“Pffff...hahaha” seseorang disebelahnya tak bisa menahan tawa dan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan saat Natasha melototinya.
“Apaan ini? Aku kira Tuan Muda Kenneth Archilles datang kesini untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada Natasha. Wah...tidak tahunya dia bahkan tidak mengenalinya. Lucu sekali.”
“Iya lucu sekali hahaha…..! Jika aku jadi dia mungkin aku sudah mengubur kepalaku dalam tanah atau lari bersembunyi dan takkan pernah berani keluar lagi. Ini sangat memalukan!”
Wajah Natasha yang tadinya bahagia langsung berubah, dari ekspresi yang penuh kejutan menjadi ekspresi malu dan kikuk. Akhirnya dia memelototi gadis-gadis yang bicara itu dengan marah.
Namun Clarisa langsung merespon cepat ucapan Kenneth. Dengan percaya diri dia berbicara mewakili putri kesayangannya “Tuan Muda Archilles, aku tidak tahu kau akan datang, disini sedang ramai karena ulang tahun putriku. Dia salah paham mengira anda datang untuk mengucapkan selamat padanya. Ah….ini hanya kesalahpahaman saja, kau pasti datang kesini untuk bertemu suamiku dan membahas kerjasama proyek. Dia ada diatas, silahkan masuk untuk minum teh.”
Sebagian tamu masih menatap dengan tatapan mengejek.
Clarisa berpikir suatu kehormatan dan menguntungkan bagi mereka jika Kenneth datang kesini untuk membahas kerjasama proyek. Tetapi angan-angan Clarisa buyar sedetik kemudian saat Kenneth berkata dengan nada dingin “Siapa kamu? Apakah aku mengenalmu?”
Sontak wajah Clarisa pucat menahan malu apalagi saat melihat para tamu menahan tawa dan ada yang ternag-terangan tertawa mengejek.
Clarisa yang saat itu sedang memajukan tangannya untuk mempersilahkan Kenneth masuk ke villanya pun tangannya langsung membeku diudara. ‘Bagaimana ini? Kenapa Tuan Muda Archilles juga tidak mengenalnya?
Para tamu semakin terkikik melihat ekspresi wajah Clarisa. Lucu sekali ibu dan anak ini? Suara cekikikan para tamu membuat Clarisa dan Natasha makin malu sehingga keduanya ingin menenggelamkan seluruh tubuh mereka kedalam tanah.
Jika Kenneth tidak mengenalnya lantas dia datang untuk siapa? Tiba-tiba Clarisa berpikir bukankah Anatasya tadi turun dari helicopter keluarga Archilles, apakah Anatasya yang jadi alasan kedatangan Kenneth Archilles? Apakah Anatasya benar-benar mengenal pria tampan dan kaya itu? Semua pikiran itu memenuhi benak Clarisa dan baru saja dia berpikir seperti itu, dia melihat Kenneth berjalan melewatinya dan berdiri tepat dihadapan Anatasya.
Kenneth menatap Anatasya dengan sungguh-sungguh “Apakah kau yakin bahwa ini yang kau inginkan? Aku masih memberimu kesempatan jika sekarang kau berubah pikiran kau bisa katakan padaku, masih belum terlambat.”
Anatasya menatap Kenneth dengan tatapan bingung “Apakah kau lampu ajaib Aladdin? Aku sudah memintamu untuk mengantarkan aku kesini, itu saja sudah cukup bagiku. Tapi kau harus pegang janjimu sesuai kesepakatan awal kita bahwa kau akan selalu membantuku.”
Clarisa dan Natasya serta semua tamu yang berada disana memandang Anatasya dan Kenneth dengan ekspresi tak percaya. Bagaimana mungkin? Ada apa ini sebenarnya? Bagaimana bisa seorang pengemis seperti itu bisa mengenal Kenneth?
Kenneth menatap Anatasya dengan kedua mata coklatnya. Saat dia hendak berbicara pada Anatasya tiba-tiba terdengar suara Tuan Danendra Hilman yang memanggilnya penuh semangat.
