Share

Part 38 Duka Masih Membekas

Malam menyergap bersama gerimis dan harus kuakui, aku mulai membenci hujan. Sapaan kilat dan gemuruh petir mengingatkanku pada masa-masa getir. Setiap kali suara langit itu mampir ke gendang telinga, maka bayang-bayang kejadian saat Aditya menamparku kembali hadir.

Aku sendiri bingung mengapa hal itu masih membekas. Lukanya sudah hilang, namun dukanya masih saja membekas. Apakah karena aku belum sepenuhnya memaafkannya? Apakah benar itu alasannya sehingga tekanan ini masih membekas?

Aku keluar untuk mengisi botol air minum. Milik Ibu Uma juga kosong. Ketika aku melangkah ke dapur, kulihat Kemal duduk termenung di depan meja makan. Entah apa yang mengisik benaknya sampai mengusap wajahnya frustasi.

"Kamu ingin kuberikan miras?" tanyaku dan dia menoleh.

"Miras?" tanyanya mengernyit.

"Hem, minuman yang diperas. Ada jeruk manis di kulkas, siapa tahu kamu mau jus jeruk?" tawarku dan dia terkekeh. Kutebak dia salah menduga, tidak mungkin kuberikan minuman buruk padanya.

Tak berselang lama di
Rat!hka saja

Tidak akan ada yang bisa bebas sepenuhnya dari masa lalu. Siapa yang setuju?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
babyblack
Itu benar, apalagi kalau punya mantan. Sekalipun udah lupa, nanti bakalan ada lagi yang ingetin hehehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status