Share

69. Gosip Baru Lagi

Penulis: Alice Gio
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-03 13:52:54

“Kamu bisa bersabar sampai besok, ‘kan?” tanya Rakhan nyaris berbisik di telinga Mentari.

Embusan napas Rakhan yang menyapa cuping telinga Mentari membuat tengkuk wanita itu meremang. Tanpa sadar, Mentari menyelipkan tangan ke tengkuk dan mengusap-usapnya seolah dengan melakukan itu bisa menormalkan tubuhnya yang sedikit menegang.

“Kenapa?” bisik Rakhan yang kemudian mengecup cuping telinga Mentari dan hal itu spontan membuat sang istri bergerak menjauh.

“Jangan dekat-dekat.” Kali ini Mentari mengusap daun telinga dengan tangannya yang lain. “Aku jadi merinding.”

Gelak tawa Rakhan memenuhi ruangan. Ia menarik kembali Mentari ke dalam pelukannya. “Kau pikir aku hantu?”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   70. Klarifikasi Gosip

    Saat semua orang beranjak menuju ruang makan, Rakhan menahan langkah Mentari, meminta wanita itu untuk tetap tinggal sejenak. Ada sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya, sesuatu yang selama ini ditahannya karena ego yang tertanam begitu dalam sejak lama. Namun kini, di tengah keheningan yang mengisi ruang di antara mereka, Rakhan merasa sudah waktunya untuk membuka belenggu itu, mengalirkan perasaannya yang selama ini tertahan.Rakhan menggenggam tangan Mentari, kali ini dengan kelembutan yang belum pernah ditunjukkannya sebelumnya. Ia menatap wajah istrinya dengan seksama, mencari ketenangan yang perlahan mulai terlihat di sana. Senyum lembut Mentari tak dapat disembunyikan, meski ada sejumput kekhawatiran yang masih bersembunyi di sudut matanya.“Mulai malam ini, aku akan menemanimu tidur,” ujar Rakhan dengan hati-hati, suaranya nyaris seperti b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   71. Kejutan di Ruang CEO

    Kadang, untuk menjalani hidup sesuai keinginan diperlukan perjuangan besar dan kerja sama dari pasangan. Meskipun satu per satu masalah yang mendera Rakhan dan Mentari bisa dilewati, tetapi masih ada karang terjal yang mencoba menghalau laju bahtera rumah tangga mereka. Bersantai dari setiap pemikiran sulit tentang kenyataan dan rumitnya sebuah hubungan, malam itu Rakhan berusaha untuk merealisasikan salah satu bagian penting kerja samanya dengan Mentari, mempererat ikatan perasaannya dengan sang istri.“Kau tahu, Sayang. Ternyata kau sangat berani kemarin. Aku bangga kepadamu.” Rakhan melingkarkan tangannya ke pinggang Mentari dari belakang, lalu mengecup lembut pipi wanita itu. Ia kemudian sedikit menempelkan pipinya ke samping pipi Mentari dan melihat wajah polos istrinya melalui cermin rias yang menggantung di dinding di hadapan mereka.Ai

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   72. Penculikan

    Sengatan rasa sakit menembus hingga ke jantung Mentari saat melihat Rakhan berpelukan dengan Annika. Serangan keterkejutan membuat wanita itu membeku selama beberapa waktu hingga Rakhan akhirnya menyadari bahwa sang istri tengah melihatnya dari celah pintu yang terbuka lebar.“Tari ....” Rakhan segera melepas pelukannya dari Annika. Namun, ia terlambat untuk bisa mengejar Mentari.Mentari berlari menuju lift dan tak menghiraukan panggilan Ani yang berusaha menahannya, begitupun dengan panggilan Rakhan sesaat kemudian. Pintu lift sudah tertutup rapat dan bergerak turun ketika Rakhan tiba di depan alat transportasi vertikal itu. Tiba di lobi, Mentari bergegas keluar. Meskipun tidak dengan berlari, tetapi langkah cepat wanita sempat menarik perhatian beberapa staf termasuk Sam yang menunggunya di sana. Sam beranjak dari zona santainya segera sete

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   73. Siapa Pelakunya?