“Tuan Muda Archilles! Kenapa tidak meneleponku dulu jika kau ingin bertemu denganku? Maaf jika aku terlambat menyambutmu. Mari silahkan masuk, Tuan Muda.”
Begitu Tuan Hilman mengucapkan kata-katanya, dia merasa tatapan aneh dari semua orang. Clarisa bahkan langsung memejamkan matanya. Ada apa ini? Akhirnya Danendra Hilman merasa ada yang tidak beres dan menatap ke sekelilingnya dengan curiga. Matanya jatuh pada Anatasya, kedua alisnya mengerut dan dia menatapnya dengan jijik.
“Natasha! Kenapa kau mengundang pengemis ke pesta ini? Cepat usir dia jangan sampai kehadirannya merusak suasana pesta apalagi ada Tuan Muda Archilless disini!” ujar Danendra ketus.
Wajah Natasha tampak membeku tetapi dia merasa senang lalu dia memasang ekspresi sedih diwajahnya dan berkata “Papa, dia….”
“Papa! Ujar Anatasya menyela ucapan Natasha “Apakah kau tak mengenaliku, ha? Aku Tasya putrimu!”
“Tasha?” ujar Danendra sambil mengangkat alisnya dan bertanya dengan kaget setelah tertegun selama beberapa detik “Kau….kaukah itu Anatasya?”
“Iya papa. Ini aku.” ujar Anatasya sambil melangkah maju mendekati papanya. Setelah sepuluh tahun dia tidak ingat lagi dengan masa kecilnya tetapi dia merasa wajah itu tak asing. Mendengar ucapan Anatasya, Danendra langsung mundur, muncul ketakutan dalam dirinya. Rasa takut akan terbongkarnya rahasia yang dia simpan selama bertahun-tahun.
Anatasya menyadari perubahan wajah papanya dan melanjutkan ucapannya “Papa. Sudah lama sekali kita tidak bertemu ya. Kau bahkan tidak mengenali wajah putri kandungmu ini lagi. Aku sangat merindukanmu.” ujarnya dengan tersenyum.
Ekspresi Danendra tampak kaku lalu dia memaksakan dirinya untuk mengulurkan tangan dan menyentuh bahu Anatasya lalu berkata “Ahh…..bagus sekali. Aku senang kembali akhirnya kau kembali. Tetapi sebenarnya apa yang terjadi dengan penampilanmu? Tuan Muda Archilles juga, kenapa pakaian kalian begitu kotor?”
Mendengar ucapan Tuan Hilman sontak semua orang menyadari bahwa penampilan keduanya tampak kusut dan kotor seperti baru saja keluar dari kubangan lumpur karena tadi mereka hanya fokus memandang Kenneth saja. Mata Natasha menatap curiga antara Anatasya dan Kenneth. Jangan-jangan telah terjadi sesuatu diantara mereka berdua.
Apakah mereka sepasang kekasih? Mereka bahkan turun dari helicopter yang sama? Benak Natasha dipenuhi banyak pertanyaan. Namun dia langsung menepis semua prasangkanya. Status Kenneth terlalu tinggi dan terhormat, mana mungkin dia berhubungan dengan gadis desa yang jelek,kotor dan bau seperti Anatasya? Kecuali pria itu buta!
Clarisa tampak canggung dengan situasi itu “Suamiku, sepertinya Tuan Muda Archilles datang mengantarkan Anatasya pulang.”
“Benarkah?” tanya Danendra saat mendengar ucapan Clarisa, dia merasa jijik dengan Anatasya. Lagipula saat kejadian perselingkuhan itu terjadi, Anatasya masih kecil dan katanya dia juga mengalami amnesia jadi dia tidak mungkin mengingatnya.
Tapi kini putrinya itu datang bersama Tuan Muda Archilles, selama ini dia tak mungkin bisa berhubungan dengan pria kaya itu. Tapi Danendra kini melihat kesempatannya melalui Anatasya, ini adalah kesempatan yang sangat langka.
