Anatasya tidak menyangka jika sepasang ibu dan anak itu mau menerimanya apa adanya, namun Anatasya bukan gadis bodoh. Dia tahu jika mereka hanya berpura-pura saja dihadapan semua orang. Tanpa ragu dia pun mengiyakan ajakan Natasha dan tersenyum.
Kedua gadis itu memasuki villa, para tamu yang berada disana tampak berbisik-bisik dan bertanya-tanya tentang Anatasya dan tentang tujuan kehadiran Kenneth disana.
Tapi karena Kenneth sudah hadir disana, mereka pun acuh apapun alasan kedatangan pria itu, kedepannya mereka harus memperlakukan keluarga Archilles dengan lebih baik. Sementara dilantai dua villa “Kak ini kamar tamu, sementara kau bisa menempati kamar ini. Kamarmu belum dibersihkan, setelah pelayan membersihkan kamarmu maka kau bisa pindah ke kamarmu nanti. Semua perlengkapan mandi sudah lengkap, aku akan mengambilkan pakaian untukmu.” ujar Natasha.
“Baiklah.Terimakasih ya.”
“Oh iya, apakah kau tahu cara menggunakan pemanas air? Suhu penghangat air disini stabil jadi kau tak perlu menyetelnya lagi.” Natasha mengingatkan seolah dia berniat baik dan menyembunyikan kelicikannya. Anatasya tidak begitu memperdulikannya, bagaimana mungkin dia tidak tahu cara menggunakan penghangat air? Selama bertahun-tahun dia tinggal di luar negeri dan alat seperti itu sudah biasa dia pakai.
Natasha pergi meninggalkan kamar tamu untuk mengambilkan pakaian untuk Anatasya. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya yang tadi memegang Anatasya. Lalu melemparkan tisu basah itu ke lantai dengan jijik seakan ada virusnya. Gadis jelek itu benar-benar bau sekali! Ucapnya dalam hati. Kenneth tidak akan menyukai gadis bau dan jelek itu, dia membawanya pulang hanyalah kebetulan, batinnya.
...******...
Didalam kamar tamu, Anatasya mandi air panas dengan nyaman. Setelah seminggu terdampar dipulau itu, dia merasa tubuhnya seperti membusuk. Saat air membasahi seluruh tubuhnya, abu hitam dan air lumpur perlahan memudar dan memperlihatkan kulit aslinya yang putih dan halus. Wajahnya yang manis dan imut seperti diselimuti kabut tampak mempesona bak peri. Lima belas menit kemudian, Natasha mengetuk pintu kamar mandinya.
“Kakak! Ini kubawakan gaunmu. Bukalah pintunya, aku ingin memberikan gaun ini padamu. Sepatunya sudah kuletakkan didepan pintu agar bisa kau pakai saat keluar.”
“Baiklah.” jawab Anatasya membuka sedikit celah pintu untuk mengambil gaunnya. Dia tidak peduli tatapan mengejek dimata Natasha, toh dia tahu jika adik tirinya itu tidak tulus.
Natasha sengaja memilihkan salah satu gaun miliknya yang limited edition karya seorang desainer terkenal di Paris, namun setelah dia membelinya ternyata gaun itu tidak muat ditubuhnya. Meskipun model gaun itu sempurna tapi membutuhkan postur tubuh yang sempurna untuk bisa memakainya.
Desainer gaun itu membuat gaun itu sesuai postur tubuh supermodel tanpa memberikan pertimbangan terhadap postur tubuh normal. Siapapun yang memakai gaun itu juga harus memiliki payudara penuh agar terlihat pas. Jika orang biasa yang memakainya akan terlihat gemuk karena tidak memiliki payudara penuh. Potongan bahu gaun itu terbuka lebar dan ukuran pinggang ramping.
Membayangkan Anatasya akan memakai gaun itu membuat Natasha tersenyum puas. Saat Anatasya si gadis jelek itu memakai gaunnya maka semua orang akan mengolok-oloknya. Ah….ini akan sangat memuaskan Natasha dan ibunya untuk mempermalukan Anatasya dihadapan semua tamu. Meskipun gadis desa itu akan memakai gaun termahal sekalipun, dia akan terlihat seperti badut! Natasha semakin senang dan puas hati dengan rencana liciknya. Jika ayahnya menyalahkannya, dia tidak akan takut.
