Home / Romansa / Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami / Part 17 Agam Pangeran Kecil Carisa

Share

Part 17 Agam Pangeran Kecil Carisa

Author: Rat!hka saja
last update Last Updated: 2022-11-03 17:43:10

"Aduh … lucunya. Namanya siapa?" Kali ini putranya yang bertanya.

"Agam."

"Kalau kamu, Nak?"

"Carisa, Bu. Panggil saja Risa."

Ibu Maryam mengangguk lalu berujar, "Agam Pangeran Kecil Carisa. Kamu kuliah atau kerja, Nak?"

"Mau kerja, Bu. Rencananya mau jualan di kontrakan ini. Anak saya masih kecil, belum bisa saya bawa ke sana kemari." Mereka mengangguk paham.

Kami berbincang dan dari mereka berdua aku tahu banyak hal. Termasuk penjual sayur keliling yang membawa dagangannya dengan mobil. Ideku untuk menjual nasi bungkus disambut baik oleh mereka. Aku pun baru tahu kalau mereka menjalankan usaha gorengan yang cukup besar karena memiliki lima orang pegawai.

Kebanyakan penghuni sekitar adalah mahasiswa dan karyawan kantor yang lebih memilih membeli makanan siap santap. Walau keuntungannya tidak banyak, setidaknya cukup untuk kebutuhanku dan Agam. Jika nanti Agam sudah bisa duduk atau berjalan, aku bisa memikirkan usaha lain.

Malam harinya setelah menidurkan Aidan, aku mengambil
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 18 Kutipan Bermakna Duo William

    Baru saja selesai mandi, kini pikiran dan tubuhku kembali segar. Suasana kontrakanku juga sudah lebih tertata dan enak dipandang mata. Kemarin sebelum mereka pamit, Seno diminta ibunya memasangkan wallpaper di dinding kamar dan ruang tamu. Kontrakanku sudah mulai tampak berbeda dari sebelumnya. Setelah panggilan telpon dari Aditya semalam, kuputuskan untuk mengabaikannya. Kusambut pagi pertamaku dengan semangat baru. Pagi ini aku mengajak Aidan berjemur sebentar di teras. Di depan rumah ada beberapa wanita yang sedang membeli sayur. Mereka semua ramah dan lebih cenderung membahas Agam. Bayiku memang menggemaskan, terutama saat kaki dan tangannya yang terus digerakkan seolah ingin menggapai sesuatu. Sesekali Agam menoleh saat ada kendaraan motor yang lewat. Aku senang karena itu pertanda ia mulai merespon sekitarnya. "Tinggal berdua saja sama bayinya, Dek?" tanya salah seorang tetangga. "Iya, Bu." Kujawab seadanya dan mereka tidak bertanya lebih lanjut. "Saya pikir kemarin yang

    Last Updated : 2022-11-04
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 19 Salad Buah dan Puding

    Tangan Mas Dadang mengusap kepala Agam di pangkuan Mbak Hera. "Siang tadi, kami baru mengambil hasil pemeriksaan kesehatan sebelumnya di salah satu rumah sakit di sini. Ternyata … selama ini saya kurang subur. Dokter sarankan untuk pengobatan herbal dulu lalu melakukan program bayi tabung. Saat ini masih kedua orang tua dan ibu mertua Mas yang diberitahu. Sekarang kamu juga kami kasih tahu, jadi tolong bantu doa ya … biar Agam juga bisa punya adik sepupu dari paman dan bibinya ini," ungkapnya penuh harap. Air mata haru ini jatuh begitu saja. Aku memahami alasan mereka belum mengungkapkannya pada keluarga besar. Terutama kepada Tuan Santoso yang menganggap hal-hal seperti itu tidak masuk akal baginya. Di matanya mungkin usaha itu justru menunjukkan sebuah kekurangan nyata. "Aamiin, Mas, Mbak. In sya Allah akan selalu kupanjatkan setiap selesai sholat," janjiku. Dengan apalagi kubalas segala kebaikan mereka selama ini kalu bukan lewag doa."Oh iya, Risa … apa Aditya pernah menghubungi

