Anatasya tidak menyangka jika sepasang ibu dan anak itu mau menerimanya apa adanya, namun Anatasya bukan gadis bodoh. Dia tahu jika mereka hanya berpura-pura saja dihadapan semua orang. Tanpa ragu dia pun mengiyakan ajakan Natasha dan tersenyum.
Kedua gadis itu memasuki villa, para tamu yang berada disana tampak berbisik-bisik dan bertanya-tanya tentang Anatasya dan tentang tujuan kehadiran Kenneth disana.
Tapi karena Kenneth sudah hadir disana, mereka pun acuh apapun alasan kedatangan pria itu, kedepannya mereka harus memperlakukan keluarga Archilles dengan lebih baik. Sementara dilantai dua villa “Kak ini kamar tamu, sementara kau bisa menempati kamar ini. Kamarmu belum dibersihkan, setelah pelayan membersihkan kamarmu maka kau bisa pindah ke kamarmu nanti. Semua perlengkapan mandi sudah lengkap, aku akan mengambilkan pakaian untukmu.” ujar Natasha.
“Baiklah.Terimakasih ya.”
“Oh iya, apakah kau tahu cara menggunakan pemanas air? Suhu penghangat air disini stabil jadi kau tak perlu menyetelnya lagi.” Natasha mengingatkan seolah dia berniat baik dan menyembunyikan kelicikannya. Anatasya tidak begitu memperdulikannya, bagaimana mungkin dia tidak tahu cara menggunakan penghangat air? Selama bertahun-tahun dia tinggal di luar negeri dan alat seperti itu sudah biasa dia pakai.
Natasha pergi meninggalkan kamar tamu untuk mengambilkan pakaian untuk Anatasya. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya yang tadi memegang Anatasya. Lalu melemparkan tisu basah itu ke lantai dengan jijik seakan ada virusnya. Gadis jelek itu benar-benar bau sekali! Ucapnya dalam hati. Kenneth tidak akan menyukai gadis bau dan jelek itu, dia membawanya pulang hanyalah kebetulan, batinnya.
...******...
Didalam kamar tamu, Anatasya mandi air panas dengan nyaman. Setelah seminggu terdampar dipulau itu, dia merasa tubuhnya seperti membusuk. Saat air membasahi seluruh tubuhnya, abu hitam dan air lumpur perlahan memudar dan memperlihatkan kulit aslinya yang putih dan halus. Wajahnya yang manis dan imut seperti diselimuti kabut tampak mempesona bak peri. Lima belas menit kemudian, Natasha mengetuk pintu kamar mandinya.
“Kakak! Ini kubawakan gaunmu. Bukalah pintunya, aku ingin memberikan gaun ini padamu. Sepatunya sudah kuletakkan didepan pintu agar bisa kau pakai saat keluar.”
“Baiklah.” jawab Anatasya membuka sedikit celah pintu untuk mengambil gaunnya. Dia tidak peduli tatapan mengejek dimata Natasha, toh dia tahu jika adik tirinya itu tidak tulus.
Natasha sengaja memilihkan salah satu gaun miliknya yang limited edition karya seorang desainer terkenal di Paris, namun setelah dia membelinya ternyata gaun itu tidak muat ditubuhnya. Meskipun model gaun itu sempurna tapi membutuhkan postur tubuh yang sempurna untuk bisa memakainya.
Desainer gaun itu membuat gaun itu sesuai postur tubuh supermodel tanpa memberikan pertimbangan terhadap postur tubuh normal. Siapapun yang memakai gaun itu juga harus memiliki payudara penuh agar terlihat pas. Jika orang biasa yang memakainya akan terlihat gemuk karena tidak memiliki payudara penuh. Potongan bahu gaun itu terbuka lebar dan ukuran pinggang ramping.
Membayangkan Anatasya akan memakai gaun itu membuat Natasha tersenyum puas. Saat Anatasya si gadis jelek itu memakai gaunnya maka semua orang akan mengolok-oloknya. Ah….ini akan sangat memuaskan Natasha dan ibunya untuk mempermalukan Anatasya dihadapan semua tamu. Meskipun gadis desa itu akan memakai gaun termahal sekalipun, dia akan terlihat seperti badut! Natasha semakin senang dan puas hati dengan rencana liciknya. Jika ayahnya menyalahkannya, dia tidak akan takut.
