Share

Kebencian

Penulis: Ukhty Ijah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-12 14:18:34

Daniel baru saja sampai di depan rumah Bram. Dia memarkirkan mobilnya di belakang mobil Arman.

Suasana lingkungan perumahan tempat tinggal Bram terlihat sepi saat itu.

Daniel berjalan masuk ke halaman depan rumah Bram.

Dia segera mempercepat langkahnya ketika mendengar suara teriakan Arman dari dalam rumah.

Daniel berhenti sejenak di ruang tengah rumah Bram. Dia terkejut melihat Arman yang sedang menduduki Bram seraya meni*ju wajah Bram berkali-kali.

"Arman!" Daniel segera menghentikannya.

Dia memeluk adik bungsunya itu dari belakang, dan menjauhkannya dari Bram.

"Arman, hentikan!" perintahnya.

"Lepaskan aku, Kak! Biar ku hab*si ba*inga ini!!" berontak Arman.

Bram berusaha duduk sambil menahan rasa sakit akibat serangan Arman.

"Berhenti, Arman!! Ini bukan caranya menyelesaikan masalah!!!" seru Daniel.

Dengan segenap tenaga, Daniel menarik Arman keluar dari rumah Bram.

Suasana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Janji Suci Yang Terbagi   Rekan Kerja

    Ting, tong. Suara bel pintu berbunyi. Tak berapa lama, pintu rumahpun dibuka.Sarah berdiri di balik pintu. Dia tertawa geli melihat beberapa luka di wajah Bram."Habis bertarung dimana, Pak," ledek Sarah."Ngapain ke sini?" tanya Bram dengan nada malas."Hei, jangan gitu dong sama rekan kerja. Aku datang ke sini mau lihat keadaanmu," ucap Sarah basa-basi sambil nyelenong masuk ke rumah Bram.Sarah berjalan menuju ke ruang tengah sambil diikuti oleh Bram dari belakang."Apa di sini kalian berkelahi? Seingatku sewaktu terakhir aku ke sini, di ruangan ini ada meja kaca. Apa jangan-jangan pecah ya?" tebak Sarah dengan nada sinis."Ternyata suamiku itu kuat juga ya. Wajahmu sampai babak belur dibuatnya," Sarah kembali tertawa."Kalau kamu ke sini cuma buat meledekku, sebaiknya pulang saja," ujar Bram kesal."Jangan ngambek dong. Aku cuma bercanda kok. Aku benar-benar khawatir lho," ucap Sarah yang terdengar

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • Janji Suci Yang Terbagi   Ketenangan Sesaat

    Keesokan harinya di rumah Ayu."Nda, sarapan yuk,"Ayu duduk di tepi ranjang, tempat Manda sedang tidur membelakanginya."Manda gak lapar, Yu," jawab lirih Manda."Jangan gitu dong, Nda. Ntar kamu sakit," Ayu menepuk pelan bahu Manda.Manda tidak menjawab."Aku sudah meminta semua karyawan untuk libur hari ini. Aku juga gak tega ninggalin kamu sendirian seperti ini," ucap sedih Ayu."Maaf sudah merepotkanmu, Yu,""Iissh, siapa yang direpotkan? Kamu tuh kayak bicara sama orang lain aja,"Perlahan Manda beranjak bangun."Manda mau cari kontrakan aja, Yu,""Ngapain cari kontrakan. Tinggal di sini aja," pinta Ayu."Manda gak enak sama Mas Joko kalau tinggal kelamaan di sini,""Mas Joko gak keberatan kok. Santai aja,"Manda menggelengkan kepala."Temani Manda cari kontrakan, ya?" ajak Manda.Ayu menghela nafas."Kamu tuh keras kepala kal

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-13
  • Janji Suci Yang Terbagi   Dijemput Papa

    Ayu bergegas membuka pintu kamar dengan kencang."Nda, a-ada Pak Hendra!" ucap Ayu antusias."Papa?" Manda terkejut."Ayo, cepat keluar," Ayu menggandeng tangan Manda dan mengiringnya keluar kamar.Papa Hendra sedang duduk di ruang tamu ditemani suami Ayu."Papa," sapa pelan Manda."Halo, Manda," sapa Papa sembari tersenyum.Manda menghampiri Papa Hendra, lalu mencium punggung tangannya."Apa kabar?" tanya Papa."Baik, Pa," jawab Manda dengan menundukkan kepalanya."Pak Hendra, mau minum apa? Teh atau kopi, Pak?" Ayu menawarkan."Teh saja, Yu,""Iya, Pak. Sebentar ya," lalu Ayu mengajak suaminya untuk membantu di dapur."Papa pulang kapan?" tanya Manda dengan gugup."Kemarin Papa pulang,""Oohh,"Manda terus menundukkan kepalanya. Dia tidak berani menatap mata papa mertuanya. Manda merasa malu karena masalah yang terjadi akibat keb*dohannya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-13
  • Janji Suci Yang Terbagi   Nasehat Papa

