Share

Bab 15

Author: putri utara
last update Last Updated: 2022-12-10 01:05:37

"Nisanak...," Ucap salah seorang di antara mereka yang berkulit hitam dan berwajah penuh bercak-bercak putih. Lagaknya membuat Larasati merasa perutnya mual.

"Makan sendirian tidak enak. Lebih baik pindah ke meja kami, dan kita makan bersama-sama."

"Benar, Nisanak," Sambut seorang lagi, yang bermulut lebar.

"Lalat-lalat kotor menyebalkan!" Ucap Larasati tak acuh. Tanpa mempedullkan mereka, gadis itu terus saja melanjutkan makannya. "Aku heran, kenapa di kedai sebersih ini masih ada dua ekor lalat busuk yang menjemukan?!"

"Keparat!" Teriak si muka hitam berang.

"Perempuan tak tahu diuntung! Berani benar kau menghina Sepasang Iblis Hitam?! Kau harus dihukum atas kekurangajaranmu itu! Kecuali kalau kau mau meminta maaf dan mencium kami masing-masing sepuluh kali."

"Ya, betul," Sambut si mulut lebar.

Sudah terbayang di benaknya betapa nikmat dicium gadis secantik wanita berpakaian serba putih ini. Sepasang mata Larasati mencorong mendenga

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jejaka Emas   Bab 16

    Si mulut lebar mengeluh tertahan. Pergelangan tangannya terasa lumpuh, sulit digerakkan lagi. Dan sebelum ia berbuat sesuatu, kapak itu kini sudah berpindah ke tangan Larasati.Begitu tangan gadis yang kini telah menggenggam kapak itu bergerak, si mulut lebar menjerit ngeri.Dadanya tertembus kapaknya sendiri.Beberapa saat lamanya tubuh salah satu dari Sepasang Iblis Hitam itu menggelepar-gelepar sebelum akhirnya tidak bergerak-gerak untuk selama-lamanya.Setelah menewaskan si mulut lebar, Larasati kembali duduk menghadapi mejanya. Sikapnya tak acuh, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.Para pengunjung yang melihat keganasan gadis itu menjadi ngeri. Beberapa di antara mereka secara diam-diam meninggalkan kedai itu setelah membayar makanannya.Tentu saja Larasati mengetahuinya. Tapi, gadis itu tidak mempedulikan. Terus saja dilanjutkan makannya yang tertunda.Tak lama kemudian, Larasati menyelesaikan makannya. Diletakkan pembayar

    Last Updated : 2022-12-11
  • Jejaka Emas   Bab 17

    "Begitu mudah dan enaknya ia menyebar maut di sini!""Tindakannya seperti Malaikat Pencabut Nyawa saja!" Orang pertama menyahuti lagi."Ah, tidak cocok dong!" Sergah yang lain."Mana ada malaikat wanita! Kalau menurutku, julukan yang pantas baginya adalah Bidadari Penyebar Maut!""Benar...!" Sahut salah seorang."Akur...!"Sejak peristiwa di kedai itu, tanpa sepengetahuan Larasati sendiri, ia telah dijuluki orang Bidadari Penyebar Maut. Dalam waktu sebentar saja, julukan itu telah menyebar ke seluruh pelosok desa. Bahkan sampai ke desa-desa sekitar. Bidadari Penyebar Maut, sebuah julukan bagi seorang gadis cantik yang berpakaian serba putih, tapi berhati kejam.-o0o-PERGURUAN HARIMAU SAKTI” Gumam Larasati sinis, membaca tulisan pada sebuah papan besar dan tebal yang tergantung di depan pintu gerbang sebuah bangunan besar yang dikelilingi tembok tinggi."Hup!"

    Last Updated : 2022-12-11
  • Jejaka Emas   Bab 18

    Larasati menoleh ke arah asal suara itu. Nampak di depannya berdiri seorang pemuda gagah dengan kedua tangan bersedekap. Tatapan matanya penuh selidik. Tetapi, sepasang mata yang semula tajam itu mendadak lunak begitu melihat wajah Larasati."Eh! Nggg..., siapa Nini? Mengapa masuk secara gelap-gelapan?" Tanya pemuda itu gagap."Siapa pun aku, tidak perlu kau tahu. Yang jelas, kedatanganku ke sini adalah karena mempunyai keperluan yang sangat penting dengan gurumu!" Sahut Larasati sambil tersenyum sinis."Ahhh.... Ada keperluan apakah, sehingga Nini ingin bertemu guruku?""Aku ingin mengirimnya ke akherat!" Lantang dan tegas kata-kata Larasati."Apa?!" Sepasang mata pemuda itu terbelalak. Kini sikapnya seketika berubah kembali."Jangan harap mampu melakukannya sebelum melangkahi mayatku!""Hi hi hi...! Berapa sih, susahnya melangkahi mayatmu?!" Ejek Larasati tajam, setelah tawa mengikiknya selesai."Boleh kau coba!" Tantang pemu

