Share

Bab 514

Penulis: Jus Pir
Makin Zola memikirkannya, haitnya mulai timbul berbagai pikiran yang tidak terduga. Namun, dia segera menepisnya Ketika pemikiran tersebut terbit.

Tidak mungkin, tidak mungkin akan seperti itu. Mahendra tidak akan mengajukan diri menjadi arsitek untuk menggantikannya hanya demi membuat Morrison Group mengakui insiden ini. Pasti dia yang terlalu banyak berpikir.

Zola menggelengkan kepalanya dengan wajah yang semakin keruh. Jeni mengulurkan tangannya dan mengayunkannya di depan wajah Zola sambal bertanya, “Apa yang kamu pikirkan?”

Zola tersadan dan matanya langsung bertemu dengan mata Jeni. Dia menggeleng dan tidak berbicara. Hanya saja, dalam hatinya terlintas sebuah kalimat yang pernah dia dengar.

“Kalau seseorang sudah mulai curiga dengan orang lain, maka rasa lagu itu akan terus berlanjut tanpa henti.”

Perasaan Zola menjadi makin muram dan wajahnya menunjukkan sedikit kekhawatiran. Jeni melihat hal itu dan memutuskan untuk tidak mengatakan apa pun lagi agar tidak menambah beban pikir
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 515

    Suara di ruang tengah masih belum menunjukkan tanda-tanda berhenti. Melihat Rosita yang tetap diam tanpa tanggapan, Linda mencoba bertanya dengan hati-hati, "Bu Rosita, kenapa Anda nggak berbicara? Apakah yang kami bicarakan ini sama dengan apa yang Anda pikirkan?"Rosita menatap Linda sekilas dengan raut datar dan berkata, “Bu Linda, pertunangan Wina dan Tedy sudah berlangsung cukup lama, ‘kan? Keluarganya Tedy nggak ada mengajukan permintaan menikah, ya?”“Aku rasa, sepertinya kamu harus urus urusan keluargamu dulu. Mengenai Boris dan Zola, aku rasa nggak perlu ikut campur orang lain. Morrison Group juga nggak perlu seorang perempuan yang menanggung apakah perkembangannya kelak akan baik atau buruk.”Rosita memang selalu bersikap lembut pada semua orang. Dia jarang sekali berbicara dengan nada setajam ini. Ini kedua kalinya Zola melihatnya bersikap begini. Yang pertama kali adalah pada ibunya dan kali ini pada ibunya Wina.Ucapan Rosita juga berhasil membuat Linda bungkam. Di sana ju

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 516

    Kedua wanita itu segera menyadari situasinya. Meski merasa tidak terima, tetapi saat ini mereka hanya ingin pergi dari tempat ini. Jika tidak, jantung mereka sudah nyaris melompat keluar. Oleh karena itu, mereka bergegas berkata,“Maaf, Zola. Kami yang salah paham, benar-benar maaf. Semoga kamu nggak mempermasalahkannya dan bisa memaafkan kami.”“Maaf.”Namun, Zola hanya menatap keduanya dengan pandangan dingin tanpa memberikan respons apa pun. Menerima permintaan maaf? Tentu saja dia tidak akan menerimanya. Menilai sesuatu tanpa dasar hanya karena tanggapan orang lain sama saja dengan orang yang buta huruf. Karenanya, Zola tidak mengatakan apa-apa, seolah tidak mendengar permintaan mereka.Rosita pun tahu betul sifat Zola. Dia memahami apa yang menjadi Batasan Zola dan hal-hal yang penting bagi perempuan itu. Sehingga, Rosita juga tidak akan memaksa Zola. Meski demikian, Linda dan Dwi adalah teman lama keluarga mereka. Jika terlalu keras pun rasanya kurang baik.Maka, Rosita mencoba m

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 517

    Zola menjawab dengan jujur, “Baik.”Kakek berkata, “Apakah pandanganmu pada dia sedikit berubah?”Sebenarnya Kakek ingin tahu apakah perempuan itu masih ada rencana untuk cerai. Zola juga bisa menangkap maksud lelaki paruh baya itu. Dia menundukkan kepala dan terdiam sejenak sambal berkata,“Kakek, sebenarnya aku juga nggak tahu. Aku sendiri nggak tahu apa yang aku pikrikan sekarang.”Begitu banyak hal terjadi akhir-akhir ini, dia bahkan tidak punya waktu untuk memikirkan apakah ingin bercerai dengan Boris atau tidak.  Namun, jika tidak bercerai, apakah ini akan berlangsung seumur hidup? Zola tidak terima jika di hati Boris ada orang lain. Itu bagaikan duri yang tertancap dalam hatinya. Dia memilih diam dan tidak bersuara. Kakek juga ikut tercenung dan akhirnya tersenyum sambal berkata,“Kalau kamu masih ragu, sepertinya Boris belum berbuat cukup baik. Kalau dia sudah cukup baik dan cukup mencintaimu, kamu nggak akan berpikir untuk meninggalkannya.” Ekspresi di wajah Zola tetap tenan