Lagipula dia telah berbaik hati memberikan gaun termahalnya, siapa suruh Anatasya tidak memiliki badan yang sempurna untuk bisa memakai gaun itu? Dia juga sengaja memilihkan sepatu high heel setinggi 10 sentimeter.
Natasha berpikir jika Anatasya memakai sepatu itu dia pasti akan bermasalah, mengingat dia berasal dari pedesaan pastinya tak pernah memaki sepatu high heel seumur hidupnya. Natasha sudah membayangkan jika Anatasya terjungkal saat turun tangga nanti. Dia memuji dirinya sendiri untuk rencana liciknya, dia merasa dirinya sangat pintar.
Natasha menanti-nantikan kehadiran Anatasya dihadapan semua orang dengan gaun itu. Dia ingin membuat semua orang melihat bahwa kakaknya itu adalah seorang pecundang dan tidak pantas jadi kakaknya. “Kakak….aku akan menunggumu dibawah. Jamuan makan malam akan dimulai sebentar lagi. Cepatlah turun setelah selesai berpakaian ya.”
“Baiklah.” terdengar suara Anatasya dari dalam kamar mandi. Saat Natasha mendengar jawabannya, dia langsung pergi. Dia sengaja ingin memulai jamuan makan malam lebih awal agar semua tamu dapat melihat penampilan Anatasya yang jelek dan memalukan. Hanya dengan cara itu dia dapat membuat Kenneth tidak akan pernah tertarik pada Anatasya. Natasha turun kebawah dengan bersenandung kecil, suasana hatinya sangat baik.
Dia sudah melupakan kejadian memalukan yang tadi terjadi dihalaman belakang. Sementara didalam kamar mandi, Anatasya yang sudah menduga bahwa Natasha tidak akan bersikap baik padanya, apalagi memberinya gaun termahal. Anatasya yang seorang desainer tahu ada yang salah dengan gaun itu, dia menemukan peralatan menjahit didalam kamar itu lalu memperbaiki gaun itu.
Setelah selesai menjahit kembali gaun itu, dia mengenakannya lalu berdiri didepan cermin. Mulutnya terbuka melihat penampilannya sangat cocok memakai gaun itu.
Tubuh Anatasya sangat sempurna, tubuhnya tinggi dan ramping dengan bahu dan punggung sempurna. Selama dia terdampar di pulai selama seminggu membuat tulang selangkanya bahkan terlihat lebih jelas. Payudaranya yang padat dan berisi menambah keindahan tubuhnya, kini dia nampak sempurna begitu anggun dan elegan seakan-akan gaun itu dibuat khusus untuk dirinya.
Anatasya tersenyum, dia akan menunjukkan kecantikannya dihadapan semua orang dan membuat para manusia bejat itu terdiam melihatnya. Bukankah dia pulang untuk membalaskan dendamnya? Nah, kesempatan pertamanya malam ini telah terbuka lebar.
Kembali dia memeriksa gaun itu, tapi tidak ada yang salah dengan gaunnya. Anatasya menatap ke cermin sekejap memperhatikan jahitan gaunnya. Gaun itu mementingkan postur tubuh pemakainya, orang yang memakainya harus tinggi, langsing dengan payudara penuh yang padat dan berisi. Jika memiliki lengan, bahu dan punggung tebal tidak akan bisa memakai gaun itu.
Anatasya menyunggingkan senyum, akhirnya dia paham rencana Natasha sebenarnya. Aha! Maaf sekali karena tubuhnya sempurna dan dia rajin berolahraga dan dilahirkan dengan postur tubuh sempurna, dia yakin Natasha akan sangat kecewa saat melihat penampilan Anatasya yang sempurna. Ulah Natasha itu membuat Anatasya sadar jika dia ingin mengetahui sesuatu maka dia harus membuat kacau rumah yang tampak penuh kedamaian itu.
