Natasha tampak kesal dan sedih. Dia meneteskan airmata “Mama…..”
“Sayang, kau sudah bangun? Sudahlah jangan menangis ya….” ujar Clarisa dengan hati yang sakit dan tertekan melihat kesedihan putrinya. Melihat Natasha suda sadar maka Danendra merasa bahwa dia tidak perlu berlama-lama disana.
“Masih banyak tamu dibawah, aku pergi dulu untuk menemani para tamu. Rapikanlah dirimu dan segera turun ke bawah.”
Danendra bergegas pergi tanpa menunggu sepasang ibu dan anak itu berbicara. Dia tidak peduli lagi pada mereka, dia sudah menemukan harta karunnya yang bisa dia manfaatkan untuk kemajuaannya. Begitu pintu tertutup, Natasha langsung meraih bantal dan melemparkannya ke pintu. “Ma, kau lihat papa! Dia tidak peduli padaku! Aku sudah tidak tahan lagi Ma. Aku ingin Anatasya lenyap selamanya.”
Mata Clarisa penuh amarah, awalnya pesta ulang tahun putri kesayangannya berjalan sempurna tetapi setelah kemunculan Anatasya, semua perhatian tamu malah jatuh pada gadis itu. Clarisa menarik napas dalam-dalam dan berusaha menenangkan dirinya.
“Sayang, jangan khawatir ya. Jika kita bertindak dan sesuatu terjadi pada Anataasya maka papamu akan mencurigai kita. Kau tau papamu adalah seorang pria yang membenci orang yang tidak mau menurutinya. Kau harus bersabar, mama akan mencari cara untuk melenyapkan Anatasya.”
“Jangan lama-lama Ma! Apa yang harus aku lakukan sekarang? Tanya Natasha menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Dia menangis tersedu-sedu. “Pesta ulang tahunku hancur! Semua orang pasti akan menertawakanku. Semua wanita itu suka bergosip dibelakangku!”
Clarisa baru saja hendak bicara saat suster pengasuh Natasha masuk, dengan gembira dia memegang sebua amplop ditangannya dan berkata “Ada kabar gembira nona, ini adalah kabar yang sangat baik untukmu.”
Natasha memalingkan wajahnya, saat ini dia tak berminat.
“Pergilah! Sudah tak ada lagi kabar gembira dalam hidupku sekarang. Semuanya hancur dan hanya ada kabar buruk! Hari ini adalah hari terburuk sepanjang hidupku!”
Semua miliknya telah direbut oleh Anatasya dalam sekejap, dia tak lagi disanjung dan mendapat perhatian semua orang setelah kemunculan Anatasya.
Berbeda dengan Natasha, nampak Clarisa lebih tenang dan bertanya pada pengasuh itu “Kabar baik apa itu? Apa itu yang ada ditanganmu?”
Pengasuh itu langsung mendekat dan berkata “Aku baru saja menerima paket yang ditujukan pada Nona Natasha. Paket ini memiliki lambang dari The World Coffee Institute.”
“Benarkah?” ujar Clarisa langsung mengambil paket itu dari tangan si pengasuh.
Clarisa langsung membukanya dan melihat kata-kata yang tertulis didalamnya. Dengan senang hati dia menarik tangan Natasha “Natasha! Lihat ini. Ini benar-benar kabar baik bahkan sangat baik! Kau menjuarai kompetisi kopi sosialita!”
Kompetisi kopi sosialita adalah sebuah acara yang diselenggarakan oleh semua barista top diseluruh dunia. Pemenang dari kompetisi itu akan menjadi brand ambasador Cafe Moonlight dari perusahaan perusahaan keluarga Archilles.
Ini sungguh luar biasa dan putri kesayangan Clarisa memenangkan kompetisi tersebut. Ini adalah kebanggan tersendiri untuknya. Saat Natasha mendengar barita itu suasana hatinya langsung membaik lalu dia mengambil dokumen itu dan membacanya berulang kali.
