Anatasya menahan semua emosinya, dia mengangkat bagian bawah gaunnya dengan kedua tangan saat menuruni tangga dengan langkah mantap. Dagunya terangkat dan bibirnya melengkung membentuk garis senyum yang manis.
Semua orang melihat sepasang kaki mulus dan seputih salju mengenakan sepatu high heel dari desainer terkenal. Jari kakinya kecil dan imut terlihat didepan sepatu yang sedikit terbuka. Pergelangan kakinya ramping dan kulitnya putih mulus tampak bercahaya karena lampu yang terang benderang. Semua orang takjub hanya memandang sepasang kaki itu.
Natasha tercengang saat mengetahui bahwa sepasang kaki itu sangat sempurna dan terlihat indah bahkan seperti kaki seorang model. Tanpa sadar dia memperhatikan reaksi para tamu yang hadir. Para pria meneteskan air liurnya, pandangan Natasha beralih ke Kenneth yang menatap sepasang kaki itu dengan mata coklatnya.
Hati Natasha resah dan mulai ketakutan jika dia tidak dapat menandingi gadis desa jelek itu! Tapi rasa penasaran Natasha membuatnya mengalihkan pandangan kembali kearah tangga. Itu hanya kaki saja! Pikirnya. Nanti saat semua orang melihat tubuh Anatasya, mereka pasti ingin muntah.
Anatasya mempercepat langkahnya menuruni tangga, dia melangkah dengan anggun dan elegan. Natasha membulatkan mata tak percaya melihat kearah Anatasya yang tampak santai dengan sepatu high heelnya. Bagaimana mungkin? Kenapa dia bisa setenang itu dan tidak terjatuh? Natasha kecewa dan terpana.
Bagaimana bisa terjadi? Dia baru pulang dari pedesaan dan bisa berjalan mantap dengan sepatu high heel? Hal yang tidak diketahui oleh Natasha adalah bahwa Anatasya adalah seorang model internasional yang selalu mengenakan topeng di panggung dan demi menyelamatkan teman supermodelnya, dia telah memakai semua jenis sepatu high heel. Natasha memperhatikan pinggang Anatasya yang ramping, dadanya yang menonjol sempurna nampak padat berisi.
Saat pertama kali Anatasya turun dari helikopter, pakaiannya kotor dan kebesaran sehingga tidak memperlihatkan postur tubuhnya. Tak disangka ternyata Anatasya langsing dan postur tubuhnya sempurna. Natasha sangat iri dan marah, wajahnya tak secantik Anatasya dan sekarang melihat penampilan Anatasya yang sempurna membuatnya semakin iri dan benci.
Pandangan matanya kearah tulang selangka Anatasya yang indah dengan leher jenjang dan tampak elegan dan anggun. Semakin Natasha melihatnya, semakin dia sirik dan marah. Kedua tangannya mengepal disamping tubuhnya.
Rasa gugup dan takut menguasainya, dia pun tak tahu kenapa dia merasakan itu. Seluruh pesona Anatasya yang memancarkan aura berkialuan seperti layaknya bulan membaur menjadi satu dan terlihat sangat menarik, cantik, anggun dan elegan.
‘Apakah itu Anatasya?
‘Apakah itu benar-benar Anatasya? Tida mungkin!
Ternyata dia memiliki wajah yang sangat cantik! Wajah Natasha langsung berubah pucat, dari pucat menjadi gelap dan lau berubah merah karena amarah. Dia tidak terima! Kenapa Anatasya bisa secantik itu dan tampak sangat berkelas? Natasha memberinya gaun termahal dan membuat Anatasya terlihat sempurna ditambah riasan natural.
Sesaat dadanya sesak dengan semua perasaan terkejut, kesal, marah, penyesalan, cemburu, iri, sirik dan emosi lainnya bercampur aduk menjadi satu. Jika saja tidak ada orang lain disana, ingin rasanya dia mencekik Anatasya sampai mati.
Dia benar-benar marah dan hampir gila! Kini wajah Natasha semakin gelap, dia bahkan tidak ingin melihat wajah Anatasya lagi karena merasa malu. Seharusnya dia yang jadi pusat perhatian malam ini tapi kehadiran Anatasya yang cantik membuat Natasha kehilangan percaya diri karena dia tidak secantik Anatasya.
Natasha melihat tatapan terpana semua orang, semua mata terfokus pada Anatasya. Mata mereka fokus mengikuti gerakan Anatasya, semua orang tampak seperti orang bodoh! Sedangkan Kenneth tampak sedikit terkejut dengan ekspresi yang sulit dijelaskan, wajah tampannya tampak dingin tapi tatapan matanya mengarah ke Anatasya tanpa berkedip. Apakah itu artinya dia terpesona? Apakah orang-orang seperti Kenneth juga terpesona?