Jika rumah itu kacau maka hal-hal tersembunyi didalamnya pasti akan muncul sendiri. Lalu Anatasya memakai sepatu high heelnya. Setelah memastikan riasan wajah dan penampilannya sempurna, dia pun melangkah keluar kamar. Sepatu itu terlalu tinggi dan akan mudah membuatnya terjatuh jika tidak hati-hati. Dengan penuh percaya diri, Anatasya melangkah, dia tak sabar untuk melihat kekecewaan di wajah manusia bejat itu.
Di lantai bawah, Natasha memulai perjamuan dan ruangan utama tampak terang benderang dengan dekorasi mewah dan indah. Sampanye ada ditangan mereka, para tamu memperhatikan Natasha yang naik keatas panggung untuk memberi ucapan.
Kenneth yang sudah selesai mandi dan bertukar pakaian pun terlihat disana. Pria itu tidak tertarik dengan pesta ulang tahun yang membosankan serta gadis-gadis angkuh. Tapi gadis itu telah menyelamatkan nyawanya jadi dia harus menghargainya dan menunggunya turun untuk menyapanya sebelum dia pergi meninggalkan rumah itu.
Meskipun menurutnya gadis itu agak kasar dan sama sekali tidak memiliki kelembutan tapi dia merasa nyaman. Natasha sudah berdiri dengan angkuh diatas panggung dengan mikrofon ditangannya. Dia melirik kearah Kenneth yang terlihat sangat tampan. Pria itu tidak langsung pergi setelah mandi jadi Natasha pikir Kenneth sengaja berada disana untuknya.
Seorang pria tampan kaya yang hebat dan terhormat sepertinya pasti sengaja pura-pura tidak mengenalnya karena dia malu untuk menunjukkan bahwa pria itu sesuangguhnya menyukainya.
“Selamat malam semua, terimakasih karena sudah hadir di acara ulang tahunku. Aku sangat senang melihat kalian semua bisa hadir malam ini.” ujarnya dengan menatap Kenneth. Pria itu merasa aneh dengan ucapan dan tatapan Natasha padanya. Kenneth heran melihat gadis itu, siapa sebenarnya dia? Setiap kali dia berbicara selalu menatapnya penuh cinta bahkan dia selalu berucap untuk memastikan agar semua orang tahu kehadiran Kenneth di pesta itu.
Selang beberapa menit seorang pelayan mendekati Natasha dan berbisik “Nona, Nona Anatasya sedang berjalan kesini. Apakah ada yang harus kulakukan?”
“Bagus sekali! Nyalakan semua lampu yang berada diatas tangga itu!” ujar Natasha. Dia ingin mempermalukan Anatasya si itik jelek dan bau itu!
“Baiklah, Nona.” jawab si pelayan.
Tak lama, lampu diatas tangga menyala dan menarik perhatian semua orang karena tangga itu sangat terang seperti akan ada pertunjukan.
Natasha semakin bersemangat diatas panggung memegang mikrofon dan berkata “Hari ini adalah hari yang baik. Selain hari ini adalah hari ulang tahunku tapi hari ini juga pertama kalinya kakak tiriku pulang kerumah setelah sepuluh tahun yang lalu dia diculik dan dijual, kami tidak mengetahui keberadaannya. Hari ini kakak tiriku kembali kerumah kami dari pedesaan terpencil dan keluarga kami sangat senang dengan kehadirannya.”
Tiba-tiba terdengar suara derap langkah menuruni tangga. Natasha mencoba menahan senyum sehingga membuat ekspresi wajahnya tampak aneh dan jelek. Tanpa dia sadari dia mengangkat tangannya kearah tangga dan berkata “Mari sambutlah kakak tiriku dengan tepuk tangan yang meriah!”
Para tamu pun bertepuk tangan enggan dan tak antusias karena mereka tidak mengenal Antasya. Jika bukan karena kehadiran Kenneth dan rumah Natasha yang berada di kawasan elit, mereka takkan repot-repot melihat kearah tangga.
Para tamu yang semuanya berasal dari kalangan atas merasa tidak perlu mempedulikan seorang gadis pedesaan. Sementara Anatasya sudah mendengar semua ucapan Natasha, membuatnya semakin semangat untuk segera turun bak seorang putri. Laangkahnya anggun dan elegan.