Selain ucapan selamat diatasnya juga diberitahukan untuk pergi ke Hotel Nature Ville minggu depan untuk menghadiri acara pemberian penghargaan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Kenneth akan datang untuk memberikan penghargaan langsung pada pemenang dan mengumumkan brand ambasador baru dari cafe Moonlight. Mendadak Natasha merasa bahagia membayangkan pertemuannya nanti dengan Kenneth.
“Pesta ulang tahunmu kali ini pasti diingat oleh Tuan Muda Archilles. Dia pasti akan memperlakukanmu berbedan dan spesial!” ujar Clarisa senang.
“Ya! Tuan Muda Archilles pasti memiliki kesan yang mendalam padaku! Setelah aku mendapatkan brand ambasador itu semua sosialita terkenal yang suka mengejek dan menggosipiku pasti akan menutup mulut mereka sekarang!” ujar Natasha sambil meremas kerta itu dengan erat.
Dia semakin bersemangat sekarang, seketika lupa dengan semua masalah yang terjadi sebelumnya. Setelah ini dia akan menjadi topik pembicaraan banyak orang dan Kenneth takkan pernah bisa melupakannya.
“Ini….benar-benar kabar yang sangat baik!”
Clarisa lantas melepaskan gelang emas ditangannya dan memberikan pada pengasuh itu sambil berkata “Berita yang kau bawakan ini sangat bagus dan membuat putriku bahagia! Ini hadiah untukmu.”
“Nyonya, jangan begitu. Aku hanya melakukan tugasku dengan membawakan paket itu. Bukankah gelang ini bernilai mahal?”
Clarisa memegang tangan pengasuh itu dengan paksa “Gelang ini memang bernilai sangat mahal. Coba kau tanyakan pada toko perhiasan diluar sana berapa harga gelang ini! Tapi bukan itu masalahnya, aku memberikan gelang ini padamu karena aku juga memerlukan bantuanmu untuk melakukan sesuatu.”
Pengasuh yang tamak itu tak dapat menyembunyikan sorot matanya yang berbinar melihat gelang emas itu. Dia mengambilnya dna bertanya “Nyonya, apa yang harus aku lakukan untukmu? Katakan saja apa yang nyonya mau aku lakukan, aku pasti akan melakukannya.”
“Baiklah. Tolong kau awasi Anatasya. Jika dia bersikap aneh dan tidak biasa harus segera kau laporkan padaku!” ujar Clarisa.
“Akan saya kerjakan! Aku akan mengawasi gadis desa itu dengan baik.”
Mendengar ucapan pengasuh itu raut wajah Clarisa berubah, apakah gadis itu benar-benar berasal dari pedesaan? Orang yang dia suruh sebelumnya untuk mencari Anatasya sampai saat ini belum kembali dan tak ada berita sama sekali.
Apalagi alamat yang diberikan Anatasya waktu itu berada di kepulauan Bahama yang jelas-jelas bukan daerah pedesaan dan itu berada di luar negeri. Saat Anatasya memberikan alamatnya, dia tidak terlalu memikirkannya. Clarisa hanya berpikir mungkin setelah sepuluh tahun tinggal didesa, gadis itu pergi merantau untuk bekerja di Bahama.
Tetapi setelah melihat Anatasya malam ini, Clarisa merasa bahwa dia perlu menyelidikinya. Dia harus mencari tahu semua hal tentang gadis itu, dimana dia tinggal selama sepuluh tahun terakhir. Sikap dan cara bicara Anatasya bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh seorang gadis yang tinggal di pedesaan.
“Natasha, sepertinya Anatasya tidak sesederhana yang kita pikirkan. Mama harap kau jangan bertindak gegabah. Biar mama pikirkan rencana pembalasan, kau cukup mengikuti arahan mama saja dan jangan melakukan sesuatu yang membuatnya waspada. Jangan sampai kita yang akan repot sendiri.”