Danendra pun menatap Kenneth dengan ramah dan tersenyum lalu berkata “Tuan Muda Archilles, aku sangat senang ternyata kau kenal dengan putri kesayanganku ini. Terimakasih telah mengantarkannya pulang kerumahku. Jika kau tidak keberatan, bagaimana jika kau masuk kerumahku untuk mandi dan makan sebelum pulang?”
Clarisa pun langsung menimpali “Ya Tuan Muda, dirumah ada beberapa set pakaian baru untuk pria yang memang kami sediakan untuk baju ganti para tamu. Kau bisa memilih dan memakainya, bagaimana menurutmu?”
Kenneth baru saja hendak menolak tetapi tiba-tiba dia merasa aneh dengan pakaian yang dikenakannya karena kotor terendam air laut dan dia merasa tidak nyaman memakainya. Danendra yang melihat tidak ada penolakan dari Kenneth langsung bergerak mempersilahkan masuk dan berbisik pada Clarisa.
“Cepat bantu Anatasya berdandan dan berikan pakaian terbaik untuknya. Pastikan dia terlihat rapi dan cantik.” Danendra ingin menggunakan Anatasya untuk berhubungan dengan keluarga Archilles. Dia tidak mau kehilangan kesempatan langka ini.
Seharusnya kesempatan langka seperti itu milik putrinya dan bukan Anatasya! Dia membenci gadis itu karena mengingatkannya pada Adelia Sanari yang telah menindasnya semasa hidupnya. Setelah Adelia meninggal, Clarisa tidak akan membiarkan putrinya Adelia menindas putrinya juga.
Clarisa mengiyakan ucapan suaminya dan langsung menarik Natasha ke belakang dan berkata “Bawa Anatasya pergi mandi dan suruh pelayan untuk mendandaninya. Mulai sekarang dia adalah kakakmu dan kalian harus rukun!” ujarnya sambil mengedipkan mata pada Natasha memberi isyarat.
Natasha langsung mengerti maksud ibunya, kemudian dia berjalan mendekati Anatasya lalu tersenyum “Kakak, ayo ikut denganku! Aku akan mengantarmu ke kamar supaya kau bisa mandi dan bertukar pakaian, oke?”
Anatasya tidak menyangka jika sepasang ibu dan anak itu mau menerimanya apa adanya, namun Anatasya bukan gadis bodoh. Dia tahu jika mereka hanya berpura-pura saja dihadapan semua orang. Tanpa ragu dia pun mengiyakan ajakan Natasha dan tersenyum.Kedua gadis itu memasuki villa, para tamu yang berada disana tampak berbisik-bisik dan bertanya-tanya tentang Anatasya dan tentang tujuan kehadiran Kenneth disana.Tapi karena Kenneth sudah hadir disana, mereka pun acuh apapun alasan kedatangan pria itu, kedepannya mereka harus memperlakukan keluarga Archilles dengan lebih baik. Sementara dilantai dua villa “Kak ini kamar tamu, sementara kau bisa menempati kamar ini. Kamarmu belum dibersihkan, setelah pelayan membersihkan kamarmu maka kau bisa pindah ke kamarmu nanti. Semua perlengkapan mandi sudah lengkap, aku akan mengambilkan pakaian untukmu.” ujar Natasha.“Baiklah.Terimakasih ya.”“Oh iya, apakah kau tahu cara menggunakan pemanas air? Suhu penghangat air disini stabil jadi kau tak perl
