Share

bab 87

"Lho gak bisa gitu dong. Antarkan kami pulang dulu kok malah mau nyelonong saja."

"Apa lagi? Kan sudah aku turuti kemauan membeli motor impian kalian."

"Impianmu bukan impian kami."

"Ah sama saja, seharusnya kalian bersyukur karena itu pun harganya cukup mahal. Yaudah yuk, Mas, kita pergi aku mau ke suatu tempat soalnya."

"Bu maaf ya, kali ini Ibu pulang naik taksi online saja."

"Eh eh kamu mau kemana?! Gak mau! Antarkan dulu Ibu dan Nazwa pulang. Lho Fahri, Fiona jangan pergi!" pekik bu Yuni. Ia benar-benar definisi manusia gak punya malu sebab sejak tadi teriak-teriak dan dilihat banyak orang. Bahkan, petugas penjual motor itu saja sampai menggelengkan kepalanya melihat tingkah bu Yuni.

"Udah deh, Bu, kita pesan taksi online saja. Malu tuh dilihatin banyak orang," tegur Nazwa dan akhirnya mampu membuat bu Yuni terdiam.

***

"Kita mau kemana ini, Dek?"

"Mau ke rumah Papi."

"Mau ngapain?" Fahri sesekali menoleh melihat ke arah Fiona dan arah jalan karena ia juga harus fokus menyetir.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status