Share

Chapter 82

“Selamat pagi, maaf yaa mengganggu waktu kalian.”

Arsenio berdiri di tengah lapangan indoor, sesuai dengan permintaan dari Andhira. Dirinya harus klarifikasi berita yang sedang panas pada pagi hari ini. Selain itu, dia tidak suka jika Andhira disebut sebagai pelakor.

“Kamu beneran ngelakuin ini, Dhir?” tanya Darwis yang berdiri di sisi kanan Andhira, berdiri di pinggir lapangan, dan memperhatikan Arsenio yang berdiri tegak di depann.

Andhira menoleh, menaikkan sebelah alisnya, “Aku balikin deh ke kamu, kalau Caca dicap sebagai pelakor, kamu bakalan diem aja? Terus sih Caca gak bakal ngamuk ke kamu?”

Darwis bergumam. Reno yang berdiri di sisi kiri Andhira itu bersidekap dada dan mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan oleh Andhira.

“Apa yang dilakuin Andhira ini gak terlalu bikin malu lah yaa, soalnya pak Arsen ngelakuin itu dengan sepenuh hati, bukan paksaan,” timpal Reno, membuat Andhira menjentikkan jemari.

“Benar. Biarin aja sih nenek kurang informasi lowongan kerja itu diem, m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status