Share

BAB 43: Bangunnya Singa Betina

Mata Arini terpejam ketika menarik napas besar. Rahangnya terkatup rapat, sehingga mempertegas pinggir wajah hingga dagu. Dia menoleh ke belakang memanggil Brandon.

“Bran. Sini!” panggilnya mengeraskan suara, meski tidak perlu. Brandon hanya berdiri dua meter di belakangnya, sehingga masih bisa mendengar jika dipanggil dengan suara pelan.

“Ada orang gila ngaku-ngaku lo kasih nomor flat, biar bisa ulang sejarah ranjang kalian. Gimana tanggapan lo?” sambung Arini seraya melipat kedua tangan di depan dada.

“Berarti tingkat kegilaannya udah parah, In,” sahut Brandon tahu Arini tidak bisa dikibuli oleh Moza dengan mudah.

Sekarang giliran Arini tersenyum miring seraya memegang pinggir daun pintu. Tangan kanan naik ke pinggang, begitu juga dengan sebelah alisnya.

“Lo harusnya jadi penghuni RSJ (Rumah Sakit Jiwa) deh, Moz. Lo pikir gue percaya?” tutur Arini masih berusaha menahan darah agar tidak naik ke puncak kepala.

Moza memutar bola mata ketika berjinjit. “Jangan bohong, Bran. Kamu yang k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status