“Aku tahu! Aku tahu! Mama jangan khawatir.”
Mulutnya mengatakan kalau dia paham ucapan mamanya tapi dalam hatinya dia sama sekali tidak peduli. Gadis itu hanya berasal dari desa yang mewarisi kecantikan ibunya, hanya itu saja yang menjadi andalannya, bukan?
Tidak mungkin IQ ibunya juga diwariskan pada Anatasya. Sangat mustahil jika IQ, bakat dan keterampilan ibunya akan diwariskan pada Anatasya. Natasha membandingkan dirinya dengan Anatasya. Jelas-jelas Natasha memiliki prestasi yang baik dibidang kebudayaan dan dia juga termasuk kalangan sosialita.
Dia sudah menghabiskan banyak uang untuk berlatih, sedangkan gadis desa itu pasti hanya lulus SMA saja sudah beruntung. Bagi Natasha, membereskan seorang gadis desa bukanlah masalah baginya. Hari ini dia hanya salah perhitungan saja.
“Ma, aku punya ide. Aku akan mengundang Anatasya untuk datang di acara penghargaan bersamaku. Saat itu Anatasya pasti akan dipermalukan saat melihat kesenjangan antara aku dan dirinya.”
Clarisa berpikir sejenak dan merasa bahwa cara itu juga bagus.
“Bagus juga! Kau jangan hanya mengundangnya tapi ajak juga ayahmu untuk pergi bersama. Biarkan dia tahu dan melihat sendiri kedua putrinya yang mana yang lebih memiliki masa depan lebih cerah.”
Sepasang ibu dan anak itu tampak senang dan begitu bersemangat untuk mempermalukan Anatasya. Mereka tak sabar ingin melihat ekspresi wajah Anatasya saat dia mempermalukan dirinya sendiri, pasti akan sangat memalukan. Seorang gadis desa yang berpendidikan rendah dan hanya mengandalkan kecantikannya tidak akan dapat bertahan lama di lingkungan sosialita dan kalangan atas di Jakarta,
Natasha merapikan dandanannya dengan cepat, suasana hatinya membaik setelah mengetahui jika dia memenangkan kompetisi kopi selebriti itu, Setelah memperhatikan dirinya di cermin lalu dia turun kebawah bersama Clarisa. Saat tiba dilantai bawah, dia mencari keberadaan Kenneth tetapi dia tidak menemukannya dimanapun. Lalu dia mendekati seorang sosialita terkenal yang dekat dengannya “Apakah kau tahu dimana Tuan Muda Archilles?”“Oh! Tuan Muda Archilles sudah pergi.”“Apakah dia mengatakan sesuatu sebelum pergi?” tanya Natasha lagi.Sosialita itu tampak berpikir sejenak “Tadi dia sempat berbicara dengan kakakmu, para pengawalnya mengelilingi mereka jadi aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Tapi percakapan mereka cukup serius.”“Cuku serius? Maksudmu?” tanya Natasha dengan ekspresi wajah yang nampak suram. “Serius bagaimana maksudmu? Apakah mereka terlihat bertengkar?”“Aku tidak tahu. Seperti kubilang tadi, para pengawal mengelilingi mereka jadi aku tidak tahu apa yang me
“Sus, kau telah merawatku bertahun-tahun. Aku masih sedikit bermurah hati padamu mengingat semua pengorbananmu merawatku. Jika kau bersedia membantuku, semua hal yang kau lakukan akan menjadi rahasia dan kedepannya kau tak perlu khawatir tentang apapun lagi. Kapanpun kau membutuhkan uang maka aku akan memberikan padamu. Sekarang pilihan ada padamu, menerima tawaranku atau menolak.”Pengasuh itu memejamkan matanya sekejap lalu menghela napas dalam-dalam. Kedua tawaran Natasha sama-sama berat konsekuensinya, dia tak punya pilihan. Akhirnya pengasuh itupun menerima tawaran Natasha setelah menimbang-nimbang beberapa saat. Sang pengasuh pun pergi meninggalkan villa keluarga Hilman malam itu.Malam pun semakin larut, di kamar Anatasya ternyata dia sudah tertidur namun kewaspadaannya cukup tinggi. Tepat tengah malam dia mendengar suara berderak dari arah jendela kamarnya, gadis itu langsung terbangun tapi tetap diam tak bergerak diatas ranjang.Matanya tajam menoleh kearah jendela kamar. Sam
