Share

Bab 157: Perlahan Cinta Itu Datang

Sepanjang perjalanan hingga berjam-jam dari Soetta, Gibran diam-diam malah berterima kasih, Celica benar-benar telaten merawat Dyan.

Gibran tentu saja membiarkan saja keduanya, yang seakan tak terpisahkan. Baik Gibran dan Celica tak pernah banyak bicara sepanjang perjalanan.

Gibran malah lebih akrab bicara dengan pramugari dan kadang dengan pilot dan co pilot. Tanpa Gibran sadari, Celica kadang menatapnya tajam, ketika melihat pemuda ini tertawa-tawa dengan pramugari cantik ini.

Begitu sampai di Amsterdam, mereka langsung singgah di apartemen mewah yang di sewa Gibran selama mereka di Belanda.

Mereka memutuskan beristirahat sejenak, apalagi terlihat Dyan kecapekan, sehingga pemuda malang ini lebih banyak memejamkan matanya.

Kadang Gibran menggendong keponakannya, kalau mau mandi atau beraktivitas lainnya, kondisi Dyan kalau sudah capek langsung nge-drop.

Tubuh Dyan pun kurus, kini dia tak berselera makan, sehingga Gibran trenyuh sekali saat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status