    "Papa, kenapa mengundang perempuan desa ini kemari?!" protes Mama Andien sembari mendekati suaminya."Manda masih bagian dari keluarga kita. Kenapa Papa gak boleh membawanya pulang?""Pulang? Apa maksudnya? Mama sudah mengusirnya," tuding Mama Andien ke Manda."Manda akan tinggal di rumah ini. Dia masih istri Arman, jadi Manda punya hak untuk tinggal di sini," tegas Papa Hendra."Papa gak adil. Dulu Papa mengusir Arman karena dia menikahi Sarah. Kenapa Mama gak boleh mengusir Manda yang sudah mengkhianati Arman?!""Masalahnya berbeda,""Apanya yang beda?! Papa anggap Arman bersalah karena menyakiti perasaan Manda. Dan sekarang Manda yang menyakitinya, Papa gak anggap itu sebagai masalah?!" Mama Andien gak terima dengan sikap suaminya.Manda hanya diam berdiri di samping Papa Hendra sambil menundukkan kepalanya."Mama benar, Pa. Papa gak adil. Papa pilih kasih. Arman itu anak kandung Papa, sedangkan Manda hanya o

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-13
  • Janji Suci Yang Terbagi   Pertemuan Dengan Windy

    "Hai, Man. Maaf terlambat. Biasalah terjebak macet," ujar Windy, yang baru saja datang ke coffee shop untuk menemui Arman."Iya, gak apa-apa. Duduklah," Arman beranjak diri menyambut Windy."Makasih,"Seorang pelayan coffee shop menghampiri mereka. Dia menanyakan pesanan Windy."Ice cappucino aja, Mba," jawab Windy."Baik, Mba. Mas mau nambah lagi minumnya?""Gak Mba. Cukup. Makasih," jawab sopan Arman."Baik, ditunggu sebentar ya, Mba," pamit pelayan itu."Apa kabar, Man? Lama kita gak ketemu,""Baik," jawab singkat Arman sembari tersenyum tipis."Ada apa mengajakku janjian di sini?""Kamu sudah tahu soal masalahku dengan Manda, kan?""Ooh. Itu. Iya, aku tahu," sahut Windy dengan canggung."Manda cerita sama Kak Daniel, katanya kamu ada di rumah Bram malam itu. Apa itu benar?" selidik Arman."Iya, benar. Malam itu aku memang ke sana karena undangan Bram untu

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Janji Suci Yang Terbagi   Bimbang Dan Cemas

    "Rasanya capek dikucilkan di rumah, Yu. Mereka semua membenci Manda, terutama Mas Arman. Hanya Papa yang bersikap baik pada Manda," keluh Manda yang berbaring lesu di sofa ruang kerjanya di Bakery."Kamu belum berbaikan dengan Arman?" Ayu duduk di seberang Manda."Gimana mau baikan? Mas Arman terus menghindar. Tiap kali Manda mendekatinya, Mas Arman semakin menjauh. Dia mengabaikan Manda. Bahkan seolah Mas Arman gak menganggap Manda ada," gerutu Manda dengan mata berkaca-kaca sedih."Yang sabar ya, Nda. Mungkin butuh waktu buat Arman untuk memaafkanmu," hibur Ayu."Manda tahu, Yu. Manda coba bersabar. Tapi ini sudah hari ketiga sejak Manda kembali ke rumah Papa. Dan sikap Mas Arman masih sama. Apa sebaiknya Manda keluar saja dari rumah itu? Jadi Mas Arman gak terganggu oleh Manda,""Hei, kenapa keluar? Kamu mau nyerah,""Bukan ingin nyerah. Hanya saja Manda berpikir, kalau Manda masih tinggal di rumah itu, Mas Arman dan Mama akan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Janji Suci Yang Terbagi   Mengobrol Dengan Daniel

