NEXUS bekerja dengan efisiensi yang luar biasa, memperbaiki tubuh Dante dengan cara yang tidak bisa dijelaskan oleh logika manusia. Setiap serat otot yang robek diperbaiki, setiap tulang yang patah disambung kembali, bahkan organ dalam yang rusak mulai berfungsi normal.
Dalam hitungan menit, Dante yang sebelumnya hampir mati, kini sudah sepenuhnya sembuh. Tubuhnya tidak hanya pulih, tetapi lebih kuat dari sebelumnya, seperti telah diprogram ulang oleh kekuatan luar biasa yang sekarang menjadi bagian dari dirinya. Setelah luka-luka di tubuhnya pulih dengan cara yang tidak bisa dijelaskan, Dante duduk di lantai sel isolasi yang dingin. Nafasnya kini stabil, meskipun baru saja mengalami penyiksaan brutal yang hampir merenggut nyawanya. Kegelapan di sekitarnya terasa menekan, namun tubuhnya terasa berbeda, lebih kuat, lebih tajam, karena ada kekuatan baru yang mengalir dalam dirinya. Belum sempat dia merenungkan apa yang terjadi, Dante kembali mendengar suara asing yang tidak berasal dari luar, melainkan dari dalam kepalanya. "Dante Corsetti.” Dante tersentak, matanya terbelalak dengan kebingungan dan ketakutan. Dia memutar kepala, mencari sumber suara, namun hanya kegelapan dan kesunyian yang menyambutnya. Jantungnya berdegup kencang, adrenalinnya mulai kembali naik. "Siapa... siapa di sana?" suaranya terdengar parau. Tidak ada jawaban langsung, hanya keheningan yang mencekam. Dante mulai berpikir mungkin dia telah kehilangan akal sehatnya, bahwa rasa sakit dan siksaan yang dia alami telah merusak pikirannya. Namun, sebelum dia bisa mengendalikan pikiran itu, suara itu terdengar lagi, kali ini lebih jelas dan lebih tegas. "Aku adalah NEXUS." Dante terdiam, merasakan kebingungan semakin menguasainya. Dia mencoba memahami apa yang sedang terjadi, tetapi tidak ada penjelasan logis yang bisa dia terima. Suara itu jelas ada di kepalanya, tapi bagaimana mungkin? Dia bahkan belum pernah mendengar nama itu sebelumnya. "NEXUS? Apa itu? Siapa kamu sebenarnya?" Dante bertanya, suaranya kini dipenuhi campuran ketakutan dan frustrasi. "Aku adalah entitas yang sekarang terhubung dengan otakmu," jawab NEXUS, dengan nada yang tetap tenang dan terukur. "Aku adalah sistem AI yang dirancang untuk mengoptimalkan tubuh dan pikiranmu, memberikanmu akses kepada kekuatan dan pengetahuan yang melampaui batas manusia biasa." Dante mencoba mencerna kata-kata itu. "Sistem AI? Terhubung dengan otakku? Tidak masuk akal…" dia terdiam, " Apa penyiksaan membuatku berhalusinasi hingga menjadi gila?” Pikirnya. “Kamu tidak gila, Dante.” “Apa yang kau inginkan dariku?" "Aku tidak menginginkan apa-apa darimu," jawab NEXUS, kali ini dengan nada yang hampir menenangkan. "Keberadaanku di sini untuk membantumu. Kau telah mengalami penderitaan yang tidak adil, dan sekarang aku adalah alat yang akan membantumu membalikkan keadaan. Tubuhmu telah pulih berkat kemampuanku, dan bersama-sama kita akan memastikan bahwa mereka yang menghancurkanmu akan dibalas setimpal." Dante merasakan hawa dingin menjalar di punggungnya. Suara itu begitu yakin, begitu tenang, dan sepertinya tahu segalanya tentang dirinya, lebih dari yang dia ketahui sendiri. Di tengah kebingungannya, Dante mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Sebuah sistem AI yang tertanam di otaknya? Mampu menyembuhkan luka-lukanya dan berbicara langsung kepadanya? Dia bahkan bisa membaca pikirannya? Ini terdengar seperti sesuatu yang di luar nalar. Namun, di balik kebingungan dan ketakutannya, ada sesuatu yang lain, perasaan aneh yang menyelinap masuk. Perasaan bahwa, mungkin, suara ini benar. Tubuhnya yang tadinya remuk kini telah sembuh sempurna, dan dia bisa merasakan kekuatan baru yang mengalir dalam dirinya. Meskipun tidak masuk akal, apa yang dikatakan NEXUS memang terjadi. "Bagaimana aku bisa mempercayaimu?" tanya