Beranda / Romansa / Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami / Part 37 Keluarga Ibu Umairah

Share

Part 37 Keluarga Ibu Umairah

Penulis: Rat!hka saja
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-14 09:58:48
Pikiranku masih terjebak dalam kenangan itu. Kertas putih dengan perekat di salah satu sisinya. Satu-satunya amplop tanpa nama dan diulurkan manajer restoran itu kepadaku.

"Bukan kurang, Bu. Justru isinya jauh dari yang kubayangkan. Aku baru tahu kalau cuci piring di restoran itu bisa digaji dua ratus ribu. Manajernya bilang kalau ada yang booking restoran untuk mengadakan acara di sana, karyawan memang dikasih bonus," ungkapku.

Ibu Umairah tersenyum menjawil hidungku sembari berkata, "Dan kamu beruntung."

Aku mengangguk kencang sembari tersenyum lebar. "Ibu tahu? Saat itu, pemilik restorannya kasih bonus lebih dari upah kerjaku."

"Bonus lebih? Maksudnya?" Kernyitan di dahinya semakin terlihat.

"Ternyata semua karyawannya dikasih THR untuk Hari Raya Idul Adha, termasuk aku, Bu. Padahal aku cuma karyawan pengganti sehari. Bosnya bilang, dia salut karena aku masih mau kerja walau harus sambil menggendong anak. Pesannya, dia minta agar membelikan putraku baju baru. Amplop THR itu isinya
Rat!hka saja

Aish ... Ibu Umairah mendadak galak. Risa bakalan jawab apa ya?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
babyblack
Bilang aja kagum tapi bukan suka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 38 Duka Masih Membekas

    Malam menyergap bersama gerimis dan harus kuakui, aku mulai membenci hujan. Sapaan kilat dan gemuruh petir mengingatkanku pada masa-masa getir. Setiap kali suara langit itu mampir ke gendang telinga, maka bayang-bayang kejadian saat Aditya menamparku kembali hadir.Aku sendiri bingung mengapa hal itu masih membekas. Lukanya sudah hilang, namun dukanya masih saja membekas. Apakah karena aku belum sepenuhnya memaafkannya? Apakah benar itu alasannya sehingga tekanan ini masih membekas?Aku keluar untuk mengisi botol air minum. Milik Ibu Uma juga kosong. Ketika aku melangkah ke dapur, kulihat Kemal duduk termenung di depan meja makan. Entah apa yang mengisik benaknya sampai mengusap wajahnya frustasi."Kamu ingin kuberikan miras?" tanyaku dan dia menoleh."Miras?" tanyanya mengernyit."Hem, minuman yang diperas. Ada jeruk manis di kulkas, siapa tahu kamu mau jus jeruk?" tawarku dan dia terkekeh. Kutebak dia salah menduga, tidak mungkin kuberikan minuman buruk padanya.Tak berselang lama di

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-15
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 39 Bertemu Tuan Santoso

    "Risa, waktu itu … kamu belum sempat jawab pertanyaan ibu." Ucapan Ibu Umairah membuatku balik badan dan memusatkan perhatian padanya. Sore ini kami sedang membuat rempah untuk lauk jualan.Duduk di sampingnya sembari memangku baskom berisi bawang yang hendak kukupas. Ia melirikku sekilas lalu kembali fokus pada wortel yang dikupasnya. "Tentang apa, Bu?""Tentang pria kaya yang datang pakai sedan mewah di kontrakanmu dulu," jawabnya. Pikiranku kembali saat dua minggu lalu kami pindah ke rumah ini. Pertanyaannya memang belum sempat kujawab karena kedatangan Kemal yang pamit hendak mengurus sesuatu. Setelah itu aku beranjak untuk mandi. Sejak saat itu Ibu Umairah tidak pernah menyinggung hal ini lagi."Kamu suka sama dia?" tanyanya lagi.Aku menggeleng dan mulai bercerita tentang apa yang terjadi sore itu sampai mereka pulang. Seperti dugaanku, Ibu Umairah juga terkejut mengetahui mereka adalah pemilik rumah sakit besar di kota ini. Rumah sakit dengan gedung tinggi menjulang di tengah k