Lagipula dia telah berbaik hati memberikan gaun termahalnya, siapa suruh Anatasya tidak memiliki badan yang sempurna untuk bisa memakai gaun itu? Dia juga sengaja memilihkan sepatu high heel setinggi 10 sentimeter.
Natasha berpikir jika Anatasya memakai sepatu itu dia pasti akan bermasalah, mengingat dia berasal dari pedesaan pastinya tak pernah memaki sepatu high heel seumur hidupnya. Natasha sudah membayangkan jika Anatasya terjungkal saat turun tangga nanti. Dia memuji dirinya sendiri untuk rencana liciknya, dia merasa dirinya sangat pintar.
Natasha menanti-nantikan kehadiran Anatasya dihadapan semua orang dengan gaun itu. Dia ingin membuat semua orang melihat bahwa kakaknya itu adalah seorang pecundang dan tidak pantas jadi kakaknya. “Kakak….aku akan menunggumu dibawah. Jamuan makan malam akan dimulai sebentar lagi. Cepatlah turun setelah selesai berpakaian ya.”
“Baiklah.” terdengar suara Anatasya dari dalam kamar mandi. Saat Natasha mendengar jawabannya, dia langsung pergi. Dia sengaja ingin memulai jamuan makan malam lebih awal agar semua tamu dapat melihat penampilan Anatasya yang jelek dan memalukan. Hanya dengan cara itu dia dapat membuat Kenneth tidak akan pernah tertarik pada Anatasya. Natasha turun kebawah dengan bersenandung kecil, suasana hatinya sangat baik.
Dia sudah melupakan kejadian memalukan yang tadi terjadi dihalaman belakang. Sementara didalam kamar mandi, Anatasya yang sudah menduga bahwa Natasha tidak akan bersikap baik padanya, apalagi memberinya gaun termahal. Anatasya yang seorang desainer tahu ada yang salah dengan gaun itu, dia menemukan peralatan menjahit didalam kamar itu lalu memperbaiki gaun itu.
Setelah selesai menjahit kembali gaun itu, dia mengenakannya lalu berdiri didepan cermin. Mulutnya terbuka melihat penampilannya sangat cocok memakai gaun itu.
Tubuh Anatasya sangat sempurna, tubuhnya tinggi dan ramping dengan bahu dan punggung sempurna. Selama dia terdampar di pulai selama seminggu membuat tulang selangkanya bahkan terlihat lebih jelas. Payudaranya yang padat dan berisi menambah keindahan tubuhnya, kini dia nampak sempurna begitu anggun dan elegan seakan-akan gaun itu dibuat khusus untuk dirinya.
Anatasya tersenyum, dia akan menunjukkan kecantikannya dihadapan semua orang dan membuat para manusia bejat itu terdiam melihatnya. Bukankah dia pulang untuk membalaskan dendamnya? Nah, kesempatan pertamanya malam ini telah terbuka lebar.
Kembali dia memeriksa gaun itu, tapi tidak ada yang salah dengan gaunnya. Anatasya menatap ke cermin sekejap memperhatikan jahitan gaunnya. Gaun itu mementingkan postur tubuh pemakainya, orang yang memakainya harus tinggi, langsing dengan payudara penuh yang padat dan berisi. Jika memiliki lengan, bahu dan punggung tebal tidak akan bisa memakai gaun itu.
Anatasya menyunggingkan senyum, akhirnya dia paham rencana Natasha sebenarnya. Aha! Maaf sekali karena tubuhnya sempurna dan dia rajin berolahraga dan dilahirkan dengan postur tubuh sempurna, dia yakin Natasha akan sangat kecewa saat melihat penampilan Anatasya yang sempurna. Ulah Natasha itu membuat Anatasya sadar jika dia ingin mengetahui sesuatu maka dia harus membuat kacau rumah yang tampak penuh kedamaian itu.