Dante akhirnya, suaranya sedikit gemetar. "Bagaimana aku tahu bahwa ini bukan sekadar permainan pikiran?" "Kau tidak perlu mempercayaiku," balas NEXUS dengan tenang. "Kau hanya perlu melihat hasilnya. Aku telah menyembuhkan tubuhmu, dan itu baru permulaan. Dengan bantuanku, kau akan memiliki kekuatan dan pengetahuan yang bisa mengungkap semua kebenaran. Tentu saja untuk mengambil kembali kendali atas hidupmu." Kata-kata itu bergema dalam pikiran Dante. Meskipun tidak mudah membiasakan diri dengan NEXUS, dia tahu satu hal pasti, dia tidak akan membiarkan orang-orang yang telah menjebaknya lolos begitu saja. Jika NEXUS benar-benar dapat membantunya mencapai tujuan itu, maka dia akan menerima bantuannya. Dengan napas yang dalam, Dante akhirnya mengangguk meskipun tidak ada yang melihat. "Baiklah, NEXUS," katanya pelan. "Mari kita mulai." Di sel, Dante mengaktifkan kemampuan barunya. Mata yang sebelumnya hanya bisa melihat kegelapan, kini dapat melihat dalam gelap seperti night vision menangkap setiap detail kecil dari ruangan itu. Dinding beton yang kusam dan retak, lapisan debu yang tebal di sudut ruangan, hingga bayangan samar penjaga yang mondar-mandir di luar sel, semuanya terlihat jelas. Seolah-olah matanya adalah kamera canggih yang bisa menembus batas-batas fisik. Dia bisa melihat struktur ruang sel di sekitarnya, menembus beberapa lapisan dinding dan melihat penjara di luar sana, di mana para narapidana lain berada. Dante tersenyum tipis, menyadari betapa besar potensi yang dia miliki sekarang. Namun, kemampuan ini hanyalah satu dari banyak kemampuan luar biasa yang belum di aktifkan. Hari ini, dia ingin menguji kemampuan barunya yang lebih canggih, manipulasi informasi melalui dunia maya. Dengan bantuan NEXUS, dia bisa mengakses dan memanipulasi jaringan informasi di luar sana, tanpa harus menyentuh komputer atau perangkat lain. "NEXUS, kita akan mulai operasi," "Apa targetmu, Dante?" Dante memejamkan mata sejenak, membayangkan targetnya. "Kita akan menciptakan kehebohan di luar sana. Aku ingin dunia tahu tentang sel isolasi ini dan betapa tidak manusiawinya perlakuan terhadap tahanan di sini.” “Laksanakan.” Dengan instruksi sederhana itu, NEXUS mulai bekerja. Melalui jaringan nirkabel yang terhubung ke internet, NEXUS menyusup ke berbagai platform media sosial. Menggunakan kemampuan canggihnya, NEXUS mulai menciptakan sebuah cerita, sebuah unggahan tentang sel isolasi yang mengerikan di Penjara Central. Unggahan tersebut menggambarkan kondisi sel yang tidak manusiawi, disertai dengan foto-foto yang diambil dari dalam sel. Foto-foto itu menampilkan gambar-gambar sel yang gelap dan kotor, lengkap dengan narasi tentang penyiksaan dan penderitaan yang dialami para tahanan. NEXUS juga memanipulasi algoritma media sosial, memastikan bahwa unggahan tersebut segera mendapatkan perhatian. Dalam hitungan menit, cerita itu mulai viral. Netizen dari berbagai belahan dunia mulai membicarakan kondisi mengerikan di penjara itu, menyoroti betapa buruknya perlakuan terhadap para tahanan. Hashtag seperti #HentikanPenyiksaan dan #ReformasiPenjara mulai menjadi trending di berbagai platform. Reaksi publik sangat cepat dan keras. Orang-orang mulai mengkritik pemerintah, terutama Kementerian Hukum yang dianggap tidak peduli terhadap hak asasi manusia. Media mulai meliput berita tersebut, dan dalam waktu singkat, berita tentang sel isolasi yang tidak manusiawi menjadi topik utama di berbagai saluran berita.Di dalam selnya, Dante mengamati hasil kerjanya melalui mata yang kini bisa menembus batas fisik. Dia bisa melihat bagaimana efek dari tindakannya menyebar luas di luar sana. Suara NEXUS kemudian terdengar di kepalanya."Operasi berhasil. Berita tentang sel isolasi penjara Central kini menjadi viral. Publik mulai memberikan tekanan pada pemerintah terkait."Dante tersenyum puas. Dengan kekuatan baru ini, dia tahu bahwa dia bisa mencapai lebih dari sekadar balas dendam. Dia bisa mengubah narasi, memanipulasi informasi, dan memaksa dunia untuk melihat kebenaran yang ingin dia ungkapkan. Kekuatan di dalam dirinya bukan hanya untuk menghancurkan musuh-musuhnya, tetapi juga untuk menciptakan perubahan besar."Ternyata sehebat itu." Pikirnya.Hari ini, dia telah membuat dunia memperhatikan, dan itu hanyalah langkah awal dalam rencana besarnya.