Share

Ulat Bulu Sialan

May this beautiful occasion of eid give you all the reasons to make your life even more beautiful. Wishing you a happy Eid day! Eid Mubarak!

Semoga hari raya Idul Fitri yang indah ini memberi semua alasan untuk membuat hidup Anda semakin indah. Selamat Hari Raya Idul Fitri! Kami segenap staf toko Yayus.Hijab mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin.

___ Afizena

“Dek, kartu ucapan seperti ini bagus belum?” Tanya Afi pada adik perempuanaya Avalea, sedangkan yang ditanya nampak diam saja. Afi yang merasakan tidak ada tanda-tanda adiknya merespon kemudian menoleh dan benar saja ia mendapati adiknya tengah manggut-manggut, entah lagu apa yang sedang Ava putar.

Headphone ditelinga Ava, ditariknya hingga menimbulkan kegaduhan dan kejengkelan sang empu.

“Apa sih mbak?” Tanya Ava kesal, pasalnya lagu kesukaan yang baru saja muncul di branda playlist nya harus terganggu oleh ulah sang kakak perempuanya.

“Kakak tuh nanya, bagus nggak kartu usapan ini?” Kata Afi sembari menunjukukan kartu ucapan berwarna gold berisi tulisan yang telah sedari tadi pagi ia tulis.

Idulfitri dalam ahasa Arab عيد الفطر,  atau Lebaran di Indonesia ialah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriah. Karena penentuan 1 Syawal yang berdasarkan peredaran bulan tersebut, maka Idulfitri atau Hari Raya Puasa jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya apabila dilihat dari penanggalan Masehi.

Cara menentukan 1 Syawal juga bervariasi sehingga boleh jadi ada sebagian umat Islam yang merayakannya pada tanggal Masehi yang berbeda. Namun pada intinya tetap sama, yakni merayakan hari kemenangan melawan hawa nafsu, baik itu nafsu makan maupun minum, maupun nafsu berbuat tidak baik. Termasuk menahan nafsu dari kekesalan dan sifat ingin memaki, hah  apa pula lah itu.

Baru saja selesai saling sungkem eh Afi sudah dibikin gondok lagi.

Astaghfirullah.

"Sabar mbak" Ibu mengelus lenganku lembut.

"Kanjeng ibu, boleh tidak afi pamit ketempat Zahra dulu? Afi mau ruqiyah diri.. Disini panas" Sungutku, ibu tersenyum menganggukan kepalanya.

"Jangan lama-lama ya mbak. Jangan sampai malam" Ibu menginginkan.

...

Sesampainya dirumah Zahra, kudapati Zahra tengah duduk didepan  teras rumahnya didepan ya terdapat palet cat warna dan kanvas yang sedang di lukis.

"Beuh.. Anak seni, lebaran masih aja peganganya kuas" Kataku sembari duduk disebelah Zahra.

"Wa'alaikumusallam warahmatullahi wabarakatuh" Sindir nya halus. Aku terkekeh..

"Eh iya mohon maaf ya uktea, Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh" Kataku kemudian, Zahra tersenyum menganggukan kepalanya.

"Buat ngisi waktu Ze, kamu sendiri ngapain kesini? Dicariin eyang loh nanti" Kekehnya.

"Ih. Justru karena itu aku kesini Za" Jawabku sebal.

"Astaghfirullah, eyangku ya Allah.. Istighfar aku Ya Alloh" Kataku penuh drama.

Wanita bercadar disebelahku hanya tertawa.

Beginilah aku jika sudah bertemu dengan Karibku.

Jiwa pemimpin, dengan segala otoriter dan kegalakanku hilang seketika digantikan dengan jiwa Baperan dengan hobi nyinyiran.

"Jadi? " Katanya menyimpulkan tentu saja setelah drama curahan hati seorang afi yang kelewat panjang.

"Sepertinya aku akan dijodohkan" Kataku berubah serius.

"Dan aku benar-benar enggak suka" Risngisku.

"Eyang sebenarnya sayang banget sama semua cucunya Za, aku bisa liat dari sorot mata eyang dan dari bagaimana eyang nggak pernah berhenti buat ngrecokin hidupmu. Eyang sayang sama kamu dengan caranya. Sapa seperti kamu.

Kamu juga sebenarnya sayang sama eyang mu, terlihat dari seberapa besarnya kamu berjuang buat sukses.