    Last Updated : 2022-12-11
  • Jejaka Emas   Bab 19

    Suara jerit kesakitan terdengar saling susul, ketika pukulan jarak jauh Larasati menghantam mereka. Tidak kurang dari lima orang terjengkang rubuh ke belakang dengan dada pecah! Satria dan Mega terkejut bukan main. Dalam segebrakan saja dapat diketahui kalau gadis berpakaian serba putih ini memiliki tenaga dalam tinggi.Tanpa ragu-ragu lagi, keduanya segera mencabut senjatanya dan menyerang secara berbareng."Hi hi hi...," Larasati tertawa mengikik."Keroyoklah aku, manusia-manusia pengecut! Tapi, kali ini jangan harap akan semujur dulu!"Berbareng dengan selesainya Larasati mengucapkan ancamannya, serangan dua batang pedang itu telah menyambar kembali. Tetapi, gadis itu hanya tersenyum sinis.Kemudian, tangannya yang telanjang segera memapak bacokan kedua pedang itu. Satria dan Mega kaget sekali.Apa yang diperbuat gadis berpakaian serba putih ini benar-benar membuat mereka terkejut. Menangkis serangan pedang dengan tangan telanjang, membut

    Last Updated : 2022-12-11
  • Jejaka Emas   Bab 20

    Larasati memandangi hamparan mayat-mayat di sekelilingnya beberapa saat. Pandang matanya berhenti agak lama pada tubuh Satria dan Mega.Kepalanya pun kemudian menengadah."Ayah...," Desis gadis itu pelan tapi tajam."Lihat-lah! Telah kubalaskan dendammu. Telah kubunuh dua dari empat orang yang telah secara pengecut mengeroyokmu! Kini tinggal dua orang lagi, Ayah. Dan setelah itu tenanglah kau di alam sana!"Belum habis gema suaranya, Larasati sudah melesat dari situ. Tujuannya jelas, mencari pembunuh Bajing Ireng.Masih tinggal dua orang lagi yang dicarinya. Wulan, dan Begawan Tapa Pamungkas. Tanpa sepengetahuan Larasati, ada sepasang mata yang mengintai semua perbuatannya. Dan begitu dilihatnya gadis itu telah pergi, baru si pemilik sepasang mata itu berani keluar.Ditatapnya belasan sosok tubuh yang terkapar bergelimpangan disertai perasaan ngeri."Sungguh ganas dan kejam sekali, Bidadari Penyebar Maut itu...," Desahnya bergidik. Me

    Last Updated : 2022-12-11
  • Jejaka Emas   Bab 21

    "Bagaimana? Cocokkah bila kujadikan permaisuriku?" Tanya si tinggi besar yang rupanya pemimpin gerombolan itu sambil menoleh ke belakang."Ha ha ha...! Kakang memang pintar memilih. Wanita ini memang pantas menjadi permaisuri Kakang. Dan kelihatannya dia menguasai sedikit ilmu silat. Dunia persilatan akan memuji Kakang, karena pandai memilih istri," Sahut salah seorang dari mereka. Wulan tak kuat lagi menahan kemarahannya mendengar pembicaraan mereka."Manusia-manusia bermulut kotor! Pergilah kalian sebelum hilang kesabaranku!""Ha ha ha...!"Kembali laki laki tinggi besar yang berjuluk Raksasa Kulit Baja itu tertawa bergelak."Kalian lihat! Bukan hanya wajahnya saja, sikapnya pun memenuhi persyaratan untuk menjadi permaisuriku. Ha ha ha...!"Untuk yang kesekian kalinya tujuh orang yang berada di belakang Raksasa Kulit Baja itu tertawa bergelak. Kali ini amarah Wulan pun meledak."Tutup mulutmu yang bau itu, raksasa busuk!"Ben