    Daniel membawakan segelas coklat hangat untuk Arman.Mereka duduk santai di kursi malas, di dekat kolam renang rumah Daniel."Langitnya cerah sekali malam ini. Banyak bintang yang terlihat jelas. Cahayanya juga sangat cantik," puji Arman sambil menengadahkan kepalanya ke atas."Iya, benar. Malam yang indah. Tapi rasanya sangat aneh,""Aneh kenapa?" tanya Arman heran sembari menoleh ke kakaknya."Ya, aneh saja. Dua orang pria menikmati langit yang indah hanya berdua. Seharusnya suasana seperti ini bisa jadi romantis kalau aku duduk bersama Tamara. Tapi denganmu, rasanya menggelikan," canda Daniel dengan ekspresi wajah yang jijik.Arman meninju lengan kakaknya seraya berdecak kesal."Aduuh, sakit tahu," Daniel mengelus-elus lengannya."Makanya jangan bercanda,"Lalu keduanya tertawa bersama."Man, kamu ingat saat kita masih kecil, waktu Nenek masih ada. Nenek sering mengajak kita duduk di balkon

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-14
  • Janji Suci Yang Terbagi   Hari Yang Menegangkan

    Manda melangkah masuk ke ruang makan, di mana kedua mertuanya, Sarah dan ibunya sedang sarapan.Seketika pandangan sinis Mama Andien, Sarah dan ibunya tertuju padanya.Hal itu membuat Manda jadi canggung dan ragu untuk duduk bersama mereka."Manda, ayo kemarilah," sambut Papa Hendra."Iya, Pa," sahut pelan Manda.Baru saja akan berjalan, tiba-tiba Arman muncul dan berdiri di sampingnya."Pagi," sapa Arman pada kedua orangtuanya."Pagi, Sayang. Ayo, kita sarapan bersama," sambut hangat Mama Andien."Duduk sini, Man," Sarah menepuk kursi di sebelahnya.Arman sempat melirik ke Manda sebentar. Kemudian dia tersenyum padanya."Aku gak salah lihat, kan? Mas Arman ... tersenyum padaku?" batin Manda, tertegun dengan apa yang dilihatnya.Alih-alih duduk di sebelah Sarah, Arman lebih memilih kursi di samping Mamanya.Melihat Manda yang hendak duduk di samping Arman, Sarah bergegas mengh

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-16

Bab terbaru

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 17

    Mobil Toyota Alphard dan Mercedes-Benz terpakir di halaman rumah keluarga Hadiwijaya.Pak Setya sedang berdiri di depan mobil Alphard, menunggu kedua majikan kecilnya muncul dari dalam rumah.Tak lama berselang, Chandra dan Tya yang sudah rapi dalam balutan seragam sekolahnya, berjalan dengan riang menuju teras depan rumah.Mereka didampingi oleh kedua orang tua, oma, dan babysitter barunya."Chandra, Tya, belajar yang rajin ya. Jangan nakal di sekolah," ujar Manda mengusap lembut kepala kedua anaknya."Iya, Ma," jawab si kembar hampir bersamaan. Kemudian mereka mengecup punggung tangan mamanya."Have fun at school." Arman memeluk hangat kedua anaknya."Okay, Pa," si kembar membalas pelukan Arman.Chandra dan Tya menghampiri Nyonya Adele untuk mengecup punggung tangannya."Cucu Oma yang cantik dan ganteng," puji Nyonya Adele sembari memeluk kedua cucunya.Setelah selesai berpamitan, Chandra dan Tya segera menghampiri mobil yang akan mereka tumpangi."Nyonya, saya berangkat dulu mengan

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 16

    Arman masuk ke dalam kamarnya. Dia melihat Manda sedang berbaring di atas ranjang, dengan posisi tidur membelakanginya.Manda menoleh ketika suaminya duduk di tepi ranjang."Anak-anak sudah tidur, Mas?" tanyanya sembari beranjak duduk."Sudah. Kamu belum tidur?""Manda menunggu Mas Arman,""Mau ditimang-timang ya biar bisa tidur?" ucap Arman dengan memainkan mata genitnya."Iih, Mas," Manda tersipu malu.Arman bergerak mendekati istrinya. Dia merangkul tubuh Manda."Gak usah malu. Bilang saja kalau pelukanku bikin kamu nyaman, kan," goda Arman."Genit, ah," Manda menepuk lembut dada suaminya.Arman menyandarkan punggungnya ke headboard bed sambil mendekap istri tercintanya di dada.Keduanya diam sejenak, menikmati kehangatan satu sama lain."Mas lama sekali tadi? Anak-anak susah ya disuruh tidur?" tanya Manda kemudian."Enggak. Abis dari kamar mereka, Mas mengobrol sebentar sama Tante,"Manda mengangkat setengah badannya untuk menatap wajah Arman."Apa Mas berhasil membujuk Tante?" t