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-16
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 40 Keresahan Baru

    Pria dengan rambut yang seluruhnya telah memutih itu menggeleng. Telunjuknya mengarah pada putra dan menantunya. Nyonya Eda sedang sibuk memilih kemeja polos, sementara Tuan Hendrawan sedang menerima telpon dari seseorang sambil sesekali menanggapi pilihan istrinya. "Saya permisi, Tuan," ucapku pamit dan bergegas ke kasir. Aku ingin segera meninggalkan toko dan mall ini. Padahal tadinya aku ingin mengunjungi restoran itu. Lain kali saja, karena aku tidak ingin bertemu mantan mertuaku. Masih ada rasa bersalah yang bercokol di benakku."Ini kembaliannya, Bu. Terima kasih dan kami nantikan kunjungan Ibu selanjutnya," kata pegawai kasir yang mengangsurkan uang kembalian. Kuraih lembaran rupiah itu dan bergegas keluar. Begitu melewati pintu toko, aku lega. Akan tetapi, langkahku terhenti kala sepasang mata sendu menatapku. Yang aku hindari justru berjalan menghampiriku.Derap langkahnya semakin mendekat mengikis jarak. Tubuh yang tegap itu kini berada tepat di hadapanku. Matanya berkaca

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-29
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 41 Bahagia Sekaligus Mengejutkan

    Seperti yang dikatakan Kemal, pemerintah benar-benar menetapkan PPKM. Kepanikan mulai melanda masyarakat. Bukan hanya kehadiran virus berbahaya, tapi juga sulitnya mendapatkan akses kebutuhan pokok. Banyak toko yang tutup dan untung saja di antaranya masih ada yang bersedia menjual dengan jasa pengantaran. Tempat-tempat yang biasanya padat aktivitas semakin sepi. Karyawan pabrik bahkan bekerja bergantian. Anak-anak sekolah diliburkan dan harus belajar dari rumah secara daring, termasuk para mahasiswa. Teman-teman kampus Kemal yang biasanya sering makan di warung kami, kabarnya banyak yang pulang kampung dan kesulitan kembali. Dari kabar yang beredar, tidak diizinkan bepergian jika belum melakukan vaksinasi. Ibu Umairah dan Kemal sudah divaksin tahap dua. Aku sendiri baru selesai vaksin pertama dua bulan lalu. Sempat tidak setuju mengingat Agam masih aktif ASI. Akan tetapi, ternyata jumlah korban yang terpapar semakin banyak, sehingga kuputuskan untuk segera mengikuti vaksinasi. Ibu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-30
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 42 Bertemu Istri Mantan

    Tahun berganti dan musim pun demikian. Kini matahari sudah sering terik. Aktivitas orang-orang yang dulunya hanya di rumah saja, kini sudah perlahan kembali. Meski perlahan, namun tempat-tempat umum sudah mulai ramai. Hanya saja memiliki batas waktu. "Mbak, aku mau ngomong," ujar Kemal setelah Agam beranjak ke dapur ikut neneknya. "Memangnya ada apa?" Rasa penasaranku bertambah karena dia hanya diam saja menggaruk kepalanya. Aku pura-pura hendak beranjak dan dia terkesiap. "Mbak, ini penting!" "Makanya cepat bilang! Mbak mau siap-siap buka warung," desakku. "Gini Mbak, waktu daftar kuliah dua tahun lalu kan aku dapat beasiswa. Beasiswanya itu dari Pradipta Foundation, anak perusahaan Pradipta Group," ujar Kemal dan aku mengangguk. Perusahaan sebesar itu membiayai kuliahnya. Pantas saja, laptop dan ponsel pun diberikan sebagai fasilitas belajar. Dia bahkan pernah bilang jika uang sakunya akan bertambah jika IPK penerima beasiswa itu juga meningkat. "Terus?" "Aku salah satu dari