    Last Updated : 2022-12-12
  • Jejaka Emas   Bab 22

    Sekejap kemudian, dia telah bergerak menyerang gadis itu. Tangannya menangkap lengan kanan gadis yang bertahi lalat di pipi kirinya ini. Dikiranya, gadis ini pasti tak akan dapat mengelakkan sergapannya. Tetapi, si muka kuning tertipu.Dengan sebuah gerakan sederhana, Wulan telah membuat tangkapan itu hanya mengenai tempat kosong. Sebaliknya adalah ujung kaki putri Raja Belati Terbang ini telah mendarat di perut si muka kuning.Bukkk..! "Hugh!"Si muka kuning mengeluh tertahan. Sodokan ujung kaki Wulan memang keras sekali. Tak pelak lagi, tubuh si muka kuning terbungkuk-bungkuk seraya memegangi perutnya yang tiba-tiba terasa mulas bukan main. Dan selagi si muka kuning sibuk merasakan sakit pada perutnya, kaki Wulan kembali bergerak menendang bahunya.Tentu saja gadis itu tidak mengerahkan seluruh tenaganya. Sebab kalau hal itu dilakukan, si muka kuning ini pasti tewas.Desss! Tubuh si muka kuning terpental ke belakang dan keras sekali mencium tanah

    Last Updated : 2022-12-12
  • Jejaka Emas   Bab 23

    Dengan gerak kepalanya, diperintahkan sisa anak buahnya untuk menyerang berbareng. Maka keenam orang anak buahnya melangkah maju mengepung Wulan. Sadar kalau gadis itu bukanlah lawan empuk, mereka pun tidak mau bersikap main-main lagi."Mengapa tanggung-tanggung, raksasa busuk? Majulah! Biar urusan ini cepat selesai!' ejek Wulan sambil tersenyum sinis. Mendengar ejekan itu, Raksasa Kulit Baja meraung murka."Kau terlalu sombong, perempuan keparat! Kalau nanti sudah tertangkap, kau akan kutelanjangi dan kuperkosa sampai aku puas. Tidak sampai di situ saja, tubuhmu akan kuberikan pada mereka, agar dapat dinikmati sampai kau mati kelelahan!" Wulan bergidik mendengarnya, dan wajahnya langsung memerah. Ucapan Raksasa Kulit Baja itu benar-benar membuat kemarahannya berkobar. Orang seperti dia memang tidak patut untuk dibiarkan hidup. Tetapi putri Raja Belati Terbang itu tidak bisa berlama-lama termenung.Serangan-serangan anak buah Raksasa Kulit Baja itu telah menyamb

    Last Updated : 2022-12-12

Latest chapter

  • Jejaka Emas   Bab 31

    Klanggg...!"Hugh...!?"Tubuh Jejaka Emas terjengkang ke belakang beberapa tombak jauhnya. Selintas tadi terlihat Algojo Hijau menempelkan kedua tapak tangannya di punggung Ratu Bulan, begitu Jejaka memapak serangan tusukan tombak berujung bulan sabit. Melihat hal ini Jejaka Emas terperanjat. Dia tahu kalau kakek berkepala gundul itu tengah menyalurkan tenaga dalam. Tenaganya disatukan dengan tenaga nenek itu, lalu bersama-sama menghadapi tenaga Jejaka.Tak pelak lagi, perpaduan dua tenaga dalam dahsyat itu tidak dapat ditahan Jejaka Emas. Untung saja beradunya tenaga dalam tadi terjadi secara tidak langsung melainkan melalui perantara. Sehingga akibatnya tidak terlalu berarti bagi Jejaka Emas. Pemuda berpakaian merah keemasan ini hanya merasa sedikit sesak pada dadanya.Dengan bantuan gelang dewanya, gerakan sesulit apa pun akan sama seperti gerakan biasa. Sehingga walaupun Jejaka berada dalam keadaan kritis, dan serangan Ratu Bulan kembali menyambar cep

  • Jejaka Emas   Bab 30

    Sekali mengelak, Jejaka Emas telah berada di belakang Ratu Bulan. Tapi sebelum pemuda itu sempat melepaskan serangan, Algojo Hijau telah terlebih dulu menyerangnya. Terpaksa Jejaka mengurungkan niat untuk menyerang Ratu Bulan. Dan dengan cepat pula dielakkannya serangan kakek itu. Dan belum juga sempat membalas, kembali serangan Ratu Bulan telah mengancam. Tentu saja hal ini membuat Jejaka Emas kewalahan menghadapi hujan serangan dahsyat yang saling susul.Tak tanggung-tanggung, Jejakapun langsung menggunakan jurus-jurus gelang dewanya untuk menyerang lawannya. Tapi rupanya kedua lawannya sangat tangguh, sehingga dalam beberapa gebrak kemudian, ketiga orang ini pun sudah terlibat sebuah pertarungan berat sebelah. Jejaka Emas terus-menerus didesak lawannya, tanpa mampu balas menyerang.Untunglah pemuda bermata biru ini memiliki jurus 'Naga Pamungkas' yang sangat aneh sehingga dapat mengelakkan serangan yang bagaimanapun sulitnya. Dan berkat jurus inilah Jejaka Emas mamp