Clarisa tercengang, dia sangat memahami jelas bahwa kakaknya yang berumur pendek itu juga memiliki kecantikan yang tak tertandingi dan kecantikan itu diwariskan pada putrinya Anatasya.
Bahkan Anatasya lebih cantik daripada Adelia. Jika seperti ini maka kecantikan wajah Anatasya bisa menghancurkan masa depan putrinya. Clarisa tidak akan membiarkan itu terjadi. Clarisa melihat ekspresi Danendra, tatapannya biasa saja.
Terlihat kilatan dimata pria itu, bagaimanapun Anatasya adalah putrinya. Mengingat sifat Danendra yang tamak, melihat kecantikan Anatasya membuatnya merasa seperti mendapat harta karun. Tiba-tiba dia memilik seorang putri yang sangat cantik yang kelak bisa memikat pria-pria kaya dari kelas atas. Danendra sangat senang!
Anatasya melirik kearah Natasha untuk melihat ekspresi “adiknya yang baik itu!” Ekspresi Natasha sangat terganggu dengan kehadiran Anatasya yang jauh dari dugaan Natasha. Jika saja tempat itu tidak dipenuhi para tamu, Natasha mungkin sudah mencakar wajahnya. Anatasya pura-pura tidak mengerti dengan ekspresi Natasha. Dia berjalan mendekat dan tersenyum “Adikku, selamat ulang tahun dan aku senang kau memilihkan gaun yang tepat untukku!”
“Tapi kenapa dengan wajahmu? Sepertinya kau tidak sehat ya? Apakah kau baik-baik saja?” tanya Anatasya. Suaranya yang indah seperti lantunan melodi dan suara gemericik air yang indah. Natasha semakin membencinya karena suara Anatasya juga punya suara yang indah. Namun Natasha berusaha sekuat tenaga memperlihatkan eksresi normal. Dengan memaksakan senyum dia berkata “Kakak, jangan khawatir aku baik-baik saja. Mungkin sedikit kelelahan saja.”
“Baguslah kalau kau baik-baik saja. Ngomong-ngomong gaun ini sangat cantik dan cocok untukku.” ujar Anatasya. Sengaja dia mengatakan itu sebagai sindiran atas gagalnya rencana licik Natasha. Kemarahan Natasha semakin etrsulut, darah didalam tubuhnya berhenti mendadak dan mengalir deras secara tiba-tiba.
“Kau….”
Baru saja Natasha ingin mengatakan sesuatu tiba-tiba dadanya sesak karena suplai oksigen ditubuhnya berkurang dan matanya menggelap. Dia pingsan akibat menahan amarahnya.
“Ahhh…..adikku! Kau kenapa?” teriak Anatasya. Dia tak menyangka jika Natasha akan pingsan setelah melihat penampilannya yang cantik. Namun dia terlambat menangkap tubuh Natasha yang terhempas ke lantai.
Clarisa kaget dan berlari kearah putrinya sambil menggoyang-goyangkan bau Natasha, namun dia tak bangun. Aksesoris di kepala Natasha berantakan, wajahnya pucat dengan rambut acak-acakan membuat penampilannya terlihat menyedihkan.
“Natasha!! Bangun nak!” seru Clarisa. Selain khawatir dia juga tida melupakan Anatasya. Sengaja dia menubruk Anatasya dengan bahunya saat berjalan. Anatasya yang sedang berdiri ditepi panggung dengan sepatu high heel tiba-tiba tidak stabil setelah ditubruk oleh Clarisa.
Dia jatuh dari panggung tetapi dengan cepat dia menutupi kepalanya dengan kedua tangannya. Dengan begitu, meskipun terjungkal maka kepalanya tidak akan membentur lantai. Tapi sebuah tangan besar dan kekar menopang punggungnya yang ramping dengan kuat.
Tangan satunya lagi melingkari pinggangnya lalu membawanya turun dari panggung. Setelah Anatasya berdiri tegak di lantai tanpa sadar dia menatap pemilik tangan itu.
Dia melihat wajah tampan yang dingin itu mengeryitkan dahi dan bertanya “Apakah kau sengaja memakai sepatu itu untuk cari mati?” mata coklat itu menatap tepat ke mata Anatasya, pria itu terpaku melihat keindahan bola mata gadis cantik itu. Anatasya ingin mengatakan sesuatu namun keduanya seperti terhipnotis satu sama lain, pandangan keduanya tak lepas menikmati keindahan didepan mata mereka.