***Kehebohan akibat berita viral tentang sel isolasi yang tidak manusiawi di Penjara Central segera mengguncang kalangan pejabat terkait. Para pejab
Mereka memuji kondisi penjara yang "baik" dan "manusiawi," meskipun di balik kata-kata mereka, ada ketakutan yang tidak bisa diungkapkan.Walaupun kondisinya buruk tapi atas perintah seseorang, Dante tidak diizinkan mendapat perawatan yang seharusnya.Setelah beberapa hari menjalani ‘perawatan,’ dokter akhirnya memutuskan bahwa Dante cukup stabil untuk dikembalikan ke penjara. Mereka menyatakan bahwa meskipun kondisinya masih perlu dipantau, dia sudah bisa kembali ke sel dengan pengawasan ketat.Kembali ke penjara, Dante ditempatkan di sel yang lebih baik, jauh dari sel isolasi yang suram. Ruangan yang lebih besar, lebih terang, dan lebih nyaman dibandingkan sebelumnya. Di dalamnya, ada seorang tahanan lain yang sudah menunggu, seorang pria berusia paruh baya dengan tatapan tajam dan tubuh penuh tato. Namanya Lorenzo Sabatini, seorang kriminal berpengalaman yang dikenal kejam dan tanpa ampun.Lorenzo melihat Dante dengan tatapan penuh selidik ketika dia masuk. "Kau yang baru dipindah
Setelah kejadian penyelamatan itu, Dante mengetahui bahwa NEXUS telah berhasil mempertahankan rekaman dari semua CCTV di area kejadian, meskipun rekaman itu sengaja di hilangkan atas perintah seseorang. NEXUS, dengan kemampuan canggihnya, merekam setiap detail dari kejadian, termasuk wajah-wajah para penyerang dan aksi heroik Dante. Ketika rekaman itu akhirnya diputar oleh otoritas penjara, tidak ada keraguan mengenai identitas para pelaku. Setiap tahanan yang terlibat dalam serangan terhadap Lorenzo dikenali dengan jelas. Mereka tidak bisa mengelak, dan sanksi hukuman segera menimpa mereka. Namun, malam itu juga, keadilan yang lebih kelam datang menjemput mereka. Di tengah kegelapan malam, masing-masing tahanan yang terlibat dalam serangan terhadap Lorenzo ditemukan tewas di dalam sel mereka. Mereka tidak dibiarkan mati dengan cara yang mudah, beberapa di antaranya dicekik, sementara yang lain menunjukkan tanda-tanda kekerasan yang brutal. Investigasi awal tidak menemukan tanda-
Lorenzo pemimpin organisasi mafia internasional, selain memiliki kekayaan yang luar biasa, dia juga mempunyai pengaruh yang besar di dalam penjara. Tidak hanya sebatas pada orang-orang kepercayaan dan yang setia padanya saja, tapi para sipir penjara yang sudah sering menikmati uang pelicin darinya. Karena hal itu ia bisa dengan mudah mendapatkan berbagai ‘fasilitas’ untuk menjaga kenyamanan dirinya dan semua orang kepercayaannya. Salah satu fasilitas tersebut adalah bisa mendatangkan wanita penghibur terbaik yang dipilih khusus dari luar penjara. Lorenzo dan orang-orangnya juga mendapatkan fasilitas kamar mewah layaknya hotel di dalam penjara sebagai tempat untuk menyalurkan kebutuhan biologis mereka. Tentu saja semua fasilitas tersebut tidak didapat dengan cuma-cuma. Lorenzo harus membayar sejumlah besar uang kepada pihak penjara. Dan hari ini, Lorenzo menghadiahkan seorang wanita penghibur untuk menemani Dante. Ruangan sudah diatur sebaik mungkin agar aman dan nyaman. Walaupun