Natasha yang tak menyadari, bersorak dalam hati karena dia pikir sebentar lagi Anatasya akan mempermalukan dirinya sendiri dihadapan semua orang.
Anatasya menahan semua emosinya, dia mengangkat bagian bawah gaunnya dengan kedua tangan saat menuruni tangga dengan langkah mantap. Dagunya terangkat dan bibirnya melengkung membentuk garis senyum yang manis.Semua orang melihat sepasang kaki mulus dan seputih salju mengenakan sepatu high heel dari desainer terkenal. Jari kakinya kecil dan imut terlihat didepan sepatu yang sedikit terbuka. Pergelangan kakinya ramping dan kulitnya putih mulus tampak bercahaya karena lampu yang terang benderang. Semua orang takjub hanya memandang sepasang kaki itu.Natasha tercengang saat mengetahui bahwa sepasang kaki itu sangat sempurna dan terlihat indah bahkan seperti kaki seorang model. Tanpa sadar dia memperhatikan reaksi para tamu yang hadir. Para pria meneteskan air liurnya, pandangan Natasha beralih ke Kenneth yang menatap sepasang kaki itu dengan mata coklatnya.Hati Natasha resah dan mulai ketakutan jika dia tidak dapat menandingi gadis desa jelek itu! Tapi rasa penasaran Natasha membu
Saat keduanya terlena, tiba-tiba Tuan Danendra muncul “Putriku sayang! Apakah kau baik-baik saja? Maafkan papa yang terlambat menolongmu tetapi tak disangka ternyata Tuan Muda Archilles lebih cepat dariku. Tuan Muda sangat perhatian dan baik padamu.”Nada suara Danendra seperti seorang ayah yang penuh kasih sayang dan perhatian. Ekspresi wajahnya seoleh-oleh dia mempedulikan Anatasya.Natasha yang dibawa ke lantai atas oleh orang-orang disana bahkan tida dipedulikan oleh Danendra. Sikap pria paruh baya itu sangat menarik bai Anatasya, ayahnya itu benar-benar tak berperasaan. Anatasya tidak habis pikir kenapa ibunya yang cantik dan sempurna bisa mendapatkan seorang suami seperti Danendra.Kepulangannya kali ini, dia juga ingin menyelidiki masalah ibunya karena dia melihat banyak hal aneh dengan ayahnya. Pasti ada rahasia yang tidak dia ketahui tentang keluarga ini.“Aku baik-baik saja, papa! Lebih baik papa pergi keatas untuk melihat adikku. Tadi dia pingsan tanpa sebab, mungkin dia m
Natasha tampak kesal dan sedih. Dia meneteskan airmata “Mama…..”“Sayang, kau sudah bangun? Sudahlah jangan menangis ya….” ujar Clarisa dengan hati yang sakit dan tertekan melihat kesedihan putrinya. Melihat Natasha suda sadar maka Danendra merasa bahwa dia tidak perlu berlama-lama disana.“Masih banyak tamu dibawah, aku pergi dulu untuk menemani para tamu. Rapikanlah dirimu dan segera turun ke bawah.”Danendra bergegas pergi tanpa menunggu sepasang ibu dan anak itu berbicara. Dia tidak peduli lagi pada mereka, dia sudah menemukan harta karunnya yang bisa dia manfaatkan untuk kemajuaannya. Begitu pintu tertutup, Natasha langsung meraih bantal dan melemparkannya ke pintu. “Ma, kau lihat papa! Dia tidak peduli padaku! Aku sudah tidak tahan lagi Ma. Aku ingin Anatasya lenyap selamanya.”Mata Clarisa penuh amarah, awalnya pesta ulang tahun putri kesayangannya berjalan sempurna tetapi setelah kemunculan Anatasya, semua perhatian tamu malah jatuh pada gadis itu. Clarisa menarik napas dal