Malam berlalu dan pagi menyongsong, suasana di villa itu sunyi senyap. “Aaaaaaa…….” tiba-tiba terdengar suara teriakan dari kamar Natasha. Jeritan histeris yang kencang itu menggetarkan seluruh villa dan membangunkan seisinya. Bahkan burung-burung pun kaget dan terbang menjauhi villa itu, apalagi satpam yang berjaga di pintu gerbang pun terlompat dari duduknya.“Ada apa ini?”“Siapa yang berteriak histeris di pagi buta begini, ha?”“Apa yang terjadi?”“Aku juga tidak tahu tapi aku mendengar suara jeritan seseorang meminta tolong. Sepertinya berasal dari kamar dilantai atas.”“Ayo cepat! Sepertinya suara teriakan itu berasal dari kamar Nona Kedua!”Para pelayanpun berlarian menuju kelantai dua. Natasha yang tidak mengunci pintu kamarnya pun membuat para pelayan langsung membuka pintu dan masuk. Mereka melihat Natasha berbaring disamping ranjang dengan tubuhnya yang berkedut-kedut, mulutnya mengeluarkan busa dan wajahnya biru. Dia terlihat seperti akan mati saja. Para pelayan tercen
Seorang pelayan yang memegang pisau langsung menyerahkan pisaunya pada Anatasya. Dengan gerakan cepat Anatasya memejamkan matanya lalu memotong kepala ular itu dengan pisau. Meskipun dia merasa takut tapi dia tak punya pilihan selain membunuh ular itu. Akhirnya ular kobra itupun terbelah dan tak bergerak lagi. Dengan tangan gemetaran Anatasya menjatuhkan ular mati itu kelantai lalu berlari kearah Danendra.“Putriku! Apa kau baik-baik saja?” tanya Danendra memeluk putrinya.“Papa! Aku ketakutan sekali.” ujarnya tersedu-sedu.“Ssssttttt…..sudahlah tenang saja putriku. Kau sudah membunuh ular itu, takkan ada lagi masalah.”“Aku tidak akan merasa takut kalau papa ada bersamaku. Papa jangan pedulikan aku, cepat bawalah adikku ke rumah sakit sekarang. Jika terlambat maka nyawanya tidak akan tertolong. Cepatlah.” Anatasya menunjukkan ekspresi wajah sedih dan bersikap seolah-olah dia terpaksa melepaskan papanya pergi. Hati Danendra meleleh dengan sikap putrinya itu.Baginya Anatasya adalah s
“Ayo kita pergi!”Danendra dan Anastasya pun meninggalkan rumah sakit. Dalam perjalanan menuju rumah keduanya diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. “Papa, sesampainya dirumah pastikan semua pekerja diinterogasi. Hari ini ular itu menggigit adikku, bisa saja besok-besok orang itu akan memasukkan lagi ular kerumah kita untuk menggigit papa dan anggota keluarga kita. Aku tidak mau ada hal buruk yang terjadi pada keluarga kita. Aku tidak tahu bagaimana hidupku tanpa papa.” ujar Anastasya dengan wajah serius. Danendra memikirkan masalah ini dengan wajah serius, jika dia menemukan orang yang telah memasukkan ular itu ke villa, dia tidak akan memaafkan orang itu!Sementara di villa keluarga Hilman. Meskipun Clarisa sedang dihukum tapi ponselnya tidak disita, dengan cepat dia bisa mendapatkan kabar tentang Natasha. Saat mendengar putrinya baik-baik saja, wanita itu menghela napas lega. Tapi saat mengingat jika ular yang menggigit Natasha sengaja dimasukkan oleh seseorang membuat raut wa
