Home / Romansa / Jebakan Cinta Sang Pewaris / Chapter 001 [Salah Menduga]

Share

Jebakan Cinta Sang Pewaris
Jebakan Cinta Sang Pewaris
Author: Kikan Selviani Putri

Chapter 001 [Salah Menduga]

last update Last Updated: 2024-11-25 09:23:48

“Hhh .…”

Valerie menarik napas tajam, sebuah desahan halus lolos dari bibirnya. Suara itu seperti undangan tanpa kata, ia membiarkan sentuhan Aldrich menghangatkan kulitnya. Menarik napas dalam-dalam, ia mencoba mengenyahkan rasa sakit hati yang terus membayanginya.

Suara detak jam di suite hotel mewah di tengah kota Paris menjadi satu-satunya penanda waktu yang terus berjalan, sementara ia merasa dunia seolah berhenti.

Di luar jendela besar, Menara Eiffel berdiri anggun, dikelilingi kerlip cahaya malam.

Namun, pemandangan itu tak seberapa dibandingkan intensitas tatapan pria di depannya yang sulit diabaikan.

“Kamu yakin ingin melanjutkan ini?” Aldrich bertanya pelan.

Mata Aldrich menelisik dalam, seakan mampu melihat semua luka dan rasa sakit yang disembunyikan Valerie di balik sikap tenangnya.

Valerie mengangguk, mencoba menyembunyikan kekacauan emosinya. “Iya … aku butuh ini. Aku butuh … sesuatu untuk melupakan semuanya,” jawabnya.

Tatapan Valerie penuh keyakinan. Hatinya sedikit ragu. Ia merasa sedikit aneh berada dalam situasi ini dengan seorang pria yang begitu tampan. Valerie yakin, pria ini adalah seorang gigolo.

Aldrich hanya tersenyum tipis. Lalu, ia mendekat. Bibirnya menyentuh lembut leher Valerie. Menyesap aroma vanila yang memabukkan dari sana. Sentuhannya lembut namun intens, membuat Valerie menahan napas.

“Aku akan membuatmu merasa lebih baik,” bisiknya, suaranya terdengar dalam dan menggetarkan.

Valerie tak bisa menahan senyumnya, meski sedikit getir. “Kamu sering mengatakan ini kepada klien, ya?” tanyanya, sedikit bercanda namun ada nada serius di baliknya.

Valerie menatap Aldrich dengan sedikit waspada, mencoba menebak reaksinya.

Aldrich hanya menaikkan alisnya sedikit, namun tak ada respons verbal darinya. Ia malah mendekatkan wajahnya lagi, menyapu bibirnya di sepanjang bahu Valerie.

“Apa itu penting?” tanya Aldrich lembut, hampir berbisik.

Valerie tergelak kecil, walau hatinya sedikit sakit dengan kenyataan itu. “Tidak juga. Selama kamu bisa mengalihkan pikiranku … itu sudah cukup,” jawabnya dengan nada ringan, mencoba menutupi perasaannya.

Valerie tahu, malam ini hanyalah pelarian. Namun, ia tetap ingin merasa diinginkan walau hanya sesaat.

Mereka terdiam sejenak, saling memandang dengan intensitas yang semakin dalam. Valerie merasakan ada sesuatu yang berbeda. Namun, ia mengabaikannya.

Valerie membiarkan dirinya tenggelam dalam kehangatan yang Aldrich berikan. Ia berusaha mengabaikan luka hatinya yang belum sepenuhnya sembuh dari pengkhianatan mantannya. Sekilas, ia menatap otot-otot Aldrich yang terbentuk sempurna. Ia terpesona.

“Apa kamu selalu seintim ini dengan … klien?” Valerie bertanya lagi dengan nada bercanda.

Valerie merasakan kecemburuan yang tak masuk akal. Ia bahkan tidak mengenal pria ini dengan baik.

Aldrich benar-benar melebihi ekspektasinya tentang gigolo. Valerie jadi ingin tahu, apa semua gigolo memang seperti Aldrich?