    Last Updated : 2022-11-04
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 20 Risa Lagi Risau

    "Mbak Risa, bisa tidak aku pesan sama Mbak 100 cup salad buah?" tanya seorang gadis yang kutahu adalah pembeli setiaku di kantin ini. "Memangnya mau diambil kapan, Dek?" tanyaku pada gadis bertubuh mungil yang kuketahui adalah mahasiswi fakultas kedokteran. Senyumnya manis dengan memamerkan gigi gingsul dan sepasang lesung pipi kecil dekat sudut bibirnya. Ia mengecek ponselnya sekali lagi lalu berkata, "Besok lusa, Mbak. Mamiku ada acara syukuran. Kali ini mau buat menu yang segar-segar. Aku pernah belikan mamiku salad buahnya Mbak Risa dan mamiku suka." "In sya Allah bisa, Dek. Lusa mau diambil pukul berapa?" tanyaku mengingat lusa adalah hari Minggu. "Sekitar pukul empat sore, setelah sholat ashar. Bisa, 'kan?" tanya dengan penuh permohonan. Aku berpikir sejenak dan mengecek ponselku. Ketika aku mengangguk, ia bersorak lalu mengusap dadanya lega. Diulurkan beberapa lembar uang pecahan seratus ribu sebagai panjar. Tak lama ia pamit setelah mencubit gemas pipi putraku. "Alhamdu

    Last Updated : 2022-11-05
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 21 Virus Gosip

    Setelah selesai mengemas pesanan mereka, kuraih ponsel dan kuperlihatkan sebuah foto. Kutunjukkan bukti penting untuk sebuah klarifikasi. Penting untuk memberikan penjelasan, bukan membiarkannya begitu saja. Virus gosip yang mengudara harus dihentikan. Tentunya dengan cara yang menyentuh akal, bukan dengan amarah yang meluap-luap. Melawan gosip itu harus dengan cara yang elegan agar mereka yang nyinyir bisa segan dan enggan kembali bergosip. Rasanya puas dengan melihat mereka lega. Padahal seharusnya di sini, akulah yang pantas menunjukkan ekspresi itu. Mereka meminta maaf sekali lagi dan berterima kasih atas pesanan mereka. Entah siapa yang sudah menebar benih gosip murahan ini? Jika aku tahu siapa orangnya, maka patut aku balas. Bukan dengan cara yang sama dan membuatku terhina. Justru sebaliknya, akan kutunjukkan bahwa meski tanpa gelar sarjana, aku tahu cara menghadapi masalah. Meski aku sendiri dan tanpa dukungan orang berkuasa, aku bisa menghadapinya. Hidup ini memang getir,

    Last Updated : 2022-11-05
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 22 Meredam Gosip Tanpa Dendam

    Membuat alasan tidaklah semudah saat kita memikirkannya. Merahasiakan sesuatu pun tidaklah semudah dugaan. Semakin dipikirkan justru semakin terjebak dalam keresahan. Setelah semalam berselancar di dunia maya mencari kiat-kiat menghadapi manusia julid, kini aku sudah punya cara yang patut kucoba. Sejak tadi aku diam-diam melirik ke arah Ibu Yati. Wanita bertubuh gempal itu tampak duduk termenung. Suasana kantin masih sepi karena masih pukul 09.07 WIB. Sekali lagi kutatap layar ponselku. Tiga kalimat bijak dari Lao Tsu, 'Tanggapi kemarahan dengan kebajikan. Atasi kesulitan selagi masih mudah. Tangani yang besar selagi masih kecil.' yang kujadikan wallpaper ponsel. Kugumamkan basmalah untuk menyelesaikan masalahku hari ini dan tentu saja harus dimulai dari sumber masalah. Jantungku rasanya berdetak lebih cepat. Tenggorokanku rasanya tercekat ketika beberapa orang melihatku. Kuharap pilihanku ini sudah tepat. Semakin kutunda hanya akan terus membuatku gundah. Allah tidak akan memberik

