Share

66. Menyelidik Kebingungan

Rakhan menatap tajam Barry. Sorot matanya berkilat kelam dan penuh dendam. “Apa yang kau lakukan pada Lucian Sagara?”

“Apakah tidak ada salam untukku?” sindir Barry. Sedetik kemudian ia menjatuhkan pandangannya pada Mentari. “Apa kabarmu, Tari?”

“B-baik.” Mentari menyahuti dengan gugup.

Ketegangan berembus mengisi seisi ruangan. Masing-masing dari keempatnya mempunyai alasan untuk meluapkan kemarahan, terlebih lagi Rakhan. Mentari melihat ada yang berbeda dari suaminya selama beberapa hari terakhir. Rakhan lebih sensitif dan terkesan menggebu-gebu terhadap berita ayahnya. Ia berharap Rakhan melakukannya dengan tulus.

“Orang sepertimu tidak pantas kuberi penghormatan.” Rakhan mencetuskan perangnya.

Barry menarik punggungnya dari sandaran kursi, lalu duduk dengan tegak sementara tangannya terlipat di depan dada. “Ayah mertuamu pantas mendapatkannya. Kau laki-laki yang cerdas. Selain mengetahui seluk beluk dunia bisnis, kau pun paham betul tentang hukum. Seharusnya kau tahu konsekuensi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status