Aldrich tersenyum misterius, membiarkan pertanyaan itu mengambang tanpa jawaban. “Malam ini, hanya ada kamu di pikiranku,” bisiknya, membuat Valerie tersipu.

Valerie tertawa kecil, mencoba menutup rasa malu dan sedikit kepercayaan diri yang mulai tumbuh. “Kamu benar-benar tahu bagaimana membuat seseorang merasa istimewa, ya?” katanya.

Aldrich tidak menjawab. Ia hanya menyelipkan rambut Valerie ke belakang telinga. Meskipun tidak dalam kondisi mabuk, keduanya tenggelam dalam malam yang memabukkan.

“Kamu sangat profesional dalam pekerjaan ini,” ujarnya sambil tersenyum, seolah mengingatkan dirinya sendiri bahwa ini hanyalah kesepakatan satu malam.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Aldrich menariknya lebih dekat, seolah ingin memberinya ketenangan tanpa harus banyak bicara. Sentuhan dan kehangatannya membuat Valerie merasa dihargai. Namun di sisi lain, ada perasaan konyol yang membuatnya merasa bodoh karena mengingat pria ini adalah seseorang yang disewanya.

Pagi harinya, Valerie bangun dan menatap Aldrich yang masih terlelap di sampingnya. Ia menatap wajahnya dengan sedikit perasaan bersalah, tapi juga lega. Di sebelahnya, ada amplop yang telah ia siapkan tadi malam.

Valerie menarik napas dalam, meyakinkan dirinya bahwa ini adalah pilihan yang benar. Setelahnya, Valerie bangkit dan berpakaian dengan hati-hati, berusaha tidak membangunkan Aldrich.

Dia masih harus mengejar penerbangan kembali ke Indonesia.

Sebelum pergi, Valerie meletakkan amplop berisi uang di atas meja samping tempat tidur.

Kemudian, Valerie berbisik pelan, “Terima kasih untuk malam tadi.”

Tanpa menoleh lagi, Valerie meninggalkan kamar, membawa serta segala perasaan yang bercampur aduk di hatinya.

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ahza Rumaisha
Tenang aja tar pasti ketemu lagi. wkwkwk
goodnovel comment avatar
Yahya Jazuli
hai kk, Q MACAN... mmpir sini
goodnovel comment avatar
Yahya Jazuli
wah.. ada kesalahan pahaman mengenai Aldrich... smg kalian berjodoh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 002 [Bertemu Kembali]

    “Sial, aku terlambat!” Valerie, wanita berusia 23 tahun itu mempercepat langkah kakinya, sesekali ia melirik jam di pergelangan tangan. Ia tiba di sebuah gedung perkantoran dengan perasaan campur aduk. Penerbangan panjang dari Paris tak mampu mengalihkan pikirannya dari malam terakhirnya di kota tersebut. Mengingat gigolo malam itu membuat hatinya berdenyut aneh—antara malu, kecewa, dan rasa rindu yang tak masuk akal. Namun, Valerie segera menepis pikirannya. Hari ini, ia harus bersikap profesional. Wawancara kerja di perusahaan IT ternama ini adalah kesempatan besar, setelah ia memilih untuk kabur dari rumah karena sang Daddy yang mengatur perjodohan untuknya. Hell, ia baru saja dikhianati oleh dua orang terpercaya sekaligus. Pacar dan sahabatnya. Dan sekarang ia tidak akan membiarkan pikirannya kacau hanya karena kenangan sesaat dengan seorang pria. Saat Valerie memasuki ruang resepsionis, ia disambut oleh suasana modern dengan kaca-kaca besar yang memantulkan sinar ma

    Last Updated : 2024-11-25
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 003 [Diterima Bekerja]