Jika rumah itu kacau maka hal-hal tersembunyi didalamnya pasti akan muncul sendiri. Lalu Anatasya memakai sepatu high heelnya. Setelah memastikan riasan wajah dan penampilannya sempurna, dia pun melangkah keluar kamar. Sepatu itu terlalu tinggi dan akan mudah membuatnya terjatuh jika tidak hati-hati. Dengan penuh percaya diri, Anatasya melangkah, dia tak sabar untuk melihat kekecewaan di wajah manusia bejat itu.
Di lantai bawah, Natasha memulai perjamuan dan ruangan utama tampak terang benderang dengan dekorasi mewah dan indah. Sampanye ada ditangan mereka, para tamu memperhatikan Natasha yang naik keatas panggung untuk memberi ucapan.
Kenneth yang sudah selesai mandi dan bertukar pakaian pun terlihat disana. Pria itu tidak tertarik dengan pesta ulang tahun yang membosankan serta gadis-gadis angkuh. Tapi gadis itu telah menyelamatkan nyawanya jadi dia harus menghargainya dan menunggunya turun untuk menyapanya sebelum dia pergi meninggalkan rumah itu.
Meskipun menurutnya gadis itu agak kasar dan sama sekali tidak memiliki kelembutan tapi dia merasa nyaman. Natasha sudah berdiri dengan angkuh diatas panggung dengan mikrofon ditangannya. Dia melirik kearah Kenneth yang terlihat sangat tampan. Pria itu tidak langsung pergi setelah mandi jadi Natasha pikir Kenneth sengaja berada disana untuknya.
Seorang pria tampan kaya yang hebat dan terhormat sepertinya pasti sengaja pura-pura tidak mengenalnya karena dia malu untuk menunjukkan bahwa pria itu sesuangguhnya menyukainya.
“Selamat malam semua, terimakasih karena sudah hadir di acara ulang tahunku. Aku sangat senang melihat kalian semua bisa hadir malam ini.” ujarnya dengan menatap Kenneth. Pria itu merasa aneh dengan ucapan dan tatapan Natasha padanya. Kenneth heran melihat gadis itu, siapa sebenarnya dia? Setiap kali dia berbicara selalu menatapnya penuh cinta bahkan dia selalu berucap untuk memastikan agar semua orang tahu kehadiran Kenneth di pesta itu.
Selang beberapa menit seorang pelayan mendekati Natasha dan berbisik “Nona, Nona Anatasya sedang berjalan kesini. Apakah ada yang harus kulakukan?”
“Bagus sekali! Nyalakan semua lampu yang berada diatas tangga itu!” ujar Natasha. Dia ingin mempermalukan Anatasya si itik jelek dan bau itu!
“Baiklah, Nona.” jawab si pelayan.
Tak lama, lampu diatas tangga menyala dan menarik perhatian semua orang karena tangga itu sangat terang seperti akan ada pertunjukan.
Natasha semakin bersemangat diatas panggung memegang mikrofon dan berkata “Hari ini adalah hari yang baik. Selain hari ini adalah hari ulang tahunku tapi hari ini juga pertama kalinya kakak tiriku pulang kerumah setelah sepuluh tahun yang lalu dia diculik dan dijual, kami tidak mengetahui keberadaannya. Hari ini kakak tiriku kembali kerumah kami dari pedesaan terpencil dan keluarga kami sangat senang dengan kehadirannya.”
Tiba-tiba terdengar suara derap langkah menuruni tangga. Natasha mencoba menahan senyum sehingga membuat ekspresi wajahnya tampak aneh dan jelek. Tanpa dia sadari dia mengangkat tangannya kearah tangga dan berkata “Mari sambutlah kakak tiriku dengan tepuk tangan yang meriah!”
Para tamu pun bertepuk tangan enggan dan tak antusias karena mereka tidak mengenal Antasya. Jika bukan karena kehadiran Kenneth dan rumah Natasha yang berada di kawasan elit, mereka takkan repot-repot melihat kearah tangga.
Para tamu yang semuanya berasal dari kalangan atas merasa tidak perlu mempedulikan seorang gadis pedesaan. Sementara Anatasya sudah mendengar semua ucapan Natasha, membuatnya semakin semangat untuk segera turun bak seorang putri. Laangkahnya anggun dan elegan.
