Share

BAB 7.

Saat keduanya terlena, tiba-tiba Tuan Danendra muncul “Putriku sayang! Apakah kau baik-baik saja? Maafkan papa yang terlambat menolongmu tetapi tak disangka ternyata Tuan Muda Archilles lebih cepat dariku. Tuan Muda sangat perhatian dan baik padamu.”

Nada suara Danendra seperti seorang ayah yang penuh kasih sayang dan perhatian. Ekspresi wajahnya seoleh-oleh dia mempedulikan Anatasya.

Natasha yang dibawa ke lantai atas oleh orang-orang disana bahkan tida dipedulikan oleh Danendra.  Sikap pria paruh baya itu sangat menarik bai Anatasya, ayahnya itu benar-benar tak berperasaan. Anatasya tidak habis pikir kenapa ibunya yang cantik dan sempurna bisa mendapatkan seorang suami seperti Danendra.

Kepulangannya kali ini, dia juga ingin menyelidiki masalah ibunya karena dia melihat banyak hal aneh dengan ayahnya. Pasti ada rahasia yang tidak dia ketahui tentang keluarga ini.

“Aku baik-baik saja, papa! Lebih baik papa pergi keatas untuk melihat adikku. Tadi dia pingsan tanpa sebab, mungkin dia memiliki penyakit yang serius,”

Raut wajah Anatasya sangat lembut dan tulus penuh perhatian, dia sama sekali tidak menunjukkan rasa jijik pada Danendra meskipun dia ingin muntah melihatnya.  Anatasya terlihat seperti seorang putri yang bijaksana dan sopan. Danendra merasa sangat puas dengan sikap putrinya itu.  Dia berpikir ini mungkin karma baik dari masa lalaunya sehingga dia diberikan seorang putri yang sempurna!

“Kau benar anakku. Aku akan pergi melihat adikmu, aku tidak akan mengganggu waktumu dengan Tuan Muda Archilles.  Jangan sungkan ya anggap saja ini seperti rumahmu sendiri!” ujar Danendra. Mendengar ucapannya, Kenneth langsung mengeryitkan dainya. Rumah sendiri? Rasanya tak pantas pria itu mengatakan itu padanya. Jelas-jelas rumah keluarga Hilman tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rumah keluarga Archilles.

Kenneth melirik Anatasya yang hanya diam tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Danendra.  Setelah Danendra pria, Kenneth merapatkan tubuhnya pada Anatasya dan berkata “Kedatanganku kesini bukan untuk menghadiri perjamuan apapun. Aku masih meunggu sampai sekarang hanya untuk menyakinkanmu, apakah kau benar-benar tidak memiliki keinginan lain? Apakah kau benar-benar akan tinggal dirumah ini bersama mereka?”

Anatasya tak berdaya dengan pertanyaanny. Dia telah menyelidiki keluarga Hilman sebelum kembali ke Indonesia, dia tak terlalu paham masalah ekonomi di negeri ini.  Sedangkan keluarga Archilles punya reputasi sehingga dia akan mengetahui semua tanpa perlu menyelidikinya.

Dari reaksi danendra dan para tamu sudah cukup membuktikan jika Kenneth adalah seorang yang ternama dan dihormati di negeri ini.  Lau dia bertanya-tanya apa yang dilakukan pria itu di pulau terpencil itu?

“Kenneth Archilles, aku menerima niat baikmu tapi aku tida membutuhkan apapun saat ini.” ucap Anatasya. Dia yang selalu mandiri mampu mendapatkan apapun yang dia butuhkan sendiri, dia tidak memerlukan orang lain.  Dalam kamus Anatasya tidak ada kata “bergantung pada orang lain”.

“Hei nona. Apakah kau sadar kalau kau menolak tawaranku? Tahukah kau berapa banyak orang diluar sana yang menantikan kesempatan ini?” Kenneth tak habis pikir melihat gadis itu.

Meminta apapun tanpa terbatas pada keluarga Archilles adalah sesuatu yang diimpikan banyak orang terutama para gadis. Dia benar-benar ingin membelah kepala gadis itu untuk melihat apakah kepala gadis itu isinya bubur atau kosong tak berisi?

Anatasya mencoba menahan tawa melihat sikap Kenneth yang menurutnya sangat lucu.  Karena Kenneth terus mendesaknya untuk membuat sebuah permintaan lalu Anatasya mengangkat bahu dan bertanya “Tolong beritahu padaku, apa yang telah kutolak itu? Apakah aku menolak pria tampan dan kaya? Apakah aku suda menolak untuk jadi pacarmu? Btw, namaku bukan nona.”

“Lalu siapa namamu?"

“Namaku Tasya.”

Tasya adalah nama panggilan yang diberikan oleh orangtua angkatnya di luar negeri.

“Baiklah. Aku sudah tahu namamu. Tapi kau masih belum mengatakan keinginanmu.” kata Kenneth.

