Share

Bab 62. Hampa.

"Bagaimana kabarmu setelah menjadi orang kaya?" tanya Bima ke Prayogi yang datang ke mes mereka. Minggu dia memang mengambil trayek tambahan setelah perginya Prayogi belum ada pengganti supir yang masuk. Di mes inilah duluh mereka tinggal saat tidak pulang ke rumah karena ada kerjaan tambahan atau karena nunggu hari libur seperti Prayogi yang rumahnya jauh dari pekerjaan.

"Dibilang enak, sih aku sekarang memang ghak kekurangan apapun. Tertapi hidup aku hampa banget. Apalagi sekarang aku ghak ada kerjaan. Rasanya makin suntuk saja."

"Kamu sih, main api."

Prayohi terkekeh, "Memang sih, awal-awal bersama Sasmita sepertinya hidup begitu indah. Gairahnya yang meluap soal tempat tidur, membuatku mabuk. Apalagi dia memanjakanku dengan uangnya. Ternyata menjalani kehidupan yang hanya seperti itu bosan juga. Aku rindu dipanggil ayah. Aku rindu masakan sederhana Gayatri yang kadang cuma sayur asem dan ikan asin, atau sambal terasi dengan tempe penyet," cetus Prayogi sambil merebahkan tubuhnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status