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 43 Bergerak Cepat

    “Apa Tuan Hendrawan mengetahui hubungan terlarang antara istri dan ayahnya sendiri?” tanyaku. Bukan hanya Devi yang terkejut, Kemal pun sama. Pemuda itu terperangah lalu menutup mulut dengan telapak tangannya. Kepalanya menggeleng, dia mungkin tidak percaya. Ah, tunggu saja sampai ibunya sendiri yang membenarkan. “Ka-kamu sudah tahu?” “Sejak kapan, Mbak Risa tahu? Kok tidak bilang sama aku?” Kuangguki pertanyaan Devi lalu menoleh menatap Kemal. “Karena itu aib.” “Aku ingin tahu satu hal. Apa itu alasanmu ngotot cerai dengan Mas Adi?” tanya Devi. Aku menghela napas. Tidak memuaskan rasa ingin tahunya hanya akan membuat Devi semakin penasaran denganku. Jujur saja, aku tidak nyaman dengan kehadirannya. Jangan sampai dia ngotot kembali ke sini bersama Aditya. Kuceritakan kejadian setelah dia datang pertama kali ke rumah dan pertengkaranku dengan Aditya. Aku yang masuk rumah sakit dan mendengar mantan ibu mertuaku berbincang via telpon dengan ayah mertuanya sendiri. Sejak saat itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-02
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 44 Dompet Tiket Dicopet

    Mengikuti saran Kemal, akhirnya aku mengalah. Kasihan Agam jika sampai mabuk kapal dan berdesakan. Pagi ini Kemal dan Ibu Umairah berangkat lebih dulu dengan naik kapal. Jika perjalanan lancar, perjalanan dari Surabaya ke Samarinda dengan jalur laut ditempuh kurang dari 30 jam. Sementara aku dan Agam tinggal di wisma dekat bandara untuk sehari semalam. Besok kami akan berangkat dengan naik pesawat. Perjalanan dua hari semalam memang jauh berbeda dengan penerbangan yang hanya menempuh waktu kurang dari dua jam saja. Ini kali pertama aku akan naik pesawat, rasanya berdebar sekaligus takut. "Agam bobo yuk! Besok kita mau naik pesawat, susul Nenek Uma sama Om Kemal," ajakku agar dia mau berhenti menonton kartun di ponsel. Kutahu dia bosan dan sudah merindukan Kemal."Om Kemal cama Nenek Uma peldi jauh?" tanya Agam ketika aku memeluknya.Kuusap punggungnya sambil sesekali menepuk bokongnya. "Iya, kita juga mau ke sana. Tapi … terbang naik pesawat. Sekarang, Agam bobo dulu. Tadi kan Om Kem

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-07
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 45 Putraku Lapar Kubilang Sabar

    Kuhapus air mata dan menggendong Agam yang murung. "Saya kehilangan dompet, tiket dan ponsel saya, Bu. Pouch dalam tas saya, entah sejak kapan hilangnya. Padahal tadi, saya sempat belanja di outlet yang ada di sana, semuanya masih ada," terangku menunjuk ke arah sebuah outlet menyerupai minimarket. "Mari ikut saya, kita cek dulu dari cctv," ajaknya seakan menumbuhkan harapan. Kulihat Agam menoleh ke belakang, tepatnya ke arah gate yang kukatakan akan menjadi pintu kami ke pesawat. Meski tak mengatakan, kutahu ia sedih dan kecewa karena kami malah menjauhi tempat itu. Aku hanya berharap kartu ATM milikku tidak hilang. Bisa saja, karena memegang kartu seperti itu harus menarik uangnya di ATM yang sudah pasti memiliki cctv. Itupun kalau pelakunya tahu kode akses kartuku. Dengan setitik harapan itu aku berharap bisa kembali memesan tiket. Kalau tidak cukup, setidaknya aku bisa memberi Agam makan dan bisa sewa kamar dulu untuk malam ini. Baru setelah itu menghubungi Kemal dan mencari

