Share

BAB 8.

Natasha tampak kesal dan sedih.  Dia meneteskan airmata “Mama…..”

“Sayang, kau sudah bangun? Sudahlah jangan menangis ya….” ujar Clarisa dengan hati yang sakit dan tertekan melihat kesedihan putrinya. Melihat Natasha suda sadar maka Danendra merasa bahwa dia tidak perlu berlama-lama disana.

“Masih banyak tamu dibawah, aku pergi dulu untuk menemani para tamu. Rapikanlah dirimu dan segera turun ke bawah.”

Danendra bergegas pergi tanpa menunggu sepasang ibu dan anak itu berbicara. Dia tidak peduli lagi pada mereka, dia sudah menemukan harta karunnya yang bisa dia manfaatkan untuk kemajuaannya.  Begitu pintu tertutup, Natasha langsung meraih bantal dan melemparkannya ke pintu. “Ma, kau lihat papa! Dia tidak peduli padaku! Aku sudah tidak tahan lagi Ma. Aku ingin Anatasya lenyap selamanya.”

Mata Clarisa penuh amarah, awalnya pesta ulang tahun putri kesayangannya berjalan sempurna tetapi setelah kemunculan Anatasya, semua perhatian tamu malah jatuh pada gadis itu.  Clarisa menarik napas dalam-dalam dan berusaha menenangkan dirinya.

“Sayang, jangan khawatir ya. Jika kita bertindak dan sesuatu terjadi pada Anataasya maka papamu akan mencurigai kita. Kau tau papamu adalah seorang pria yang membenci orang yang tidak mau menurutinya. Kau harus bersabar, mama akan mencari cara untuk melenyapkan Anatasya.”

“Jangan lama-lama Ma! Apa yang harus aku lakukan sekarang? Tanya Natasha menutupi wajahnya dengan kedua tangan.  Dia menangis tersedu-sedu. “Pesta ulang tahunku hancur! Semua orang pasti akan menertawakanku. Semua wanita itu suka bergosip dibelakangku!”

Clarisa baru saja hendak bicara saat suster pengasuh Natasha masuk, dengan gembira dia memegang sebua amplop ditangannya dan berkata “Ada kabar gembira nona, ini adalah kabar yang sangat baik untukmu.”

Natasha memalingkan wajahnya, saat ini dia tak berminat.

“Pergilah! Sudah tak ada lagi kabar gembira dalam hidupku sekarang. Semuanya hancur dan hanya ada kabar buruk! Hari ini adalah hari terburuk sepanjang hidupku!”

Semua miliknya telah direbut oleh Anatasya dalam sekejap, dia tak lagi disanjung dan mendapat perhatian semua orang setelah kemunculan Anatasya.

Berbeda dengan Natasha, nampak Clarisa lebih tenang dan bertanya pada pengasuh itu “Kabar baik apa itu? Apa itu yang ada ditanganmu?”

Pengasuh itu langsung mendekat dan berkata “Aku baru saja menerima paket yang ditujukan pada Nona Natasha. Paket ini memiliki lambang dari The World Coffee Institute.”

“Benarkah?” ujar Clarisa langsung mengambil paket itu dari tangan si pengasuh.

Clarisa langsung membukanya dan melihat kata-kata yang tertulis didalamnya. Dengan senang hati dia menarik tangan Natasha “Natasha! Lihat ini. Ini benar-benar kabar baik bahkan sangat baik! Kau menjuarai kompetisi kopi sosialita!”

Kompetisi kopi sosialita adalah sebuah acara yang diselenggarakan oleh semua barista top diseluruh dunia. Pemenang dari kompetisi itu akan menjadi brand ambasador Cafe Moonlight dari perusahaan perusahaan keluarga Archilles.

Ini sungguh luar biasa dan putri kesayangan Clarisa memenangkan kompetisi tersebut. Ini adalah kebanggan tersendiri untuknya. Saat Natasha mendengar barita itu suasana hatinya langsung membaik lalu dia mengambil dokumen itu dan membacanya berulang kali.

Selain ucapan selamat diatasnya juga diberitahukan untuk pergi ke Hotel Nature Ville minggu depan untuk menghadiri acara pemberian penghargaan.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Kenneth akan datang untuk memberikan penghargaan langsung pada pemenang dan mengumumkan brand ambasador baru dari cafe Moonlight.  Mendadak Natasha merasa bahagia membayangkan pertemuannya nanti dengan Kenneth.

“Pesta ulang tahunmu kali ini pasti diingat oleh Tuan Muda Archilles. Dia pasti akan memperlakukanmu berbedan dan spesial!” ujar Clarisa senang.

“Ya! Tuan Muda Archilles pasti memiliki kesan yang mendalam padaku! Setelah aku mendapatkan brand ambasador itu semua sosialita terkenal yang suka mengejek dan menggosipiku pasti akan menutup mulut mereka sekarang!” ujar Natasha sambil meremas kerta itu dengan erat. 

