Share

Bab 4 : Menyelamatkan Bos Mafia

Mereka memuji kondisi penjara yang "baik" dan "manusiawi," meskipun di balik kata-kata mereka, ada ketakutan yang tidak bisa diungkapkan.

Walaupun kondisinya buruk tapi atas perintah seseorang, Dante tidak diizinkan mendapat perawatan yang seharusnya.

Setelah beberapa hari menjalani ‘perawatan,’ dokter akhirnya memutuskan bahwa Dante cukup stabil untuk dikembalikan ke penjara. Mereka menyatakan bahwa meskipun kondisinya masih perlu dipantau, dia sudah bisa kembali ke sel dengan pengawasan ketat.

Kembali ke penjara, Dante ditempatkan di sel yang lebih baik, jauh dari sel isolasi yang suram. Ruangan yang lebih besar, lebih terang, dan lebih nyaman dibandingkan sebelumnya.

Di dalamnya, ada seorang tahanan lain yang sudah menunggu, seorang pria berusia paruh baya dengan tatapan tajam dan tubuh penuh tato. Namanya Lorenzo Sabatini, seorang kriminal berpengalaman yang dikenal kejam dan tanpa ampun.

Lorenzo melihat Dante dengan tatapan penuh selidik ketika dia masuk. "Kau yang baru dipindahkan dari sel isolasi itu, ya?" tanya Lorenzo dengan suara rendah dan sedikit mencemooh.

Dante mengangguk, masih menjaga penampilannya yang lemah dan sakit. "Ya... aku baru saja keluar dari rumah sakit," jawabnya pelan, menatap Lorenzo dengan mata yang tampak lelah.

Lorenzo mengamati Dante beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk pelan. "Baiklah, kita akan lihat bagaimana kamu bertahan di sini," katanya sambil tersenyum tipis, seolah-olah sedang menilai apakah Dante layak dihormati atau hanya akan menjadi mangsa di antara para tahanan.

Dante, sebagai seorang jaksa, sudah sangat familiar dengan reputasi Lorenzo. Sebelum ditangkap, Lorenzo adalah bos mafia yang dikenal sebagai pemimpin jaringan kriminal terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Organisasi yang dia pimpin memiliki cabang di berbagai negara, terlibat dalam segala macam kegiatan ilegal mulai dari perdagangan obat terlarang, senjata, perdagangan manusia, hingga pencucian uang. Bahkan setelah ditangkap dan dipenjara, Lorenzo tetap menjalankan bisnisnya dengan lancar dari balik jeruji penjara. 

Dante tahu betapa berbahayanya Lorenzo. Ketika mendapati bahwa mereka ditempatkan dalam sel yang sama, Dante tidak bisa menahan rasa waspada. Namun, dia juga tahu bahwa ini bisa menjadi kesempatan besar baginya. Dengan kemampuan NEXUS, Dante bisa menggali lebih dalam tentang jaringan Lorenzo dan mungkin, memanfaatkan informasi itu untuk keuntungannya sendiri.

Suatu hari, ketika Dante sedang beristirahat di dalam sel, NEXUS tiba-tiba mengaktifkan fungsi pengintainya. Melalui gelombang radio dan sinyal yang bertebaran di udara, NEXUS menangkap percakapan rahasia antara beberapa tahanan di bagian lain penjara. Dante, yang terbiasa dengan kejutan-kejutan dari NEXUS, segera berfokus pada percakapan tersebut.

"Lorenzo harus dihabisi," suara seorang tahanan terdengar dingin melalui gelombang yang diterima oleh NEXUS.

"Ya, bos di luar tidak mau dia terus hidup. Terlalu berbahaya kalau dia tetap bisa menjalankan bisnisnya dari sini," balas suara lainnya.

Dante mengepalkan tangan. Informasi ini tidak bisa diabaikan. Ada sekelompok orang yang merencanakan untuk membunuh Lorenzo, kemungkinan besar, ini adalah perintah dari rival atau orang dalam organisasi yang ingin mengambil alih kekuasaan. Ancaman ini nyata, dan jika Lorenzo mati, akan ada kekacauan besar, tidak hanya di dalam penjara tapi juga di luar.

"NEXUS, bisakah kau mendapatkan detail lebih lanjut tentang siapa yang terlibat?" tanya Dante dengan pikiran tegang.

"Aku sedang mencoba melacak asal-usul sinyal dan mendapatkan lebih banyak informasi," jawab NEXUS. "Namun, percakapan ini sangat terenkripsi. Akan membutuhkan waktu untuk menguraikannya."