Iya aku tau, kamu sukses karena ingin liat mama bahagia tanpa direndahkan eyang, tapi coba lihat lagi za,, eyang tidak sebelum itu.

Eyang cuma.. Emm... Gengsi.. Mungkin" Kata Zahra sambil membenahi letak cadar nya

***

"Ini cucu pertamaku dari anak laki-laki" Kata eyang seolah menatapku dengan bangga "saat ini cucuku masih sekolah dan nyambut damel¹ (bekerja) "

Tiga orang yang tengah eyang ajak bicara menatapku seperti tengah menguliti, ugh.

Dan disinilah aku, duduk bersama orang-orang asing kenalan eyang,

Didepanku  tampak seorang wanita paruh baya dengan baju gamis warna biru langit tampak tersenyum menatap eyang. Gaya duduknya sangat anggun.

Seorang laki-laki berusaha lebih tua dari ayahku tampak menyesap kopi dan mengobrol bersama ayah.

Dan di Seberang sana.

Laki-laki dengan kemeja biru navi super licin sedang duduk kaku ah mungkin tidak nyaman.

Kalau tidak salah ingat namanya HAIDAR WAFA USAMAH.

Salah seorang pendiri startup pendidikan yang saat ini tengah melejit namanya.

Aku menghela nafas kelewat keras hingga tanpa sadar pemilik pasang mata itu menatapku, tidak datar tidak juga ramah. Biasa saja.

"Afi" Panggil eyang lembut, dan aku tersentak karenanya.

"Tolong temani mas Wafa jalan-jalan sebentar, sepertinya dia butuh udara segar. Sekalian ngobrol" Titah eyang

Hal pertama yang kulakukan adalah berdiri dan mengiyakan.

Jujur aku merasa tidak mood sekali untuk menceritakan lelaki disebelah ku ini.

Apa yang kalian harapkan dari kisah perjodohan ini?

Menikah? Bah.

Jangan menghayal.

Ini bukan cerita romance w*****d yang kalian harapkan.

Ini cerita hidupnya seorang mbak-mbak olshop yang mimpi jadi milyuner, jangan nggarap deh.

"Awas batu" Kata Haidar datar

"Iya Terimakasih" Kataku sama datarnya

"Kita mau kemana? " Haidar sepertinya menoleh menatapku

"Ke taman pinus dekat sini, tidak jauh jalan kaki saja" Kataku saat kulihat Haidar mengeluarkan kunci mobilnya.

Ke desa bawa mobil, kalau dari kunci mobilnya terlihat seperti mobil mahal..

Ya udah sebodo amat, astaghfirullah.

Ini lebaran Afi.

"Kata eyang kamu cerewet" Haidar memulai

"Kok sekarang diem? "

"Kata bunda Nastiti, mas Hai kalem kok cerewet" Sindirku terdengar jutek sekali. Haidar tidak tersenyum ataupun tertawa dia hanya menghela nafas dan berjalan 2 langkah didepanku.

Bunda Nastiti adalah mama Haidar, kalau tidak salah ingat.

Sepanjang jalan setapak yang kami lalui terasa sangat membosankan.

Sepi, senyap dan buang-buang waktu.

Aku yang biasanya ramah, cerewet dan tidak suka keheningan harus rela menahan diri.

Bukan jaga image, bukan pula sok nyari perhatian seperti di drama-drama yang suka fitri tonton.

Bukan.

Aku hanya terlalu gengsi hendak memulai pertanyaan dari mana.

Mulutku memang diam tetapi otaku sangat berisik.

Otaku sibuk menyusun berbagai macam kalimat untuk haidar, dan mencari berbagaii macam jokes yang mungkin dapat mencairkan suasana.

Hingga pada akhirnya

Diam adalah cara terbaik untukku saat ini.

"Ulat bulu!!! Kaget aku!!! " Teriaku kelewat keras

"Kamu nggak papa? " Tanya Haidar menghampiriku yang saat ini dengat bersungut-sungut, antara marah, kesal, malu, dan takut..

Ya aku setakut itu terhadap binatang yang kata orang evolusinya sangatlah lucu.

Aku masih sibuk mengibaskan gamis ku bahkan ketika Haidar tengah mencoba menenangkanku.

Apa aku terlihat lebay?

Tapi itu kenyataannya.

Aku phobia ulut bulu,

Aku benci ulat bulu bahkan sekeluarganya.

Dan karenanya tubuhku saat ini jadi gatal-gatal

_ _ _Jalan Bahagia

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status