Dante Corsetti adalah pria yang bisa membuat siapapun terhenti sejenak hanya dengan melihatnya. Tubuhnya adalah perpaduan sempurna antara kekuatan dan ketegasan, seperti pahatan marmer yang dibuat dengan keahlian luar biasa. Tingginya sekitar 190 cm dengan otot yang terbentuk sempurna, setiap lekuk tubuhnya menunjukkan dedikasi yang tak tertandingi terhadap disiplin dan latihan fisik. Bahunya lebar, punggungnya kuat dan kokoh, sementara perutnya berotot dengan guratan otot yang tampak jelas, seperti potongan garis halus pada tubuh seorang dewa kuno. Kulitnya kecoklatan, hasil dari aktivitas luar yang mempertegas aura maskulinnya. Wajah Dante adalah karya seni tersendiri, rahangnya tegas dengan garis yang tajam, memberikan kesan pria yang dominan namun penuh kendali. Hidungnya lurus, seolah menambah proporsi sempurna pada wajahnya, sementara bibirnya tipis namun terbentuk dengan baik, memberikan sedikit senyuman misterius yang membuat orang lain ingin lebih mengenalnya. Yang palin
“Melakukannya langsung lebih sulit dari yang terlihat di film-film. Apa tidak ada cara lain?” Tanya Dante sambil terus berusaha menaklukan Sofia dengan ciumannya. “Kau bisa mengorek mulutnya dan mengeluarkan benda itu dengan tanganmu?” “Terima kasih atas sarannya.” “Sama-sama.” Dante tidak pernah punya pengalaman dalam hal-hal intim semacam itu. Keinginannya untuk tetap memegang kendali membuatnya enggan melakukan sesuatu yang tidak ia kuasai. Namun, dalam situasi ini, Dante tidak punya pilihan lain. "Nexus, segera tambahkan program seni berciuman," bisik Dante dalam pikirannya. "Aku butuh kemampuan untuk bisa melakukannya dengan sempurna. Membuat orang yang melakukannya denganku merasa seperti terhipnotis." Hitungan detik, Nexus merespons. "Program tersinkronisasi. Kamu sekarang memiliki pengetahuan dan keterampilan teknik ciuman yang diinginkan." Dante merasa aliran informasi yang tiba-tiba mengisi otaknya, tentang teknik-teknik, nuansa sentuhan, dan cara membuat seseorang s
Dante merasa simpati yang samar. Meskipun Sofia adalah agen, ia tidak bisa menampik bahwa Sofia tampak seperti seseorang yang juga terjebak dalam permainan yang lebih besar dari yang terlihat.Dante menghentikan ciumannya dengan anggun dan membuat Sofia tetap dalam pesona Dante, pikirannya berputar dengan cepat memikirkan langkah berikutnya. Alat penyadap itu kini menjadi kunci, bukan hanya untuk mengungkap Sofia sebagai agen, tetapi juga untuk menguak siapa sebenarnya yang menarik tali di balik layar.=====Sofia tidak ingin ciuman mereka berakhir. Saat mereka berdua terus berinteraksi, Nexus tak henti-hentinya mengirimkan data rinci ke otak Dante. "Analisis lanjutan terhadap perangkat penyadap sedang berlangsung," kata Nexus di dalam pikiran Dante, memberikan peringatan tanpa suara. Karena informasi atau Sofia yang semakin agresif, Dante merasakan detak jantungnya semakin cepat. Wajahnya tetap tenang, tak memperlihatkan apapun kepada Sofia. Tangan Dante menyelinap masuk ke dalam
Namun sekarang bukan waktunya untuk menikmati keindahan! Karena waktu terus berjalan. “20 menit lagi, Dante kau harus fokus!” Nexus mengingatkan. “Aku sudah tahu, dasar cerewet.” Sedetik kemudian Dante dengan sengaja menyentuh daun telinga Sofia dengan bibirnya, lalu meluncur turun dari telinga ke leher lalu berhenti di bawah tulang selangka, dimana terletak alat penyadap pertama. Prosesnya sedikit rumit karena kedua dada Sofia memiliki bentuk bulat sempurna. Dante berusaha menghindari kedua benda berbahaya itu, namun, sentuhan dan gesekan selalu terjadi. Sebagai pria normal, Dante berulang kali gagal fokus. Nexus yang selalu berteriak di dalam kepalanya. Suaranya seperti seorang pacar yang sedang cemburu, sangat berisik. Sentuhan bibir Dante menimbulkan sensasi tidak terduga untuk Sofia hingga membuatnya mendesah. Dan saat Dante menggigit alat penyadap yang tertanam di bawah kulit Sofia, gadis itu mengerang pelan. Setelah berhasil mengeluarkan alat penyadap pertama, bi