"Adik sepupu?" Dela hanya memiliki satu adik, Dela yang merasa aneh langsung menolak, "Ayah, adik dari mana? Aku bisa melakukan pekerjaan rumah, tidak perlu merepotkan orang lain!""Dela, patuhlah!" David yang tersenyum menatap Dela memberi isyarat agar Dela diam.Lalu tiba-tiba Cindy membawa seorang gadis yang memakai gaun putih untuk dikenalkan kepada Fredy, "Gadis ini adalah adik Dela. Dia bernama Angel Santoso, berumur 19 tahun juga sedang kuliah semester kedua! Angel ini adalah kakak iparmu, kelak kamu harus membantu kakakmu untuk menjaga kakak ipar dengan baik, mengerti?""Bibi dan Paman tidak perlu khawatir, aku pasti akan membantu kakak untuk menjaga kakak ipar dengan baik!" Angel tersenyum kepada Fredy setelah berjanji dengan nada manja. "Kakak ipar mohon bantuannya kelak!"Fredy mengangkat alis menatap Dela yang terlihat pucat, tatapan mata Fredy terlihat penuh dengan rasa bangga yang jahat, "Tentu saja aku akan menjaga adik istriku seperti adikku sendiri!""Terima kasih Kak
Dela yang duduk di kursi belakang berusaha untuk tidak melihat adegan yang terjadi di depannya itu."Kakak Ipar, bagaimana dengan postur tubuhku?" Angel yang baru saja kenal tidak sampai 10 menit itu, sekarang kerah bajunya sudah sampai ke pinggang, seluruh tubuh bagian atasnya terekspos dengan postur duduknya mengangkangi Fredy, menggerakkan pinggangnya seperti seekor ular."Menurutmu?" Tangan besar Fredy dengan tidak sungkan langsung meremas bagian dada Angel sehingga membuat Angel mengeluh dengan berlebihan, "Ouh, Kakak Ipar jahat sekali!""Haha, begini saja sudah dikatakan jahat lalu bagaimana dengan ini?" Tangan Fredy tidak tahu meremas bagian mana tapi tiba-tiba di dalam mobil terdengar suara jeritan seperti kucing liar, "Kakak Ipar aku tidak tahan lagi, aku menginginkannya.""Haha." Fredy tersenyum tidak ingin melepaskan wanita di sisinya ini, Fredy lalu menatap ke seberang dengan tatapan bangga.Dela terus menatap ke luar jendela, darah mengucur dari sisi bibirnya yang sudah d
Setelah itu, Fredy menarik Dela yang di depannya ke dalam pelukannya. Dela jatuh di atas tubuh Fredy dengan posisi tangan melingkar di lehernya. Fredy mendekatkan wajahnya ke sisi telinga Dela, "Haha apakah kamu marah karena aku lebih menyayangi dia daripada kamu? Baiklah kalau begitu, sekarang aku akan memuaskanmu pengantin baruku supaya hati kamu senang!" Setelah itu, Fredy langsung menarik tali renda gaun malam berwarna merah Dela ddengan kasar. "Fredy, ini di dalam mobil!" Dela berteriak keras lalu menahan tangan besar yang berada di atas pahanya, berusaha keras untuk melepaskan diri. "Tidak masalah dalam mobil, di sini juga tidak ada orang lain. Bukankah tujuanmu menikah denganku karena ini?" ujar Fredy sambil menggertakkan gigi, Fredy sudah bersikap seperti pria baik-baik selama satu hari untuknya lalu sekarang sudah waktunya dia beristirahat. Fredy akan mengembalikan semua jebakan yang diberikan oleh Dela dan Keluarganya kepada mereka sedikit demi sedikit. Fredy dengan kua
"Kalau saja kamu berani tidak pulang, besok kita akan bercerai!"Setelah mobil meluncur pergi, satu menit kemudian Fredy menelepon yang langsung dimatikan setelah dia selesai berbicara.Dela yang memakai gaun malam berwarna merah memegang sepatu hak setinggi 3 cm miliknya, dia berjalan menyusuri jalan pegunungan tanpa alas kaki, sebagian besar kendaraan yang melintas di area vila ini adalah mobil pribadi mewah sedangkan taksi hanya muncul sesekali saja.Lalu yang lebih sial lagi, ponsel Dela langsung mati setelah Fredy memutuskan telepon.Lampu kuning yang samar-samar sama di kedua sisi jalanan sama sekali tidak bisa menghilangkan rasa takutnya, apalagi dandanannya sekarang yang membuat rasa takutnya semakin meningkat.Mimpi buruk beberapa tahun yang lalu muncul lagi dengan sangat jelas dalam pikirannya, Dela yang tidak bisa mengendalikannya terisak menangis, "Fredy kenapa kamu meninggalkanku sendirian di jalanan? Hal yang paling aku takuti adalah berjalan sendirian di jalanan pada ma