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-09

Bab terbaru

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 103 Panggilan Ayah

    Setelah dua hari menikmati liburan di pulau, kami kembali ke Makassar. Keesokan harinya, aku dan Agam menemani Aditya membeli oleh-oleh. Mantan suamiku itu awalnya terkejut, namun ketika kulirik Agam, dia pun paham.Aditya begitu tersentuh ketika Agam mengatakan jika uang celengannya masih sedikit. Uangnya tidak akan cukup untuk membeli dua pasang baju. Jadilah dia hanya memilih dua bando karena menolak saat aku menawarkan untuk menambahkan uangnya.Sepulang dari pulau, Agam juga ikut menginap bersama Aditya. Dia juga sengaja memintakan izin untuk tidak masuk sekolah selama dua hari. Hari Selasa sore, Aditya datang bersama Riswan dan Agam. Sore ini kami akan mengantar Aditya ke bandara. Dengan mata kepalaku sendiri, kulihat keakraban dua pria itu."Agam ingat waktu ketemu Om Liswan di bandala dulu. Agam nda jadi naik pesawat. Agam sama ibu naik kapal laut," ujar Agam ketika kami mampir di sebuah kafe bandara."In sya Allah kalau kita ke Surabaya, Agam akan naik pesawat. Bukannya Agam

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 102 Taktik Licik Tapi Manis

    Kualihkan pandanganku ke arah laut. Kilau indah di permukaan air sana mempesona. Tak lama lagi, akan terlihat matahari tenggelam yang tak kalah indahnya."Kau benar. Selama ini aku selalu terhasut kata-kata ibuku. Ayah bahkan pergi meninggalkan kami setelah tahu perselingkuhan ibu dan kakek. Sama seperti yang kau lakukan dulu." Dia meliriku.Aku tidak menampik maupun mengakuinya dengan lidahku. Kuyakin dia sudah menyadarinya. "Kini aku mengerti mengapa sejak kembali dari rumah sakit, kau tidak pernah menunjukkan sopan santun lagi pada kakek." Kubalas tatapannya dengan anggukan pelan. Aku akui jika sudah lama mengetahuinya. Alasan itulah yang membuatku berani membawa anakku jauh dari orang-orang seperti mereka. Lingkungan yang rusak tidak akan baik untuk anakku.Aku bukannya tidak berharap mereka bisa berubah. Hanya saja aku sadar, itu hal yang sulit. Aku tahu, aku tidak memiliki kemampuan untuk membuat mereka bertobat."Devi juga sama. Sejak dia melihatnya, dia mulai mengacuhkan ibu.

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 101 Ajakan Riswan

    Pertanyaannya malam itu kini terjawab sudah. Setelah menjelaskan tentang janjinya pada Agam, Riswan menunjukkan foto di layar ponselnya. Aku dan Aditya akhirnya mengangguk setuju dengan ajakannya. Akhir pekan ini terasa berbeda. Aku dan Aditya pun sama-sama menepis ego. Apalagi alasannya jika bukan demi Agam. Ketika Aditya menelpon Agam, mengatakan jika Riswan mengajak mereka ke pantai, Agam langsung mau ikut. Aditya memintanya mengajakku seolah-olah aku tidak tahu. Ketika aku setuju, Agam tampak begitu bahagia. Begitu juga halnya dengan Tita.Sama seperti Agam, gadis itu juga sibuk packing. Katanya, di sana dia akan membuat banyak foto dengan beberapa outfit yang khusus dibawanya. Tidak ketinggalan si Moi. Omong-omong, itu nama kameranya.Di atas kapal yang menampung lebih dari 20 orang, aku duduk menikmati angin laut. Aroma khas air laut yang terbawa akan jadi satu kenangan untukku. Ini pertama kalinya aku naik kapal seperti ini. Dulu saat kabur, aku dan Agam naik kapal yang lebih