    “Jadi, itu alasan saya ingin bergabung di perusahaan ini,” ucap Valerie, menjawab pertanyaan Aldrich dengan suara yang tenang namun penuh keyakinan.Aldrich memiringkan kepala sedikit, memperhatikan wanita di depannya dengan intensitas yang tidak sepenuhnya ia sadari. “Valerie,” katanya, suaranya terdengar lebih lembut dari yang ia maksudkan. “Kau terlihat… siap untuk kesempatan ini.”Tatapannya tanpa sengaja turun ke jemari Valerie yang tampak meremas clutch-nya dengan gugup. Gerakan kecil itu tidak terlewat dari matanya, memberi kesan bahwa di balik sikap percaya dirinya, ada kelembutan yang sengaja ia sembunyikan. Valerie segera sedikit menegakkan tubuh, berusaha memperkuat auranya yang profesional. Ia tidak ingin Aldrich, atau siapa pun, melihat sisi rentannya. “Terima kasih,” jawabnya dengan nada yang terdengar mantap, meskipun di dalam hatinya ada gejolak yang sulit ia abaikan.Mata mereka bertemu untuk beberapa detik, masing-masing mencoba membaca pikiran yang tersembunyi di

    Last Updated : 2024-11-25
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 004 [Kesalahan Pertama]

    Hari-hari awal Valerie sebagai sekretaris CEO terasa seperti ujian mental. Jadwal Aldrich yang padat, rapat yang tak ada habisnya, dan tuntutan perfeksionisme membuatnya bekerja ekstra keras.Namun, kejadian memalukan di hari ketiga membuatnya ingin menggali lubang dan menghilang.Saat itu Valerie tengah sibuk menyortir email ketika Aldrich memintanya untuk mengirimkan daftar belanja pribadi kepada asisten rumah tangganya. Daftar itu sederhana. Hanya berisi bahan makanan, beberapa botol anggur, dan satu catatan tambahan yang nyaris luput dari perhatian Valerie. Karena terburu-buru, dia salah menekan tombol dan mengirimkan email itu ke seluruh divisi perusahaan. Dampaknya langsung terasa. Ponsel Valerie berbunyi tanpa henti, kolega mulai berbisik-bisik, dan beberapa bahkan tertawa terbahak-bahak. Baru saat itulah Valerie membuka kembali email yang ia kirimkan dan membaca bagian akhirnya: PS: Jangan lupa beli almond milk, bukan susu sapi biasa. Saya tidak mau jerawatan saat meeting b

    Last Updated : 2024-11-25
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 005 [Fakta Mengejutkan]

    “Jadi, Aldrich...” Suara berat Bastian terdengar dari telepon, bercampur antara bingung dan terkejut. "Kau CEO HC Group?""Benar, Pak Bastian," jawab Aldrich dengan santai, namun suaranya memancarkan dominasi. "Dan Valerie sekarang bekerja sebagai sekretaris saya. Sangat berbakat sekali putri Anda."Valerie, yang duduk di seberang meja, hampir tersedak napasnya.Sejenak, hanya ada keheningan di ujung telepon. Kemudian Bastian tertawa lega. "Baiklah kalau begitu. Saya senang dia tidak bekerja di tempat sembarangan."Setelah percakapan selesai, Aldrich menyerahkan ponsel Valerie kembali. Namun, senyum kecil di wajahnya penuh dengan ejekan terselubung. "Kau tidak perlu menyembunyikan apa pun dariku, Valerie."Valerie memicingkan matanya, mencoba menahan kekesalannya. Dengan nada berbisik tajam, ia menjawab, "Pak Aldrich, Anda tidak seharusnya ikut campur!""Oh?" Aldrich menyandarkan punggungnya dengan santai ke kursi, tatapannya tajam namun penuh permainan. "Jadi, ini rahasia? Dan siapa

    Last Updated : 2024-11-25
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 006 [Ajakan Kerjasama?]