"Siapa?" Dela yang masih ketakutan menghentikan langkahnya, dia berbalik sambil menelan ludah."Ayo naik, aku akan beri tahu kamu!""Sudahlah kalau kamu tidak mau mengatakannya, aku juga tidak ingin tahu!" Dela berkata dengan sedikit terbata-bata, karena ketakutan dia memperlambat langkahnya. Setidaknya orang ini bukan hantu, bahkan dia terlihat baik.Brian Loy menopang satu tangannya di pintu mobil lalu satu tangan lagi memegang kemudi mobil, wajahnya yang lebih cantik dibandingkan dengan seorang wanita menatap ke arah Dela, "Apakah kamu tadi melihat seorang wanita yang memakai pakaian warna merah menghentikan mobil?""Tidak." Dela menatap pakaiannya lalu menggelengkan kepala, "Kamu jangan menakutiku. Hanya ada aku sendiri di jalan ini lalu mobilmu adalah mobil kedua yang melewati jalan ini!""Oh begitu!" Brian melanjutkan lagi tanpa ragu, "Aku tidak menakutimu, aku hanya penasaran saja. Setiap kali melewati tempat ini, aku akan dengan sengaja men
Mobil sport perak perlahan berhenti di perumahan Blue Bay, saat ini seluruh perumahan terlihat terang bahkan dinding yang putih juga sedang memancarkan aura kilatan kebahagiaan di luarnya."Aku sudah sampai, terima kasih karena sudah mengantarku!" Dela membuka sabuk pengaman lalu bersiap untuk turun. Walaupun dia sudah ditakuti, bisa sampai di sini dengan mobil sudah termasuk keberuntungan Dela."Apakah kamu terkejut dengan kisah hantuku?""Tidak." Tubuh Dela tanpa sadar mengigil, dia hanya tidak merasa aman. "Kamu jelas-jelas sedang berbohong, sama sekali tidak mungkin ada mobil barang yang melewati jalan ini.""Haha." Brian tersenyum datar, tidak ingin menahan pemikirannya, "Sepertinya ada acara pernikahan di sini, apakah kamu pengantin barunya?"Dela membuka pintu mobil lalu berkata sambil mengejek diri sendiri, "Apakah ada pengantin yang terlihat menyedihkan seperti aku? Tengah malam berjalan tanpa alas kaki di jalanan!""Haha, memiliki
Dela yang baru saja keluar dari kamar mandi duduk tercengang di atas seprai berwarna merah selama beberapa detik, tapi dengan cepat dia tersadarkan kembali lalu berjalan ke depan meja rias untuk menyeka rambut bergelombang miliknya.Beberapa helai rambut hitam jatuh dari handuk putih lalu menempel di lehernya yang anggun seperti angsa.Fredy menatap orang yang terlihat di cermin melalui kabut asap berbau nikotin. Kain sutra sama sekali tidak bisa menutupi postur tubuhnya yang sempurna terutama bagian depannya yang sempurna bergoyang lembut serentak dengan gerakannya.Fredy tidak bisa menahan diri untuk mengingat kembali rupa Dela saat itu. Dia mengingat dengan jelas setiap inci tubuhnya, kedua kakinya yang melingkar di pinggang Fredy mendesak Fredy untuk bergoyang lebih cepat.Saat mengingat hal ini, tatapan mata Fredy menjadi dingin tidak bisa ditebak. Dia bangkit berdiri dari sofa dengan tidak nyaman lalu berjalan perlahan mendekati meja rias.Or
Dela yang hatinya sangat sakit bahkan gemetaran saat bernapas memiliki hak apa untuk mencegah Fredy? Fredy sangat membenci pernikahan ini, tentu saja dia tidak akan memperhatikan kebersihan dirinya demi seorang istri yang tidak dia cintai, apalagi gadis itu juga diberikan oleh Keluarga Amanda sendiri. Fredy menarik kantong kecil yang dibungkus kertas itu lalu menghitungnya dengan serius, "Haha, ada 10 pasang. Persiapanmu untukku cukup lengkap juga!" Dela menggigit bibir bawahnya dengan kuat! Fredy sendiri juga tidak tahu kenapa dia harus emosi, intinya dia marah tanpa alasan. Emosinya begitu tinggi sampai dia hanya ingin melukai Dela, ingin merobek Dela. Fredy mengendalikan emosinya lalu berpura-pura tenang. Dia tersenyum mengejek lalu menundukkan kepalanya berbisik di telinga Dela, "Oh ya, bukankah dia adalah gadis yang diberikan oleh Keluargamu?" Fredy sengaja menekankan kata 'gadis'. "Benar!" Hati yang sudah terluka sekarang dilukai lagi.