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 100 Mengalah Bukan Berarti Kalah

    'Rawatlah ikhlas dalam hatimu, biarkan seorang ayah bertemu putra kandungnya. Mungkin setelah itu … kamu tidak akan lagi hawatir dengan kemungkinan-kemungkinan yang selama ini membayangimu. Termasuk dengan kemungkinan perasaanmu yang akan kembali terluka.'Aku sudah melakukan seperti sarannya. Aku ikhlas dan mengizinkan Aditya bertemu dengan Agam, bahkan keluarganya pun ikut datang. Namun balasan yang kuterima adalah rasa sakit. Dia malah datang membawa niatan baru untuk rujuk. Membuatku seperti wanita penggoda suami orang. Dia bodoh atau bagaimana? Bagaimana bisa dia berpikir aku mau menelan luka?'Memang tidak mudah, mungkin juga akan menyakitkan. Cobalah, mungkin sakitnya hanya sebentar, karena yang saya tahu … setiap rasa sakit selalu ada obatnya. Obat yang paling ampuh adalah … memaafkan.' Lagi-lagi kalimat yang pernah dituturkan Riswan terngiang. Benarkah rasa sakitnya hanya sebentar? Sebentar itu … berapa waktu yang harus kulalui untuk bisa bertahan?Sambil menata kembali jilb

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 99 Cinta Tak Bisa Dicegah

    Lelah dan jengah dengan sikap Aditya, aku akhirnya tiba di penghujung kesabaranku. Dua pekan ini dia benar-benar mengujiku."Aku tidak akan membiarkanmu bertemu Agam lagi, jika kau tidak kembali pada keluargamu. Aku tidak ingin kedua adik kembar dari pernikahanmu dan Devi punya hubungan buruk dimasa depan dengan Agam. Sikapmu ini, membuatku kembali kehilangan rasa percaya padamu. Aku, tidak sudi rujuk denganmu, Aditya." Kulihat raut wajahnya berubah drastis."Kenapa? Karena Devi mengancammu?"Aku menggeleng. "Bukan. Karena kau selalu mengingatkanku pada rasa sakit. Aku juga tidak sudi punya mertua seperti ibumu. Aku tidak bisa lupa saat dia menuduhku selingkuh, padahal dialah yang berselingkuh dengan, mertuanya sendiri," balasku mengatakan inti dari alasan penolakanku."Risa, aku hanya i-""Jika kau tidak berhenti mengusikku, maka aku akan memberitahu Agam tentang penyebab perceraian kita. Biar saja dia tahu kalau papanya suka memukuli ibunya. Itulah alasan kenapa aku membawanya pergi

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 98 Ancaman Terakhir yang Mutakhir

    Aku hanya bisa memandang taksi yang baru saja dihentikan oleh Aditya. Mantan suamiku itu sempat pamit pada Agam dengan mengatakan kalau dia harus pulang lebih dulu. Besok akan kembali menemuinya di rumah."Carisa …." Aku menoleh ke belakang dengan tatapan penuh harap."Kamu kenapa menangis?" Riswan dengan raut wajah cemasnya menghampiriku."Bagaimana bisa Kak Riswan tahu kami di sini?" Dia tersenyum menunjukkan riwayat chat dengan Tita."Kamu belum menjawab pertanyaan saya. Jelas bukan debu jalanan yang membuat kamu menangis," tebaknya dan dari ucapannya itu aku tahu dia masih menunggu penjelasanku.Kuceritakan apa adanya sambil menunjuk ke arah pintu ruko di seberang jalan. Aditya saat ini menemui si pemilik ruko kosong itu. Dia berniat untuk membuka toko sembako di sana. "Memangnya dia berniat pindah dan menetap di sini? Kenapa tidak cari rumah terlebih dulu? Kasihan istri dan bayi kembarnya kalau tinggal di sana. Ruko sebelahnya itu warung 24 jam, pasti akan berisik," ujarnya denga