Natasha merapikan dandanannya dengan cepat, suasana hatinya membaik setelah mengetahui jika dia memenangkan kompetisi kopi selebriti itu, Setelah memperhatikan dirinya di cermin lalu dia turun kebawah bersama Clarisa. Saat tiba dilantai bawah, dia mencari keberadaan Kenneth tetapi dia tidak menemukannya dimanapun. Lalu dia mendekati seorang sosialita terkenal yang dekat dengannya “Apakah kau tahu dimana Tuan Muda Archilles?”“Oh! Tuan Muda Archilles sudah pergi.”“Apakah dia mengatakan sesuatu sebelum pergi?” tanya Natasha lagi.Sosialita itu tampak berpikir sejenak “Tadi dia sempat berbicara dengan kakakmu, para pengawalnya mengelilingi mereka jadi aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Tapi percakapan mereka cukup serius.”“Cuku serius? Maksudmu?” tanya Natasha dengan ekspresi wajah yang nampak suram. “Serius bagaimana maksudmu? Apakah mereka terlihat bertengkar?”“Aku tidak tahu. Seperti kubilang tadi, para pengawal mengelilingi mereka jadi aku tidak tahu apa yang me
“Sus, kau telah merawatku bertahun-tahun. Aku masih sedikit bermurah hati padamu mengingat semua pengorbananmu merawatku. Jika kau bersedia membantuku, semua hal yang kau lakukan akan menjadi rahasia dan kedepannya kau tak perlu khawatir tentang apapun lagi. Kapanpun kau membutuhkan uang maka aku akan memberikan padamu. Sekarang pilihan ada padamu, menerima tawaranku atau menolak.”Pengasuh itu memejamkan matanya sekejap lalu menghela napas dalam-dalam. Kedua tawaran Natasha sama-sama berat konsekuensinya, dia tak punya pilihan. Akhirnya pengasuh itupun menerima tawaran Natasha setelah menimbang-nimbang beberapa saat. Sang pengasuh pun pergi meninggalkan villa keluarga Hilman malam itu.Malam pun semakin larut, di kamar Anatasya ternyata dia sudah tertidur namun kewaspadaannya cukup tinggi. Tepat tengah malam dia mendengar suara berderak dari arah jendela kamarnya, gadis itu langsung terbangun tapi tetap diam tak bergerak diatas ranjang.Matanya tajam menoleh kearah jendela kamar. Sam
Malam berlalu dan pagi menyongsong, suasana di villa itu sunyi senyap. “Aaaaaaa…….” tiba-tiba terdengar suara teriakan dari kamar Natasha. Jeritan histeris yang kencang itu menggetarkan seluruh villa dan membangunkan seisinya. Bahkan burung-burung pun kaget dan terbang menjauhi villa itu, apalagi satpam yang berjaga di pintu gerbang pun terlompat dari duduknya.“Ada apa ini?”“Siapa yang berteriak histeris di pagi buta begini, ha?”“Apa yang terjadi?”“Aku juga tidak tahu tapi aku mendengar suara jeritan seseorang meminta tolong. Sepertinya berasal dari kamar dilantai atas.”“Ayo cepat! Sepertinya suara teriakan itu berasal dari kamar Nona Kedua!”Para pelayanpun berlarian menuju kelantai dua. Natasha yang tidak mengunci pintu kamarnya pun membuat para pelayan langsung membuka pintu dan masuk. Mereka melihat Natasha berbaring disamping ranjang dengan tubuhnya yang berkedut-kedut, mulutnya mengeluarkan busa dan wajahnya biru. Dia terlihat seperti akan mati saja. Para pelayan tercen
Seorang pelayan yang memegang pisau langsung menyerahkan pisaunya pada Anatasya. Dengan gerakan cepat Anatasya memejamkan matanya lalu memotong kepala ular itu dengan pisau. Meskipun dia merasa takut tapi dia tak punya pilihan selain membunuh ular itu. Akhirnya ular kobra itupun terbelah dan tak bergerak lagi. Dengan tangan gemetaran Anatasya menjatuhkan ular mati itu kelantai lalu berlari kearah Danendra.“Putriku! Apa kau baik-baik saja?” tanya Danendra memeluk putrinya.“Papa! Aku ketakutan sekali.” ujarnya tersedu-sedu.“Ssssttttt…..sudahlah tenang saja putriku. Kau sudah membunuh ular itu, takkan ada lagi masalah.”“Aku tidak akan merasa takut kalau papa ada bersamaku. Papa jangan pedulikan aku, cepat bawalah adikku ke rumah sakit sekarang. Jika terlambat maka nyawanya tidak akan tertolong. Cepatlah.” Anatasya menunjukkan ekspresi wajah sedih dan bersikap seolah-olah dia terpaksa melepaskan papanya pergi. Hati Danendra meleleh dengan sikap putrinya itu.Baginya Anatasya adalah s