Natasha yang tak menyadari, bersorak dalam hati karena dia pikir sebentar lagi Anatasya akan mempermalukan dirinya sendiri dihadapan semua orang.
Anatasya menahan semua emosinya, dia mengangkat bagian bawah gaunnya dengan kedua tangan saat menuruni tangga dengan langkah mantap. Dagunya terangkat dan bibirnya melengkung membentuk garis senyum yang manis.Semua orang melihat sepasang kaki mulus dan seputih salju mengenakan sepatu high heel dari desainer terkenal. Jari kakinya kecil dan imut terlihat didepan sepatu yang sedikit terbuka. Pergelangan kakinya ramping dan kulitnya putih mulus tampak bercahaya karena lampu yang terang benderang. Semua orang takjub hanya memandang sepasang kaki itu.Natasha tercengang saat mengetahui bahwa sepasang kaki itu sangat sempurna dan terlihat indah bahkan seperti kaki seorang model. Tanpa sadar dia memperhatikan reaksi para tamu yang hadir. Para pria meneteskan air liurnya, pandangan Natasha beralih ke Kenneth yang menatap sepasang kaki itu dengan mata coklatnya.Hati Natasha resah dan mulai ketakutan jika dia tidak dapat menandingi gadis desa jelek itu! Tapi rasa penasaran Natasha membu
Saat keduanya terlena, tiba-tiba Tuan Danendra muncul “Putriku sayang! Apakah kau baik-baik saja? Maafkan papa yang terlambat menolongmu tetapi tak disangka ternyata Tuan Muda Archilles lebih cepat dariku. Tuan Muda sangat perhatian dan baik padamu.”Nada suara Danendra seperti seorang ayah yang penuh kasih sayang dan perhatian. Ekspresi wajahnya seoleh-oleh dia mempedulikan Anatasya.Natasha yang dibawa ke lantai atas oleh orang-orang disana bahkan tida dipedulikan oleh Danendra. Sikap pria paruh baya itu sangat menarik bai Anatasya, ayahnya itu benar-benar tak berperasaan. Anatasya tidak habis pikir kenapa ibunya yang cantik dan sempurna bisa mendapatkan seorang suami seperti Danendra.Kepulangannya kali ini, dia juga ingin menyelidiki masalah ibunya karena dia melihat banyak hal aneh dengan ayahnya. Pasti ada rahasia yang tidak dia ketahui tentang keluarga ini.“Aku baik-baik saja, papa! Lebih baik papa pergi keatas untuk melihat adikku. Tadi dia pingsan tanpa sebab, mungkin dia m
Natasha tampak kesal dan sedih. Dia meneteskan airmata “Mama…..”“Sayang, kau sudah bangun? Sudahlah jangan menangis ya….” ujar Clarisa dengan hati yang sakit dan tertekan melihat kesedihan putrinya. Melihat Natasha suda sadar maka Danendra merasa bahwa dia tidak perlu berlama-lama disana.“Masih banyak tamu dibawah, aku pergi dulu untuk menemani para tamu. Rapikanlah dirimu dan segera turun ke bawah.”Danendra bergegas pergi tanpa menunggu sepasang ibu dan anak itu berbicara. Dia tidak peduli lagi pada mereka, dia sudah menemukan harta karunnya yang bisa dia manfaatkan untuk kemajuaannya. Begitu pintu tertutup, Natasha langsung meraih bantal dan melemparkannya ke pintu. “Ma, kau lihat papa! Dia tidak peduli padaku! Aku sudah tidak tahan lagi Ma. Aku ingin Anatasya lenyap selamanya.”Mata Clarisa penuh amarah, awalnya pesta ulang tahun putri kesayangannya berjalan sempurna tetapi setelah kemunculan Anatasya, semua perhatian tamu malah jatuh pada gadis itu. Clarisa menarik napas dal
