Mengabaikan tatapan sedih Natasha, Kakak melangkah maju dan membalikkan tubuhku."Larikan ke rumah sakit dulu! Sisanya, tunggu aku kembali."Saat wajahku dipalingkan, kakakku masih tidak tahu ini aku dengan wajah yang sudah tidak bisa dikenalinya lagi.Sampai dia melihat kalung di leherku, sebuah kado ulang tahun yang dia berikan padaku bulan lalu. Napasnya tercekat dan matanya terbelalak. "Dinda?"Kata ini seperti bom. Semua orang di ruangan itu meledak.Natasha bergegas maju, menarik lengan kakakku bertanya, "Calvin, kamu masih berani bilang dia bukan simpananmu! Mau pakai alasan apa lagi sekarang?"Dengan mata merah, dia terlihat keras kepala sekaligus sedih. "Pilih aku atau dia. Hari ini, kamu harus pilih salah satu!"Teman-teman Natasha pun menimpali, "Benar. Walaupun kamu sekarang bos hebat, punya simpanan itu tetap nggak bermoral, ya 'kan?""Pak Direktur, kamu mau memutus hubungan yang sudah bertahun-tahun cuma demi wanita simpanan?"Tapi kakakku memelototi kerumunan orang itu d
Teman-teman Natasha semakin ketakutan dan bertanya, "Natasha, kamu yakin nggak salah? Jangan-jangan dia memang bukan simpanan?"Mereka pikir, Natasha adalah pacar seorang direktur yang kaya dan berkuasa. Entah apa pun yang terjadi, dia tetap punya perlindungan pacarnya.Tapi mereka hanya ikut-ikutan di sini. Siapa yang akan melindungi mereka jika terjadi sesuatu?!Natasha sangat ketakutan sampai tidak berani bicara. Dia berusaha keras untuk menenangkan pikirannya dan berbisik pelan, "Calvin, aku belum pernah dengar kamu punya adik perempuan. Coba lihat lebih dekat, mungkin kamu salah orang?"Kakakku memandangnya acuh tak acuh dan berkata dengan dingin, "Dinda diculik waktu masih kecil. Keluarga kami nggak pernah menyerah mencarinya selama bertahun-tahun. Baru tahun lalu aku akhirnya menemukan dia dan membawanya kembali. Seluruh keluarga sangat mencintai dan memanjakannya.""Aku awalnya sudah memesan tempat di restoran malam ini untuk memperkenalkan kalian berdua, karena kamu akhirnya p
Aku mencoba menghiburnya. "Kak, kamu nggak salah apa-apa. Aku nggak menyalahkanmu."Setelah mendengar bahwa kondisiku membaik, Natasha bersikeras ingin menemuiku untuk meminta maaf kepadaku secara langsung.Aku mengizinkannya.Aku ingin lihat betapa kacaunya dia sekarang. Padahal dia kemarin bertingkah sangat sombong.Natasha datang ke rumah sakit di bawah pengawalan polisi. Gelang-gelang indah di pergelangan tangan rampingnya telah hilang dan digantikan sepasang borgol perak.Lumayan serasi juga.Hanya satu hari berlalu, wanita yang kemarin glamor dan cantik di video live telah berubah total. Dia seakan kehilangan seluruh jiwanya.Dia telah mengatur pesta penyambutannya dengan hati-hati. Awalnya, dia merancang agar pacarnya yang seorang direktur menjemputnya dari bandara secara pribadi. Kemudian dengan kejam memutus kontak si orang ketiga. Tak disangka, semua ini akan berakhir menjadi sangat konyol. Dia bahkan terancam masuk penjara.Padahal dia hampir berhasil menaikkan tingkat sosia
Kakakku menepis tangannya tanpa sedikit pun simpati. "Perempuan berhati kejam sepertimu layak dibandingkan dengan adikku?""Kamu sudah menyakiti adikku sampai seperti ini. Hukuman penjara sebenarnya terlalu mudah bagimu! Aku akan membalas semua yang kamu lakukan pada adikku seribu kali lipat!"Setelah mengatakan itu, Kakak mengusir semua orang dan meminta polisi segera membawanya pergi.Natasha pucat pasi. Dia duduk di lantai dengan mata tak bernyawa, seperti balon yang kempes.Wanita itu tiba-tiba mengangkat kepalanya dengan mata merah, menatap kakakku dan mengucapkan kata demi kata, "Calvin, aku pernah mengandung anakmu. Kamu yakin ingin melakukan ini padaku?"Semua orang yang hadir, termasuk kakakku, menatapnya dengan tidak percaya.Kakak berkata sambil mendesah, "Ingin menipuku lagi? Simpan saja tipu muslihatmu itu! Perbuatanmu kepada adikku terlalu keji, nggak ada ruang untuk negosiasi."Tapi Natasha terlihat serius, menatap kakakku dengan air mata berlinang. "Aku baru tahu kehami
