Share

Bab 4

Natasha bertekad untuk memenangkan hati kakakku dan berkata dengan nada menghina, "Kamu terlalu percaya diri."

"Lepas bajunya!"

Dua orang sahabat Natasha segera datang dan menarik pakaianku.

Aku memegangi jaketku sekuat tenaga, tapi tubuhku sudah kelelahan karena lama disiksa. Aku tidak kuasa melawan dan jatuh ke tangan mereka. Pakaianku dilucuti satu per satu.

Mengingat live-nya masih berlangsung, Natasha tidak bisa membuatku telanjang bulat dan hanya bisa menyisakan pakaian dalamku.

Aku meludahinya dengan jijik. "Cuma sebatas itu kemampuanmu? Menelanjangi dan mengolok-olok itu cuma trik-trik rendahan. Jijik, tahu nggak?!"

Natasha marah, wajahnya memerah seperti pantat monyet. "Perempuan murahan, aku nggak minta kamu buka mulut!"

Kedua sahabatnya menahanku di setiap sisi dan memaksaku berlutut di lantai. Natasha berdiri dengan angkuh di depanku dan menamparku beberapa kali dengan sikap merendahkan.

Rasa sakit dan panas membara menjalar di wajahku yang membengkak seketika itu juga.

Seumur hidupku, baru pernah aku ditindas seperti ini!

Saat mereka tidak memperhatikan, aku melepaskan diri dari kekangan dan menampar Natasha dengan seluruh kekuatanku.

Natasha tertegun dan terjatuh ke lantai karena tamparanku.

"Oh, sudah berani melawan, ya!"

Natasha menutupi wajahnya dan berteriak, "Habisi dia!"

Beberapa orang di belakangku juga menerjang kepadaku dengan kekuatan penuh, mendorongku ke lantai, menendangi, memukuli aku.

Seluruh tulang di tubuhku seperti remuk dalam sekejap. Mulutku memuntahkan darah segar. Rasa sakitnya hampir tidak tertahankan.

Aku terdesak di lantai dan memandangi orang-orang itu dengan tatapan dingin. Tidak ada seorang pun di seluruh ruangan yang maju untuk menghentikan kegilaan ini. Mereka bahkan bercanda dan mengeluarkan ponsel untuk merekam.

Komentar di video live pun heboh seketika. Rentetan komentar bergulir dengan cepat, berseru bahwa mereka merasa lega.

"Bagus! Wanita simpanan memang sudah sepantasnya diperlakukan seperti ini!"

"Jadi simpanan kok sombong. Sekarang akhirnya diam, 'kan?"

"Coba kalau semua wanita simpanan diberi hukuman begini. Nggak akan ada lagi yang berani jadi simpanan. Kak Natasha, kerja bagus!"

Orang-orang di sekitar berteriak serempak. Natasha jadi semakin bangga dan cepat-cepat menyuruh semuanya untuk berhenti.

Kukira dia sudah merasa cukup dan hendak melepaskanku. Tapi, seorang sahabat Natasha yang tadi keluar untuk mengambil sesuatu akhirnya kembali.

"Sudah siap!"

Aku mengikuti pandangan semua orang dan melihat bahwa itu adalah sebuah solder yang panas membara!

Tatapanku ngeri, mengikuti Natasha yang berjalan mendekat perlahan-lahan dan membekuk punggungku yang terbuka.

"Ah!"

Diiringi suara jeritanku yang menyesakkan jiwa, Natasha menuliskan sesuatu di punggung mulusku. "Simpanan Murahan" ditulis dalam ukuran besar.

Natasha seakan menyelesaikan sebuah mahakarya besar dan menatapku dengan wajah bangga. "Masih berani merebut laki-laki orang lagi?"

Aku disiksa sampai setengah mati. Hidungku bahkan mencium bau daging terbakar dari tubuhku sendiri. Rasa sakitnya membuatku hampir pingsan. Aku membuka mulut, tapi tidak dapat mengucap sepatah kata pun.

Nyawaku terasa seperti di ujung tanduk. Mungkinkah aku akan tamat di tempat seperti ini?

Tepat ketika seluruh asaku hampir sirna, aku mendengar seseorang berteriak dengan penuh semangat, "Pak Calvin datang!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status