Mengabaikan tatapan sedih Natasha, Kakak melangkah maju dan membalikkan tubuhku."Larikan ke rumah sakit dulu! Sisanya, tunggu aku kembali."Saat wajahku dipalingkan, kakakku masih tidak tahu ini aku dengan wajah yang sudah tidak bisa dikenalinya lagi.Sampai dia melihat kalung di leherku, sebuah kado ulang tahun yang dia berikan padaku bulan lalu. Napasnya tercekat dan matanya terbelalak. "Dinda?"Kata ini seperti bom. Semua orang di ruangan itu meledak.Natasha bergegas maju, menarik lengan kakakku bertanya, "Calvin, kamu masih berani bilang dia bukan simpananmu! Mau pakai alasan apa lagi sekarang?"Dengan mata merah, dia terlihat keras kepala sekaligus sedih. "Pilih aku atau dia. Hari ini, kamu harus pilih salah satu!"Teman-teman Natasha pun menimpali, "Benar. Walaupun kamu sekarang bos hebat, punya simpanan itu tetap nggak bermoral, ya 'kan?""Pak Direktur, kamu mau memutus hubungan yang sudah bertahun-tahun cuma demi wanita simpanan?"Tapi kakakku memelototi kerumunan orang itu d
Read more