“Ayo kita pergi!”Danendra dan Anastasya pun meninggalkan rumah sakit. Dalam perjalanan menuju rumah keduanya diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. “Papa, sesampainya dirumah pastikan semua pekerja diinterogasi. Hari ini ular itu menggigit adikku, bisa saja besok-besok orang itu akan memasukkan lagi ular kerumah kita untuk menggigit papa dan anggota keluarga kita. Aku tidak mau ada hal buruk yang terjadi pada keluarga kita. Aku tidak tahu bagaimana hidupku tanpa papa.” ujar Anastasya dengan wajah serius. Danendra memikirkan masalah ini dengan wajah serius, jika dia menemukan orang yang telah memasukkan ular itu ke villa, dia tidak akan memaafkan orang itu!Sementara di villa keluarga Hilman. Meskipun Clarisa sedang dihukum tapi ponselnya tidak disita, dengan cepat dia bisa mendapatkan kabar tentang Natasha. Saat mendengar putrinya baik-baik saja, wanita itu menghela napas lega. Tapi saat mengingat jika ular yang menggigit Natasha sengaja dimasukkan oleh seseorang membuat raut wa
Emma melirik kearah Keenan dan menyadari jika tunangannya itu menatapnya bahkan dia langsung memalingkan wajah dan ekspresinya tampak biasa saja. Keenan sama sekali tidak tertarik untuk menyapa Emma.Wanita itupun merasa sakit hati dengan sikap dingin tunangannya dan memaksakan tersenyum. “Ehm….ada hal yang ingin kubicarakan denganmu dan juga Tuan Muda Archilles. Aku tidak tahu jika Keenan juga ada disini.”Keenan mengeryitkan alisnya tak senang dengan ucapan Emma. “Kenapa emangnya kalau aku ada disini? Apa aku tidak boleh berada disini atau kau merasa tidak nyaman melihatku disini? Ada urusan apa kau ingin menemui teman-temanku?” ujar Keenan marah.Dia sangat membenci Emma, setelah melihat kekejaman tunangannya dirumah keluarga Hilman dan dia tak menyangka jika wanita itu ingin melakukan sesuatu pada teman-temannya tanpa sepengetahuannya. Benar-benar wanita sialan dan tak tahu malu! Sepertinya wanita ini perlu diberi pelajaran!Emma yang melihat ekspresi kemarahan diwajah Keenan hany
Tuan Muda Archilles memang memintanya untuk menunggu Anastasya dan mengantarnya pulang. Rian berpikir mungkin saja kelak Anastasya adalah nyonya Archilles, bagaimana mungkin dia membiarkan Nyonya Archilles yang terhormat pulang dengan naik.Anastasya tak berdaya melihat Rian. “Apakah Tuan Archilles yang terhormat tidak sibuk ya sehingga asistennya berada disini?”Rian hanya tertawa canggung dan mengatakan kalau dia memang sedang tidak sibuk. Dia sudah membuat jadwal kerja sementara untuk besok jadi dia bisa mengikuti Anastasya hari ini. Sambil menunggu gadis itu, Rian juga sudah selesai membaca tiga dokumen perusahaan dan mengirimkannya ke email Kenneth.Anastasya tak ingin menunda lagi, dia langsung masuk kedalam mobil. Tapi saat sedang dalam perjalanan, tiba-tiba mobil Rian mogok. Keduanya turun dari mobil dan berdiri disisi jalan saling menatap dan menunggu mobil derek.Rian tidak bisa lagi tersenyum, dia merasa sangat malu. “Nona Tasya, aku pikir mobil derek akan datang setengah j