Anatasya menahan semua emosinya, dia mengangkat bagian bawah gaunnya dengan kedua tangan saat menuruni tangga dengan langkah mantap. Dagunya terangkat dan bibirnya melengkung membentuk garis senyum yang manis.Semua orang melihat sepasang kaki mulus dan seputih salju mengenakan sepatu high heel dari desainer terkenal. Jari kakinya kecil dan imut terlihat didepan sepatu yang sedikit terbuka. Pergelangan kakinya ramping dan kulitnya putih mulus tampak bercahaya karena lampu yang terang benderang. Semua orang takjub hanya memandang sepasang kaki itu.Natasha tercengang saat mengetahui bahwa sepasang kaki itu sangat sempurna dan terlihat indah bahkan seperti kaki seorang model. Tanpa sadar dia memperhatikan reaksi para tamu yang hadir. Para pria meneteskan air liurnya, pandangan Natasha beralih ke Kenneth yang menatap sepasang kaki itu dengan mata coklatnya.Hati Natasha resah dan mulai ketakutan jika dia tidak dapat menandingi gadis desa jelek itu! Tapi rasa penasaran Natasha membu
Saat keduanya terlena, tiba-tiba Tuan Danendra muncul “Putriku sayang! Apakah kau baik-baik saja? Maafkan papa yang terlambat menolongmu tetapi tak disangka ternyata Tuan Muda Archilles lebih cepat dariku. Tuan Muda sangat perhatian dan baik padamu.”Nada suara Danendra seperti seorang ayah yang penuh kasih sayang dan perhatian. Ekspresi wajahnya seoleh-oleh dia mempedulikan Anatasya.Natasha yang dibawa ke lantai atas oleh orang-orang disana bahkan tida dipedulikan oleh Danendra. Sikap pria paruh baya itu sangat menarik bai Anatasya, ayahnya itu benar-benar tak berperasaan. Anatasya tidak habis pikir kenapa ibunya yang cantik dan sempurna bisa mendapatkan seorang suami seperti Danendra.Kepulangannya kali ini, dia juga ingin menyelidiki masalah ibunya karena dia melihat banyak hal aneh dengan ayahnya. Pasti ada rahasia yang tidak dia ketahui tentang keluarga ini.“Aku baik-baik saja, papa! Lebih baik papa pergi keatas untuk melihat adikku. Tadi dia pingsan tanpa sebab, mungkin dia m
Natasha tampak kesal dan sedih. Dia meneteskan airmata “Mama…..”“Sayang, kau sudah bangun? Sudahlah jangan menangis ya….” ujar Clarisa dengan hati yang sakit dan tertekan melihat kesedihan putrinya. Melihat Natasha suda sadar maka Danendra merasa bahwa dia tidak perlu berlama-lama disana.“Masih banyak tamu dibawah, aku pergi dulu untuk menemani para tamu. Rapikanlah dirimu dan segera turun ke bawah.”Danendra bergegas pergi tanpa menunggu sepasang ibu dan anak itu berbicara. Dia tidak peduli lagi pada mereka, dia sudah menemukan harta karunnya yang bisa dia manfaatkan untuk kemajuaannya. Begitu pintu tertutup, Natasha langsung meraih bantal dan melemparkannya ke pintu. “Ma, kau lihat papa! Dia tidak peduli padaku! Aku sudah tidak tahan lagi Ma. Aku ingin Anatasya lenyap selamanya.”Mata Clarisa penuh amarah, awalnya pesta ulang tahun putri kesayangannya berjalan sempurna tetapi setelah kemunculan Anatasya, semua perhatian tamu malah jatuh pada gadis itu. Clarisa menarik napas dal
Natasha merapikan dandanannya dengan cepat, suasana hatinya membaik setelah mengetahui jika dia memenangkan kompetisi kopi selebriti itu, Setelah memperhatikan dirinya di cermin lalu dia turun kebawah bersama Clarisa. Saat tiba dilantai bawah, dia mencari keberadaan Kenneth tetapi dia tidak menemukannya dimanapun. Lalu dia mendekati seorang sosialita terkenal yang dekat dengannya “Apakah kau tahu dimana Tuan Muda Archilles?”“Oh! Tuan Muda Archilles sudah pergi.”“Apakah dia mengatakan sesuatu sebelum pergi?” tanya Natasha lagi.Sosialita itu tampak berpikir sejenak “Tadi dia sempat berbicara dengan kakakmu, para pengawalnya mengelilingi mereka jadi aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Tapi percakapan mereka cukup serius.”“Cuku serius? Maksudmu?” tanya Natasha dengan ekspresi wajah yang nampak suram. “Serius bagaimana maksudmu? Apakah mereka terlihat bertengkar?”“Aku tidak tahu. Seperti kubilang tadi, para pengawal mengelilingi mereka jadi aku tidak tahu apa yang me
