Share

Bab 2

Rasa panik bergejolak dalam hatiku. Apa jadinya kalau tidak ada yang menyadari aku di sini? Aku tidak ingin melewatkan festival musik. Sahabatku sudah memasuki arena dan tidak bisa keluar lagi untuk saat ini.

Aku berteriak, "Di luar ada orang? Tolong!"

"Tenang saja, kami akan mengeluarkanmu kalau sudah waktunya."

Ada orang? Hatiku sangat lega sampai membuatku ingin melompat-lompat. Untunglah, selalu ada jalan keluar!

Tapi, kalimat berikutnya membuatku membeku di tempat.

"Semuanya, ini dia wanita simpanan yang akan kita beri pelajaran hari ini. Jangan khawatir, teman-temanku sudah menjaga di luar. Nggak akan ada yang datang meskipun dia berteriak sekencang-kencangnya!"

Wanita simpanan?

Sejak kapan aku seorang wanita simpanan?

Dan suara gadis ini terdengar seperti Natasha, yang video live-nya aku tonton di jalan!

Melalui pembatas toilet, aku menjelaskan dengan lantang, "Kamu salah! Aku bukan wanita simpanan!"

Kukira kata-kata itu sudah cukup untuk menjelaskan semuanya, lalu mereka akan menyadari kesalahan mereka dan membiarkanku keluar. Tapi aku mendengar seorang gadis berkata penuh amarah, "Dasar nggak tahu malu! Punya simpanan itu sangat memalukan, mana ada pria yang berani terang-terangan mengakui kalian sebagai simpanan?"

"Kalau bukan karena kepintaran Natasha, hubungan kotor kalian pasti akan berlanjut lebih lama lagi."

Natasha berkata, "Nggak usah capek-capek bicara dengannya! Nggak ada yang perlu dibicarakan dengan wanita simpanan!"

Setelah mengatakan itu, seember air pel yang dingin dan berbau busuk disiramkan ke kepalaku. Seluruh tubuhku basah kuyup.

Aku menggigil, dan air pel masuk ke mata, mulut, serta hidungku. Kepalaku pusing. Riasan yang kusiapkan selama dua jam luntur tak bersisa. Rambutku basah dan menempel di wajahku.

Di luar dugaan, Natasha hanya terlihat cantik menggemaskan di video. Sifat aslinya ternyata sangat berbahaya dan moralitasnya sangat rendah.

Kalaupun ini salah paham, mereka sudah keterlaluan!

Aku berteriak keras, "Orang gila! Sudah kubilang kalian salah orang, apa kalian tuli, nggak bisa mendengar?!"

Aku menggedor dan mendobrak pintu sekuat tenaga, berusaha untuk membukanya.

Pintu toilet tiba-tiba terbuka dari luar. Tarikan gravitasi membuatku terjerembap di lantai. Pandanganku menghitam di antara rasa sakit.

"Berani jadi wanita simpanan, harus berani dihukum!"

Tawa menghina dari beberapa orang wanita serta ejekan dan makian yang tak terhitung jumlahnya memenuhi telingaku.

Ponselku yang terjatuh ke lantai tiba-tiba bergetar.

Aku merangkak untuk mengambilnya, tapi sahabat Natasha mengambilnya terlebih dahulu. Dia mematikan ponselku dan melemparkannya ke toilet.

Natasha menarikku dan menyorot wajahku dengan kamera ponselnya. "Semuanya, lihat baik-baik. Ini dia si pelacur murahan yang mencuri pacarku! Masih muda, nggak berpendidikan!"

"Aku akan memberimu pelajaran hari ini. Orang tuamu sendiri gagal mendidikmu, jadi biar kubantu mereka!"

Sambil bicara, dia menampar wajahku.

Penonton live bersorak dan mengatakan bahwa mereka sangat puas menyaksikan seorang wanita simpanan dipukuli.

"Beri dia pelajaran! Wanita simpanan nggak pantas mati dengan tenang!"

"Wanita simpanan ini murahan sekali, siang bolong pakai rok mini. Mau merayu siapa, sih? Ck ck, badannya lumayan juga!"

"Wanita simpanan ini harus dibunuh biar jadi peringatan untuk orang lain!"

Aku sudah sedikit kelelahan karena pukulan keras yang bertubi-tubi. Tapi aku masih bisa menahan rasa sakit dan menjelaskan dengan lemah, "Demi Tuhan, aku bukan simpanan. Kalian salah orang."

"Aku peringatkan, berhenti sekarang juga. Mungkin aku masih bisa memaafkan kalian!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status