    Barry mengembus napas. Otot-otot di wajahnya mengencang hingga air mukanya tampak tegang, begitupun dengan rahangnya yang mengeras. Emosi kuat terbentuk dan diekspresikan dalam suaranya yang dalam dan tertahan.“Kau bicara apa? Aku tidak akan mengemis minta diakui sebagai ayah kepada Mentari. Aku cukup tahu diri untuk tidak memintanya. Kau salah mencari istrimu di sini.”Rakhan mengangkat sebelah ujung bibirnya tersenyum sinis. “Beberapa karyawanku menjadi saksi penculikan Mentari. Mereka pun melihat mobilmu, bahkan ada yang hafal dengan nomor polisi mobilmu, Pak Tua.”“Mentari diculik? Penculiknya memakai mobilku?” Irama keterkejutan meluncur dari bibir Barry.“Kau jangan menolak lupa, Barry Haryanto. Kejadiannya baru satu jam yang lalu ....” Rakhan melirik arlojinya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   74. Kena Kau!

    Erlangga mengangguk-angguk. “Bisa jadi. Kita bicarakan masalah ini bersama Ayah. Aku tunggu kau di bawah.”“Oke. aku akan segera turun.”Rakhan benar-benar bekerja keras untuk menemukan Mentari. Selain menunggu kabar dari Anton, sejak pagi Rakhan dan Erlangga berkeliling kota berusaha menemukan mobil dengan ciri-ciri yang disebutkan Sam. Namun, mereka belum menemukan mobil tersebut sampai hari menjelang gelap. Diselimuti rasa marah, kecewa, dan juga cemas yang luar biasa, ide untuk mendatangi rumah Barry sekali lagi sempat terlintas di kepala Rakhan.Teeeet! Rakhan membunyikan klakson panjang ketika tiba-tiba mobil yang dikendarainya hampir menabrak pejalan kaki yang sedang berjalan di atas

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   75. Usaha Penyelamatan

    “Kau boleh mengatakan apa saja tentangnya, Arya. Aku tetap berpikir dia lebih baik darimu meskipun dia tidak menjadikanku satu-satunya wanita dalam hidupnya.” Mentari menunjukkan reaksi yang bertolak belakang dari harapan Arya.Bisikan amarah mulai menggoda Arya untuk mempertegas tekadnya. Arya melayangkan tatapan tajamnya pada Mentari. “Dasar bodoh!”“Aku memang bodoh memilihnya, tapi aku akan menjadi lebih bodoh jika mau terus bersamamu,” bantah Mentari, “kau orang paling munafik yang pernah kukenal, Arya. Kau menerima tawaran papaku, tapi kau juga tidak menolak kuajak lari. Kau hanya menjadikanku alat untuk meraup keuntungan.”“Itu tidak benar, Tari.”“Tidak benar?” Mentari tersenyum mencemooh sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Dua milyar bukan uang yang sedikit. Kau menerima uang itu dari papaku dengan tangan terbuka. Kau memanfaatku.”“Aku mencintaimu, Tari. Aku melakukannya agar kita punya bekal saat kita kabur.”“Aku tidak melihatnya begitu. Kenyataannya, sekarang kau telah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   76. Akhir Drama Penculikan

    “Oke.” Rakhan mengangguk. Ia lalu menatap Arya lagi dengan mata sedikit menyipit dan alis yang berkerut. “Yang pertama, kau akan dikenai pasal pemalsuan plat kendaraan bermotor. Kedua, pasal penculikan yang disertai kekerasan. Ketiga, pasal penggelapan. Keempat, pasal perbuatan tidak menyenangkan. Kau siap dengan tuntutan pasal berlapis itu?”Arya tersenyum mencemooh. “Kenapa aku harus tidak siap?”Sekarang giliran Rakhan yang melempar senyuman. “Aku senang kau siap dengan semua itu. Papaku dan orang-orangnya di rutan pasti senang kedatangan tamu istimewa sepertimu.”Wajah Arya mendadak muram. Ia terlalu bersemangat mengatakan siap, tetapi ia lupa ia akan berhadapan dengan siapa seandainya ia tidak merelakan egonya. Di dalam penjara sana, Lucian bagai si raja hutan yang punya kawanan. Sedangkan dirinya, hanya sendirian. Arya belum siap mati sia-sia di dalam sana. Ia tahu reputasi Lucian. Lucian hanya sedikit mengalah karena Mentari. Kini, Lucian tidak punya alasan lagi untuk tidak men

