Share

BAB 6.

Anatasya menahan semua emosinya, dia mengangkat bagian bawah gaunnya dengan kedua tangan saat menuruni tangga dengan langkah mantap.  Dagunya terangkat dan bibirnya melengkung membentuk garis senyum yang manis.

Semua orang melihat sepasang kaki mulus dan seputih salju mengenakan sepatu high heel dari desainer terkenal.  Jari kakinya kecil dan imut terlihat didepan sepatu yang sedikit terbuka.  Pergelangan kakinya ramping dan kulitnya putih mulus tampak bercahaya karena lampu yang terang benderang.  Semua orang takjub hanya memandang sepasang kaki itu.

Natasha tercengang saat mengetahui bahwa sepasang kaki itu sangat sempurna dan terlihat indah bahkan seperti kaki seorang model.  Tanpa sadar dia memperhatikan reaksi para tamu yang hadir.  Para pria meneteskan air liurnya, pandangan Natasha beralih ke Kenneth yang menatap sepasang kaki itu dengan mata coklatnya.

Hati Natasha resah dan mulai ketakutan jika dia tidak dapat menandingi gadis desa jelek itu! Tapi rasa penasaran Natasha membuatnya mengalihkan pandangan kembali kearah tangga. Itu hanya kaki saja! Pikirnya. Nanti saat semua orang melihat tubuh Anatasya, mereka pasti ingin muntah.

Anatasya mempercepat langkahnya menuruni tangga, dia melangkah dengan anggun dan elegan.  Natasha membulatkan mata tak percaya melihat kearah Anatasya yang tampak santai dengan sepatu high heelnya. Bagaimana mungkin? Kenapa dia bisa setenang itu dan tidak terjatuh? Natasha kecewa dan terpana.

Bagaimana bisa terjadi? Dia baru pulang dari pedesaan dan bisa berjalan mantap dengan sepatu high heel? Hal yang tidak diketahui oleh Natasha adalah bahwa Anatasya adalah seorang model internasional yang selalu mengenakan topeng di panggung dan demi menyelamatkan teman supermodelnya, dia telah memakai semua jenis sepatu high heel. Natasha memperhatikan pinggang Anatasya yang ramping, dadanya yang menonjol sempurna nampak padat berisi.

Saat pertama kali Anatasya turun dari helikopter, pakaiannya kotor dan kebesaran sehingga tidak memperlihatkan postur tubuhnya. Tak disangka ternyata Anatasya langsing dan postur tubuhnya sempurna. Natasha sangat iri dan marah, wajahnya tak secantik Anatasya dan sekarang melihat penampilan Anatasya yang sempurna membuatnya semakin iri dan benci.

Pandangan matanya kearah tulang selangka Anatasya yang indah dengan leher jenjang dan tampak elegan dan anggun.  Semakin Natasha melihatnya, semakin dia sirik dan marah. Kedua tangannya mengepal disamping tubuhnya.

Rasa gugup dan takut menguasainya, dia pun tak tahu kenapa dia merasakan itu. Seluruh pesona Anatasya yang memancarkan aura berkialuan seperti layaknya bulan membaur menjadi satu dan terlihat sangat menarik, cantik, anggun dan elegan.

‘Apakah itu Anatasya?

‘Apakah itu benar-benar Anatasya? Tida mungkin!

Ternyata dia memiliki wajah yang sangat cantik! Wajah Natasha langsung berubah pucat, dari pucat menjadi gelap dan lau berubah merah karena amarah.  Dia tidak terima! Kenapa Anatasya bisa secantik itu dan tampak sangat berkelas? Natasha memberinya gaun termahal dan membuat Anatasya terlihat sempurna ditambah riasan natural.

Sesaat dadanya sesak dengan semua perasaan terkejut, kesal, marah, penyesalan, cemburu, iri, sirik dan emosi lainnya bercampur aduk menjadi satu.  Jika saja tidak ada orang lain disana, ingin rasanya dia mencekik Anatasya sampai mati.

Dia benar-benar marah dan hampir gila! Kini wajah Natasha semakin gelap, dia bahkan tidak ingin melihat wajah Anatasya lagi karena merasa malu. Seharusnya dia yang jadi pusat perhatian malam ini tapi kehadiran Anatasya yang cantik membuat Natasha kehilangan percaya diri karena dia tidak secantik Anatasya.

Natasha melihat tatapan terpana semua orang, semua mata terfokus pada Anatasya.  Mata mereka fokus mengikuti gerakan Anatasya, semua orang tampak seperti orang bodoh! Sedangkan Kenneth tampak sedikit terkejut dengan ekspresi yang sulit dijelaskan, wajah tampannya tampak dingin tapi tatapan matanya mengarah ke Anatasya tanpa berkedip. Apakah itu artinya dia terpesona? Apakah orang-orang seperti Kenneth juga terpesona?