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 97 Usaha Aditya Untuk Rujuk

    Benar dugaanku dia yang datang. Tita mempersilakannya masuk. Masih bisa kudengar suara Tita yang memberitahunya kalau aku di dapur.Tak berselang lama, Ibu Jannah datang mengambil bumbu yang sudah kusiapkan. Dia belum mahir membuatnya. Tita datang membawakan sebuah paper bag. Tentengan itu berisi oleh-oleh makanan khas Surabaya. Oleh-oleh yang sama seperti yang dibawanya tiga bulan lalu saat dia datang bersama ibu dan istrinya.Kubangunkan Agam yang tadinya tidur siang. Tidur sejam setidaknya cukup untuknya. Saat kuberitahu kalau papanya datang, Agam terkejut. Wajah mengantuknya pun sirna. "Papa …." Dia berlari ke pelukan Aditya. Kulihat di meja sudah ada kue dan minuman yang tersaji. Tita pamit masuk ke toko untuk melanjutkan pekerjaannya mengemas pesanan pembeli."Kenapa datang tidak bilang-bilang?" Aditya menoleh menatapku.Dia tersenyum lalu mengecup pipi Agam. "Sengaja buat kejutan untuk Agam. Agam suka tidak, sama oleh-olehnya?" Agam mengangguk mantap. Suara girangnya menyirat

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 96 Membuka Toko Baru

    "Permisi …."Seorang pria dan wanita berdiri di depan pintu toko. Aku bisa bernapas lega ketika Riswan menarik diri. Dia beranjak membukakan pintu toko dan mempersilakan mereka masuk."Mari silakan," ajak Riswan begitu ramah seolah dia pemilik toko."Sebaiknya … kita bicara di ruang tamu saja ya, Pak, Bu," pintaku. Riswan sepertinya tersadar jika mereka tamuku."Boleh," sahut pria paruh baya itu mengajak istrinya serta, lalu mengikuti langkahku ke dalam rumah."Carisa, saya pimit dulu. Saya harus kembali ke kantor," kata Riswan."Agam … Om Riswan mau pulang," panggilku.Putraku sudah melesat menghampirinya. Setelah mencium pipi kanan dan kiri Riswan, lalu beralih mencium punggung tangannya, Agam akhirnya merelakan dia pergi. Tangannya bahkan masih dadah-dadah meski mobil hitam itu sudah menghilang dari pandangan matanya."Sebentar ya, Pak, Bu. Saya ambilkan minum dulu," pamitku pada tamuku. Kupinta juga Agam memanggilkan Tita.Tadinya aku ingin DP rumah subsidi. Akan tetapi, aku meliha

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 95 Kedatangan Tamu

    Kupersilakan mereka masuk, tetapi wanita yang terkejut tadi menolak dan memilih duduk di teras. Dia kemudian meminta wanita yang datang bersamanya ikut masuk bersamaku untuk mengambil puding-puding itu. Sebenarnya siapa wanita itu? Dari gelagatnya dia mengenalku. Akan tetapi, aku merasa tidak mengenalnya.Belasan menit kemudian, puding-puding itu sudah di pindahkan ke bagasi mobil. Wanita itu mengulurkan uang pada pembantunya untuk diberikan padaku. Sebegitu tidak sukanya dia melihatku."Terima kasih, Nyonya," ucapku ketika menerima beberapa lembar uang seratus ribu rupiah."Hm."Ponselnya berdering dan ia kembali sibuk dengan ponselnya. Sementara pembantunya mengucapkan terima kasih padaku karena telah memberikan bonus dua cup puding berukuran sedang."Apa kau bisa tahu diri sedikit?" Tiba-tiba saja wanita itu menoleh dan berkata seperti itu.Aku heran dengannya. "Maaf, maksud Nyonya apa?""Mulai sekarang, jauhi Riswan! Dia itu sudah dijodohkan dengan putri saya. Masa iya Farah mau p

DMCA.com Protection Status