"Memang karena kamu hamil."Sahabatku menghampiri Natasha dan berbisik di telinganya, "Tapi hamil anak orang lain!"Natasha terkejut dan melonjak berdiri, berteriak keras, "Omong kosong!"Saat dia hendak memukul, tangannya ditahan oleh petugas polisi.Natasha lalu bergegas merebut dokumen yang kubaca dengan serius di tanganku, tapi kakakku segera menendangnya ke lantai dengan cekatan.Untungnya, ada kakakku. Aku tidak mau cederaku bertambah parah.Natasha jatuh ke lantai dan menatap nanar ke arah kami.Sahabatku mengejek, "Jangan terlalu cepat menggila! Kamu bohong, mengaku pergi ke luar negeri untuk lanjut kuliah, tapi aku sudah memeriksa kebenarannya. Keluargamu nggak mampu membiayai kuliah di luar negeri. Jadi, aku lanjut menyelidiki dan menemukan ...""Kamu waktu itu sebenarnya sudah hamil anak seorang bos kaya! Oh iya, orang itu adalah orang yang kamu panggil sebagai ayah kedua. Kak Calvin nggak pernah cerita soal kekayaan keluarganya semasa kuliah, jadi kamu mengira dia cuma maha
Aku punya janji pergi ke festival musik di pusat kota dengan sahabatku, jadi aku berdandan khusus cukup lama.Di tengah kemacetan lalu lintas jalan, aku membuka aplikasi video pendek di ponselku dengan santai. Di beranda, aku mendapat rekomendasi video live dari pengguna di kota yang sama.Akun itu bernama "Natasha Larasati", yang diisi oleh dia sendiri bersama teman-teman wanitanya yang muda-muda dan cantik-cantik. Aku memang suka menonton kakak-kakak cantik, jadi aku tertarik dan membuka live tersebut.Tapi mataku tercengang seketika. Si kakak cantik Natasha berderai air mata di depan kamera, seolah dilanda kesedihan yang luar biasa."Aku pacaran jarak jauh dengan dia. Kami terpaksa putus tiga tahun yang lalu karena aku harus lanjut kuliah di luar negeri. Tapi aku nggak nyangka kalau ternyata dia selalu cinta padaku selama itu dan selalu menunggu aku pulang. Jadi, kami balikan lagi satu bulan yang lalu.""Aku berencana pulang lebih awal sebagai kejutan. Tapi, aku lihat ... dia jalan-
Rasa panik bergejolak dalam hatiku. Apa jadinya kalau tidak ada yang menyadari aku di sini? Aku tidak ingin melewatkan festival musik. Sahabatku sudah memasuki arena dan tidak bisa keluar lagi untuk saat ini.Aku berteriak, "Di luar ada orang? Tolong!""Tenang saja, kami akan mengeluarkanmu kalau sudah waktunya."Ada orang? Hatiku sangat lega sampai membuatku ingin melompat-lompat. Untunglah, selalu ada jalan keluar!Tapi, kalimat berikutnya membuatku membeku di tempat."Semuanya, ini dia wanita simpanan yang akan kita beri pelajaran hari ini. Jangan khawatir, teman-temanku sudah menjaga di luar. Nggak akan ada yang datang meskipun dia berteriak sekencang-kencangnya!"Wanita simpanan?Sejak kapan aku seorang wanita simpanan?Dan suara gadis ini terdengar seperti Natasha, yang video live-nya aku tonton di jalan!Melalui pembatas toilet, aku menjelaskan dengan lantang, "Kamu salah! Aku bukan wanita simpanan!"Kukira kata-kata itu sudah cukup untuk menjelaskan semuanya, lalu mereka akan m
Natasha menangis sedih di depan penonton live. "Kalian dengar itu? Aku diancam wanita simpanan!"Kolom komentar menjadi semakin ramai, memintanya agar jangan melepaskan aku.Tidak peduli seberapa keras aku melawan, tenagaku tidak bisa mengalahkan Natasha dan teman-temannya.Natasha menyuruh seseorang untuk membawaku ke mobil. Saat aku hendak bertanya mereka ingin membawaku ke mana, Natasha menutupi wajahku dengan kain, dan perlahan-lahan aku kehilangan kesadaran.Ketika terbangun, aku mendapati diriku berada di dalam ruangan pribadi karaoke. Suasananya remang-remang. Rasa sakit yang luar biasa membakar wajah dan tubuhku.Ada sekitar 20 orang pria dan wanita mengisi ruangan ini. Melihat aku bangun, mereka semua berkumpul dan menatapku.Natasha masih lanjut live di tengah kerumunan, mengarahkan kameranya kepadaku."Hei, sudah bangun?" Ekspresi Natasha menjadi semakin bersemangat saat melihatku terbangun."Natasha, ini dia simpanan pacarmu? Dia pakai tas ratusan juta, jangan-jangan hadiah