Dahi pada wajah yang tampan itu langsung mengernyit, Fredy menatap bercak warna merah di atas ranjang itu sambil bertanya heran, "Beri tahu aku, apa itu?"
Dela menarik napas dalam dengan sulit lalu menjawab setelah merasa tenang, "Seharusnya dengan pengalaman Presdir tentu saja sudah tahu apa ini, bukan?" Presdir yang memiliki banyak pengalaman bagaimana mungkin tidak tahu apa arti bercak darah di atas ranjang ini?
Fredy tersenyum lalu menggeleng tidak percaya, "Jangan bilang kalau ini pertama kali untukmu? Aku tidak akan percaya!"
Dela memalingkan wajahnya, "Tapi bukannya kenyataannya sudah terlihat di sini?"
"Dari mana asal benda ini?"
"Tentu saja ini adalah darahku!"
Rasa jijik perlahan terlihat di tatapan mata Fredy, menggantikan rasa puas dan bahagia yang dia dapatkan pada tubuh Dela tadi. Fredy menahan satu kakinya di atas ranjang lalu menarik tangan Dela sekuat tenaga seperti seekor singa yang sedang marah.
Dela yang duduk di sisi ranjang dengan mudah diangkat olehnya sampai berlutut di atas ranjang, kedua bukit milik Dela terlihat menggantung dengan lembut di udara.
Fredy memaksakan diri untuk tidak menatapnya, lalu dia menarik selimut di bawah tubuh Dela dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba sebuah bungkus plastik kecil seperti bekas bungkus makanan cepat saji terlempar ke udara dan mendarat di atas lantai.
Dela langsung menatap bungkus plastik itu dengan tatapan terkejut dan kaku, dia lalu menatap Fredy dengan ketakutan, "Tidak."
Fredy menatap bungkus plastik itu dengan heran lalu mengambilnya. Setelah melihat dengan jelas, Fredy mendengus kecil lalu menuangkan sisa cairan merah dalam bungkus plastik itu di depan wajah Dela. "Sepertinya selaputmu terbuat dari plastik!"
Dela menutup mata tidak menjawab.
"Ingin bermain trik denganku, tapi sayang sekali sepertinya keberuntungan tidak ingin berpihak kepadamu." Fredy melemparkan bungkus plastik itu ke wajah Dela, "Tidak tahu kamu ini terlalu pintar atau terlalu bodoh, apakah kamu kira aku akan benar-benar percaya kepadamu hanya dengan membuat sedikit darah seperti ini?"
"Aku tahu kamu tidak akan percaya, bahkan pada zaman dulu pria juga tidak tertipu dengan hal seperti ini!" ujar Dela sambil tertawa.
"Lalu kenapa kamu masih ingin melakukannya?"
Saat ucapan Fredy baru selesai diucapkan, tiba-tiba beberapa polisi mendobrak masuk pintu kamar. "Jangan bergerak, ada laporan bahwa seseorang sedang menghisap narkoba di sini."
Fredy dan Dela yang menatap ke arah pintu masih belum mengerti dengan ucapan polisi, kemudian mereka melihat ada beberapa lampu perak yang berkedap-kedip di depan mereka.
"Presdir Wijaya, apakah ini adalah pasangan wanitamu yang baru? Apakah kalian yang mengkonsumsi narkoba di sini?" tanya beberapa reporter yang ada di belakang polisi.
Seorang reporter yang teliti langsung menyadari bercak darah di atas ranjang lalu bertanya, "Apakah ini adalah pertama kalinya untuk pacar baru Presdir? Apakah Presdir akan menikahi pacar barunya ini?"
Fredy menarik seprai untuk menutupi tubuhnya sendiri, dia mendorong para reporter lalu berjalan menuju kamar mandi sambil menutupi wajah dengan tangannya.
Para reporter yang sangat berpengalaman ini sama sekali tidak mendengarkan peringatan darinya, mereka malah langsung menyodorkan mikrofon kepada Dela, "Siapa nama Nona? Sudah berapa lama berhubungan dengan Presdir Wijaya? Apakah biasanya Presdir Wijaya baik kepadamu? Apakah kamu berhubungan dengannya karena uang?"
Pertanyaan bodoh juga pertanyaan tidak berguna langsung menyerang Dela, "Aku tidak tahu, aku tidak tahu apa pun, jangan bertanya kepadaku!"
Dela yang tidak pernah mengalami situasi seperi ini langsung panik, dia menutupi dirinya dari ujung kepala sampai kaki menggunakan seprai yang memiliki bercak darah itu. Suasana dalam kamar menjadi sangat kacau, sekelompok polisi harus memeriksa lokasi juga harus menghadapi para reporter.