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   77. Panggilan Dadakan

    Mentari menutup album foto kenangan bersampul cokelat yang sudah tampak usang. Duduk di hadapannya, Lucian tengah sibuk bercengkerama dengan laptop. Entah apa yang sedang dikerjakan pria baya itu, tapi Lucian terlihat sangat serius. Tidak berniat mengganggu, tetapi rasa penasaran yang menggerogoti dirinya membuatnya melontarkan tanya.“Bagaimana Papa bisa mengenal Papa Barry dan Ayah Handoko?”Gerakan jari-jari Lucian yang menekan tombol-tombol keyboard berhenti seketika. Ia mengembus napas dan sesaat kemudian menutup layar laptopnya. Lucian memandangi Mentari selama beberapa detik.“Cerita itu kelam dan gelap. Kau tidak harus mengetahui semua cerita masa lalu, Tari. Cukup kau tahu kalau papa kandungm

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13

Bab terbaru

  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   86. Memilih Percaya

    Setelah kejadian siang tadi, Rakhan merasa ada beban yang terangkat dari pundaknya. Namun, sebagian dari dirinya tetap merasa gelisah. Setibanya di rumah, ia mendapati Mentari yang sedang duduk di ruang tamu sedang menidurkan Arga di pangkuannya. Kehangatan yang terpancar dari pandangan Mentari selalu menjadi penghiburan bagi Rakhan, meskipun malam itu ia tahu bahwa berita yang akan disampaikannya bukanlah sesuatu yang ringan.Rakhan melepas jasnya dan berjalan mendekati Mentari. Ia mengecup bibir Mentari, lalu dahi Arga. Semampunya Rakhan mencoba tersenyum seakan-akan tidak ada yang terjadi. Namun, Mentari tahu ekspresi Rakhan tidak seperti biasa. Wanita itu bisa merasakan ada sesuatu yang mengganjal dari cara Rakhan menatapnya.“Kau baik-baik saja?” tanya Mentari penuh kuriositas sambil menepuk-nepuk paha Arga yang mulai tertidur pulas. Tatapannya penuh dengan kekhawatiran meski ia berusaha terlihat tenang.Rakhan mengambil napas dalam-dalam, lalu duduk di sebelahnya. “Ada sesuatu

  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   85. Serangan Tak Terduga

    Rakhan mengecup pipi Mentari, lalu berkata pelan di telinganya, “Sampai bertemu sore nanti.”“Hubungi aku kalau kau ada meeting dadakan, ya,” ucap Mentari sambil menurunkan Arga dari gendongannya.“Tentu saja.” Sekali lagi Rakhan mengecup pipi Mentari. “Aku pergi. I love you.”“Aku juga. Hati-hati di jalan.”Usai makan siang bersama Mentari, Rakhan kembali ke kantornya. Siang itu, Jakarta tampak begitu terik, tetapi Rakhan hampir tidak merasakannya. Pikirannya kembali dijejali berbagai urusan pekerjaan, terutama proyek yang melibatkan Annika. Namun, tak dapat dipungkiri, sosok Evander pun kerap muncul di benaknya sejak pertemuan mereka. Ia masih meragukan pria itu meskipun kredibilitasnya sebagai pengacara profesional tidak diragukan lagi. Tanpa ia sadari, mobil yang dikemudikan sopirnya sudah hampir setengah perjalanan. Mereka baru saja berhenti di perempatan ketika tiba-tiba dua orang pria berhelm yag mengendarai sepeda motor sport mendekat ke jendela mobilnya. Rakhan yang tengah a

