Share

BAB 120. Bertemu Tante Anin.

“Sabar, ya, Al.”

“Iya, Lus. Aku tidak habis pikir kenapa Nindi sekarang bisa sabar menghadapi mamahnya. Kamu lihat dan dengar sendiri kan, dia tidak membalas teriakan dan umpatan mamahnya.”

“Itu tandanya Nindi sudah semakin dewasa. Semoga saja selamanya dia bisa begitu.”

“Aamiin ... antar aku sampai rumah ya, Lus.”

“Enggak jadi minep?”

“Enggak, terima kasih lain, kali aja. Aku harus bilang ke kakek dan nenek tentang kondisi Tante Devi. Meski jauh di dasar hatiku puas melihat mereka begitu, tapi entah kenapa di sudut hatiku yang lain aku tidak tega. Setidaknya kami harus tahu Tante Devi sakit apa.”

“Masya Allah Al, itu artinya hatimu tidak tertutup. Semoga kamu bisa memaafkan mereka.”

“Iya, Lus. Inysa Allah aku memaafkan mereka.”

Sampai rumah sudah hampir jam 11 malam untung saja nenek tidak marah.

Aku lebih memilih langsung membicarakannya dengan nenek.

“Kalau kita mau bawa Tantemu ke dokter, Nindi harus dikasih tahu. Kalau tidak nanti bakalan susah.”

“Iya, Nek. Pelan-pelan nanti aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status