Share

BAB 117. Karma Anin.

Segera kukedip-kedipkan mataku padanya. Untungnya Mas Ramli paham.

“Baik, kita putus!” ucapnya seraya pergi dari rumahku.

Segera kuambil obat merah untuk mengobati luka juragan sapi. Pinggir lukanya kucium lagi. Kali ini juragan sapi langsung pingsan. Mungkin dia tidak bisa menahan dua rasa sekaligus. Rasa sakit akibat bogeman dari Mas Ramli dan juga rasa terkejut karena ciumanku. Terserah saja yang penting besok aku dapat satu set perhiasan emas yang aku mau.

Malamnya aku kirim pesan ke Mas Ramli. Sejujurnya aku marah padanya karena pergi begitu saja tanpa alasan meninggalkan aku tanpa kepastian.

Aku dan Mas Ramli sudah pacaran lama hanya saja putus nyambung. Malam ini aku tegaskan padanya jika ingin bersamaku selamanya maka dia harus mendukung rencanaku dan juga memberiku uang.

“Banyak sekali, Nin. Mana ada aku uang segitu?” keluhnya. Ck, Cemen sekali!

“Harus ada lah, Mas. Kamu kan, kerja di kota. Masa hanya memberiku per minggu 800 ribu rupiah saja tidak bisa,” sahutku kesal.

“Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status