Share

bab 70

“Tadi Hamzah nawarin bikin kandang kambing di lahan Emak, memang boleh, Mak?” tanyaku sepulang dari pesantren.

“Ya belakang sana, kandang kambing Bapak. Bikin aja yang lebih besar. Itu juga kambing yang di sana udah minta ganti rumah kayaknya,” ucap Emak.

“Memang kandangnya ngomong, Mak?” tanya Syarifah dan aku pun terkekeh dengan ucapan Emakku.

“Ya kan udah bocor, Nduk. Kayaknya sering masuk angin juga itu kambing, kalau malam gelemberan terus,” jawab Emak.

"Kira-kira boleh gak sama bapak ya bikin ternak kambing bareng Hamzah?" tanyaku.

"Boleh," sahut Bapak.

Bapak keluar dari kamar menyusul kami yang sedang duduk di lantai depan televisi. Tak ada ruang keluarga, hanya ada teras berbahan semen yang sudah halus karena sering terkena kaki. Kami biasanya menghabiskan waktu di sini untuk berbincang atau melakukan aktivitas bersama sama keluarga.

“Kambing yang di kandang Bapak itu juga bagus bibitnya, FIr. Kamu beli yang perempuan aja kambingnya, biar satu bandot bisa ngehamilin 4. Anakn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status