Tuan Muda Archilles memang memintanya untuk menunggu Anastasya dan mengantarnya pulang. Rian berpikir mungkin saja kelak Anastasya adalah nyonya Archilles, bagaimana mungkin dia membiarkan Nyonya Archilles yang terhormat pulang dengan naik.Anastasya tak berdaya melihat Rian. “Apakah Tuan Archilles yang terhormat tidak sibuk ya sehingga asistennya berada disini?”Rian hanya tertawa canggung dan mengatakan kalau dia memang sedang tidak sibuk. Dia sudah membuat jadwal kerja sementara untuk besok jadi dia bisa mengikuti Anastasya hari ini. Sambil menunggu gadis itu, Rian juga sudah selesai membaca tiga dokumen perusahaan dan mengirimkannya ke email Kenneth.Anastasya tak ingin menunda lagi, dia langsung masuk kedalam mobil. Tapi saat sedang dalam perjalanan, tiba-tiba mobil Rian mogok. Keduanya turun dari mobil dan berdiri disisi jalan saling menatap dan menunggu mobil derek.Rian tidak bisa lagi tersenyum, dia merasa sangat malu. “Nona Tasya, aku pikir mobil derek akan datang setengah j
Emma menghampiri Anastasya dengan langkah lebar. Dia tak percaya bagaimana mungkin Anastasya bisa mengenal orang-orang ini? Vera Wong pasti sudah salah mengenali orang. Dia terus menerus memanggil Anastasya dengan sebutan Ana dan Anastasya pasti tahu hal itu karena namanya hampir sama jadi dia memanfaatkan kesempatan itu.“Anastasya!” seru Emma sambil berjalan dan berdiri didepan Anastasya lalu bertanya dengan kasar.“Bukankah kau berasal dari desa? Bagaimana bisa kau mengenal desainer terkenal seperti mereka? Jangan coba-coba menyamar sebagai orang lain ya, kau pikir disini tidak ada orang yang mengenalimu? Dasar udik tak tahu diri!”Tapi saat Anastasya hendak bicara, Vera Wong sudah mendahului. “Nona, apakah menurutmu mataku ini tidak berfungsi dengan baik dan salah mengenali orang? Semua pelanggan diterima di toko kami tapi pelanggan yang tidak sopan dan tidak terdidik seperti anda tidak diterima disini!”Emma menatap Vera Wong dengan tatapan tak percaya. ‘Apakah dia tidak salah de
Anastasya berjalan kembali masuk kedalam toko, simanajer toko yang melihatnya kembali lagi langsung memelototi pelayan toko yang tampak berdiri dibelakang Anastasya. “Hei kenapa kau kembali lagi dasar pembuat onar! Aku sudah katakan tadi jika kau sengaja mencari masalah disini maka aku akan langsung memanggil polisi.” ujar manajer toko dengan angkuh.“Anastasya, mengapa kau tidak tahu malu, ha? Kau tidak diterima di toko ini! Mengapa kau masih kembali lagi dan mengganggu bisnis orang? Dasar udik tidak tahu malu!” ujar Emma menambahkan sengaja memperkeruh suasana.Tak disangaka disaat bersamaan Vera justru berjalan mendekati Anastasya dengan ekspresi terkejut. “Nona Ana? Apakah ini benar-benar kau? Apakah aku tidak salah orang?”Anastasya pun tak kalah kagetnya.”Apakah ini kau?”Vera mengangguk-angguk dengan senang dan wajahnya berbinar. “Kau benar-benar ingat denganku?”Si manajer toko dan Emma terkejut melihat mereka saling menyapa. ‘Apakah desainer itu mengenal Anastasya?” gumam Emm
“Wah aku tidak menyangka seorang nona besar dari keluarga Sanari yang bermartabat malah dicurigai sebagai pencuri oleh seorang pelayan toko...ckckck….jika sampai ketahuan orang lain, apakah menurutmua semua orang akan tertawa terbahak-bahak? Tetapi itu sih wajar ya jika si pelayan toko salah paham karena kau berasal dari pedesaan. Aku akan membelikan gaun ini untukmu! Pelayan, tagihan gaun ini masukkan saja ke rekeningku.” ujar Emma dengan sinis.Pelayan toko itu juga seorang yang licik, begitu dia mengetahui status Anastasya yang tidak biasa diapun terkejut. Tapi dia melihat sikap permusuhan diantara Emma dan Anastasya lalu si pelayan segera merapikan pakaiannya dan tersenyum. “Nona biar aku bungkuskan pakaian ini untukmu.”Anastasya tidak peduli pada kesombongan Emma. “Tidak perlu. Aku akan membayar sendiri.”Emma sangat membenci Anastasya didalam hatinya karena apa yang telah dikatakan Keenan padanya waktu itu. Melihat Anastasya yang tidak menunjukkan ekspresi baik, Emma pun tak la
