malam. Namun, dengan adanya lampu fe
Bab 16 D ITOLONG OLEH JACK DIXONCairan merah meresap keluar membasahi gaun putih milik Ellena. Tubuhnya kian melemah dengan tangan masih memegang perut yang terkena tusukan benda tajam.Masih sempat Ellena melihat pria itu berjalan ke arahnya, si pria berjongkok dan bersiap menusukkan benda tajam itu lagi. Namun, ketika pria tersebut menaikkan tangan dan hendak menghunuskan pisau itu ke arahnya. Tiba-tiba suara letusan senjata api membuat laki-laki itu tumbang hingga menimpa tubuh Ellena.Pria itu wafat seketika dengan selongsong peluru menembus kepalanya. Jack menyingkirkan tubuh itu dengan satu kakinya, kemudian memegang nadi Ellena untuk memastikan dia masih bisa bertahan atau tidak.Jack menghela nafas lega saat Ellena masih menunjukkan tanda-tanda kehidupannya meski denyut nadinya semakin melemah.“Syukurlah aku tidak terlambat,” gumam Jack yang langsung c
Bab 15. DI AMBANG KEMATIANEllena terduduk lemas, pundaknya naik turun setelah melihat hasil autopsi yang diberitakan oleh Jack. Betapa kejam dan tak terbayang rasa sakit yang dirasakan oleh gadis malang itu sebelum meregang nyawa.Mereka sungguh tak memiliki akal sehat sehingga begitu teganya melakukan hal tersebut pada seorang gadis muda. Kini rasa kecewanya bertambah besar jika Aaron benar-benar terlibat atas kematian Devine Dixon.Ellena terisak, meski tak mengalaminya secara langsung sebagai sesama perempuan ia dapat merasakan kesakitan itu. Bagaimana bisa seorang manusia bisa seperti binatang merampas nyawa orang lain dengan begitu kejamnya.Pantas saja jika Jack Dixon murka dan memburu Aaron untuk menuntut balas atas kematian putrinya. Jika itu dia, Ellena juga pasti akan melakukan hal yang sama seperti yang Jack Dixon lakukan. Tampaknya kini Ellena bisa memahami Jack.