Hanya melihat sekilas si penjual ular pun langsung mengenali ular berbisa itu lalu mengganggukkan kepala. “Benar, aku yang menjual ular itu. Ekor ular ini berbeda dengan ular berbisa lainnya karena ular ini aku dapatkan langsung dari hutan dipedalaman Sumatera dan jenis ular ini sangat langka.”Danendra menatap sini si pengasuh dan menarik wanita itu yang sejak tadi menundukkan kepalanya.“Apakah kau mengenal wanita ini? Apakah dia yang datang ke tokomu untuk membeli ular itu?”Si pedagang ular yang tidak mengetahui apa yang terjadi di villa itupun dengan jujur langsung menggangguk, “Iya memang wanita ini yang datang tadi malam. Dia bilang kalau dia membutuhkan seekor ular berbisa untuk membuat obat. Aku memilihkan ular berbisa itu untuknya karena biasanya orang menggunakan bisa ular itu untuk obat-obat tertentu.”Kemarahan Danendra tak terbendung lagi menatap pengasuh it, “Apa kau masih membantah, ha? Apalagi yang mau kau katakan sekarang!” tangan Danendra mendorong kuat bahu wanita
Natasha yang sudah sadarkan diri mengamati sekujur tubuhnya. Dia merasa lebih baik dan ingin segera pulang kerumahnya dan mengadukan Anastasya pada ayahnya. Dia akan menyalahkan Anastasya yang berniat membunuhnya agar ayahnya segera mengusir Anastasya dari rumah mereka. Natasha sangat yakin ayahnya akan menuruti keinginannya karena selama ini dia sangat dimanja dan diturui semua keinginannya.‘Anastasya! Kau jalang kecil yang kejam! Ini semua perbuatanmu ingin membunuhku. Aku pasti akan membalasmu dan memastikan kau dibuang papa seperti dulu. Hanya aku satu-satunya putri Danendra Hilman.’ gumamnya dalam hati.Supir datang menjemput Natasha dirumah sakit. Dalam perjalanan nampak Natasha yang tersenyum penuh kemenangan memikirkan semua rencananya yang sempurna. “Pak, bawa mobilnya cepat! Kok nyetir lambat banget sih.” Natasha yang sudah tak sabar sampai dirumah membentak supirnya agar melajukan mobil lebih cepat lagi.Saat mobil sudah tiba didepan villa, Natasha keluar dari mobil dan he
Clarissa merasa kasihan pada Natasha, dia memeluk putrinya dan berbisik “Sudah cukup! Jangan katakan apapun lagi, lebih kau ikut dengan mama sekarang ke kamar.”Natasha yang ketakutan tak punya pilihan lain dan menurut. Dia tak berani untuk mengucapkan sepatah katapun lalu Natasha mengikuti ibunya. Namun teriakan Danendra menghentikan langkah keduanya.“Berhenti! Kalian berdua sudah melakukan kesalahan besar. Mulai hari ini kalian berdua harus intropeksi diri dan tidak diperbolehkan keluar dari kamar selama sebulan! Aku akan mencari guru agama untuk mendidikmu memperbaiki moral dan disiplin. Semoga kalian berdua bisa menjadi manusia yang baik!”Natasha semakin ketakutan saat mendengar ucapan ayahnya, dia menatap wajah ayahnya yang memerah karena emosi. Sontak Natasha dan ibunya pucat mendapatkan hukuman dari Danendra.Keluarga itu diatur oleh Danendra sebagai kepala keluarga, jika sepasang ibu dan anak itu kehilangan kepercayaan dari Danendra itu berarti mereka berdua akan dikeluarkan