Share

Bab 15

"Nisanak...," Ucap salah seorang di antara mereka yang berkulit hitam dan berwajah penuh bercak-bercak putih. Lagaknya membuat Larasati merasa perutnya mual.

"Makan sendirian tidak enak. Lebih baik pindah ke meja kami, dan kita makan bersama-sama."

"Benar, Nisanak," Sambut seorang lagi, yang bermulut lebar.

"Lalat-lalat kotor menyebalkan!" Ucap Larasati tak acuh. Tanpa mempedullkan mereka, gadis itu terus saja melanjutkan makannya. "Aku heran, kenapa di kedai sebersih ini masih ada dua ekor lalat busuk yang menjemukan?!"

"Keparat!" Teriak si muka hitam berang.

"Perempuan tak tahu diuntung! Berani benar kau menghina Sepasang Iblis Hitam?! Kau harus dihukum atas kekurangajaranmu itu! Kecuali kalau kau mau meminta maaf dan mencium kami masing-masing sepuluh kali."

"Ya, betul," Sambut si mulut lebar.

Sudah terbayang di benaknya betapa nikmat dicium gadis secantik wanita berpakaian serba putih ini. Sepasang mata Larasati mencorong mendenga

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status