    Last Updated : 2022-11-06
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 23 Dituding Gara-gara Puding

    Mendengar namaku disebut tentu saja membuatku tersentak. Siapa yang datang mencariku di kantin ini? Kulihat kerumunan itu mulai bubar dan mereka seperti orang yang sibuk mencari seseorang. Diriku tepatnya. Beberapa ibu kantin menunjuk ke arahku. Wanita berambut pirang dengan baju kuning ketat membalut tubuhnya, kini memandangku. Tatapannya sungguh tidak bersahabat dan pertanda buruk bagiku. Suara ketukan high heels semakin keras terdengar seiring langkahnya menghampiriku. Ketika langkahnya terhenti, ia meletakkan tas mahalnya di hadapanku. Ibu Yati mengambil alih Agam dari pangkuanku. Seakan tidak rela berpisah dariku, Agam meronta. Kubiarkan saja putraku dibawa Ibu Yati yang menghampiri Ibu Maryam. Tidak baik jika putraku tetap bersamaku sekarang. Sembari berkacak pinggang, wanita itu berkata, "Jadi kamu cewek yang godain calon suami saya? Gara-gara kamu kan, dia putusin aku?!" Aku mengernyit dan menatapnya bingung. Tanpa ada pertanda atau penjelasan, tiba-tiba saja dia datang m

    Last Updated : 2022-11-07
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 24 Tamu Tak Diundang

    Minggu cerah dan penuh berkah. Dagangan nasi bungkusku habis. Bahkan tetangga kontrakan yang terlambat bangun pun hanya bisa memelas kala melihatku sedang beres-beres. Seno dan pacarnya adalah penyantap terakhir dan sedang duduk memangku Agam. "Makanya Tio … tidurnya jangan kelamaan, rezeki sudah dipatuk ayam duluan," sahut gadis ceriwis itu dan dibalas pemuda kamar sebelah dengan wajah manyun. "Memangnya kamu dari mana semalam? Kok pulangnya subuh?" tanya Seno kepo. Pemuda bernama Tio yang sering membawakan keripik bayamku ke warung rumah sakit dekat tempatnya kerja part time sebagai cleaning service. "Semalam ada kecelakaan beruntun dekat tol, salah satunya temanku. Kujagain sampai amma sama abbanya datang. Habis sholat subuh aku langsung tidur lagi. Kayaknya alarm ponselku kukira nyanyian nyamuk," ungkapnya yang membuat kami tertawa. "Duduk saja, kakak buatkan telur dadar, Dek." Seketika mata kuyu Tio berbinar. Pemuda 19 tahun itu memang anak rantau dari Bali. Biasanya akan min

    Last Updated : 2022-11-07
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 25 Kiriman Mantan Mertua

    "Kamu siapa?" tanya Aditya langsung pada pria yang sudah berdiri di sampingku. Pria yang kembali menarik tangannya yang tak disambut itu tersenyum lebar. Anehnya, dia terlihat kebingungan. Aku juga mengamatinya, mencoba mengingat di mana aku pernah bertemu dengannya? Nihil. Aku sama sekali tidak mengenalnya. "Kamu tuli? Saya tanya, nama kamu siapa? Apa hubungan kamu sama Risa? Kenapa Anda panggil dia 'Sayang'? Kalian menjalian hubungan?!" cecar Aditya yang tampak semakin kesal. "Saya tidak kenal siapa dia. Ini pertama kali dia datang ke sini," jelasku dan sejujurnya aku tidak suka dengan tatapannya. Melihat dia masih tersenyum santai, aku berujar, "Maaf, nasi bungkusnya sudah habis, silakan datang kembali pekan depan!" "Kamu tidak perlu mengingkariku di depan mantan suamimu, Risa. Kita juga tidak perlu menyembunyikan hubungan kita. Toh kamu janda dan saya duda," pungkasnya melantur. Aku terperangah dengan ucapannya yang konyol. Pria yang mengenakan jaket hitam itu mengaku namany