“Sus, kau telah merawatku bertahun-tahun. Aku masih sedikit bermurah hati padamu mengingat semua pengorbananmu merawatku. Jika kau bersedia membantuku, semua hal yang kau lakukan akan menjadi rahasia dan kedepannya kau tak perlu khawatir tentang apapun lagi. Kapanpun kau membutuhkan uang maka aku akan memberikan padamu. Sekarang pilihan ada padamu, menerima tawaranku atau menolak.”Pengasuh itu memejamkan matanya sekejap lalu menghela napas dalam-dalam. Kedua tawaran Natasha sama-sama berat konsekuensinya, dia tak punya pilihan. Akhirnya pengasuh itupun menerima tawaran Natasha setelah menimbang-nimbang beberapa saat. Sang pengasuh pun pergi meninggalkan villa keluarga Hilman malam itu.Malam pun semakin larut, di kamar Anatasya ternyata dia sudah tertidur namun kewaspadaannya cukup tinggi. Tepat tengah malam dia mendengar suara berderak dari arah jendela kamarnya, gadis itu langsung terbangun tapi tetap diam tak bergerak diatas ranjang.Matanya tajam menoleh kearah jendela kamar. Sam
Malam berlalu dan pagi menyongsong, suasana di villa itu sunyi senyap. “Aaaaaaa…….” tiba-tiba terdengar suara teriakan dari kamar Natasha. Jeritan histeris yang kencang itu menggetarkan seluruh villa dan membangunkan seisinya. Bahkan burung-burung pun kaget dan terbang menjauhi villa itu, apalagi satpam yang berjaga di pintu gerbang pun terlompat dari duduknya.“Ada apa ini?”“Siapa yang berteriak histeris di pagi buta begini, ha?”“Apa yang terjadi?”“Aku juga tidak tahu tapi aku mendengar suara jeritan seseorang meminta tolong. Sepertinya berasal dari kamar dilantai atas.”“Ayo cepat! Sepertinya suara teriakan itu berasal dari kamar Nona Kedua!”Para pelayanpun berlarian menuju kelantai dua. Natasha yang tidak mengunci pintu kamarnya pun membuat para pelayan langsung membuka pintu dan masuk. Mereka melihat Natasha berbaring disamping ranjang dengan tubuhnya yang berkedut-kedut, mulutnya mengeluarkan busa dan wajahnya biru. Dia terlihat seperti akan mati saja. Para pelayan tercen
Seorang pelayan yang memegang pisau langsung menyerahkan pisaunya pada Anatasya. Dengan gerakan cepat Anatasya memejamkan matanya lalu memotong kepala ular itu dengan pisau. Meskipun dia merasa takut tapi dia tak punya pilihan selain membunuh ular itu. Akhirnya ular kobra itupun terbelah dan tak bergerak lagi. Dengan tangan gemetaran Anatasya menjatuhkan ular mati itu kelantai lalu berlari kearah Danendra.“Putriku! Apa kau baik-baik saja?” tanya Danendra memeluk putrinya.“Papa! Aku ketakutan sekali.” ujarnya tersedu-sedu.“Ssssttttt…..sudahlah tenang saja putriku. Kau sudah membunuh ular itu, takkan ada lagi masalah.”“Aku tidak akan merasa takut kalau papa ada bersamaku. Papa jangan pedulikan aku, cepat bawalah adikku ke rumah sakit sekarang. Jika terlambat maka nyawanya tidak akan tertolong. Cepatlah.” Anatasya menunjukkan ekspresi wajah sedih dan bersikap seolah-olah dia terpaksa melepaskan papanya pergi. Hati Danendra meleleh dengan sikap putrinya itu.Baginya Anatasya adalah s