Beranda / CEO / Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden / Bab 1 Jejak Darah Di Ranjang

Share

Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden
Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden
Penulis: Samudra

Bab 1 Jejak Darah Di Ranjang

Cahaya bulan yang berada di luar jendela menyinari ruangan gelap seperti air yang mengalir sehingga membuat ruangan itu menjadi remang-remang juga ambigu, keterikatan penuh gairah pada seprai yang berantakan membentuk gambar bayangan gelombang di dinding. Napas kasar serta erangan lembut, suara benturan serta getaran adalah titik tertinggi yang mengangkat keindahan ruangan.

Dela Amanda yang terlihat sangat menikmati di bawah tubuh pria berkulit gelap itu menggunakan cahaya bulan yang samar-samar untuk melirik wajah tampan yang sedang terjerat dengan begitu antusias pada tubuhnya.

"Presdir, lembut sedikit. Sangat sakit." Cahaya bulan yang lembut membuat wajahnya yang kecil juga halus terlihat centil.

"Kamu tidak suka? Seharusnya kamu sangat menyukainya, haha." Sebuah suara tawa rendah terdengar, Fredy Wijaya menyipitkan matanya lalu mengangkat tubuh Dela lebih tinggi, mendorong lebih kuat sebagai tanggapan untuk Dela.

Fredy mengangkat kepalanya lalu menatap terpesona tubuh yang sempurna di bawah tubuhnya ini. Dia sudah begitu lama tidak merasakan perasaan seperti ini, walaupun dia memiliki banyak wanita juga hidup dalam kehidupan tidak etis serta penuh nafsu, dia tidak pernah benar-benar merasakan malam begitu sempurna seperti tiga tahun lalu yang bukan hanya sesederhana untuk memuaskan keinginannya saja.

Dela tidak bisa menahan diri untuk berteriak keras, jarinya yang ramping gemetaran menggenggam seprai sambil mengangkat tubuhnya. Dia ingin Fredy berhenti karena dirinya sudah tidak bisa menahan antusias seperti ini sehingga dia sampai sedikit menangis.

Namun gadis bodoh ini akan membenci Fredy kalau Fredy menghentikan tindakannya sekarang.

Fredy tersenyum lalu menundukkan kepala lalu bermain dengan dada Dela.

Dela menatap orang yang berada di depan dadanya dengan mata berlinang air mata, dia menggigit bibir bawahnya lalu dengan hati-hati mengeluarkan plastik kecil yang dari awal sudah disimpan di bawah bantal sebelumnya. Dia memasukkan bungkus plastik itu ke bawah selimut lalu tubuhnya menekan dengan keras.

Setelah menyelesaikan tindakan kecil tanpa ketahuan oleh orang di atas tubuhnya ini, Dela baru menghela napas lega juga merasa sedikit bersalah.

Dela benar-benar bersyukur Fredy memiliki kebiasaan mematikan lampu, kalau tidak …

"Presdir."

Sebuah dorongan yang keras dengan cepat membuat pikiran Dela yang melayang menjadi fokus kembali. Dia lalu membiarkan dirinya jatuh ke dalam ritme baru Fredy yang bisa membuat mereka seperti berada di surga.

"Katakan saja hadiah apa yang kamu inginkan, berlian, mobil mewah atau vila." Bau kelelahan masih belum menghilang tapi ucapan kejam sudah terdengar dari mulut Fredy.

Walaupun latar belakang Dela juga termasuk dari keluarga berada, Fredy memang hanya bisa memberikan kepada wanita benda-benda yang memiliki label seperti itu.

Melihat Dela yang tidak menjawab, Fredy menghidupkan lampu tidur lalu turun dari ranjang, "Kamu boleh pikirkan untuk beberapa saat, beritahu aku setelah aku selesai mandi!"

Cahaya lampu berwarna kuning yang menyinari ranjang berantakan ini membuktikan bahwa baru saja terjadi adegan panas di sini.

"Aku tidak mau itu semua." Dela bangkit duduk lalu menatap punggung Fredy yang sangat lebar dengan tatapan penuh rasa bersalah sambil berharap Fredy akan memaafkannya.

Fredy berbalik saat mendengarnya, "Tidak mau? Sepertinya seleramu besar juga, katakan saja apa yang kamu inginkan?"

Kata-kata penuh sindiran itu perlahan berhenti, sebuah bercak warna merah merah yang menakutkan menarik perhatian Fredy.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status