    "Arghhht!" Valerie berteriak sambil menjambak rambutnya sendiri, frustrasi. Setelah meninggalkan ruangan Aldrich dengan langkah tergesa dan pintu yang sengaja ia banting keras, ia berakhir di tangga darurat. Tempat yang sunyi itu menjadi pelarian sesaat dari kekacauan pikirannya.Ia menarik napas panjang, tapi udara yang ia hirup terasa berat, penuh dengan rasa frustrasi yang tak tertahankan. Tangannya gemetar memegang pegangan tangga, sementara matanya mulai berkaca-kaca.Valerie merasa marah. Ayahnya telah mengatur hidupnya tanpa sedikit pun mempertimbangkan perasaannya, memperlakukannya seperti pion dalam permainan bisnis. Ia juga bingung, karena Aldrich—pria yang ia kira gigolo saat di Paris—ternyata sudah mengenalnya sejak saat itu. Lebih buruk lagi, Aldrich adalah calon suami yang dijodohkan untuknya."Hell!" pikirnya pahit. Ia kabur dari rumah untuk menghindari perjodohan yang diatur ayahnya, tapi malah menghabiskan malam bersama pria itu. Ironisnya, saat itu ia sempat menga

    Last Updated : 2024-11-25
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 007 [Menyusun Rencana]

    Hari itu, setelah menyegel aliansi canggung mereka, Valerie dan Aldrich sepakat untuk bertemu setelah jam kerja di sebuah kafe kecil di pinggiran kota. Valerie memilih tempat yang jauh dari keramaian kantor atau lingkungan bisnis, memastikan privasi mereka.Setelah menunggu beberapa saat, Aldrich muncul, mengenakan setelan santai tanpa dasi. Ia melirik sekeliling sebelum berjalan ke meja Valerie. "Pilihan tempat yang menarik," komentarnya saat duduk."Aku tidak ingin orang-orang membicarakan ini," jawab Valerie datar sambil mengaduk kopinya. "Kita di sini untuk rencana. Jadi, apa yang kau punya?"Aldrich mengangkat alis, sedikit tersenyum melihat Valerie yang langsung to the point. "Langsung ke inti, ya? Baiklah. Pertama-tama, kita perlu mempelajari apa yang sebenarnya diinginkan oleh kedua pihak keluarga kita.""Apa maksudmu? Bukannya jelas? Ayahku ingin aku menikah dengan pewaris HC group, dan kau jelas adalah alat untuk itu," jawab Valerie tajam.Aldrich mengangguk. "Itu kelihatan

    Last Updated : 2024-11-25
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 008 [KENAPA KAU HARUS TAMPAN, ALDRICH?]

    "Ah, akhirnya!" Valerie mendesah sambil merebahkan diri di ranjang apartemennya. Matanya menatap kosong ke langit-langit yang bercahaya lembut, sementara pikirannya melayang ke kejadian-kejadian yang baru saja berlalu. Ruangan itu tenang, nyaris terlalu sunyi, meskipun deru samar kendaraan dari luar masih terdengar."Paris..." gumamnya pelan, mengingat malam itu.Bayangan kamar hotel megah yang pernah ia tempati bersama Aldrich tiba-tiba muncul. Ranjang besar dengan seprai putih beraroma lavender, jendela kaca lebar yang menghadap gemerlap menara Eiffel, dan keheningan yang terasa begitu menusuk. Saat itu, ia masih mengira Aldrich adalah pria biasa—atau lebih tepatnya, gigolo mahal yang bisa ia bayar untuk melupakan kesedihannya."Lucu sekali," katanya sambil tertawa kecil, namun ada kepahitan di ujung suaranya. "Gigolo yang ternyata seorang bos besar. Apa lagi kejutan yang kau simpan, Aldrich? Ah... dia juga calon yang Ayah pilihkan.”Valerie mendesah sekali lagi, sebelum memili

    Last Updated : 2024-12-13
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 009 [TIDAK KALAH OLEH WAKTU... ATAU PESONAMU]

