Fredy saat ini mengedipkan mata berusaha untuk menekan gairah pada bawah perutnya yang bergejolak, dia lalu berkata dengan nada yang semakin dingin, "Kamu kira hanya dengan latar belakang seperti itu maka kamu berhak menggantikan Lily menikah denganku?"
Fredy langsung berdiri tegak lalu berkata dengan kejam tanpa menunggu Dela menjawab, "Aku beri tahu kamu, aku bisa menerimamu di atas ranjang karena bagaimanapun juga postur tubuhmu bagus, bagian bawahmu juga kencang sehingga bisa membuatku puas, jangan memiliki harapan bodoh untuk menjadi istriku!"
Ucapan Fredy ini membuat Dela merasa sangat malu juga terkejut, wajahnya terlihat pucat juga merah.
Fredy berjalan keluar dari kamar mandi, lalu tidak sampai satu menit kemudian dia masuk lagi sambil membawa satu lembar cek, "Ini cek senilai 20 miliar untukmu, bahkan walau itu adalah kamu, juga sudah termasuk uang dalam jumlah besar! Aku tidak berharap kamu melakukan keributan lagi untuk masalah ini karena pada akhirnya reputasimu sendiri yang akan menjadi buruk! Aku sama sekali tidak peduli bagaimana industri bisnis melihatku! Selain itu biarkan aku beri tahu kamu, aku akan menyuruh bagian keuangan untuk membayar gajimu lebih banyak dua bulan, mulai besok kamu tidak perlu datang bekerja lagi!"
Setelah selesai berbicara, Fredy lalu memakai jasnya dan berbalik pergi.
***
Dela terhuyung-huyung masuk ke dalam rumah dengan tubuhnya yang basah kuyup, pikirannya yang dipenuhi dengan ekspresi merendahkan juga cemooh dingin Fredy membuat dirinya merasa kecewa.
"Wah, Nona Besar Amanda masih tahu untuk pulang? Aku kira sudah tidak bisa pulang karena terlalu menggila di luar?" ujar Cindy Brahma sambil tersenyum dengan sinis.
Dela mengabaikannya lalu langsung naik ke atas, sekarang dia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk berdebat dengan Cindy, Dela hanya ingin mencari tempat untuk tidur.
"Menjadi orang harus mengerti tata krama, kalau tidak hanya akan dikatakan orang sebagai orang yang tidak dididik oleh ibunya makanya tidak mengerti tata krama!" Cindy berdiri dari sofa lalu berjalan ke depan Dela.
Delo menoleh tanpa tenaga lalu berkata, "Hari ini aku benar-benar tidak ada tenaga untuk mendengar senior seperti Anda berbicara tentang tata krama, jadi tolong minggir aku ingin naik ke atas!"
Cindy tidak akan melepaskan Dela begitu saja, dia lalu meneruskan ucapannya dengan tenang, "Tidak ada tenaga? Benar-benar ingin tahu apa yang sudah lakukan semalaman sampai tidak tidur? Apakah terlalu lelah sampai tidak ada tenaga untuk berbicara lagi?"
Dela berkata sambil tersenyum getir, "Bibi apakah kamu bisa tidak tahu apa yang sudah aku lakukan semalam?"
"Sikap macam apa kamu ini? Apakah ini sikap yang seharusnya ada saat berbicara dengan senior? Seorang gadis yang masih belum menikah ternyata malah bersama dengan pria di hotel, bahkan reporter masih mendapatkan foto yang tidak senonoh. Apakah kamu tidak merasa bersalah? Lihatlah tindakanmu yang memalukanmu ini!" Cindy melemparkan koran pagi tadi ke wajah Dela.
Koran itu jatuh ke atas lantai setelah mengenai wajah Dela. Dela yang sudah lama menahan emosi dari hinaan ibu tirinya ini akhirnya tidak bisa menahan lagi sekarang, "Apa hakmu menyalahkan aku? Apa hakmu menyindirku? Kamu bertanya kepadaku apa yang aku lakukan semalam? Apakah kamu bisa tidak tahu? Jelas-jelas semua ini adalah rencanamu, sekarang misimu sudah selesai, apa lagi yang kamu inginkan?"
Plak!!!
Sebuah tamparan keras di pipi Dela terdengar, pelayan yang baru saja berjalan masuk terkejut tapi dia dengan cerdiknya berpura-pura tidak melihat, meneruskan pekerjaannya membersihkan ruang tamu.