Natasha merapikan dandanannya dengan cepat, suasana hatinya membaik setelah mengetahui jika dia memenangkan kompetisi kopi selebriti itu, Setelah memperhatikan dirinya di cermin lalu dia turun kebawah bersama Clarisa. Saat tiba dilantai bawah, dia mencari keberadaan Kenneth tetapi dia tidak menemukannya dimanapun. Lalu dia mendekati seorang sosialita terkenal yang dekat dengannya “Apakah kau tahu dimana Tuan Muda Archilles?”“Oh! Tuan Muda Archilles sudah pergi.”“Apakah dia mengatakan sesuatu sebelum pergi?” tanya Natasha lagi.Sosialita itu tampak berpikir sejenak “Tadi dia sempat berbicara dengan kakakmu, para pengawalnya mengelilingi mereka jadi aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Tapi percakapan mereka cukup serius.”“Cuku serius? Maksudmu?” tanya Natasha dengan ekspresi wajah yang nampak suram. “Serius bagaimana maksudmu? Apakah mereka terlihat bertengkar?”“Aku tidak tahu. Seperti kubilang tadi, para pengawal mengelilingi mereka jadi aku tidak tahu apa yang me
“Sus, kau telah merawatku bertahun-tahun. Aku masih sedikit bermurah hati padamu mengingat semua pengorbananmu merawatku. Jika kau bersedia membantuku, semua hal yang kau lakukan akan menjadi rahasia dan kedepannya kau tak perlu khawatir tentang apapun lagi. Kapanpun kau membutuhkan uang maka aku akan memberikan padamu. Sekarang pilihan ada padamu, menerima tawaranku atau menolak.”Pengasuh itu memejamkan matanya sekejap lalu menghela napas dalam-dalam. Kedua tawaran Natasha sama-sama berat konsekuensinya, dia tak punya pilihan. Akhirnya pengasuh itupun menerima tawaran Natasha setelah menimbang-nimbang beberapa saat. Sang pengasuh pun pergi meninggalkan villa keluarga Hilman malam itu.Malam pun semakin larut, di kamar Anatasya ternyata dia sudah tertidur namun kewaspadaannya cukup tinggi. Tepat tengah malam dia mendengar suara berderak dari arah jendela kamarnya, gadis itu langsung terbangun tapi tetap diam tak bergerak diatas ranjang.Matanya tajam menoleh kearah jendela kamar. Sam
Malam berlalu dan pagi menyongsong, suasana di villa itu sunyi senyap. “Aaaaaaa…….” tiba-tiba terdengar suara teriakan dari kamar Natasha. Jeritan histeris yang kencang itu menggetarkan seluruh villa dan membangunkan seisinya. Bahkan burung-burung pun kaget dan terbang menjauhi villa itu, apalagi satpam yang berjaga di pintu gerbang pun terlompat dari duduknya.“Ada apa ini?”“Siapa yang berteriak histeris di pagi buta begini, ha?”“Apa yang terjadi?”“Aku juga tidak tahu tapi aku mendengar suara jeritan seseorang meminta tolong. Sepertinya berasal dari kamar dilantai atas.”“Ayo cepat! Sepertinya suara teriakan itu berasal dari kamar Nona Kedua!”Para pelayanpun berlarian menuju kelantai dua. Natasha yang tidak mengunci pintu kamarnya pun membuat para pelayan langsung membuka pintu dan masuk. Mereka melihat Natasha berbaring disamping ranjang dengan tubuhnya yang berkedut-kedut, mulutnya mengeluarkan busa dan wajahnya biru. Dia terlihat seperti akan mati saja. Para pelayan tercen
Seorang pelayan yang memegang pisau langsung menyerahkan pisaunya pada Anatasya. Dengan gerakan cepat Anatasya memejamkan matanya lalu memotong kepala ular itu dengan pisau. Meskipun dia merasa takut tapi dia tak punya pilihan selain membunuh ular itu. Akhirnya ular kobra itupun terbelah dan tak bergerak lagi. Dengan tangan gemetaran Anatasya menjatuhkan ular mati itu kelantai lalu berlari kearah Danendra.“Putriku! Apa kau baik-baik saja?” tanya Danendra memeluk putrinya.“Papa! Aku ketakutan sekali.” ujarnya tersedu-sedu.“Ssssttttt…..sudahlah tenang saja putriku. Kau sudah membunuh ular itu, takkan ada lagi masalah.”“Aku tidak akan merasa takut kalau papa ada bersamaku. Papa jangan pedulikan aku, cepat bawalah adikku ke rumah sakit sekarang. Jika terlambat maka nyawanya tidak akan tertolong. Cepatlah.” Anatasya menunjukkan ekspresi wajah sedih dan bersikap seolah-olah dia terpaksa melepaskan papanya pergi. Hati Danendra meleleh dengan sikap putrinya itu.Baginya Anatasya adalah s