"Huhu."Seluruh tubuh Dela beserta kepalanya dibenamkam ke dalam bak mandi. Tekanan kuat di kedua pundaknya membuat dia sulit bernapas di dalam air jadi dia hanya bisa melambaikan tangannya di udara secara brutal."Dela kenapa sebelumnya aku tidak menyadari kalau kamu begitu licik? Bisa-bisanya kamu memanggil polisi dan reporter kemari? Apakah kamu ingin mengumumkan ke seluruh dunia bahwa kamu sudah berhasil naik ke atas ranjangku lalu kelak memiliki hubungan denganku?" Fredy berteriak keras, tatapan dari sepasang matanya terlihat begitu mengerikan, emosinya seperti tidak bisa reda walaupun sudah merobek orang di dalam bak mandi ini."Sialan, ternyata plastik kecil berisi darah itu dipersiapkan agar reporter bisa memfotonya."Fredy tidak pernah mengalami kejadian yang begitu menyedihkan seperti dikejar oleh reporter sampai ke dalam kamar mandi, untung saja polisi sudah mengusir para reporter itu terlebih dulu."Blub blub." Gelembung udara terlihat di permukaan air karena Dela yang tid
Fredy saat ini mengedipkan mata berusaha untuk menekan gairah pada bawah perutnya yang bergejolak, dia lalu berkata dengan nada yang semakin dingin, "Kamu kira hanya dengan latar belakang seperti itu maka kamu berhak menggantikan Lily menikah denganku?"Fredy langsung berdiri tegak lalu berkata dengan kejam tanpa menunggu Dela menjawab, "Aku beri tahu kamu, aku bisa menerimamu di atas ranjang karena bagaimanapun juga postur tubuhmu bagus, bagian bawahmu juga kencang sehingga bisa membuatku puas, jangan memiliki harapan bodoh untuk menjadi istriku!"Ucapan Fredy ini membuat Dela merasa sangat malu juga terkejut, wajahnya terlihat pucat juga merah.Fredy berjalan keluar dari kamar mandi, lalu tidak sampai satu menit kemudian dia masuk lagi sambil membawa satu lembar cek, "Ini cek senilai 20 miliar untukmu, bahkan walau itu adalah kamu, juga sudah termasuk uang dalam jumlah besar! Aku tidak berharap kamu melakukan keributan lagi untuk masalah ini karena pada akhirnya reputasimu sendiri y
Plak!!!Sebuah tamparan keras di pipi Dela terdengar, pelayan yang baru saja berjalan masuk terkejut tapi dia dengan cerdiknya berpura-pura tidak melihat, meneruskan pekerjaannya membersihkan ruang tamu."Dengan siapa kamu sedang berbicara? Dasar tidak punya hati." Cindy menatap Dela selama beberapa detik dengan kejam, setelah itu dia baru berkata menghina, "Maksudmu sekarang aku yang menyuruhmu untuk pergi tidur dengan dia? Apakah kamu akan pergi mati kalau aku menyuruhmu? Bukankah ini semua karena kamu ingin menaikkan status dirimu? Sekarang malah berpura-pura pintar setelah mendapat keuntungan. Kalau bukan karena putriku Lily kabur tanpa jejak, jangan harap kamu bisa mendapat keuntungan ini!"Dela menahan rasa sakit di pipinya juga memaksakan dirinya untuk tidak menangis. Dia lalu dengan sengaja berkata sambil tersenyum, "Kalau kamu merasa rugi, cari saja putrimu itu kembali lalu biarkan dia menikah ke Keluarga Wijaya. Kebetulan sekali aku juga tidak ingin menikah ke sana!"Sepoton
"Lalu apakah ayah membuang Ibu karena dia tidak bisa memberikan keuntungan bagi bisnis ayah, benarkan?""Untuk apa membahas ini? Aku bercerai untuk kebaikan kamu dan adikmu!"Untuk kebaikan dirinya dan adiknya? Hati Dela penuh dengan sindiran, sudah tidak menginginkan istri dan anak tapi malah menikahi wanita lain, lalu bersikap lebih baik kepada anak orang lain daripada anak sendiri, apakah ini yang dimaksud untuk kebaikan dirinya dan adiknya?"Hah, kalau dibahas lagi sebenarnya memang harus berterima kasih kepada Lily. Kalau bukan karena dia tiba-tiba kabur, kamu tidak akan bisa mendapatkan Fredy!" David terlihat sangat bahagia seolah-olah sudah mendapatkan keuntungan besar."Ayah aku benar-benar sangat lelah, tubuhmu belum pulih, istirahatlah!" Dela yang sudah tidak ingin lagi mendengar ini semua berbalik ke kamarnya."Baik, pergilah istirahat, dengan begitu baru bisa menjadi pengantin yang cantik."Dela membelakangi ayahnya lalu memperlihatkan sebuah senyum yang penuh penderitaan,