    Last Updated : 2022-11-08

Latest chapter

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 106 Mereka Ingin Bertemu

    Hari sudah malam, tapi pria ini belum juga beranjak. Ia masih menikati memeluk Agam yang sudah pulas. Seharian ini putraku sudah banyak beraktivitas. Wajar jika Agam kelelahan dan kini merajut alam mimpi.Puas menemani Agam mencoba berbagai wahana. Jajanan di taman bermain ini pun tak mampu lewatkan.Dari interaksi dua pria berbeda generasi itu, aku pun bisa sedikit menerka. Obrolan mereka di telpon sebelumnya, salah satunya adalah membahas jalan-jalan ke taman bermain ini.Kalau aku sendirian yang membawa Agam ke sini, kuakui tidak akan sanggup. Dia itu hiperaktif dan jelas aku akan kewalahan. Hal baru yang dilihatnya, pasti ingin dicoba.Naik komedi putar saja aku takut, apalagi bianglala. Namun, kehadiran pria ini seakan memberikan jaminan rasa aman.Entah aku yang bodoh, atau memang dia yang pandai mengubah pikiran orang lain. Harus kuakui, kemampuannya berkomunikasi sangat handal. Kata-katanya penuh sugesti untuk membuat orang lain percaya dengan akal sehatnya.“Apa saya boleh be

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 105 Sebuah Fakta Lama

    Aku kira, hanya Agam yang merindukan Riswan. Namun, waktu beranjak dan malah membuatku bertanya-tanya. Ada apa denganku?Mengapa wajah dan suara pria itu sesekali hadir? Mengapa aku merasa penasaran dengan apa yang sedang dilakukannya? Ini lucu bukan?Tak memiliki siapapun berbagi masalah hati. Tadinya aku ingin bercerita pada Tita. Namun, kuurungkan mengingat dia pasti akan meledekku tanpa henti.Aku terjebak dalam labirin tentangnya. Ketidakhadirannya beberapa waktu ini mengundang hadirnya kenangan. Tanpa kusadari, saat-saat bersamanya menyimpan kesan khusus di hati.Kucoba membuka sosial media. Barangkali ada hal yang bisa kulihat tanpa sengaja. Tak sengaja tapi niat banget. Aku memang aneh.Aneh karena aku seperti menyusuri lorong panjang. Aku menanti bersama bayang-bayang. Rasanya ada berat menindih dada.Agam sudah pulas. Tita mengajaknya ke mall dan bermain hingga puas. Gadis itu juga sedang memberikan dirinya reward untuk bulan ini karena jualan produknya mencapai target.“Aya

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 104 Bahu Untuk Bersandar

    Suara klakson mobil Riswan menyapa gendang telingaku. Pagi ini dia datang untuk mengantarkan Agam ke sekolah. Bukan tanpa alasan, besok malam pria itu akan ke Singapura selama dua pekan. Itu berarti, selama itu ia tidak akan bertemu Agam.Putraku seperti memiliki stok energi yang terisi penuh. Binar matanya tampak begitu ceria. Seakan-akan mereka akan melakukan sesuatu yang luar biasa.Entah apa yang dibisikkan Agam pada pria berdasi biru tua itu. Tak lama kemudian, mereka sama-sama mengangguk. Aku jadi seperti obat nyamuk di antara mereka."Semalam kamu ingin bilang apa, Carisa?" tanyanya yang akhirnya menoleh padaku.Aku jadi bingung bagaimana harus menjawabnya. Kuletakkan botol air minum Agam di dalam tasnya. Lidahku seakan tak bertulang."Kalau kamu lupa, chat saja nanti kalau kamu sudah ingat," sambungnya karena aku masih meragu.Hanya sekilas ia menatapku lalu kembali fokus memperhatikan putraku. Bagi Riswan, Agam seperti magnet yang selalu menariknya.Agam masih sibuk memasang

