Share

93. Titah Sang Raja

ka "Apakah Dinda Ratu tidak merasakan cakra kristal itu?" tanya Albara.

"Cakra itu masih ingusan, untuk apa diributkan. Lebih baik fokus pada perebutan wilayah barat!"

Albara menatap ratunya sambil mengernyitkan dahi. Apa maksud kata merebut, sedangkan wilayah itu masih dalam kekuasaannya. Melihat wajah bingung suaminya, Arsinta pun terkekeh lirih. Wanita itu sudah tahu jika wilayah barat akan segera tumbang.

"Sepertinya Kanjeng Ratu mengetahui suatu hal mengenai wilayah itu, Paduka Raja," kata Banyubiru.

"Apa yang sedang ada di penglihatanmu, Dinda Ratu?"

Arsinta kembali fokus untuk membuka cakra ajna(mata ketiga), untuk sesaat ballroom hening semua terfokus pada ratu. Wanita itu menatap ruang kosong, tangannya mulai bergerak memutar seperti sedang membentu bola. Kemudian kedua lengannya dihentak,

Blush!

Asap tebal membentuk sebuah cermin yang ditengahnya berlobang. Perlahan terlihat pertempuran yang tidak imbang membuat dahi Albara berkerut. Bahkan panglima utama berdiri untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status