  • Jejaka Emas   Bab 29

    Algojo Hijau manggut-manggut."Bisa kuterima alasanmu, Jejaka Emas""Terima kasih, Kek!""Jangan'terburu-buru berterima kasih, Jejaka Emas!" sergah Ratu Bulan cepat. "Urusan kami denganmu kini tidak hanya satu macam!" Jejaka mengerutkan keningnya."Apa maksudmu, Nek?""Tidak usah berpura-pura, Jejaka Emas!Bukankah kau yang telah membunuh majikan kami!”"Membunuh majikan kalian"! Aneh"! Kalau boleh kutahu, siapa majikan kalian?" tanya Jejaka. Kerut pada dahinya pun semakin dalam."Seorang pemuda bersenjata sepasang kapak warna perak mengkilat!""Dia majikan kalian?" tanya Jejaka Emas Nada suaranya mengandung keheranan yang besar. "Ya! Karena begitulah bunyi perjanjian antara kami dengannya!" selak Algojo Hijau. "Kami bertemu dan bertempur. Dengan licik dia memancing kami ke dalam suatu perjanjian. Yaitu, apabila dalam tiga puluh jurus kami tidak berhasil merobohkannya, dia akan menjadi majikan kami! Jadi, terpaksa

  • Jejaka Emas   Bab 28

    Tapi untuk yang kesekian kalinya, dengan mempergunakan jurus 'Naga Pamungkas' Jejaka berusaha menghindarinya. Dan tahu-tahu tubuh Jejaka telah berada di belakang Darba. Sebelum pemuda berbaju coklat itu sadar, Jejaka sudah melancarkan serangan baliknya.Wuuut..! Hantaman tangan Jejaka melayang ke arah kepala Darba. Murid Ki Jatayu ini terperanjat kaget Maka sedapat dapatnya dirundukkan kepalanya untuk menghindari sambaran tangan lawan.Wusss...! Usaha untung-untungannya berhasil juga. Tangan itu lewat di atas kepalanya. Tapi, Jejaka tidak tinggal diam. Segera dilancarkan serangan susulan.Bukkk...!"Huakkk...!"Telak sekali pukulan tangan kiri Jejaka Emas mendarat di punggung Darba. Keras bukan main, sehingga tubuh pemuda itu terjerembab ke depan.Cairan merah kental terlontar keluar dari mulutnya. Jelas pemuda berbaju coklat itu terluka dalam!Namun kekuatan tubuh murid Ki Jatayu ini memang patut dipuji. Sekalipun sudah terluka parah

  • Jejaka Emas   Bab 27

    Jejaka terpaku sesaat. Tapi tak lama kemudian amarahnya melonjak."Hiyaaa...!"Sambil berteriak melengking nyaring memekakkan telinga, Jejaka Emas menerjang Darba.Wut...! Ketika serangan gelang dewa Jejaka Emas terayun deras ke arah kepala Darba, pemuda berbaju coklat itu menarik kepalanya ke belakang tanpa menarik kakinya.Wusss...! Gelang dewa itu meluncur deras beberapa rambut di depan wajah Darba. Begitu kerasnya tenaga yang terkandung dalam serangan itu, sehingga rambut berikut seluruh pakaian Darba berkibar keras. Dan cepat-cepat pemuda berbaju coklat itu memberi serangan balasan yang tidak kalah berbahayanya.Wuuut...! Cepat bagai kilat kakinya melesat ke arah dada Jejaka Emas. Sadar akan bahaya besar mengancam, Jejaka segera menangkis serangan itu dengan tangan kirinya disertai tetakan ke bawah.Takkk...! Tubuh Darba melintir. Memang bila dibanding Jejaka Emas, posisi pemuda berbaju coklat itu lebih tidak menguntungkan.Namun