“Ayo kita pergi!”Danendra dan Anastasya pun meninggalkan rumah sakit. Dalam perjalanan menuju rumah keduanya diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. “Papa, sesampainya dirumah pastikan semua pekerja diinterogasi. Hari ini ular itu menggigit adikku, bisa saja besok-besok orang itu akan memasukkan lagi ular kerumah kita untuk menggigit papa dan anggota keluarga kita. Aku tidak mau ada hal buruk yang terjadi pada keluarga kita. Aku tidak tahu bagaimana hidupku tanpa papa.” ujar Anastasya dengan wajah serius. Danendra memikirkan masalah ini dengan wajah serius, jika dia menemukan orang yang telah memasukkan ular itu ke villa, dia tidak akan memaafkan orang itu!Sementara di villa keluarga Hilman. Meskipun Clarisa sedang dihukum tapi ponselnya tidak disita, dengan cepat dia bisa mendapatkan kabar tentang Natasha. Saat mendengar putrinya baik-baik saja, wanita itu menghela napas lega. Tapi saat mengingat jika ular yang menggigit Natasha sengaja dimasukkan oleh seseorang membuat raut wa
“Tuan Muda Archilles…..aku mohon jangan batalkan kerjasama dengan perusahaan ayahku. Ini semua adalah kesalahanku dan tidak ada hubungannya dengan ayahku. Jika aku ingin menghukum maka hukum aku saja. Tolong jangan libatkan ayahku dalam masalah ini, jangan libatkan perusahaannya juga. Aku mohon…..”Kenneth adalah orang yang tidak memiliki empati tapi saat dia melihat Natasha yang menangis terisak dengan napas terengah-engah membuatnya kesal. Dia memalingkan wajahnya enggan melihat Natasha.“Kalau sudah seperti ini baru kau sadar jika perbuatanmu itu salah. Tapi saat kau mencuri kartu nama itu apa kau tidak menyadari itu salah? Kau sangat menjengkelkan. Tak perlu memohon padaku!”Hati Natasha semakin sakit karena usahanya sia-sia, hal terakhir yang bisa dilakukannya hanyalah memohon pada Anastasya.“Kak, tolong maafkan aku. Aku sadar kalau aku berbuat salah dengan mencuri kartu nama itu dari tasmu. Tapi apakah kau akan membiarkan keluargamu kesulitan dengan dibatalkannya kerjasama itu?
Anastasya yang selalu cantik dengan dandanan sederhana, kulit putihnya seperti salju yang lembut dan halus. Dengan hanya berdiri saja tanpa mengucapkan sepatah katapun sudah membuat orang-orang diruangan itu mengalihkan perhatian.Wanita itu adalah Anastasya Sanari. Natasha membelalakkan matanya tak percaya, dalam sekejap tatapannya langsung lemas dan hancur.Saat Anastasya melihat ada pancaran ketakutan dimata Natasha, diapun tersenyum sedikit memahami situasi. “Wah jika bukan karena Tuan Muda Archilles, aku bahkan tidak tahu kalau aku sudah ikut main film sebagai pemeran utama wanita.""Tasha kau memang hebat! Bravo! Kau sengaja menyamar sebagai aku untuk mendapatkan peran itu? Apakah kau merasa senang? Mungkin bagimu sangat menyenangkan untuk bermain-main seperti ini, ya?” sindir Anastasya seraya menatap tajam Natasha.Natasha gemetar ketakutan dan merasa sangat malu. Dia mundur dua langkah dengan tangan memegang ujung bajunya. Mampus! Anastasya sudah mengetahui semuanya…...Natasha