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 518

    Terdengar suara seorang lelaki yang tertawa ringan. Zola dan Hartono secara refleks menoleh ke belakang. Lelaki bertubuh jangkung itu berjalan perlahan ke arah mereka. Wajah tampannya membuat jantung Zola berdegup cepat tanpa sadar.Meskipun telah banyak hal terjadi, dia masih saja gugup di dekatnya. Zola tahu dengan jelas bahwa dirinya masih mencintainya. Namun, apakah cinta satu pihak bisa bertahan lama?Sebelum Zola sempat memikirkan jawabannya, suara Kakek pun terdengar, “Apa? Aku nggak boleh bicara lebih lama dengan Zola?”"Kurasa nggak boleh, sudah cukup larut. Kami harus segera pulang," jawab Boris, sambil melirik jam di tangannya dan berjalan mendekat ke arah Zola. Dengan santai, dia meletakkan tangannya di pinggangnya. Gerakannya tampak begitu alami seolah-olah dia sudah sering melakukannya. Zola terkejut sejenak, tetapi dia tetap berusaha menjaga ketenangannya.Kakek melihat pemandangan itu dengan senyum tidak terbendung di matanya, dia berkata pada Boris dengan nada yang ter

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 519

    Meski Kakek dan kedua orang tua Boris sangat yakin tidak ada pemikiran seperti itu, tetapi Zola ingin tahu apa yang ada dalam benak Boris.Dia terdiam sejenak, lalu berkata, “Boris, aku mengerti maksudmu. Aku hanya ingin tahu, apa kamu benar-benar nggak pernah merasakan meski hanya sedetik saja kalau semua ini nggak akan terjadi kalau nggak ada aku?”Boris mengerutkan alisnya dan wajah tampannya menunjukkan sedikit ketidakpedulian. Dia kemudian melirik ke arah kendaraan di kaca spion dan langsung menepi. Dia berbalik menghadapnya dan berkata dengan suara rendah, “Kalau ini nggak terjadi, apakah kamu bisa memastikan nggak akan ada hal lain yang terjadi?”Zola menatapnya tidak mengerti.“Setiap hal yang terjadi pasti ada alasannya. Kalau nggak, hidup akan terlalu datar, bukan? Karena hal ini sudah terjadi, apakah menyalahkan seseorang bisa menyelesaikan semua masalah? Nggak, ‘kan? Jadi daripada menyalahkan orang lain, lebih baik kita cari solusi untuk segera menyelesaikannya.”“Zola, kat

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 520

    Zola terdiam sejenak dan baru kemudian dia menyadari keterkaitan antara Wina dan Jeni. Raut wajahnya sedikit khawatir sambil bertanya, "Kamu ... baik-baik saja?"“Aku nggak apa-apa. Kamu jawab pertanyaanku dulu.”Jeni melepas sarung tangan sekali pakainya, lalu berbalik menghadap Zola. Matanya menunjukkan sedikit ketegasan yang dingin.Zola berkata, “Mungkin hanya ingin menyenangkan Ibunya Boris saja. Bagaimana pun, mereka adalah teman lama. Kalau memang ada keterkaitan, mungkin peringatan dariku kepada Wina sebelumnya membuat keluarga Jardi merasa nggak nyaman.”“Bohong kalau mau menyenangkan. Seharusnya diam mau menggunakan kesempatan ini untuk menjelekkan kamu. Wina nggak begitu menyukaimu karena aku, jadi ibunya pun mencari cara untuk mempersulit kamu.”“Kalau tujuannya hanya untuk mempersulit, mereka nggak perlu repot-repot datang ke sana karena semua orang tahu sikap keluarga Morrison padaku. Nggak akan mudah dipengaruhi hanya dengan beberapa provokasi, jadi kamu nggak perlu mera

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 521

    Boris duduk di depan meja kerjanya, Jesse menyerahkan jadwal kerja hari ini dan berkata, “Pak Boris, juri dan mitra dari kompetisi arsitek menelepon, ingin tahu apakah putaran kedua akan berlangsung sesuai jadwal?” “Kenapa nggak?” balas Boris dengan kening berkerut.Jesse menjelaskan, “Mereka mungkin khawatir bahwa kejadian belakangan ini akan memengaruhi kompetisi.” Boris mendengus dingin dan menjawab, “Apakah karena jarinya terluka, dia nggak bisa makan atau minum, dan nggak bisa melakukan apa-apa?” Asistennya itu hanya bisa menundukkan kepala dan tidak berani bersuara. Dia hanyalah seorang penyampai pesan, dan risiko dipecat cukup besar. Suasana hening selama setengah menit. Setelah Boris meninjau semua jadwal kerja di depannya, dia baru mengangkat wajahnya dan berkata,“Kosongkan waktu makan siangku, aku sudah membuat janji untuk makan dengan Tedy. Selain itu, kerja sama antara Jardi Group dan Morrison Group nggak perlu diperpanjang. Kalau mereka bertanya alasannya, biarkan mere

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 522

    Boris tidak mengatakan apa pun dan langsung mematikan sambungan telepon. Jeni terlihat puas sekali. Siapa suruh lelaki itu meminta Zola kembali. Memangnya tidak boleh menemaninya lebih lama?Di dunia ini, tidak boleh cari masalah dengan perempuan dan orang licik. Jeni meletakkan ponsel Zola dan menatap dua orang yang tengah berbincang. Sorot matanya terlihat ragu karena berencana memberikan mereka waktu lima menit lagi.Pagi-pagi sekali Zola datang ke kantor dan berbicara dengan Caca serta beberapa rekannya. Dia mengingatkan mereka jika kemungkinan besar kompetisi akan dihentikan. Zola berharap agar mereka tidak berkecil hati. Perempuan itu meyakinkan mereka bahwa ini bukan karena kesalahan atau kurangnya kemampuan mereka.Caca dan kedua rekannya tampak terlihat tenang. Sepertinya mereka telah siap menghadapi hal ini. Mereka berkata, “Nggak apa-apa. Mungkin kali ini kami memang belum berjodoh dengan kompetisi ini, tapi bukankah masih ada kesempatan berikutnya? Asalkan pada kesempatan b

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status