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 15

    "Kamu beruntung bisa bekerja di sini. Gajinya besar. Bahkan lebih besar dari gaji di tempat kerjamu dulu, kan," sambut Santi dengan riang."Iya, aku bersyukur bisa diterima kerja di sini," jawab Rianti sembari tersenyum senang."Kamu harus berterima kasih sama Nyonya Adele. Kalau bukan karena dia, kamu gak akan bisa bekerja di rumah ini. Manda kan sudah menolakmu,""Nyonya Manda," Kiki yang tiba-tiba muncul di depan kamar Rianti, mengoreksi ucapan Santi.Kemudian Kiki masuk ke dalam kamar Rianti, dan ikut bergabung untuk mengobrol."Kamu aja yang anggap dia Nyonya. Aku sih gak mau. Cuman di depannya aja aku terpaksa panggil dia Nyonya, daripada aku dipecat. Males banget!" cibir Santi.Rianti heran dengan sikap tak sopan Santi pada majikannya."Kenapa ... kamu hanya memanggil namanya?" tanya Rianti."Untuk apa aku memanggilnya Nyonya? Dia dan aku sama. Kami satu level. Nasibnya aja yang mujur karena dinikahi Tuan Arman," cemooh Santi."Maksudnya?""Manda itu perempuan kampung, sama sep

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 14

    "Jahat sekali Tante Adele bikin persyaratan seperti itu?!" ucap kesal Ayu dari balik telpon."Manda rasa Tante sengaja melakukannya. Dia tahu kalau Manda gak akan membiarkan Kiki dipecat. Jadi mau tak mau, Manda terpaksa menerima babysitter itu," ujar Manda dengan sedih."Lalu Arman?""Mas Arman sudah berusaha membujuk Tante Adele, tapi percuma saja. Tante gak mau mengubah keputusannya,""Menyebalkan sekali!" umpat Ayu."Sepertinya kami harus mengalah. Daripada masalahnya makin besar," ujar Manda dengan pasrah."Manda, aku boleh tanya sesuatu?" ucap Ayu."Soal apa?""Kamu pernah bilang kalau kamu takut si kembar akan lebih sayang sama babysitter mereka, makanya kamu gak mau memakai jasanya. Tapi aku rasa itu bukan satu-satunya alasan," ujar Ayu dengan curiga.Manda mengangkat punggungnya yang bersandar di headboard bed. Dia terkejut dengan pernyataan sahabatnya itu."Memangnya ... ada alasan apa lagi? Pertanyaanmu aneh," ujar Manda dengan gugup."Beberapa waktu yang lalu, aku gak seng

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 13

    Keesokan harinya ...."Bi, Pak Setya dan anak-anak sudah pulang?" tanya Manda saat berpapasan dengan Bibi Sari."Belum, Nyonya,""Manda tunggu saja di ruang tengah," jawab Manda sambil melihat ke jam di layar ponselnya."A-anu ... Nyonya. Di ruang tengah sedang ada tamu,""Tamu siapa?""Hmmm ...," Bibi Sari ragu untuk menjawab pertanyaan Manda."Siapa, Bi?" selidik Manda."Tamunya Nyonya Adele,""Kenapa raut wajah Bibi jadi gugup begitu? Memang siapa tamunya?" tanya Manda penasaran."I-itu ... dia ... babysitter yang waktu itu,""Ha?" Manda terkejut.Kemudian Manda bergegas menuju ke ruang tengah untuk menemui tamu Nyonya Adele.Bibi Sari yang merasa khawatir, ikut menyusul Manda ke ruang tengah.Manda menghentikan langkahnya seketika setelah melihat Rianti sedang mengobrol dengan Nyonya Adele di ruangan."Bu Manda," Rianti segera bangun dari duduknya untuk menyapanya.Sementara Nyonya Adele mengabaikan kehadiran istri keponakannya itu."Kamu sudah paham aturan rumah yang saya sampaik