Clarisa tercengang, dia sangat memahami jelas bahwa kakaknya yang berumur pendek itu juga memiliki kecantikan yang tak tertandingi dan kecantikan itu diwariskan pada putrinya Anatasya.

Bahkan Anatasya lebih cantik daripada Adelia.  Jika seperti ini maka kecantikan wajah Anatasya bisa menghancurkan masa depan putrinya. Clarisa tidak akan membiarkan itu terjadi.  Clarisa melihat ekspresi Danendra, tatapannya biasa saja.

Terlihat kilatan dimata pria itu, bagaimanapun Anatasya adalah putrinya. Mengingat sifat Danendra yang tamak, melihat kecantikan Anatasya membuatnya merasa seperti mendapat harta karun. Tiba-tiba dia memilik seorang putri yang sangat cantik yang kelak bisa memikat pria-pria kaya dari kelas atas. Danendra sangat senang!

Anatasya melirik kearah Natasha untuk melihat ekspresi “adiknya yang baik itu!” Ekspresi Natasha sangat terganggu dengan kehadiran Anatasya yang jauh dari dugaan Natasha.  Jika saja tempat itu tidak dipenuhi para tamu, Natasha mungkin sudah mencakar wajahnya.  Anatasya pura-pura tidak mengerti dengan ekspresi Natasha. Dia berjalan mendekat dan tersenyum “Adikku, selamat ulang tahun dan aku senang kau memilihkan gaun yang tepat untukku!”

“Tapi kenapa dengan wajahmu? Sepertinya kau tidak sehat ya? Apakah kau baik-baik saja?” tanya Anatasya. Suaranya yang indah seperti lantunan melodi dan suara gemericik air yang indah. Natasha semakin membencinya karena suara Anatasya juga punya suara yang indah.  Namun Natasha berusaha sekuat tenaga memperlihatkan eksresi normal. Dengan memaksakan senyum dia berkata “Kakak, jangan khawatir aku baik-baik saja. Mungkin sedikit kelelahan saja.”

“Baguslah kalau kau baik-baik saja. Ngomong-ngomong gaun ini sangat cantik dan cocok untukku.” ujar Anatasya. Sengaja dia mengatakan itu sebagai sindiran atas gagalnya rencana licik Natasha.  Kemarahan Natasha semakin etrsulut, darah didalam tubuhnya berhenti mendadak dan mengalir deras secara tiba-tiba.

“Kau….”

Baru saja Natasha ingin mengatakan sesuatu tiba-tiba dadanya sesak karena suplai oksigen ditubuhnya berkurang dan matanya menggelap. Dia pingsan akibat menahan amarahnya.

“Ahhh…..adikku! Kau kenapa?” teriak Anatasya. Dia tak menyangka jika Natasha akan pingsan setelah melihat penampilannya yang cantik. Namun dia terlambat menangkap tubuh Natasha yang terhempas ke lantai.

Clarisa kaget dan berlari kearah putrinya sambil menggoyang-goyangkan bau Natasha, namun dia tak bangun. Aksesoris di kepala Natasha berantakan, wajahnya pucat dengan rambut acak-acakan membuat penampilannya terlihat menyedihkan.

“Natasha!! Bangun nak!” seru Clarisa.  Selain khawatir dia juga tida melupakan Anatasya. Sengaja dia menubruk Anatasya dengan bahunya saat berjalan. Anatasya yang sedang berdiri ditepi panggung dengan sepatu high heel tiba-tiba tidak stabil setelah ditubruk oleh Clarisa.

Dia jatuh dari panggung tetapi dengan cepat dia menutupi kepalanya dengan kedua tangannya. Dengan begitu, meskipun terjungkal maka kepalanya tidak akan membentur lantai. Tapi sebuah tangan besar dan kekar menopang punggungnya yang ramping dengan kuat. 

Tangan satunya lagi melingkari pinggangnya lalu membawanya turun dari panggung.  Setelah Anatasya berdiri tegak di lantai tanpa sadar dia menatap pemilik tangan itu.

Dia melihat wajah tampan yang dingin itu mengeryitkan dahi dan bertanya “Apakah kau sengaja memakai sepatu itu untuk cari mati?” mata coklat itu menatap tepat ke mata Anatasya, pria itu terpaku melihat keindahan bola mata gadis cantik itu.  Anatasya ingin mengatakan sesuatu namun keduanya seperti terhipnotis satu sama lain, pandangan keduanya tak lepas menikmati keindahan didepan mata mereka.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status