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 103 Panggilan Ayah

    Setelah dua hari menikmati liburan di pulau, kami kembali ke Makassar. Keesokan harinya, aku dan Agam menemani Aditya membeli oleh-oleh. Mantan suamiku itu awalnya terkejut, namun ketika kulirik Agam, dia pun paham.Aditya begitu tersentuh ketika Agam mengatakan jika uang celengannya masih sedikit. Uangnya tidak akan cukup untuk membeli dua pasang baju. Jadilah dia hanya memilih dua bando karena menolak saat aku menawarkan untuk menambahkan uangnya.Sepulang dari pulau, Agam juga ikut menginap bersama Aditya. Dia juga sengaja memintakan izin untuk tidak masuk sekolah selama dua hari. Hari Selasa sore, Aditya datang bersama Riswan dan Agam. Sore ini kami akan mengantar Aditya ke bandara. Dengan mata kepalaku sendiri, kulihat keakraban dua pria itu."Agam ingat waktu ketemu Om Liswan di bandala dulu. Agam nda jadi naik pesawat. Agam sama ibu naik kapal laut," ujar Agam ketika kami mampir di sebuah kafe bandara."In sya Allah kalau kita ke Surabaya, Agam akan naik pesawat. Bukannya Agam

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 102 Taktik Licik Tapi Manis

    Kualihkan pandanganku ke arah laut. Kilau indah di permukaan air sana mempesona. Tak lama lagi, akan terlihat matahari tenggelam yang tak kalah indahnya."Kau benar. Selama ini aku selalu terhasut kata-kata ibuku. Ayah bahkan pergi meninggalkan kami setelah tahu perselingkuhan ibu dan kakek. Sama seperti yang kau lakukan dulu." Dia meliriku.Aku tidak menampik maupun mengakuinya dengan lidahku. Kuyakin dia sudah menyadarinya. "Kini aku mengerti mengapa sejak kembali dari rumah sakit, kau tidak pernah menunjukkan sopan santun lagi pada kakek." Kubalas tatapannya dengan anggukan pelan. Aku akui jika sudah lama mengetahuinya. Alasan itulah yang membuatku berani membawa anakku jauh dari orang-orang seperti mereka. Lingkungan yang rusak tidak akan baik untuk anakku.Aku bukannya tidak berharap mereka bisa berubah. Hanya saja aku sadar, itu hal yang sulit. Aku tahu, aku tidak memiliki kemampuan untuk membuat mereka bertobat."Devi juga sama. Sejak dia melihatnya, dia mulai mengacuhkan ibu.

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 101 Ajakan Riswan

    Pertanyaannya malam itu kini terjawab sudah. Setelah menjelaskan tentang janjinya pada Agam, Riswan menunjukkan foto di layar ponselnya. Aku dan Aditya akhirnya mengangguk setuju dengan ajakannya. Akhir pekan ini terasa berbeda. Aku dan Aditya pun sama-sama menepis ego. Apalagi alasannya jika bukan demi Agam. Ketika Aditya menelpon Agam, mengatakan jika Riswan mengajak mereka ke pantai, Agam langsung mau ikut. Aditya memintanya mengajakku seolah-olah aku tidak tahu. Ketika aku setuju, Agam tampak begitu bahagia. Begitu juga halnya dengan Tita.Sama seperti Agam, gadis itu juga sibuk packing. Katanya, di sana dia akan membuat banyak foto dengan beberapa outfit yang khusus dibawanya. Tidak ketinggalan si Moi. Omong-omong, itu nama kameranya.Di atas kapal yang menampung lebih dari 20 orang, aku duduk menikmati angin laut. Aroma khas air laut yang terbawa akan jadi satu kenangan untukku. Ini pertama kalinya aku naik kapal seperti ini. Dulu saat kabur, aku dan Agam naik kapal yang lebih