  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   84. Sedikit Insecure

    Rakhan duduk di belakang meja kerjanya. Pandangannya menembus jendela kaca yang memperlihatkan pemandangan kota dari ketinggian. Sementara itu, pikirannya dipenuhi dengan informasi yang baru saja diterima. Drew datang ke kantornya pagi itu dengan sebuah rahasia yang selama ini tersembunyi dalam bayang-bayang keluarga Annika.“Evander adalah saudara sepupu Annika,” kata Drew sambil meletakkan map di meja Rakhan. “Anak dari adik tiri ayahnya yang tidak pernah dipublikasikan. Keluarga mereka merahasiakan hubungan itu, karena ibu Evander dan kakak ayahnya Annika tidak pernah menikah.”Rakhan menggenggam tepi meja, mencerna kata-kata Drew dengan hati-hati. “Pantas aku tidak menemukan informasi apa pun tentang hubungan mereka di media sosial dan situs pencarian. ”“Benar,” sahut Drew. “Mereka punya ikatan keluarga yang cukup rumit. Itu sebabnya hubungan mereka disembunyikan. Oh, iya. Kau juga harus tahu bahwa Evander itu seorang duda. Mantan istrinya orang Jerman. Mereka bercerai tiga tahun

  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   83. Sedikit Kecewa

    Rakhan pulang lebih larut dari biasanya. Pekerjaan di kantor membuatnya kelelahan, tetapi begitu membuka pintu, kehangatan yang familiar segera menyambutnya. Cahaya lampu yang terang dan cerah, aroma harum masakan yang masih tersisa di udara, dan yang paling menyenangkan, Mentari sudah berdiri di ambang pintu dengan senyuman manis yang selalu membuatnya merasa tenang.Mentari berjalan mendekat dan seperti kebiasaannya, ia memberikan ciuman lembut di pipi Rakhan. “Selamat datang, sayang,” bisik Mentari dengan lembut.Rakhan tersenyum, merasakan sejenak kehangatan itu. “Selalu menyenangkan pulang ke rumah,” jawabnya pelan sambil membelai lembut rambut Mentari. Seketika, rasa lelahnya menjadi berkurang.“Aku sudah memasak makanan favoritmu, sup asparagus kepiting.” Mentari mengumumkan menu makan malam yang telah disajikannya di atas meja makan.“Wah, makan besar nih!” Rakhan menanggapi dengan antusias. “Kalau begitu, aku mandi dulu. Nanti kita makan bareng.”“Jangan lama-lama, ya. Aku su

  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   82. Masih Merasa Ada Ganjalan

    Sore itu, rumah Mentari dan Rakhan dipenuhi dengan kehangatan. Arga sedang bermain di tengah ruang keluarga, sementara Mentari dan Rakhan duduk di sofa sambil menikmati teh hangat. Angin sepoi-sepoi dari jendela yang terbuka membawa suasana tenang. Untuk beberapa saat, mereka bisa melupakan kesibukan dan drama di luar sana.Namun, ketenangan itu segera terganggu ketika suara bel pintu berbunyi. Mentari menatap Rakhan dengan sedikit heran. Mereka tidak sedang menantikan tamu sore ini.“Siapa ya kira-kira?” tanya Mentari sambil berdiri dan menuju pintu.Rakhan mengangkat bahu dan melirik Arga yang masih sibuk bermain, lalu dia berdiri mengikuti istrinya. Ketika Mentari membuka pintu, mereka mendapati Annika berdiri di sana bersama seorang pria bertubuh tinggi yang tidak lain adalah Evander."Annika? Evander?" Mentari terkejut, tapi senyumnya tetap ramah. "Apa yang membawa kalian ke sini?"Annika tersenyum dan mengangkat sebuah bingkisan di tangannya. "Kami datang untuk mengucapkan terim