Dia semakin bersemangat sekarang, seketika lupa dengan semua masalah yang terjadi sebelumnya. Setelah ini dia akan menjadi topik pembicaraan banyak orang dan Kenneth takkan pernah bisa melupakannya.

“Ini….benar-benar kabar yang sangat baik!”

Clarisa lantas melepaskan gelang emas ditangannya dan memberikan pada pengasuh itu sambil berkata “Berita yang kau bawakan ini sangat bagus dan membuat putriku bahagia! Ini hadiah untukmu.”

“Nyonya, jangan begitu. Aku hanya melakukan tugasku dengan membawakan paket itu. Bukankah gelang ini bernilai mahal?”

Clarisa memegang tangan pengasuh itu dengan paksa “Gelang ini memang bernilai sangat mahal. Coba kau tanyakan pada toko perhiasan diluar sana berapa harga gelang ini! Tapi bukan itu masalahnya, aku memberikan gelang ini padamu karena aku juga memerlukan bantuanmu untuk melakukan sesuatu.”

Pengasuh yang tamak itu tak dapat menyembunyikan sorot matanya yang berbinar melihat gelang emas itu.  Dia mengambilnya dna bertanya “Nyonya, apa yang harus aku lakukan untukmu? Katakan saja apa yang nyonya mau aku lakukan, aku pasti akan melakukannya.”

“Baiklah. Tolong kau awasi Anatasya. Jika dia bersikap aneh dan tidak biasa harus segera kau laporkan padaku!” ujar Clarisa.

“Akan saya kerjakan! Aku akan mengawasi gadis desa itu dengan  baik.”

Mendengar ucapan pengasuh itu raut wajah Clarisa berubah, apakah gadis itu benar-benar berasal dari pedesaan? Orang yang dia suruh sebelumnya untuk mencari Anatasya sampai saat ini belum kembali dan tak ada berita sama sekali.

Apalagi alamat yang diberikan Anatasya waktu itu berada di kepulauan Bahama yang jelas-jelas bukan daerah pedesaan dan itu berada di luar negeri. Saat Anatasya memberikan alamatnya, dia tidak terlalu memikirkannya. Clarisa hanya berpikir mungkin setelah sepuluh tahun tinggal didesa, gadis itu pergi merantau untuk bekerja di Bahama.

Tetapi setelah melihat Anatasya malam ini, Clarisa merasa bahwa dia perlu menyelidikinya. Dia harus mencari tahu semua hal tentang gadis itu, dimana dia tinggal selama sepuluh tahun terakhir. Sikap dan cara bicara Anatasya bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh seorang gadis yang tinggal di pedesaan.

“Natasha, sepertinya Anatasya tidak sesederhana yang kita pikirkan. Mama harap kau jangan bertindak gegabah. Biar mama pikirkan rencana pembalasan, kau cukup mengikuti arahan mama saja dan jangan melakukan sesuatu yang membuatnya waspada. Jangan sampai kita yang akan repot sendiri.”

“Aku tahu! Aku tahu! Mama jangan khawatir.”

Mulutnya mengatakan kalau dia paham ucapan mamanya tapi dalam hatinya dia sama sekali tidak peduli. Gadis itu hanya berasal dari desa yang mewarisi kecantikan ibunya, hanya itu saja yang menjadi andalannya, bukan?

Tidak mungkin IQ ibunya juga diwariskan pada Anatasya. Sangat mustahil jika IQ, bakat dan keterampilan ibunya akan diwariskan pada Anatasya.  Natasha membandingkan dirinya dengan Anatasya. Jelas-jelas Natasha memiliki prestasi yang baik dibidang kebudayaan dan dia juga termasuk kalangan sosialita.

Dia sudah menghabiskan banyak uang untuk berlatih, sedangkan gadis desa itu pasti hanya lulus SMA saja sudah beruntung.  Bagi Natasha, membereskan seorang gadis desa bukanlah masalah baginya. Hari ini dia hanya salah perhitungan saja.

“Ma, aku punya ide. Aku akan mengundang Anatasya untuk datang di acara penghargaan bersamaku. Saat itu Anatasya pasti akan dipermalukan saat melihat kesenjangan antara aku dan dirinya.”

Clarisa berpikir sejenak dan merasa bahwa cara itu juga bagus.

“Bagus juga! Kau jangan hanya mengundangnya tapi ajak juga ayahmu untuk pergi bersama. Biarkan dia tahu dan melihat sendiri kedua putrinya yang mana yang lebih memiliki masa depan lebih cerah.”

Sepasang ibu dan anak itu tampak senang dan begitu bersemangat untuk mempermalukan Anatasya.  Mereka tak sabar ingin melihat ekspresi wajah Anatasya saat dia mempermalukan dirinya sendiri, pasti akan sangat memalukan.  Seorang gadis desa yang berpendidikan rendah dan hanya mengandalkan kecantikannya tidak akan dapat bertahan lama di lingkungan sosialita dan kalangan atas di Jakarta,

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status