Saat keduanya terlena, tiba-tiba Tuan Danendra muncul “Putriku sayang! Apakah kau baik-baik saja? Maafkan papa yang terlambat menolongmu tetapi tak disangka ternyata Tuan Muda Archilles lebih cepat dariku. Tuan Muda sangat perhatian dan baik padamu.”Nada suara Danendra seperti seorang ayah yang penuh kasih sayang dan perhatian. Ekspresi wajahnya seoleh-oleh dia mempedulikan Anatasya.Natasha yang dibawa ke lantai atas oleh orang-orang disana bahkan tida dipedulikan oleh Danendra. Sikap pria paruh baya itu sangat menarik bai Anatasya, ayahnya itu benar-benar tak berperasaan. Anatasya tidak habis pikir kenapa ibunya yang cantik dan sempurna bisa mendapatkan seorang suami seperti Danendra.Kepulangannya kali ini, dia juga ingin menyelidiki masalah ibunya karena dia melihat banyak hal aneh dengan ayahnya. Pasti ada rahasia yang tidak dia ketahui tentang keluarga ini.“Aku baik-baik saja, papa! Lebih baik papa pergi keatas untuk melihat adikku. Tadi dia pingsan tanpa sebab, mungkin dia m
Natasha tampak kesal dan sedih. Dia meneteskan airmata “Mama…..”“Sayang, kau sudah bangun? Sudahlah jangan menangis ya….” ujar Clarisa dengan hati yang sakit dan tertekan melihat kesedihan putrinya. Melihat Natasha suda sadar maka Danendra merasa bahwa dia tidak perlu berlama-lama disana.“Masih banyak tamu dibawah, aku pergi dulu untuk menemani para tamu. Rapikanlah dirimu dan segera turun ke bawah.”Danendra bergegas pergi tanpa menunggu sepasang ibu dan anak itu berbicara. Dia tidak peduli lagi pada mereka, dia sudah menemukan harta karunnya yang bisa dia manfaatkan untuk kemajuaannya. Begitu pintu tertutup, Natasha langsung meraih bantal dan melemparkannya ke pintu. “Ma, kau lihat papa! Dia tidak peduli padaku! Aku sudah tidak tahan lagi Ma. Aku ingin Anatasya lenyap selamanya.”Mata Clarisa penuh amarah, awalnya pesta ulang tahun putri kesayangannya berjalan sempurna tetapi setelah kemunculan Anatasya, semua perhatian tamu malah jatuh pada gadis itu. Clarisa menarik napas dal
Natasha merapikan dandanannya dengan cepat, suasana hatinya membaik setelah mengetahui jika dia memenangkan kompetisi kopi selebriti itu, Setelah memperhatikan dirinya di cermin lalu dia turun kebawah bersama Clarisa. Saat tiba dilantai bawah, dia mencari keberadaan Kenneth tetapi dia tidak menemukannya dimanapun. Lalu dia mendekati seorang sosialita terkenal yang dekat dengannya “Apakah kau tahu dimana Tuan Muda Archilles?”“Oh! Tuan Muda Archilles sudah pergi.”“Apakah dia mengatakan sesuatu sebelum pergi?” tanya Natasha lagi.Sosialita itu tampak berpikir sejenak “Tadi dia sempat berbicara dengan kakakmu, para pengawalnya mengelilingi mereka jadi aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Tapi percakapan mereka cukup serius.”“Cuku serius? Maksudmu?” tanya Natasha dengan ekspresi wajah yang nampak suram. “Serius bagaimana maksudmu? Apakah mereka terlihat bertengkar?”“Aku tidak tahu. Seperti kubilang tadi, para pengawal mengelilingi mereka jadi aku tidak tahu apa yang me
“Sus, kau telah merawatku bertahun-tahun. Aku masih sedikit bermurah hati padamu mengingat semua pengorbananmu merawatku. Jika kau bersedia membantuku, semua hal yang kau lakukan akan menjadi rahasia dan kedepannya kau tak perlu khawatir tentang apapun lagi. Kapanpun kau membutuhkan uang maka aku akan memberikan padamu. Sekarang pilihan ada padamu, menerima tawaranku atau menolak.”Pengasuh itu memejamkan matanya sekejap lalu menghela napas dalam-dalam. Kedua tawaran Natasha sama-sama berat konsekuensinya, dia tak punya pilihan. Akhirnya pengasuh itupun menerima tawaran Natasha setelah menimbang-nimbang beberapa saat. Sang pengasuh pun pergi meninggalkan villa keluarga Hilman malam itu.Malam pun semakin larut, di kamar Anatasya ternyata dia sudah tertidur namun kewaspadaannya cukup tinggi. Tepat tengah malam dia mendengar suara berderak dari arah jendela kamarnya, gadis itu langsung terbangun tapi tetap diam tak bergerak diatas ranjang.Matanya tajam menoleh kearah jendela kamar. Sam
