Share

Bab 20 | Awalnya Marah Akhirnya Bersulang

“Sebaiknya Bapak memberi saya penjelasan yang masuk akal, atau ruangan ini akan banjir.”

Aku mengancam Pak Malik dengan berdiri di bawah sprinkler sambil memegang korek api. Benda ini aku gunakan untuk mengaktifkan sprinkler apabila ucapan si Bos tidak memuaskan.

“Alba, turun dulu ya,” bujuknya.

“TIDAK MAU!” Saat ini aku berada di atas kursi yang ditumpuk dengan meja rias.

Amarah yang membakar dada tak dapat dihentikan. Hal ini disebabkan karena aku dan Pak Malik harus menggunakan kamar yang sama di malam pertama.

“Kita kan hanya menikah kontrak, tidak perlu berbagi kamar!” pekikku.

“Kita bisa membicarakannya.” Pak Malik mengangkat kedua tangannya, beliau masih memintaku untuk turun.

Apa lagi yang mau dibicarakan? Sudah jelas dia mau mengambil keuntungan pribadi dalam situasi ini.

“Mama yang mengatur semua ini melalui Pak Michael. Aku pun tidak dapat berbuat banyak.”

Jika dilihat dari raut wajah Pak Malik, sepertinya beliau tidak berbohong. Namun, tetap saja aku tidak terima.

“Bapak k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status