Pernikahan digelar sesuai dengan jadwal hari hujan, langit yang mendung menambahkan kesan melankolis pada acara pernikahan ini.Suasana pernikahan itu terlihat sangat megah, para pebisnis, politisi serta pejabat tinggi semuanya hadir. Tidak terlihat adanya reporter karena acara pernikahan tidak menerima liputan untuk media.Dela yang memakai gaun putih diserahkan oleh ayahnya kepada Fredy untuk menjadi istrinya dengan semua orang menjadi saksi mereka.Dela mengelus ringan cincin tanpa nama di jari manisnya lalu melirik pria tampan yang memakai tuxedo putih di sampingnya itu. Tiba-tiba Dela teringat dengan ucapan neneknya, "Dela jangan menangis, setelah kamu besar nanti pasti akan ada seorang pangeran tampan yang mencintai, melindungi dan menyayangimu. Dia tidak akan membiarkanmu ditindas, tidak akan membiarkanmu kelaparan, dia akan menjemputmu pulang pada malam hari, memelukmu dengan erat saat hujan petir juga merawatmu saat sakit."Apakah Fredy akan memperlakukannya seperti ucapan ne
Perjamuan pernikahan diadakan di hotel kelas atas, Dela yang memakai sepatu hak setinggi 3 cm sudah terlalu lelah sampai tidak bisa menahan tubuhnya sendiri lagi. Dela yang berdiri di depan pintu bersama dengan Fredy untuk mengantar kepulangan tamu tiba-tiba jatuh terhuyung.Sebuah lengan kuat juga bertenaga langsung menarik tubuh Dela jatuh ke dalam pelukannya.Fredy memeluk pinggang Dela dengan kuat lalu tersenyum ambigu, "Apakah kamu sudah tidak sabar untuk masuk ke dalam pelukanku ketika tidak ada orang lagi?""Maaf, aku tidak sengaja terjatuh!" Dela sengaja mengabaikan sindiran dari Fredy lalu segera berusaha berdiri sambil meminta maaf.Mendengar itu, Fredy mengangkat alisnya sambil menatap Dela, "Bukankah sejak tadi kamu berdiri dengan baik-baik saja, kenapa tiba-tiba bisa terjatuh?""Aku terlalu lelah, kakiku sakit!" Dela menunjuk sepatu hak tingginya."Tidak enak badan?" Fredy membuat suatu kesimpulan untuknya.Dela mengangguk, "Boleh dikatakan seperti itu.""Kalau begitu kam
"Adik sepupu?" Dela hanya memiliki satu adik, Dela yang merasa aneh langsung menolak, "Ayah, adik dari mana? Aku bisa melakukan pekerjaan rumah, tidak perlu merepotkan orang lain!""Dela, patuhlah!" David yang tersenyum menatap Dela memberi isyarat agar Dela diam.Lalu tiba-tiba Cindy membawa seorang gadis yang memakai gaun putih untuk dikenalkan kepada Fredy, "Gadis ini adalah adik Dela. Dia bernama Angel Santoso, berumur 19 tahun juga sedang kuliah semester kedua! Angel ini adalah kakak iparmu, kelak kamu harus membantu kakakmu untuk menjaga kakak ipar dengan baik, mengerti?""Bibi dan Paman tidak perlu khawatir, aku pasti akan membantu kakak untuk menjaga kakak ipar dengan baik!" Angel tersenyum kepada Fredy setelah berjanji dengan nada manja. "Kakak ipar mohon bantuannya kelak!"Fredy mengangkat alis menatap Dela yang terlihat pucat, tatapan mata Fredy terlihat penuh dengan rasa bangga yang jahat, "Tentu saja aku akan menjaga adik istriku seperti adikku sendiri!""Terima kasih Kak
Dela yang duduk di kursi belakang berusaha untuk tidak melihat adegan yang terjadi di depannya itu."Kakak Ipar, bagaimana dengan postur tubuhku?" Angel yang baru saja kenal tidak sampai 10 menit itu, sekarang kerah bajunya sudah sampai ke pinggang, seluruh tubuh bagian atasnya terekspos dengan postur duduknya mengangkangi Fredy, menggerakkan pinggangnya seperti seekor ular."Menurutmu?" Tangan besar Fredy dengan tidak sungkan langsung meremas bagian dada Angel sehingga membuat Angel mengeluh dengan berlebihan, "Ouh, Kakak Ipar jahat sekali!""Haha, begini saja sudah dikatakan jahat lalu bagaimana dengan ini?" Tangan Fredy tidak tahu meremas bagian mana tapi tiba-tiba di dalam mobil terdengar suara jeritan seperti kucing liar, "Kakak Ipar aku tidak tahan lagi, aku menginginkannya.""Haha." Fredy tersenyum tidak ingin melepaskan wanita di sisinya ini, Fredy lalu menatap ke seberang dengan tatapan bangga.Dela terus menatap ke luar jendela, darah mengucur dari sisi bibirnya yang sudah d