Malam berlalu dan pagi menyongsong, suasana di villa itu sunyi senyap. “Aaaaaaa…….” tiba-tiba terdengar suara teriakan dari kamar Natasha. Jeritan histeris yang kencang itu menggetarkan seluruh villa dan membangunkan seisinya. Bahkan burung-burung pun kaget dan terbang menjauhi villa itu, apalagi satpam yang berjaga di pintu gerbang pun terlompat dari duduknya.“Ada apa ini?”“Siapa yang berteriak histeris di pagi buta begini, ha?”“Apa yang terjadi?”“Aku juga tidak tahu tapi aku mendengar suara jeritan seseorang meminta tolong. Sepertinya berasal dari kamar dilantai atas.”“Ayo cepat! Sepertinya suara teriakan itu berasal dari kamar Nona Kedua!”Para pelayanpun berlarian menuju kelantai dua. Natasha yang tidak mengunci pintu kamarnya pun membuat para pelayan langsung membuka pintu dan masuk. Mereka melihat Natasha berbaring disamping ranjang dengan tubuhnya yang berkedut-kedut, mulutnya mengeluarkan busa dan wajahnya biru. Dia terlihat seperti akan mati saja. Para pelayan tercen
Seorang pelayan yang memegang pisau langsung menyerahkan pisaunya pada Anatasya. Dengan gerakan cepat Anatasya memejamkan matanya lalu memotong kepala ular itu dengan pisau. Meskipun dia merasa takut tapi dia tak punya pilihan selain membunuh ular itu. Akhirnya ular kobra itupun terbelah dan tak bergerak lagi. Dengan tangan gemetaran Anatasya menjatuhkan ular mati itu kelantai lalu berlari kearah Danendra.“Putriku! Apa kau baik-baik saja?” tanya Danendra memeluk putrinya.“Papa! Aku ketakutan sekali.” ujarnya tersedu-sedu.“Ssssttttt…..sudahlah tenang saja putriku. Kau sudah membunuh ular itu, takkan ada lagi masalah.”“Aku tidak akan merasa takut kalau papa ada bersamaku. Papa jangan pedulikan aku, cepat bawalah adikku ke rumah sakit sekarang. Jika terlambat maka nyawanya tidak akan tertolong. Cepatlah.” Anatasya menunjukkan ekspresi wajah sedih dan bersikap seolah-olah dia terpaksa melepaskan papanya pergi. Hati Danendra meleleh dengan sikap putrinya itu.Baginya Anatasya adalah s
“Ayo kita pergi!”Danendra dan Anastasya pun meninggalkan rumah sakit. Dalam perjalanan menuju rumah keduanya diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. “Papa, sesampainya dirumah pastikan semua pekerja diinterogasi. Hari ini ular itu menggigit adikku, bisa saja besok-besok orang itu akan memasukkan lagi ular kerumah kita untuk menggigit papa dan anggota keluarga kita. Aku tidak mau ada hal buruk yang terjadi pada keluarga kita. Aku tidak tahu bagaimana hidupku tanpa papa.” ujar Anastasya dengan wajah serius. Danendra memikirkan masalah ini dengan wajah serius, jika dia menemukan orang yang telah memasukkan ular itu ke villa, dia tidak akan memaafkan orang itu!Sementara di villa keluarga Hilman. Meskipun Clarisa sedang dihukum tapi ponselnya tidak disita, dengan cepat dia bisa mendapatkan kabar tentang Natasha. Saat mendengar putrinya baik-baik saja, wanita itu menghela napas lega. Tapi saat mengingat jika ular yang menggigit Natasha sengaja dimasukkan oleh seseorang membuat raut wa
Hanya melihat sekilas si penjual ular pun langsung mengenali ular berbisa itu lalu mengganggukkan kepala. “Benar, aku yang menjual ular itu. Ekor ular ini berbeda dengan ular berbisa lainnya karena ular ini aku dapatkan langsung dari hutan dipedalaman Sumatera dan jenis ular ini sangat langka.”Danendra menatap sini si pengasuh dan menarik wanita itu yang sejak tadi menundukkan kepalanya.“Apakah kau mengenal wanita ini? Apakah dia yang datang ke tokomu untuk membeli ular itu?”Si pedagang ular yang tidak mengetahui apa yang terjadi di villa itupun dengan jujur langsung menggangguk, “Iya memang wanita ini yang datang tadi malam. Dia bilang kalau dia membutuhkan seekor ular berbisa untuk membuat obat. Aku memilihkan ular berbisa itu untuknya karena biasanya orang menggunakan bisa ular itu untuk obat-obat tertentu.”Kemarahan Danendra tak terbendung lagi menatap pengasuh it, “Apa kau masih membantah, ha? Apalagi yang mau kau katakan sekarang!” tangan Danendra mendorong kuat bahu wanita