Dengan bantuan NEXUS, Dante berhasil melacak detail lebih lanjut tentang rencana pembunuhan Lorenzo. Melalui intersepsi komunikasi dan pengawasan digital yang dilakukan NEXUS, Dante mengetahui bahwa serangan itu akan terjadi di salah satu sudut terpencil penjara, tempat yang jarang diawasi oleh petugas. Waktunya sudah ditentukan dengan cermat, beberapa saat setelah penghuni penjara selesai makan malam, ketika para penjaga biasanya lengah.

Rencana Dante jelas. Dia akan menyelamatkan Lorenzo pada saat kritis, berharap tindakan ini akan membuat sang bos mafia memberinya kepercayaan. Dengan kepercayaan itu, Dante bisa mendapatkan akses ke dalam jaringan kriminal Lorenzo dan memanfaatkannya untuk rencananya sendiri.

Namun, ketika waktu yang dinantikan tiba, segalanya tidak berjalan sesuai rencana. Setelah makan malam, Dante dengan hati-hati mengikuti jejak Lorenzo yang diarahkan ke tempat yang sepi, seperti yang sudah dia duga. 

Namun, meski dia sudah mempersiapkan diri, ada sesuatu yang membuatnya terlambat, seorang petugas menyuruhnya untuk mengangkat dan memindahkan banyak barang seorang diri.

Ketika Dante sampai di tempat kejadian tersebut, dia melihat Lorenzo sudah dikeroyok oleh beberapa tahanan. Pria itu terpojok di sudut, babak belur dan berdarah, berusaha bertahan hidup melawan serangan yang bertubi-tubi.. 

Salah satu penyerang, seorang tahanan yang bertubuh besar dan berwajah beringas, mengeluarkan senjata buatan sendiri, sebuah sikat gigi yang dipatahkan menjadi tajam, siap untuk menusukkan alat tersebut ke tubuh Lorenzo.

"Lorenzo!" teriak Dante, saat dia berlari menghampiri, tetapi dia terlambat. Tahanan itu sudah bergerak, siap untuk menikam.

Dalam hitungan detik, Dante bertindak tanpa berpikir panjang. Dia melompat ke depan, tubuhnya menghantam tahanan yang hendak menyerang. Tangan Dante dengan reflek terangkat untuk menahan serangan itu, dan ujung tajam sikat gigi itu menembus telapak tangannya, membuat darah mengalir deras. Rasa sakitnya tajam, tapi Dante tidak goyah.

Lorenzo, yang sudah hampir pingsan, hanya bisa melihat dengan mata setengah tertutup ketika Dante, dengan tangan yang terluka, mendorong tahanan itu menjauh darinya. Meskipun Dante berhasil melindungi Lorenzo, dia tahu bahwa ini belum berakhir. 

"NEXUS, aktifkan alarm sekarang!" perintah Dante dalam pikirannya.

Tanpa ragu, NEXUS segera meretas sistem keamanan penjara, menyalakan alarm darurat yang nyaring di seluruh gedung. Alarm itu langsung menarik perhatian para petugas penjara yang bergegas ke tempat kejadian. Tahanan-tahanan yang sedang mengeroyok Dante segera melarikan diri saat itu juga, meninggalkan Lorenzo dan Dante yang terkapar di lantai.

Para penjaga tiba dalam waktu singkat, mengamankan situasi dan mengendalikan para tahanan yang terlibat. Mereka segera membawa Lorenzo dan Dante yang terluka ke klinik penjara. 

Di klinik, Lorenzo menatap Dante dengan tidak percaya, antara terkejut dan kebingungan. Dia tidak mengerti mengapa seseorang yang baru saja ditemui, mau mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkannya. 

Dante, tetap berpura-pura lemah, memberikan senyuman tipis kepada Lorenzo, dan berkata, “Aku hanya kebetulan lewat. Lagi pula kita adalah rekan satu sel, jika kau sampai mati, aku takut roh gentayanganmu akan terus menghantuiku.” Celetuk Dante dengan nada bercanda.

Mereka terkekeh bersama.

Dia tahu bahwa rasa terima kasih dan kepercayaan dari Lorenzo adalah langkah pertama menuju rencana besarnya. Dengan tangan yang berdarah dan rasa sakit yang terus berdenyut, Dante sudah memenangkan langkah pertama dalam permainan berbahaya ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status