Plak!!!Sebuah tamparan keras di pipi Dela terdengar, pelayan yang baru saja berjalan masuk terkejut tapi dia dengan cerdiknya berpura-pura tidak melihat, meneruskan pekerjaannya membersihkan ruang tamu."Dengan siapa kamu sedang berbicara? Dasar tidak punya hati." Cindy menatap Dela selama beberapa detik dengan kejam, setelah itu dia baru berkata menghina, "Maksudmu sekarang aku yang menyuruhmu untuk pergi tidur dengan dia? Apakah kamu akan pergi mati kalau aku menyuruhmu? Bukankah ini semua karena kamu ingin menaikkan status dirimu? Sekarang malah berpura-pura pintar setelah mendapat keuntungan. Kalau bukan karena putriku Lily kabur tanpa jejak, jangan harap kamu bisa mendapat keuntungan ini!"Dela menahan rasa sakit di pipinya juga memaksakan dirinya untuk tidak menangis. Dia lalu dengan sengaja berkata sambil tersenyum, "Kalau kamu merasa rugi, cari saja putrimu itu kembali lalu biarkan dia menikah ke Keluarga Wijaya. Kebetulan sekali aku juga tidak ingin menikah ke sana!"Sepoton
"Lalu apakah ayah membuang Ibu karena dia tidak bisa memberikan keuntungan bagi bisnis ayah, benarkan?""Untuk apa membahas ini? Aku bercerai untuk kebaikan kamu dan adikmu!"Untuk kebaikan dirinya dan adiknya? Hati Dela penuh dengan sindiran, sudah tidak menginginkan istri dan anak tapi malah menikahi wanita lain, lalu bersikap lebih baik kepada anak orang lain daripada anak sendiri, apakah ini yang dimaksud untuk kebaikan dirinya dan adiknya?"Hah, kalau dibahas lagi sebenarnya memang harus berterima kasih kepada Lily. Kalau bukan karena dia tiba-tiba kabur, kamu tidak akan bisa mendapatkan Fredy!" David terlihat sangat bahagia seolah-olah sudah mendapatkan keuntungan besar."Ayah aku benar-benar sangat lelah, tubuhmu belum pulih, istirahatlah!" Dela yang sudah tidak ingin lagi mendengar ini semua berbalik ke kamarnya."Baik, pergilah istirahat, dengan begitu baru bisa menjadi pengantin yang cantik."Dela membelakangi ayahnya lalu memperlihatkan sebuah senyum yang penuh penderitaan,
Pernikahan digelar sesuai dengan jadwal hari hujan, langit yang mendung menambahkan kesan melankolis pada acara pernikahan ini.Suasana pernikahan itu terlihat sangat megah, para pebisnis, politisi serta pejabat tinggi semuanya hadir. Tidak terlihat adanya reporter karena acara pernikahan tidak menerima liputan untuk media.Dela yang memakai gaun putih diserahkan oleh ayahnya kepada Fredy untuk menjadi istrinya dengan semua orang menjadi saksi mereka.Dela mengelus ringan cincin tanpa nama di jari manisnya lalu melirik pria tampan yang memakai tuxedo putih di sampingnya itu. Tiba-tiba Dela teringat dengan ucapan neneknya, "Dela jangan menangis, setelah kamu besar nanti pasti akan ada seorang pangeran tampan yang mencintai, melindungi dan menyayangimu. Dia tidak akan membiarkanmu ditindas, tidak akan membiarkanmu kelaparan, dia akan menjemputmu pulang pada malam hari, memelukmu dengan erat saat hujan petir juga merawatmu saat sakit."Apakah Fredy akan memperlakukannya seperti ucapan ne
Perjamuan pernikahan diadakan di hotel kelas atas, Dela yang memakai sepatu hak setinggi 3 cm sudah terlalu lelah sampai tidak bisa menahan tubuhnya sendiri lagi. Dela yang berdiri di depan pintu bersama dengan Fredy untuk mengantar kepulangan tamu tiba-tiba jatuh terhuyung.Sebuah lengan kuat juga bertenaga langsung menarik tubuh Dela jatuh ke dalam pelukannya.Fredy memeluk pinggang Dela dengan kuat lalu tersenyum ambigu, "Apakah kamu sudah tidak sabar untuk masuk ke dalam pelukanku ketika tidak ada orang lagi?""Maaf, aku tidak sengaja terjatuh!" Dela sengaja mengabaikan sindiran dari Fredy lalu segera berusaha berdiri sambil meminta maaf.Mendengar itu, Fredy mengangkat alisnya sambil menatap Dela, "Bukankah sejak tadi kamu berdiri dengan baik-baik saja, kenapa tiba-tiba bisa terjatuh?""Aku terlalu lelah, kakiku sakit!" Dela menunjuk sepatu hak tingginya."Tidak enak badan?" Fredy membuat suatu kesimpulan untuknya.Dela mengangguk, "Boleh dikatakan seperti itu.""Kalau begitu kam