Sementara itu dikediaman keluarga Bagaskara. Anastasya masih terjebak dengan antusiasme Keenan yang tidak paham mengapa Brandon menatapnya dengan tatapan tajam penuh permusuhan. Sedangkan Keenan malah menatap Brandon dengan ekspresi yang sulit diartikan.Niat Anastasya yang ingin meminjam mobil malah tidak punya kesempatan untuk berbicara karena situasi ambigu yang dihadapinya. Anastasya tidak tahu harus berbuat apa saat itu, tiba-tiba Kenneth berjalan menghampirinya dengan wajah berkerut.Kenneth meraih pergelangan tangannya lalu menariknya keluar dari rumah itu sambil berkata. “Kita pergi kesuatu tempat. Ada hal penting.”Anastasya belum sempat berekasi saat Kenneth menariknya keluar dari rumah itu.“Hei...mau kemana?”“Hei...”Brandon dan Keenan berteriak bersamaan menghentikan Kenneth tapi sebelum mereka sempat menghentikan Kenneth, keduanya sudah dihalangi oleh Diego. “Apa kalian sudah lupa dengan masalah yang seharusnya kita tangani? Ada apa dengan kalian ini?”Barulah keduanya
Sontak wajah Emma memucat setelah Rian menceritakan semuanya. Pria itu bahkan menyakinkan semua orang untuk memeriksa CCTV di mall untuk melihat kejadian sebenarnya.Emma mengepalkan tangannya lalu memasang wajah menyedihkan, menatap Keenan. “Bukan…...bukan seperti itu kejadiannya. Mereka ini mengarang cerita sembarangan. Mereka sengaja memfitnahku agar aku terlihat buruk dihadapan kalian.”Keenan menatap sinis Emma sambil mencibir, “Masalah anjing tempo hari juga kau bilang dia memfitnahmu, sekarang pun kau bilang dia memiftnahmu juga. Apakah kau seseorang yang selalu difitnah begitu mudahnya? Bahkan oleh seseorang yang tidak mengenalmu sama sekali?’“Aku----” wajah Emma semakin pucat tak mampu berkata-kata lagi. Sepertinya Keenan lebih membela Anastasya daripada dirinya.“CUKUP! Jangan bicara lagi!” ujar Keenan penuh amarah.“Apa kau lupa jika aku sudah memperingatkanmu! Jangan pernah anggap aku ini orang bodoh yang mudah terperdaya olehmu. Dan untuk kedua kalinya kau menganggapku o
Kenneth masih tak bergeming, hanya menatap Emma dengan dingin. Siapa Anastasya itu? Dia sama sekali tidak mengenal Anastasya dengan baik tapi dia pun tidak percaya sedikitpun dengan ucapan Emma.Jika Emma bukan tunangan Keenan mungkin Kenneth sudah mengusirnya sejak tadi dan tak memberinya peluang untuk bicara.“Kau sadar dengan apa yang kau ucapkan barusan? Kau tidak perlu mendikte bagaimana caraku mengatur asistenku. Dia bekerja untukku dan aku yang berhak.”Sebenarnya Kenneth hendak mengatakan “Anastasya” tapi dengan beberapa pertimbangan dia mengganti ucapannya menjadi “asisten utama”.Mendengar ucapan Kenneth sontak membuat wajah Emma pucat pasi. “Aku…..” dia hendak mengatakan sesuatu tapi tak ada satu kalimat pun yang bisa dia ucapkan.Dia sama sekali tak menyangka jika tak ada satu orangpun di ruangan itu yang membelanya padahal dia tunangan Keenan, setidaknya begitulah yang dia pikir.Yang satu lebih mempercayai asisten utamanya sedangkan yang lain malah lebih menyukai gadis u
Emma melirik kearah Keenan dan menyadari jika tunangannya itu menatapnya bahkan dia langsung memalingkan wajah dan ekspresinya tampak biasa saja. Keenan sama sekali tidak tertarik untuk menyapa Emma.Wanita itupun merasa sakit hati dengan sikap dingin tunangannya dan memaksakan tersenyum. “Ehm….ada hal yang ingin kubicarakan denganmu dan juga Tuan Muda Archilles. Aku tidak tahu jika Keenan juga ada disini.”Keenan mengeryitkan alisnya tak senang dengan ucapan Emma. “Kenapa emangnya kalau aku ada disini? Apa aku tidak boleh berada disini atau kau merasa tidak nyaman melihatku disini? Ada urusan apa kau ingin menemui teman-temanku?” ujar Keenan marah.Dia sangat membenci Emma, setelah melihat kekejaman tunangannya dirumah keluarga Hilman dan dia tak menyangka jika wanita itu ingin melakukan sesuatu pada teman-temannya tanpa sepengetahuannya. Benar-benar wanita sialan dan tak tahu malu! Sepertinya wanita ini perlu diberi pelajaran!Emma yang melihat ekspresi kemarahan diwajah Keenan hany
