Share

Bab 3

Natasha menangis sedih di depan penonton live. "Kalian dengar itu? Aku diancam wanita simpanan!"

Kolom komentar menjadi semakin ramai, memintanya agar jangan melepaskan aku.

Tidak peduli seberapa keras aku melawan, tenagaku tidak bisa mengalahkan Natasha dan teman-temannya.

Natasha menyuruh seseorang untuk membawaku ke mobil. Saat aku hendak bertanya mereka ingin membawaku ke mana, Natasha menutupi wajahku dengan kain, dan perlahan-lahan aku kehilangan kesadaran.

Ketika terbangun, aku mendapati diriku berada di dalam ruangan pribadi karaoke. Suasananya remang-remang. Rasa sakit yang luar biasa membakar wajah dan tubuhku.

Ada sekitar 20 orang pria dan wanita mengisi ruangan ini. Melihat aku bangun, mereka semua berkumpul dan menatapku.

Natasha masih lanjut live di tengah kerumunan, mengarahkan kameranya kepadaku.

"Hei, sudah bangun?" Ekspresi Natasha menjadi semakin bersemangat saat melihatku terbangun.

"Natasha, ini dia simpanan pacarmu? Dia pakai tas ratusan juta, jangan-jangan hadiah dari pacarmu?"

"Dasar pelacur nggak punya malu. Kak Calvin sampai membelikan dia tas mahal!"

Dalam keadaan linglung, aku mendengar mereka mengata-ngatai aku.

Tunggu sebentar, Calvin?

Mungkinkah pacar Natasha yang mereka sebutkan itu adalah kakakku, Calvin Andhika?

Kakakku pernah bercerita kepadaku bahwa pujaan hati yang dia tunggu selama bertahun-tahun akhirnya pulang dari luar negeri. Dia juga secara khusus memesan tempat di restoran langit terbaik di kota. Katanya, dia ingin memperkenalkan kami satu sama lain malam ini.

Tapi pujaan hati yang diceritakan kakakku adalah seorang kakak yang lembut, pengertian, manis, dan baik hati!

Dibandingkan dengan Natasha yang bengis, kejam, dan keji di hadapannya, apakah benar ini orang yang sama?

Memikirkan penampilannya yang mengundang iba saat aku menontonnya di live, aku hanya bisa mendesah. Wanita ini jelas tidak sesederhana kelihatannya.

Aku menatap Natasha dan mengucapkan kata demi kata, "Kalau yang kalian maksud Calvin Andhika, direktur Grup Naraya, aku sarankan kalian cepat-cepat melepaskan aku. Aku adiknya Calvin, dan dia nggak akan mengampuni perbuatan kalian!"

Setelah aku mengatakannya, semua orang terdiam, lalu tertawa terbahak-bahak.

Natasha tertawa terbahak-bahak seolah mendengar lelucon paling menggelikan.

"Heh pelacur, akhirnya ngaku juga kalau kamu selingkuhan Calvin?

"Adik? Zaman apa ini, kalian masih pakai tipuan yang sama?!"

"Aku kenal Calvin sejak kuliah, tapi aku nggak pernah dengar dia punya adik perempuan!"

Tanpa memberiku kesempatan untuk menjelaskan, Natasha mencengkeram daguku sangat erat dan berkata dengan keras, "Aku sudah bilang ke Calvin, pesawatku mendarat sore ini. Dia sudah janji mau menjemputku di bandara."

"Tapi dia tiba-tiba bilang nggak bisa hari ini, katanya ada rapat penting yang nggak bisa ditinggalkan. Dia pasti sudah janji pergi ke festival musik denganmu, ya 'kan?"

Aku menoleh paksa dan berkata sambil merasa terheran-heran, "Aku janji pergi ke festival musik dengan sahabatku! Kesurupan dari mana kamu sampai membuat kesimpulan yang sangat meleset?!"

Emosi Natasha semakin tersulut dan wajahnya yang polos terlihat sangat menyeramkan. Dia memerintahkan kepada teman di sebelahnya, "Ambil barangnya! Mari kita lihat berapa lama sampai pelacur ini mau mengaku!"

Ketika gadis di sebelahnya mendengar ini, dia langsung berlari keluar dengan penuh semangat.

Jantungku berdebar kencang. Rasa gelisah yang kuat tiba-tiba melanda diriku.

Aku berpura-pura tenang dan menghibur diri, memperingatkan, "Natasha, berhenti main-main! Kakakku nggak akan pernah memaafkanmu!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status