"Adik sepupu?" Dela hanya memiliki satu adik, Dela yang merasa aneh langsung menolak, "Ayah, adik dari mana? Aku bisa melakukan pekerjaan rumah, tidak perlu merepotkan orang lain!""Dela, patuhlah!" David yang tersenyum menatap Dela memberi isyarat agar Dela diam.Lalu tiba-tiba Cindy membawa seorang gadis yang memakai gaun putih untuk dikenalkan kepada Fredy, "Gadis ini adalah adik Dela. Dia bernama Angel Santoso, berumur 19 tahun juga sedang kuliah semester kedua! Angel ini adalah kakak iparmu, kelak kamu harus membantu kakakmu untuk menjaga kakak ipar dengan baik, mengerti?""Bibi dan Paman tidak perlu khawatir, aku pasti akan membantu kakak untuk menjaga kakak ipar dengan baik!" Angel tersenyum kepada Fredy setelah berjanji dengan nada manja. "Kakak ipar mohon bantuannya kelak!"Fredy mengangkat alis menatap Dela yang terlihat pucat, tatapan mata Fredy terlihat penuh dengan rasa bangga yang jahat, "Tentu saja aku akan menjaga adik istriku seperti adikku sendiri!""Terima kasih Kak
Dela yang duduk di kursi belakang berusaha untuk tidak melihat adegan yang terjadi di depannya itu."Kakak Ipar, bagaimana dengan postur tubuhku?" Angel yang baru saja kenal tidak sampai 10 menit itu, sekarang kerah bajunya sudah sampai ke pinggang, seluruh tubuh bagian atasnya terekspos dengan postur duduknya mengangkangi Fredy, menggerakkan pinggangnya seperti seekor ular."Menurutmu?" Tangan besar Fredy dengan tidak sungkan langsung meremas bagian dada Angel sehingga membuat Angel mengeluh dengan berlebihan, "Ouh, Kakak Ipar jahat sekali!""Haha, begini saja sudah dikatakan jahat lalu bagaimana dengan ini?" Tangan Fredy tidak tahu meremas bagian mana tapi tiba-tiba di dalam mobil terdengar suara jeritan seperti kucing liar, "Kakak Ipar aku tidak tahan lagi, aku menginginkannya.""Haha." Fredy tersenyum tidak ingin melepaskan wanita di sisinya ini, Fredy lalu menatap ke seberang dengan tatapan bangga.Dela terus menatap ke luar jendela, darah mengucur dari sisi bibirnya yang sudah d
Setelah itu, Fredy menarik Dela yang di depannya ke dalam pelukannya. Dela jatuh di atas tubuh Fredy dengan posisi tangan melingkar di lehernya. Fredy mendekatkan wajahnya ke sisi telinga Dela, "Haha apakah kamu marah karena aku lebih menyayangi dia daripada kamu? Baiklah kalau begitu, sekarang aku akan memuaskanmu pengantin baruku supaya hati kamu senang!" Setelah itu, Fredy langsung menarik tali renda gaun malam berwarna merah Dela ddengan kasar. "Fredy, ini di dalam mobil!" Dela berteriak keras lalu menahan tangan besar yang berada di atas pahanya, berusaha keras untuk melepaskan diri. "Tidak masalah dalam mobil, di sini juga tidak ada orang lain. Bukankah tujuanmu menikah denganku karena ini?" ujar Fredy sambil menggertakkan gigi, Fredy sudah bersikap seperti pria baik-baik selama satu hari untuknya lalu sekarang sudah waktunya dia beristirahat. Fredy akan mengembalikan semua jebakan yang diberikan oleh Dela dan Keluarganya kepada mereka sedikit demi sedikit. Fredy dengan kua
"Kalau saja kamu berani tidak pulang, besok kita akan bercerai!"Setelah mobil meluncur pergi, satu menit kemudian Fredy menelepon yang langsung dimatikan setelah dia selesai berbicara.Dela yang memakai gaun malam berwarna merah memegang sepatu hak setinggi 3 cm miliknya, dia berjalan menyusuri jalan pegunungan tanpa alas kaki, sebagian besar kendaraan yang melintas di area vila ini adalah mobil pribadi mewah sedangkan taksi hanya muncul sesekali saja.Lalu yang lebih sial lagi, ponsel Dela langsung mati setelah Fredy memutuskan telepon.Lampu kuning yang samar-samar sama di kedua sisi jalanan sama sekali tidak bisa menghilangkan rasa takutnya, apalagi dandanannya sekarang yang membuat rasa takutnya semakin meningkat.Mimpi buruk beberapa tahun yang lalu muncul lagi dengan sangat jelas dalam pikirannya, Dela yang tidak bisa mengendalikannya terisak menangis, "Fredy kenapa kamu meninggalkanku sendirian di jalanan? Hal yang paling aku takuti adalah berjalan sendirian di jalanan pada ma