  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   81. Bukan Peduli

    Rakhan menatap Aldy dengan tajam. "Ketika kau menyakiti seseorang, itu menjadi urusan semua orang. Apalagi kalau dia orang yang aku kenal."Annika terduduk di atas paving block. Kedua tangannya bertumpuk menutupi pipinya yang bengkak sambil menangis. Mentari dengan cepat berjongkok di samping Annika, memeriksa keadaan wanita itu. “Kau baik-baik saja?” tanyanya penuh kekhawatiran.Annika menoleh pelan ke arah Mentari. Sambil terisak-isak, wanita itu berkata dengan suara bergetar dan jelas sekali ia sedang menyembunyikan rasa sakitnya. “A-aku nggak apa-apa.” Aldy melangkah mendekat, masih marah, tapi Rakhan berdiri tegak di depannya, seperti dinding pelindung yang tidak mungkin ditembus. "Pergilah sebelum situasi ini menjadi lebih buruk buatmu," kata Rakhan dingin dan dengan nada mengancam yang jelas.Aldy tampak ragu sejenak. Ekspresi wajahnya terlihat mengeras. “Dia tunanganku. Aku punya hak atas dia!”Rakhan tidak bergeming, hanya menatap Aldy dengan mata yang penuh amarah. "Kau ti

  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   80. Dekat Karena Terpaksa

    Mentari mengambil napas dalam-dalam, menenangkan degup jantungnya yang terasa berantakan. Setelah beberapa detik yang terasa begitu panjang, ia memutuskan bahwa menunggu tanpa kepastian hanya akan membuat pikirannya semakin semrawut. Tanpa berpikir panjang, ia berbalik dan melangkah menuju gerai kopi tempat Rakhan dan Annika duduk. Suara langkah kakinya terasa begitu berat, seakan-akan setiap langkah membawa sejuta pertanyaan yang menunggu jawaban.Ketika Mentari tiba di depan meja mereka, Rakhan yang awalnya fokus pada pembicaraannya dengan Annika, mendongak dan terkejut melihat kehadirannya. Dalam sekejap ekspresi serius di wajahnya berubah menjadi bingung. Namun, itu hanya sesaat sebelum akhirnya menyambut Mentari dengan senyum."Tari? Kamu di sini?" Rakhan bertanya, suaranya terdengar tenang tapi menyimpan keheranan.Annika yang duduk di hadapan Rakhan tersenyum manis menyambut istri sang mantan. "Hai, Mentari. Lama tak bertemu."Mentari memaksakan diri tersenyum, berusaha menjaga

  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   79. Pertemuan dengan Sang Mantan

    "Arga sudah tidur?" Rakhan bertanya pelan, mengintip dari balik pintu kamar.Mentari mengangguk sambil menepuk-nepuk punggung putra mereka yang baru saja terlelap. "Iya, baru saja."Rakhan mendekat, duduk di tepi ranjang sambil mengamati wajah kecil Arga. "Dia sudah semakin besar. Cepat sekali waktu berlalu."Mentari tersenyum tipis. "Iya, rasanya baru kemarin aku menggendongnya untuk pertama kali."Keluarga kecil Mentari dan Rakhan telah menemukan ritme kebahagiaan mereka. Kehadiran Arga, putra mereka yang kini genap berusia satu tahun, melengkapi segala yang pernah diimpikan Mentari. Meski terkadang malam-malam panjang diisi tangisan bayi dan kelelahan, bagi Mentari, setiap detik bersama Arga dan Rakhan merupakan kebahagiaan tersendiri. Rakhan, meski jarang bisa menunjukkan sisi romantisnya, ia selalu membuat hari-hari Mentari penuh dengan kejutan kecil yang manis. Sebuah pelukan tiba-tiba, hadiah yang sederhana tapi bermakna, atau sekadar ikut begadang di sampingnya saat Arga sedan

  • Jebakan Pernikahan CEO Dingin   78. Kelahiran Sang Buah Hati

    Gemuruh emosi mendadak memenuhi dada dan membuatnya sesak napas. Berusaha tetap tenang, Mentari melontarkan tanya tanpa emosi berlebihan, “Kau masih berhubungan dengannya?”“Ada pekerjaan yang mengharuskan aku tetap terhubung dengannya.” Rakhan menjelaskan dengan hati-hati.Sementara itu, ponsel Rakhan terus berdering membuat telinga Mentari tidak nyaman. Mentari mengembus napas. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan kekesalannya hingga ia hanya diam.“Tari ....”Mentari mengembus napas. Mencoba untuk bersikap dewasa memang tidak mudah tapi perlu dicoba. “Angkat saja.”“Kau yakin?”“Iya.”

DMCA.com Protection Status