    Kring!Alarm Valerie berbunyi nyaring, memecah keheningan pagi yang tenang. Dengan mata setengah tertutup, ia meraba-raba meja kecil di samping tempat tidurnya, mencari tombol mati pada jam itu. Begitu berhasil, ia kembali membenamkan dirinya ke dalam selimut, berharap bisa mencuri beberapa menit lagi dalam kehangatan kasurnya.Namun, ketenangan itu hanya bertahan sesaat.Drrt... drrt...Ponselnya mulai bergetar di atas meja. Valerie mendesah panjang, memutar badan untuk meraih ponsel, tetapi getaran itu tak kunjung berhenti.“Siapa sih pagi-pagi begini?” gerutunya setengah mengantuk, memaksakan mata untuk menatap layar ponsel. Namun begitu melihat nama yang tertera, kantuknya langsung hilang.Gigolo tampan.Nama itu selalu membuat darahnya berdesir—campuran antara rasa kesal dan gugup. Aldrich, bosnya sekaligus pria yang entah bagaimana selalu berhasil membuatnya merasa tak terkendali. Terlebih setelah ia mengetahui bahwa pria itu adalah lelaki yang di jodohkan Ayahnya dalam pernikah

    Last Updated : 2024-12-13

Latest chapter

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 098 [PEMBELAAN KECIL ALDRICH]

    “Cih, bisa-bisanya dia tidak tergoda dengan tubuhku!” gerutu Jennifer dalam hati, frustrasi.Tatapan matanya melirik Valerie yang terlihat tenang sambil menggoyangkan pena di tangannya. Tapi saat Jennifer memperhatikan lebih saksama, dia menangkap senyum kecil yang seolah menantangnya. Itu membuat darah Jennifer mendidih. “Wanita sialan!” umpatnya dalam hati.Sejak dulu, Jennifer selalu berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, tanpa pengecualian. Charlos, kekasih Valerie, adalah salah satu contohnya. Dia tidak perlu usaha ekstra untuk menaklukkan pria itu, hanya sedikit godaan dan sikap manis palsu, Charlos sudah ada dalam genggamannya. Dan itulah yang membuat Jennifer merasa superior atas Valerie.Sebenarnya, Jennifer tidak pernah benar-benar menyukai Valerie. Persahabatan mereka dulu hanyalah kamuflase. Jennifer mendekati Valerie karena wanita itu selalu dikelilingi banyak orang, baik pria maupun wanita. Valerie populer, berbakat, dan karismatik—semua hal yang tidak dimiliki

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 097 [CHARLOS TIDAK PENTING]

    “Hah, dasar ular!” Valerie menggerutu sambil meninju udara kosong di depannya. Wajahnya memerah, bukan hanya karena marah, tapi juga karena rasa jijik yang mendidih di dalam dirinya.“Dia pikir aku akan iri dan menangis hanya karena tahu tentang kehamilannya?” Valerie mendesis pelan, hampir seperti bicara pada dirinya sendiri. "Charlos tidak sepenting itu."Dia menggertakkan giginya, menahan diri agar tidak melampiaskan kemarahan dengan cara yang buruk. Valerie punya seribu alasan untuk membalas Jennifer. Apalagi menjambak rambut wanita itu di tempat. Tapi, Valerie memilih menahan diri. Dia tahu, menghadapi Jennifer dengan cara seperti itu hanya akan menurunkan martabatnya.“Sabar, Val. Kau harus tenang," katanya pada dirinya sendiri sambil mengatur napas. "Tarik napas, tahan. Hembuskan perlahan.”Valerie menutup matanya sebentar, mencoba menenangkan amarah yang membara di dadanya. Setelah beberapa detik, dia membuka matanya lagi dengan sorot yang lebih tenang, meskipun masih ada s

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 096 [BERTEMU SI ULAR]

    Saat Valerie sedang menikmati croissant-nya, ponsel di dalam tasnya bergetar. Dia meletakkan roti di atas tisu sementara tangannya meraih ponsel. Membuka pesan yang masuk, matanya membulat saat membaca isi pesan tersebut:[Datang ke rumah nanti malam dengan Aldrich. Ada sesuatu yang ingin Ayah sampaikan.]Valerie mendengus pelan, dahinya langsung berkerut. Dia memandangi layar ponsel selama beberapa detik, lalu menoleh ke Aldrich yang sedang fokus mengemudi.“Aldrich...” panggilnya pelan.“Hm?” Aldrich menjawab tanpa menoleh, tapi sudut bibirnya naik sedikit, menunjukkan dia masih memperhatikan Valerie meski matanya tertuju pada jalan.“Ayahku...” Valerie berhenti sejenak, seolah ragu melanjutkan, tapi akhirnya dia melanjutkan juga. “Dia ingin kita datang ke rumahnya nanti malam. Katanya ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.”Aldrich melirik Valerie sekilas dengan alis terangkat. “Kedengarannya serius. Apakah ini tentang rencana perjodohan kita?”Valerie mendengus, meletakkan ponselny