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 100 Mengalah Bukan Berarti Kalah

    'Rawatlah ikhlas dalam hatimu, biarkan seorang ayah bertemu putra kandungnya. Mungkin setelah itu … kamu tidak akan lagi hawatir dengan kemungkinan-kemungkinan yang selama ini membayangimu. Termasuk dengan kemungkinan perasaanmu yang akan kembali terluka.'Aku sudah melakukan seperti sarannya. Aku ikhlas dan mengizinkan Aditya bertemu dengan Agam, bahkan keluarganya pun ikut datang. Namun balasan yang kuterima adalah rasa sakit. Dia malah datang membawa niatan baru untuk rujuk. Membuatku seperti wanita penggoda suami orang. Dia bodoh atau bagaimana? Bagaimana bisa dia berpikir aku mau menelan luka?'Memang tidak mudah, mungkin juga akan menyakitkan. Cobalah, mungkin sakitnya hanya sebentar, karena yang saya tahu … setiap rasa sakit selalu ada obatnya. Obat yang paling ampuh adalah … memaafkan.' Lagi-lagi kalimat yang pernah dituturkan Riswan terngiang. Benarkah rasa sakitnya hanya sebentar? Sebentar itu … berapa waktu yang harus kulalui untuk bisa bertahan?Sambil menata kembali jilb

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 99 Cinta Tak Bisa Dicegah

    Lelah dan jengah dengan sikap Aditya, aku akhirnya tiba di penghujung kesabaranku. Dua pekan ini dia benar-benar mengujiku."Aku tidak akan membiarkanmu bertemu Agam lagi, jika kau tidak kembali pada keluargamu. Aku tidak ingin kedua adik kembar dari pernikahanmu dan Devi punya hubungan buruk dimasa depan dengan Agam. Sikapmu ini, membuatku kembali kehilangan rasa percaya padamu. Aku, tidak sudi rujuk denganmu, Aditya." Kulihat raut wajahnya berubah drastis."Kenapa? Karena Devi mengancammu?"Aku menggeleng. "Bukan. Karena kau selalu mengingatkanku pada rasa sakit. Aku juga tidak sudi punya mertua seperti ibumu. Aku tidak bisa lupa saat dia menuduhku selingkuh, padahal dialah yang berselingkuh dengan, mertuanya sendiri," balasku mengatakan inti dari alasan penolakanku."Risa, aku hanya i-""Jika kau tidak berhenti mengusikku, maka aku akan memberitahu Agam tentang penyebab perceraian kita. Biar saja dia tahu kalau papanya suka memukuli ibunya. Itulah alasan kenapa aku membawanya pergi

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 98 Ancaman Terakhir yang Mutakhir

    Aku hanya bisa memandang taksi yang baru saja dihentikan oleh Aditya. Mantan suamiku itu sempat pamit pada Agam dengan mengatakan kalau dia harus pulang lebih dulu. Besok akan kembali menemuinya di rumah."Carisa …." Aku menoleh ke belakang dengan tatapan penuh harap."Kamu kenapa menangis?" Riswan dengan raut wajah cemasnya menghampiriku."Bagaimana bisa Kak Riswan tahu kami di sini?" Dia tersenyum menunjukkan riwayat chat dengan Tita."Kamu belum menjawab pertanyaan saya. Jelas bukan debu jalanan yang membuat kamu menangis," tebaknya dan dari ucapannya itu aku tahu dia masih menunggu penjelasanku.Kuceritakan apa adanya sambil menunjuk ke arah pintu ruko di seberang jalan. Aditya saat ini menemui si pemilik ruko kosong itu. Dia berniat untuk membuka toko sembako di sana. "Memangnya dia berniat pindah dan menetap di sini? Kenapa tidak cari rumah terlebih dulu? Kasihan istri dan bayi kembarnya kalau tinggal di sana. Ruko sebelahnya itu warung 24 jam, pasti akan berisik," ujarnya denga

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status