  • Jejaka Emas   Bab 26

    Sementara itu pertarungan antara Cakar Garuda menghadapi pengeroyokan anak buah Darba, berlangsung tidak seimbang. Kepandaian Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas itu, memang terlalu tangguh untuk para pengeroyoknya. Setiap kali besi berbentuk cakar di tangannya bergerak, setiap kali pula ada satu nyawa melayang. Jerit kematian terdengar saling susul."Aaa...!"Pekik nyaring melengking panjang, mengiringi rubuhnya orang terakhir para pengeroyok itu. Cakar Garuda memandangi tubuh-tubuh yang terkapar itu sejenak, baru kemudian beralih pada pertarungan antara Jejaka Emas menghadapi Darba. Terdengar suara bergemeletuk dari gigi-gigi Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas ini. Amarahnya langsung bangkit ketika melihat orang yang dicari-carinya, karena telah membasmi perguruannya."Hiyaaa...!"Diiringi pekik kemarahan laksana binatang terluka, Cakar Garuda melompat menerjang Darba, ketika pemuda itu tengah melentingkan tubuhnya ke belakang untuk menghindari serangan Je

  • Jejaka Emas   Bab 25

    Bergegas Jejaka berlari menghampiri. Sesaat kemudian Jejaka Emas telah berada dalam jarak tiga tombak dari arena pertempuran. Dari sini dapat terlihat jelas, siapa orang yang tengah dikeroyok itu. Dan ini membuat pemuda berbaju merah keemasan ini menjadi agak terkejut.Orang yang tengah dikeroyok itu berusia sekitar empat puluh tahun. Tubuhnya tegap dan kekar. Pada baju hitam bagian dada sebelah kiri terdapat sulaman cakar burung garuda dari benang emas. Di tangannya tergenggam sebuah baja hitam berbentuk cakar baja hitam dikibas-kibaskan dengan ganas. Ke mana saja cakar baja hitam bergerak, di situ pasti ada sesosok tubuh yang rubuh."Cakar Garuda...," desah Jejaka.Tapi pemuda ini tidak bisa berlama-lama mengamati pertarungan. Ternyata Darba yang memang ada di situ dan tengah dicarinya, bergerak menghampiri."Heh"! Kau lagi, Jejaka Emas" Rupanya kau tidak kapok juga. Atau, kali ini bersama-sama temanmu akan mengeroyokku?" ejek Darba memanas-manasi. Sepa

  • Jejaka Emas   Bab 24

    Seketika berubah wajah Jejaka."Maksud, Kakek?" tanya Jejaka Emas.Wajah Algojo Hijau berubah serius."Sejak puluhan tahun yang lalu, kami adalah sepasang tokoh yang tidak terkalahkan. Kami pun gemar bertanding, sehingga tak terhitung lawan yang rubuh di tangan kami. Sampai akhirnya, kami bertemu dengan Begawan Tapa Pamungkas. Melalui suatu pertarungan yang sengit, kami berhasil dikalahkannya. Tentu saja hal ini membuat penasaran, di samping malu yang besar. Maka kami katakan padanya, bahwa sepuluh tahun lagi kami akan datang menantang untuk menentukan siapa yang lebih unggul. Tapi rupanya kami sedang sial, karena lagi-lagi berhasil dikalahkan gurumu. Semenjak itu kami pun kembali giat berlatih, memperdalam ilmu-ilmu kesaktian. Tapi siapa sangka, di waktu kami telah merasa yakin akan dapat mengalahkannya, Begawan Tapa Pamungkas telah lebih dulu pergi ke alam baka. Siapa yang tidak kesal. Untunglah ada dirimu yang menjadi muridnya. Tapi tentu saja kau akan kami b

  • Jejaka Emas   Bab 23

    Nenek berpakaian putih itu menganggukkan kepalanya. "Aku juga tahu. Kalau tidak salah, pemuda itu berjuluk Jejaka Emas!"“Tepat” Ratu Bulan termenung."Dan ciri-ciri Jejaka Emas mirip pemuda ini!" sambung Algojo Hijau lagi."Ahhh...! Kau benar!" nenek tinggi kurus ini mulai teringat. Sementara itu, Jejaka juga terkejut melihat nenek berpakaian serba putih itu. Kelihaian nenek ini sudah dirasakannya. Sekarang dia datang berdua dengan kawannya yang sekali lihat saja diketahui kalau kepandaiannya tidak rendah.Larasati memegang pundak Jejaka dengan lembut agar Jejaka bisa meredam amarahnya. Jejaka sekarang tengah dilanda kemarahan yang meluap-luap. Tapi, tentu saja sebagai seorang pendekar menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, pemuda ini tidak meluapkan amarahnya secara sembarangan. Maka Jejaka yang memang tidak ingin mencari permusuhan, mencoba bersikap tenang. Ditunggu bagaimana tindakan Ratu Bulan terhadapnya. Jelas terlihat kalau nenek it

DMCA.com Protection Status