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 095 [HIDUNG BADUT]

    “Hatschi!”Valerie bersin lagi, lalu mengusap hidungnya yang sudah memerah. Sedangkan Aldrich, duduk di sebelahnya, menyodorkan tisu dengan ekspresi tenang namun ada sedikit geli di matanya.“Terima kasih,” ucap Valerie sembari menerima tisu itu. Suaranya terdengar serak, jelas akibat dinginnya angin semalam.Mereka berada di dalam mobil Aldrich, yang melaju dengan elegan menuju kantor. Aldrich tampak lebih santai hari ini—kemeja putihnya digulung hingga siku, memperlihatkan lengan yang kokoh, sementara dasinya tergantung longgar di lehernya. Rambutnya yang hitam legam disisir rapi, dengan beberapa helai jatuh di dahinya, membuatnya terlihat seperti model di sampul majalah.Sementara itu, Valerie tampil sederhana namun tetap stylish. Ia mengenakan celana panjang hitam yang pas di tubuhnya, dipadukan dengan blus putih berpotongan longgar. Blus itu ia lapisi dengan blazer wanita berwarna navy yang memberi kesan profesional. Rambutnya diikat ala bun sederhana di atas kepala, memperlihat

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 094 [RONDE TAMBAHAN]

    “Kau menatapku seolah ingin menerkamku saja,” kata Valerie dengan nada tenang, meskipun ada senyum kecil bermain di sudut bibirnya. Ia menangkap tatapan Aldrich dari sudut matanya, yang begitu lekat hingga membuatnya sedikit salah tingkah.Valerie menggoyangkan gelasnya perlahan, melihat cairan di dalamnya berputar membentuk riak halus. Aromanya harum, campuran buah persik dan vanila yang lembut, bercampur dengan rasa hangat khas alkohol ringan. Ia membawa gelas itu ke bibir, menyesapnya perlahan. Cairannya meninggalkan rasa manis sekaligus segar di lidah, mengalir hangat di tenggorokannya.Aldrich terkekeh, tidak berniat mengelak. “Mungkin saja,” katanya ringan, dengan nada goda yang khas.Ia meraih gelasnya sendiri, meneguk cairan bening keemasan itu sebelum menyandarkan tubuhnya santai di sofa. Matanya menatap lurus ke depan, menikmati malam yang begitu cerah. Langit bertabur bintang tampak seolah sebuah kanvas penuh kilauan, menciptakan pemandangan yang menenangkan.“Banyak bint

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 093 [MELIHAT BINTANG]

    “Cih!”Aldrich berdecih, lalu menarik kursi di hadapan Valerie. Gerakannya santai, namun tetap menunjukkan wibawa seorang pria yang tahu apa yang ia inginkan. Ia duduk dengan nyaman, menyandarkan tubuhnya ke kursi sembari menatap Valerie.Merasa diawasi, Valerie mendongak dari piringnya. Tatapannya polos, seakan baru saja tertangkap basah melakukan sesuatu. “Kau juga makan?” tanyanya sambil mengedip.Aldrich mengangkat alis, tatapannya penuh sindiran. “Menurutmu?”Valerie memutar bola matanya, meletakkan garpu di piringnya. “Kukira kau hanya memasakkan untukku saja,” katanya setengah mengomel sebelum kembali menyendok nasi goreng ke mulutnya.Aldrich tersenyum tipis, memerhatikan Valerie yang tampak menikmati masakannya. “Aku juga butuh tenaga,” katanya santai, menyandarkan siku di meja, “untuk membuatmu lembur malam ini.”Ucapan itu meluncur begitu saja dari mulut Aldrich, tapi dampaknya langsung terlihat pada Valerie. Wajahnya seketika merona. Ia hampir saja tersedak jika tidak bur