Anatasya yang tidak mengganggap serius, sambil bercanda dia pun berkata “Karena kau bersikeras ingin membalas kebaikanku yang sudah menyelamatkanmu, bagaimana jika kau berjanji menikahiku? Aku rasa itu permintaan yang sepadan.”

“…….hemmm.”

Kenneth terdiam tak tau harus menjawab apa, ekspresi wajahnya terlihat rumit.

“Uhuk….sudahlah jangan masukkan ke hati. Aku hanya bercanda saja, aku tidak butuh apa-apa jadi lupakan saja ok?”

“Boleh.” ujar Kenneth tiba-tiba.

“Apa?” tanya Anatasya bingung “Boleh apa?”

“Keinginanmu itu. Aku akan mendiskusikannya dengan keluargaku karena masalah ini bukan aku saja yang dapat memutuskannya.” Kenneth menunjukkan ekspresi dinginnya.

“Tunggu….apa kau suda gila, ha?” ujar Anatasya melebarkan matanya yang besar dan bulat. Kenneth mengeryitkan keningnya melihat mata inda itu.

“Kenapa kau mengganggap serius ucapanku? Aku tadi sudah bilang kalau aku hanya bercanda!”

“Tidakah kau tau jika terkadang kebenaran itu tersembunyi dalam candaan?” ujar Kenneth.

“Tapi….aku benar-benar bercanda. Aku tidak tertarik padamu!”

Kenneth menatap bingung “Kenapa kau tak tertarik? Semua gadis di negeri ini ingin menikah denganku.”

“Itu mereka. Tidak termasuk aku.”

“Sudahlah! Aku akan memberikan jawabanku padamu segera. Aku pergi dulu, baik-baiklah disini.” lau Kenneth membalikkan badannya dan pergi.  Jelas pria itu tidak percaya dengan ucapan Anatasya yang mengatakan dia hanya bercanda. Padahal Anatasya memang hanya bercanda.

Semua pengawal Kenneth pun mengikuti.

“Hei! Kau! Berhenti! Kita harus diskusikan hal itu sebentar! Jangan pergi!” teriak Anatasya yang mengejarnya dengan cepat tetapi langsung dihadang oleh pengawalnya.

“Maaf nona, tolong berhenti.”

“Tidak! Aku punya sesuatu yang harus disampaikan padanya!”

Para pengawal tidak bergeming, jelas terlihat tak ada yang boleh mendekati tanpa ijin dari Kenneth. Inilah yang jadi alasan bagi banyak wanita yang jatuh cinta pada Kenneth. Banyak wanita yang ingin bicara dengannya tapi tak ada satupun yang berani mendekatinya.

Anatasya hanya berdiri kau melihat Kenneth pergi dengan helikopter. Dia tampak kesal karena pria itu benar-benar mengganggap candaannya tadi serius. Jika orang normal pasti tidak akan mengganggap ucapan itu serius. Berjanji menikahinya? Jaman sekarang mana ada orang yang benar-benar akan membuat janji menikah setelah diselamatkan orang lain.

Wajah gadis itu berkerut, dia merasa dipermainkan oleh pria itu! Akhirnya Anatasya berpikir untuk mencari cara untuk menjelaskan pada Kenneth. Dia lalu menoleh kearah villa keluarga Hilman, dengan hati-hati dia memperhatikan villa yang dulunya adalah villa Sanari milik ibunya.  Apa yang terjadi sehingga keluarga besar Sanari dapat sirna dan digantikan oleh keluarga Hilman?

Anatasya memikirkan itu ketika tiba-tiba beberapa wanita menghampirinya dan tersenyum. “Nona Sanari, kau sangat cantik dan menarik. Apakah kau keberatan jika kita berteman?”

“Nona Sanari, postur tubuhmu sangat bagus. Apa rahasia untuk menjaga tubuh agar terlihat bugar?”

“Ayo kita bertukar nomor ponsel. Nanti kita bisa tetap berhubungan.”

“Nona Sanari. Apakah kau seorang modal? Kulitmu sangat lembut dan putih berseri.”

Beberapa wanita ini tampak lembut seolah-olah mereka ingin berteman dengannya tapi Anatasya dengan mudah melihat apa sebenarnya tujuan mereka mendekatinya.  Lalu dia pun berpura-pura tidak mengerti dan mengganggukkan kepala.

“Baiklah. Aku juga ingin memiliki banyak teman disini.” jawabnya.

Para sosialita mengelilinginya dan mengobrol dengan antusias. Sedangkan dilantai atas, Natasha yang dikerumuni banyak orang akhirnya terbangun.  Saat membuka matanya dia melihat Clarisa sedang memegang tangannya dengan ekspresi khawatir. 

Sementara Danendra berada disampingnya dengan bingung tanpa ekspresi khawatir sama sekai. Natasha tiba-tiba merasakan kebencian pada ayahnya.  Semua ini terjadi karena si jalang Anatasya! Dia telah merebut kasih sayang ayahnya!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status