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 12

    "Alhamdulillah Nyonya sudah pulang," sambut hangat Bi Sari."Iya, Bi. Senang rasanya bisa pulang," sahut Manda dengan tersenyum lega."Anak-anak belum pulang sekolah, Bi?" tanya Arman."Belum, Tuan. Tapi Pak Setya sudah jemput ke sana,""Baguslah. Sayang, kamu istirahat dulu di kamar, ya," ujar Arman."Manda mau ke ruang tengah saja, Mas. Nungguin anak-anak,""Mas antar ke sana," jawab Arman sambil menggandeng tangan istrinya."Tasnya biar saya taruh di kamar, Tuan,""Makasih, Bi," Arman menyerahkan travel bagnya pada Bibi Sari.Kemudian dia mengajak Manda pergi ke ruang tengah."Duduklah di sini. Mau nonton tv?" tanya Arman sambil menata bantal sofa."Gak usah, Mas," jawab Manda sembari duduk."Selamat datang, Nyonya Manda. Nyonya mau minum teh?" Kiki menyusul ke ruang tengah."Kok kamu gak ikut jemput anak-anak, Ki?" tanya heran Manda."Gak, Nyonya. Soalnya Nyonya Adele minta Kiki di rumah saja," jawab Kiki dengan salah tingkah."Pak Setya yang jemput sendirian?""Gak, Nya. Tadi pag

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 11

    Arman berjalan menuju ke ruang tengah sambil menenteng travel bag kecil di tangannya."Bagaimana si kembar?" tanya Nyonya Adele yang sedang duduk di sofa sambil membaca majalah."Mereka baik-baik saja, Tan. Arman sudah menidurkan mereka,""Kamu mau kemana bawa tas?""Arman mau ke rumah sakit,""Kamu mau meninggalkan anak-anak setelah kejadian tadi?" Nyonya Adele mengerutkan keningnya."Si kembar gak apa-apa, Tan. Makanya Arman berani pergi. Lagipula di sini ada Tante. Arman minta tolong jaga anak-anak malam ini. Besok Arman sudah kembali,""Ini bukan masalah mereka gak apa-apa atau ada Tante yang jaga di sini. Si kembar butuh kamu, Arman. Bagaimana kalau tengah malam mereka merengek kesakitan dan mencarimu? Lagipula Manda itu udah dewasa. Dia bisa jaga dirinya sendiri. Gak perlu kamu manjakan seperti ini!" ucap kesal Nyonya Adele.Arman menghela nafas. Dia meletakkan travel bagnya di bawah, lalu duduk di samping

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 10

    "Tante Adele di rumah?" Manda terkejut."Iya. Tante memberi kabar mendadak. Karena Mas gak bisa menjemput, Mas minta Pak Setya yang datang ke bandara," jawab Arman sambil menyuapkan sesendok nasi ke mulut istrinya."Sudah, Mas. Manda sudah kenyang," tolak halus Manda."Tinggal satu sendok lagi. Sayang kalau dibuang. Ayo," bujuk Arman."Gak mau. Rasanya mual," Manda menutup mulutnya dengan tangan."Ya, sudah," Arman melahap satu sendok nasi terakhir."Berapa lama Tante akan tinggal di rumah, Mas?""Mas gak tahu. Kan Mas belum sempat mengobrol sama Tante," jawab Arman setelah selesai menelan makanannya."Ooh," ujar Manda dengan nada lesu."Kenapa? Kok wajahmu jadi murung?" tanya Arman sembari memberikan segelas air putih pada Manda."Gak apa-apa, Mas," jawab Manda sembari tersenyum tipis.Manda menerima gelas itu, lalu meminum airnya

  • Janji Suci Yang Terbagi   Chapter 9

    Arman mempercepat langkahnya menyusuri koridor rumah sakit. Raut wajahnya cemas setelah mendengar kabar buruk yang menimpa istrinya.Arman mengecek satu persatu nomor yang tertera di depan pintu kamar pasien.Dia berhenti di depan pintu kamar yang dicarinya. Arman pun segera masuk ke dalam tanpa mengetuk terlebih dulu.Perhatian Arman tertuju pada istrinya yang sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit."Mas," sapa Manda."Ada apa? Apa yang terjadi? Bagaimana keadaanmu? Bagaimana bayi kita?" tanya Arman dengan panik."Mas, Manda gak apa-apa. Anak kita juga baik-baik saja," jawab Manda menenangkan suaminya."Kamu yakin? Dokter bilang apa?" tanya Arman yang masih ragu."Kata dokter, gak ada yang perlu dikhawatirkan. Manda hanya kaget saja karena itu perut Manda jadi sakit,""Syukurlah," Arman bernafas lega."Apa yang sebenarnya terjadi di rumah

DMCA.com Protection Status