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 092 [KEPOMPONG]

    Kruuk!Valerie memejamkan mata erat, wajahnya langsung menenggelam di dada Aldrich. Dalam hati, dia berharap pria itu tidak mendengar suara perutnya yang baru saja berbunyi.Namun harapannya pupus. Valerie merasakan bahu Aldrich bergetar, dan tak lama suara tawa rendah pria itu pecah, menggema di kamar yang sunyi.“Jangan tertawa!” protes Valerie, suaranya ketus.Alih-alih berhenti, Aldrich justru tertawa lebih keras, membuat Valerie mendengus kesal. Dia mendorong dada Aldrich, lalu bangkit dan duduk bersila, selimutnya ditarik hingga menutupi tubuhnya. Dengan wajah masam, Valerie melipat kedua tangannya di depan dada.“Kau benar-benar tidak bisa menahan diri, ya?” sindir Valerie, menatap Aldrich yang masih berusaha mengendalikan tawanya.“Kebiasaan,” balas Aldrich santai, senyum lebar masih menghiasi wajahnya. Dia bangkit dari tempat tidur, memungut asal kausnya yang tergeletak di lantai, dan memakainya dengan santai.“Kau mau ke mana?” tanya Valerie, menoleh dengan alis terangkat,

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 091 [SENTUHAN YANG LEBIH BERMAKNA]

    Valerie tidak bisa memungkiri fakta itu, meskipun mulutnya enggan mengakui. Pertama kali melihat Aldrich di Paris—saat dia masih mengira pria itu seorang gigolo—matanya memang tertarik pada tubuh tegap serta wajah tampannya yang begitu sempurna. Namun, rasa gengsinya lebih besar.“Cih. Dalam mimpimu, sayang,” balas Valerie sambil tersenyum penuh arti. Kali ini, dengan sengaja, dia menyentuh titik sensitif Aldrich dengan gerakan menggoda.Aldrich mengerang pelan, suara yang terdengar dalam dan penuh godaan. Cengkramannya di pinggang Valerie semakin menguat, menahan gerakan isengnya. “Kau sengaja ya?” tanyanya, suaranya berat dengan nada menantang.Valerie tidak berusaha membantah. Dia tertawa kecil, puas melihat ekspresi Aldrich yang campuran antara terkendali dan tersiksa. “Aku hanya memastikan kau tidak terlalu santai, Tuan,” katanya dengan nada main-main, matanya berkilat penuh kemenangan.Aldrich menatap Valerie dengan pandangan yang sulit ditebak, separuh geli, separuh terpeso

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 090 [OBROLAN DI ATAS RANJANG]

    “Ahh... jadi, kau pernah punya kekasih?” Valerie berusaha mengatur napasnya yang tersengal. Suaranya terdengar berat, mencoba mengalihkan fokus dari intensitas di antara mereka. Aldrich, di sisi lain, tampak tenang, seperti sedang menikmati keunggulannya.Aldrich tidak menjawab langsung. Sebaliknya, ia mengangkat salah satu kaki Valerie dengan gerakan lembut namun tegas, memperlihatkan dominasi alaminya. Ia menatap Valerie dengan sorot mata penuh teka-teki, lalu menundukkan kepala, mengendus ringan aroma yang berasal dari kulitnya, seolah menikmati keberadaan wanita itu dengan semua indranya.Valerie menggigit bibir bawah, merasa malu namun tak mampu mengalihkan pandangan. Jantungnya berdetak lebih cepat saat Aldrich menegakkan tubuhnya kembali, pandangan mereka bertemu.“Tidak bisa dibilang sebagai kekasih,” jawab Aldrich akhirnya, dengan suara serak yang terkesan menggoda. Kata-katanya melayang samar, tidak memberikan kepastian apa pun, justru meninggalkan ruang bagi Valerie untuk

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status