“Tetapi…..”“Jangan lama-lama. Ayo cepat!” desak Kenneth tak sabar. Dia lalu keluar dari mobil dan menarik Brandon masuk kedalam mobilnya kemudian mengeluarkan asistennya dari dalam mobil. Anastasya memandang Kenneth dengan curiga.“Kenapa lihat-lihat? Tak bisakah orang lain yang menemanimu belanja? Apakah harus Brandon?”“Bukan begitu…..aku bisa belanja sendiri. Tidak butuh orang lain untuk menemaniku.”Sebelum Anastasya sempat menyelesaikan kalimatnya, kenneth sudah memerintahkan supirnya untuk melajukan mobil. Hembusan angin bertiup, hanya tersisa Anastasya dan asisten Kenneth yang berdiri disampingnya. Raut wajah asisten Kenneth berbeda 180 derajat dengan raut wajah Kenneth. Dia tampak ramah seolah-olah sedang tersenyum.“He he he Nona Anastasya, suatu kehormatan bagiku bisa menemanimu berbelanja. Pakaian apa yang kau suka? Chanel? LV? Gucci atau Prada?”Cahaya mata Anastasya tajam dan dingin, dibawah tatapan Anastasya yang datar suaranya semakin mengecil hampir seperti dengungan
Awalnya Brandon merasa sangat yakin bisa mendekati Anastasya bukan karena latar belakang keluarga Brandon yang kaya tapi karena dia juga memiliki bakat luar biasa. Ketika berada di ketentaraan dia adalah prajurit terbaik dan sekarang dia seorang pebisnis handal yang cukup ditakuti kemampuannya dalam bisnis.Keluarga Bagaskara adalah salah satu dari empat keluarga terpandang di ibukota. Satu ucapannya mampu membuat orang-orang tunduk padanya. Tetapi didepan Anastasya, dia merasa seperti anak kemarin sore. Brandon memaksakan senyum diwajahnya. “Aku mengerti. Tenanglah! Aku tidak akan membiarkan orang lain tahu bahwa namamu adalah Ana. Tetapi bolehkah aku mengenalmu sebagai Anastasya?”Gadis itu merasa ada yang salah dengan pria dihadapannya itu, dia memiringkan kepala dan bertanya. “Apa maksudmu?”Brandon menarik napas dalam-dalam sambil mengumpulkan keberanian. “Nona Anastasya, aku menyukaimu dan aku ingin mengenalmu lebih dekat.”“Kau….” Anastasya tertegun sejenak.Wajah Brandon pun m
Namun sang sutradara tak menyangka sama sekali saat kamera diarahkan, ekspresi lembut dan kasih sayang dimata Kenneth tampak nyata seolah-olah dia memang sangat mengagumi Anastasya dan begitu mencintainya. “Cut!: seru sutradara berjalan keluar dari belakang monitor dengan ekspresi sangat puas sambil bertepuk tangan.“Kemampuan akting nona Tasya didepan kamera sangat mengejutkanku tapi aku sama sekali tidak menyangka ternyata kemampuan akting Tuan muda Archilles bahkan lebih menakjubkan! Kalian berdua sangat berbakat. Sayang sekali jika kalian tidak menjadi aktris film….”Kenneth tidak tahu harus berkata apa, keterampilan akting apa? Bukankah barusan dia hanya menyesap kopi dan menatap Anastasya saja?Bahkan tidak ada plot percakapan sama sekali. Akting macam apa itu? Tetapi karena sutradara itu memujinya jadi dia tidak mengatakan apapun. “Jadi syutingnya sudah selesai?” tanya Kenneth setelah diam sejenak. Sutradara menjawab dengan anggukan kepaala.“Sudah selesai, syutingnya selesai.