Tuan Muda Archilles memang memintanya untuk menunggu Anastasya dan mengantarnya pulang. Rian berpikir mungkin saja kelak Anastasya adalah nyonya Archilles, bagaimana mungkin dia membiarkan Nyonya Archilles yang terhormat pulang dengan naik.Anastasya tak berdaya melihat Rian. “Apakah Tuan Archilles yang terhormat tidak sibuk ya sehingga asistennya berada disini?”Rian hanya tertawa canggung dan mengatakan kalau dia memang sedang tidak sibuk. Dia sudah membuat jadwal kerja sementara untuk besok jadi dia bisa mengikuti Anastasya hari ini. Sambil menunggu gadis itu, Rian juga sudah selesai membaca tiga dokumen perusahaan dan mengirimkannya ke email Kenneth.Anastasya tak ingin menunda lagi, dia langsung masuk kedalam mobil. Tapi saat sedang dalam perjalanan, tiba-tiba mobil Rian mogok. Keduanya turun dari mobil dan berdiri disisi jalan saling menatap dan menunggu mobil derek.Rian tidak bisa lagi tersenyum, dia merasa sangat malu. “Nona Tasya, aku pikir mobil derek akan datang setengah ja
Dasar wanita tidak tahu malu! Dia benar-benar pandai memilih orang untuk mencapai tujuannya!’ kesalnya dalam hati.‘Pantas saja si Vera Wong desainer terkenal itu dapat mengenal Anastasya ternyata ini ada hubungannya dengan asisten utama bernama Rian Malik itu. Dia pernah mendengar dari Natasha bahwa Kenneth memiliki hubungan tidak jelas dengan Anastasya tetapi sepertinya Natasha salah paham. Orang yang berhubungan tidak jelas dengan Anastasya itu sebenarnya adalah asisten Kenneth.Emma tersenyum licik, dia ingin tahu bagaimana reaksi Kenneth jika dia tahu bahwa Anastasya berhubungan dengan asisten utamanya itu. Karena Emma sudah menyinggung asisten utama itu maka dia harus mencari cara agar Kenneth memecat asistennya itu. Dan sepertinya Anastasya telah memberinya sebuah ide cemerlang!Emma yang tadinya merasa ketakutan pun kini merasa tenang saat melihat Anastasya bersama asisten itu. Matanya menggelap lalu dia melangkah maju untuk memberi mereka ultimatum. Dia benar-benar tidak dapat
Emma menghampiri Anastasya dengan langkah lebar. Dia tak percaya bagaimana mungkin Anastasya bisa mengenal orang-orang ini? Vera Wong pasti sudah salah mengenali orang. Dia terus menerus memanggil Anastasya dengan sebutan Ana dan Anastasya pasti tahu hal itu karena namanya hampir sama jadi dia memanfaatkan kesempatan itu.“Anastasya!” seru Emma sambil berjalan dan berdiri didepan Anastasya lalu bertanya dengan kasar.“Bukankah kau berasal dari desa? Bagaimana bisa kau mengenal desainer terkenal seperti mereka? Jangan coba-coba menyamar sebagai orang lain ya, kau pikir disini tidak ada orang yang mengenalimu? Dasar udik tak tahu diri!”Tapi saat Anastasya hendak bicara, Vera Wong sudah mendahului. “Nona, apakah menurutmu mataku ini tidak berfungsi dengan baik dan salah mengenali orang? Semua pelanggan diterima di toko kami tapi pelanggan yang tidak sopan dan tidak terdidik seperti anda tidak diterima disini!”Emma menatap Vera Wong dengan tatapan tak percaya. ‘Apakah dia tidak salah de